Love Scenario [END-COMPLETE]

By Velova95

561K 33.9K 2.1K

DEWASA MUDA 21++ SEBAGIAN CERITA DIPRIVASI FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA! Sinopsis: Keynal psikopat yang bucin ba... More

PROLOG
Intro: the beginning
SATU: VERANDA
DUA: KEYNAL
TIGA: B o y f r i e n d
EMPAT: T a k e n
LIMA: A l l N i g h t
ENAM: B y M y S i d e
TUJUH: C o m p l i c a t e d
DELAPAN: D r e a m c a t c h e r
SEMBILAN: E u p h o r i a (21+)
SEPULUH: Drama Kotor
SEBELAS: F a l l i n g i n L o v e
DUA BELAS: G a m e O v e r
TIGA BELAS: H o r m o n e s (20+)
EMPAT BELAS: i l l u s i o n
ENAM BELAS: L o v e M a z e
TUJUH BELAS: Kemah Rasa Bulan Madu
DELAPAN BELAS: Berkemah 2
SEMBILAN BELAS: Killing Me
DUA PULUH: Nevermind
DUA SATU: 3 Hati 1 Cinta
DUA DUA: Garis Kematian
DUA TIGA: Other People
DUA EMPAT: Please give me one more Chance
DUA LIMA: Pertenakan Cinta
DUA ENAM: Love and secrets
DUA TUJUH: Dia atau Aku
DUA DELAPAN: Reverse
DUA SEMBILAN: Nikmat Dosa Terindah
TIGA PULUH: BACKSTREET(?)
TIGA SATU: Stay With You
TIGA DUA: Mba Leo dan Bang Capricorn
TIGA TIGA: Depression ! ! !
TIGA EMPAT: Pembunuhan, Misteri Kematian!
TIGA LIMA: Veranda Hamil?
TIGA ENAM: Psikopat dan Pembunuh Berantai
TIGA TUJUH: Rahasia Jessica Veranda
TIGA DELAPAN: 'Cause I'm Yours
TIGA SEMBILAN: Terdampar di Pulau Misterius
40. Darah, Keringat dan Air mata
EMPAT PULUH: Rumah Angker di Hutan Belantara
EMPAT SATU: Lukisan Tua Yang Hidup
EMPAT DUA
EMPAT TIGA: Threesome
EMPAT EMPAT : Can I get to your soul?
EMPAT LIMA: Love and Relationship
EMPAT ENAM: Menuju Akhir
EMPAT TUJUH:
EMPAT DELAPAN: Dia pergi
Epilog: LOVE IS NOT OVER

LIMA BELAS: J a m a i s V u

8.3K 720 38
By Velova95

🚫WARNING 17+🚫

Gue rasa tim venal udah pada gugur banyak yang pensiun dadakan. Dan bentar lagi mendekati kepunahan.

Cinta Tak Harus Memiliki

🍓🍓🍓🍓

DI SEKOLAH...

Hidup mati, hitam putih, benar salah, suka duka, naik turun, gelap terang, menang kalah, sedih bahagia, tetap bersyukur, ya begitulah dunia.

Pada saat jam istirahat kedua Keynal memilih tiduran di bangku pojok belakang ruang kelas. Dengan keadaan tangannya yang masih diperban.

“Sayang aaa... gimana enak?” Tanya Veranda.

Alif mengangguk. Di depan sana Veranda menyuapi Alif dengan penuh kasih sayang. Dan Keynal diam-diam memperhatikan keduanya dari kejauhan. Keynal yang melihatnya merasa cemburu namun ia berusaha untuk tetap tenang, dia hanya bisa diam tak bersuara.

Melihat mereka bermesraan tepat di depan mata. Entah sengaja atau tidak, hari ini untuk pertama kalinya Veranda datang ke kelasnya. Hanya untuk menemani Alif makan siang. Tapi, apa dayanya? Mereka saling mencintai ...

Peraasaanya semakin hancur saat melihat mereka berciuman... Veranda sengaja melumat bibir Alif hanya untuk membuat Keynal cemburu. Kedua bibir itu menyatu. Tidak puas hanya sekedar menempel Veranda sudah berani menggigit bibir bawah Alif lidah mereka saling membelit.

Alif berusaha menyeimbangi lidah nakal kekasihnya. Mereka bercumbu sangat mesra, sungguh sangat menyayat hati. Sakit sekali begitu yang dirasakan Keynal. Suasana kelas yang sepi hanya ada mereka bertiga di kelas ini. Membuat keduanya semakin seluasa untuk bercumbu.

Mereka menganggap Keynal seolah makhluk astral yang tak kasat mata. Alif dan Veranda duduk saling berhadapan dengan bibir yang masih saling menyatu. Alif mulai mengecap bibir Veranda dengan perlahan, menikmati rasa bibir Veranda. Saliva panas saling berpindah di antara mulut keduanya.

Pemandangan itu membuat tangan Keynal makin terasa sakit. Cinta itu gila. Cinta berhasil mengubah gadis lembut seperti Veranda menjadi liar dan nakal.

Krek... ! !

Tiba-tiba terdengar bunyi pintu kelas dibuka oleh seseorang.

“Key..!!

“Emm maaf.” Ucap Naomi saat ia sengaja melihat Veranda dan Alif yang tengah bercumbu panas.

Refleks ciuman mereka terlepas. Dengan canggung Naomi berjalan melewati kedua sepasang kekasih tersebut. Saat melewati bangku mereka diam-diam Naomi melirik ke arah Alif, cowok itu terlihat datar. Sepertinya ia sangat terganggu dengan kedatangan Naomi, yang secara tiba-tiba telah merusak moment manis bersama Veranda.

Naomi menghela napas sedikit ada rasa sakit di hatinya. Melihat tadi bagaimana Alif mencium Veranda di depan matanya. Alif selalu bersikap manis di depan Veranda. Tapi, dengan dirinya ia selalu bersikap dingin dan cuek. Naomi menahan perasaan mencoba melupakan apa yang ada.

Dengan perlahan Naomi berjalan mendekati Keynal dan duduk di sampingnya. “Sekarang cuma tangan kamu yang patah, besok mungkin leher kamu yang patah.” Naomi berkata dengan sinisnya. Keynal tersenyum kecut mendengarnya.

Keynal menatap jam tangannya. Dengan gerakan pelan sengaja agar tidak ada yang tahu, dia mengambil botol obat dari saku jas almamaternya dan mengambilnya sebutir obat antidepresan atau antipsikotik (obat penenang).

Naomi segera merebut obat yang dipegang Keynal. “Nggak usah ketergantungan sama obat kayak gini lagi!”

“Nggak bisa Mi.” Keynal tersenyum lemah. “Gue nggak akan tenang kalo nggak minum itu.”

“Jangan lagi, please!” Naomi memohon pada Keynal. “Kalo ada apa-apa tinggal ngomong sama gue kan, gue nggak mau liat lu sampe minum obat ginian lagi, ngerti?” Keynal mengangguk. Ia menarik Naomi kepelukannya.

“Berikan ponsel lo!” Ucap Naomi dingin seraya melepas pelukan Keynal.

“Buat apa?” Tanya Keynal, menautkan kedua alisnya, dia benar-benar bingung.

“Gausah banyak tanya dan membantah. Cepat siniin ponsel lo” Balas Naomi dingin

“Gue enggak mau.” Tampik Keynal dengan raut wajah memohon.

“Gak ada penolakan!” Perintah Naomi dengan raut wajah yang sangat dingin.

Dengan pasrah Keynal akhirnya membuka lockscreen ponselnya dan menyerahkannya pada Naomi. Gadis itu tersenyum smirk ia tahu Keynal tak akan pernah menolak perintahnya. Apa yang dikatakan Naomi, Keynal pasti dengan senang hati melakukannya. Keynal lemah akan sahabatnya itu.

Naomi membuka ponsel Keynal. Matanya dibuat melotot, dia shock melihat banyaknya koleksi video syur dan film-film dewasa di ponsel Keynal. Keynal meringis melihat ekspresi Naomi yang seperti menahan amarah. Tanpa berpikir panjang Naomi menformat kartu sd ponsel Keynal. Dia mengosongkan semua file di memory ponsel cowok itu.

“Nih..!!” Naomi mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya. Karena merasa perasaan Keynal segera memeriksa ponselnya. Ketika dibuka, ponsel miliknya sudah kembali ke setelan pabrik. Semua data ponselnya terhapus sepenuhnya.


WTF!

Keynal mengumpat dalam hati ia mengutuk Naomi. Gadis itu telah merasak kesenangan duniawinya.

“Mulai sekarang stop zina mata.”

*Srekk..!!

Veranda bangkit dari tempat duduknya. Tanpa mengatakan apapun Veranda pergi begitu saja.

🍓🍓🍓🍓

Malam hari, Keynal tampak berdiri mondar mandir di depan kamar Veranda.

Cklekk.. !!

Veranda membuka pintu ia terlihat menyeret sebuah koper berukuran sedang.

“Ve? Apa yang kamu lakukan untuk apa membawa pakaian sebanyak ini kamu mau kemana?” Tanya Keynal dengan cemas.

“Gue udah putuskan mulai hari ini gue nggak akan tinggal di villa lagi.” Ucap Veranda dingin ia berjalan melewati Keynal begitu saja.

“What do you mean?” Keynal menarik pergelangan tangan kiri Veranda.

“Malam ini juga gue akan ke Bali ngusul kedua orang tua gue.” Veranda menghempas tangan Keynal dan berlalu pergi.

Keynal mengejar Veranda yang tengah berjalan ke arah tangga. Keynal berhasil menarik lengan Veranda dengan cepat, Keynal membalik tubuh Veranda untuk menatapnya. Rahang Keynal mengeras, bibirnya mengetat, matanya menyorot tajam ke arah Veranda.


“Sampai kapanpun aku tidak akan membiarkan kamu pergi. Kamu tidak akan pernah lolos dari tempat ini.” Desis Keynal seraya menggertakan giginya. Ia mencengkeram dagu Veranda.

“Key, lepas! Kau menyakitiku!” Ucapnya sambil menangis. Tapi Keynal bersikap apatis dengan jerit tangis Veranda.

Keynal menjambak rambut Veranda lalu menariknya. Ia menyeret Veranda yang berjalan terseok-seok. Veranda menahan air mata ketika tubuh halusnya di seret secara paksa menuruni undakan anak tangga dua-dua sekaligus. Luka yang mahasakit membuat Veranda meneteskan air mata.

*BRAKKK..!!

Keynal mendorong pintu kamarnya menggunakan kaki kanan. Cowok bersurai hitam itu menghempaskan tubuh ringkih gadis cantik bermanik coklat, ke dalam kamar lalu menguncinya. Keynal menjadi seperti ini sebab ia memiliki trauma yang besar di masa lalunya.

🍓🍓🍓🍓

Keynal PoV

Aku tersesat,

mencoba mencari jawaban.

Di dunia sekitarku

Aku menjadi gila

Setiap hari, setiap malam.

Aku harap kamu satu-satunya yang memahamiku. Aku bisa membuatnya lebih baik. Aku bisa memelukmu lebih erat. Melewati pagi. Karena kamu adalah cahaya.

Aku hampir kehilanganmu.Tapi aku tidak bisa melupakanmu.
Karena kamu adalah alasan aku bertahan.

Kamu selalu ada saat aku menangis. Aku ada untukmu, tapi lalu kehilangan pikiranku. Aku tahu telah menghancurkannya, tapi aku berjanji. Ini salah dan aku bisa membuatnya terasa benar.

Aku menjadi pahlawan di dunia ini. Jeritan kencang yang mencariku. Setiap hari, di mana saja. Tapi, ini semua adalah tentang menuju kamu. Ini adalah jawaban untuk perjalananku.

Sedikit tinggi daripada aku sebelumnya.
Semua ini untuk kembali padamu.
Sekarang aku melebarkan peta untuk memanggilmu.

Aku tidak ingin mendengar suara orang lain. Aromamu masih menembus dan menghancurkan ku. Ayo kembali ke saat itu.

Sayang aku tahu.
Aku bisa membuatnya lebih baik.
Aku bisa memelukmu lebih erat.
Semua jalanan itu.
Semua mengarah kepadamu.

Semuanya tidak berguna.
Semuanya kecuali kamu.
Sentuh aku seperti saat itu.

Malam abadi tanpa akhir di pandanganku ini. Adalah kamu yang memberiku hadiah di pagi hari. Bisakah sekarang aku mengenggam tangan itu?

Aku akan mengubah duniamu.
Baiklah, aku bisa membuatnya terasa benar. Kamu masih cantik. Pegang aku diam-diam. Seperti yang kamu lakukan saat itu.

Alasan aku bertahan di neraka ini. Adalah untukmu, bukan untukku.

Jika kamu tahu, jangan ragu dan selamatkan hidupku. Aku haus, berkeliaran di gurun ini tanpamu. Jadi cepat dan tangkaplah aku segera. Aku tahu, laut tanpamu sama saja seperti gurun.

Semuanya tidak berguna
Kecuali kamu. Jadi mari kita bersenang senang sebelum aku mati.

🍓🍓🍓🍓

Veranda PoV

Aku meringkuk di sudut ruangan sambil memeluk lututku. Aku menangis. Aku lelah, kesakitan dan aku ketakutan. Bibirku terasa kelu. Tubuhku bergetar hebat keringat dingin mengucur deras membasahi tubuhku sedari tadi.

“Hiks...!”

Aku rasa, aku akan gila sebentar lagi. Rasanya aku ingin mati saja. Tubuhku yang lemah bahkan tidak mempunyai tenaga hanya untuk sekedar berdiri. Tubuhku sakit, terasa ngilu dimana-mana. Aku tidak tahu apa yang harus aku perbuat dengan keadaan lemah seperti ini. Tenagaku sudah terkuras habis karena terlalu banyak memberontak. Aku menggigit bibirku.

Pikiranku melayang mengingat kejadian semalam, dimana aku diperkosa dan diperlakukan dengan sadis oleh cowok yang menjabat sebagai pembantuku. Dia memperlakukanku seolah-olah aku tidak mempunyai harga diri. Aku masih mengingat dengan jelas bagaimana pelayanku itu memperlakukanku dengan kasar. Sangat kasar.

Tanpa ampun menyetubuhiku.  Tanpa mengasihani diriku yang sudah sangat kesakitan. Badanku terasa remuk. Dipaksa memuaskannya dan aku memberontak habis-habisan, malah membuat cowok itu semakin sadis memperkosaku.

Aku merasa hidupku sudah tidak berguna lagi sekarang. Aku tak punya apa-apa lagi yang patut di jaga. Harga diri pun sudah tidak punya. Aku merasa diriku tidak ada bedanya dengan para pelacur-pelacur diluar sana. Aku tak menyangka keperawananku kembali direbut dengan cara seperti ini. Dan yang aku sesalkan adalah Keynal sendiri yang merebut keperawananku secara paksa.

Yang menjadi pertanyaanku sedari tadi adalah, kenapa Keynal tega melakukan ini padaku? Dia bilang jika dia sangat mencintaiku lantas mengapa?

🍓🍓🍓🍓

*KRIETT..!!

Tubuhku menegang saat mendengar suara pintu yang terbuka. Tanpa aku melihat siapa yang datang, pun aku tahu, persis suara langkah kaki itu mendekat ke arahku. Aku semakin menundukkan kepalaku. Air mataku semakin deras mengalir.

“Berhentilah menangis.”

Bulu kudukku seketika meremang. Saat mendengar suara yang penuh intimidasi itu menyapu gendang telingaku.  Aku melirik ujung sandal milik cowok di depanku yang tepat berada di dekat kakiku.

“Hiks...”

Aku tahu aku baru saja melakukan kesalahan besar. Seharusnya aku menahan suara tangisanku. Aku menggigit bibirku takut.

“Akkhh..!!” Aku terlonjak kaget saat tiba-tiba dia menarik rambutku kuat, memaksaku untuk berdiri. Aku memegangi tangan Keynal yang menjambak rambutku. “K-Keynal ... a-ampun hiks...”

Selama hampir dua minggu belakangan ini, Keynal berubah seratus delapan puluh derajat. Keynal yang awalnya baik hati dan tidak mau menyakitiku.
Sekarang berubah menjadi laki-laki yang mengerikan. Dia sadis. Dia kasar. Keynal bahkan menyekapku di kamarnya. Mengurungku di kamar bagaikan binatang peliharaan.

Memperlakukannya semena-mena, menyiksaku dan yang paling parah Keynal menjadikan diriku sebagai mesin bercintanya. Keynal akan menyetubuhiku kapanpun dia mau hingga aku tidak berdaya, hingga ia merasa puas.

Tidak ada ampun bagiku. Aku sudah melawan sekuat tenaga, tapi itu selalu berakhir sia-sia. Semakin aku memberontak, semakin sadis pula Keynal menyiksaku.

“Ku bilang berhenti menangis dan tutup mulutmu itu!”

Mematikan. Tatapan mata Keynal sungguh mematikan. Bahkan aku bisa dibuat tidak berdaya hanya dengan tatapan mata tajamnya itu. Keynal melepaskan tangannya dari rambut ku secara kasar. Dia mendorong tubuhku hingga punggungku membentur tembok. Aku meringis.

Tapi, aku menggigit bibirku kuat. Agar suara ringisanku tidak terdengar. Keynal menempelkan telapak tangannya di dinding, mengurungku di antara kedua tangannya.

“Lepaskan semua bajumu.”

Keynal menyeringai. Matanya tak lepas memandangi wajahku yang penuh dengan air mata. Wajah ketakutanku adalah pemandangan terindah baginya.

“A-apa?” Jelas aku ketakutan.

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku, tak sadar bahwa tingkahku itu malah membuat Keynal ingin menerkamku sekarang juga.

“Aku tidak suka mengulangi perkataanku.”

Seolah tak peduli, Keynal semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku bersumpah aku ingin sekali melarikan diri tapi, aku sadar aku tidak bisa melakukan apa-apa.

“Dan aku tidak suka menunggu.” Lanjut Keynal penuh penekanan.

“A-aku...” Aku menunduk, tak berani menatapnya.

“Aku hitung sampai tiga.” Tubuhku bergetar. Aku mengepalkan tanganku lalu meremas-remas jari-jariku kalut.


“Satu,”

Aku menggigit bibirku

Air mataku kembali menetes

Aku ingin mati saja sekarang.

“A-aku mohon...”

“Dua..”

Tanpa pikir panjang, aku melepaskan kemeja Keynal yang aku pakai sejak tadi malam dan melempar kemeja itu ke sembarang arah. Aku menyilangkan kedua tangan di depan dada cepat, mencoba menutupi tubuhku yang kini hanya memakai pakaian dalam saja.

Wajahku bersemu merah. Tentu saja aku merasa malu. Padahal baru semalam Keynal bahkan melihat tubuhku yang telanjang tanpa sehelai benangpun. Ditatap lapar oleh Keynal yang kini menyeringai, membuat tubuhku bergetar hebat.

“Ku bilang semuanya.”

Aku menelan salivanku dengan susah payah. Cowok ini gila! Teriakku dalam hati. Aku menggerak-gerakkan bola mataku gelisah. Dengan gerakan sepelan mungkin, aku mulai meraih bra-ku, kemudian melepaskannya dari dadaku dengan hati-hati. Aku melakukan hal sama pada pakaian dalamku yang lain.

Aku menundukkan kepalaku dalam. Aku memeluk tubuhku sendiri yang telanjang. Sungguh aku merasa sangat malu. Keynal menyeringai. Aku takut, sangat takut Tuhan tolong aku.

🍓🍓🍓🍓

Author POV

Darah Keynal berdesir hebat saat melihat tubuh polos tanpa sehelai benang. Terpampang jelas di depan matanya. Rasanya ia ingin mencicipi tubuh itu lagi, mencetak beberapa tanda kepemilikannya di sana. Dan masih terlihat bekas dari aktivitas panas mereka semalam.

Beberapa bilur di tubuh Veranda dan kissmark dimana-mana menandakan bahwa tubuh itu adalah miliknya. Keynal memperhatikan tubuh Ve sekali lagi. Ia menahan nafsunya dengan sekuat tenaga. Jangan sampai ia lepas kendali dan tubuh Veranda akan berakhir di atas tempat tidur dengan keadaan tidak berdaya.

Ve pasti masih merasa kesakitan mengingat betapa kejamnya ia semalam 'mengerjai' tubuh Veranda habis-habisan. Dengan gerakan cepat, Keynal menarik lengan Ve dan menyeret Veranda menuju kamar mandi.

“Segeralah mandi dan bersihkan tubuhmu itu.” Keynal mendorong punggung Ve secara kasar.

Ia menutup pintu kamar mandi itu, lalu berjalan keluar kamar. Keynal kini sedang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.  Menatanya di meja makan dengan rapi, lalu membawa nampan berisi makanan dan minuman ke dalam kamarnya.


Keynal meletakkan nampan itu di atas meja yang berada di sebelah tempat tidurnya. Keynal lalu berjalan menuju lemari yang ada di pojok kamar. Keynal membuka laci yang ada didalam lemari itu, lalu mengeluarkan beberapa utas tali dari sana.

Ia berjalan menuju tempat tidur. Keynal melirik ke arah kamar mandi sekilas. Ini bahkan sudah hampir 30 menit berlalu tapi Ve belum keluar juga dari kamar mandi. Keynal mendengus. Ia berjalan mendekati kamar mandi, meraih knop pintu dan mengernyitkan dahinya saat tersadar pintu itu terkunci.

Oh~ ternyata Veranda sudah berani melawannya.


“JESSICA VERANDA, KELUAR!!!” Teriaknya keras. Namun tak ada sahutan dari dalam. “Ku bilang keluar sekarang juga!” Sialan. Ve berani sekali memancing emosinya.

*BRAKKK..!!

Keynal menendang pintu itu dengan keras. Darah sudah naik ke ubun-ubun kepalanya.

“YA! KELUAR!”

“Ku bilang keluar sekarang juga atau aku akan mengikatmu dalam keadaan telanjang!” Seru Keynal keras.

Keynal memang selalu frontal dan sarkas di waktu-waktu tertentu. Tak pernah berpikir sebelum mengatakan sesuatu. Detik berikutnya, pintu terbuka dan Keynal mendengus kasar. Veranda terlihat menundukkan kepalanya dengan tubuh dan rambut yang masih basah.

Dengan cepat, Keynal menarik rambut Ve kuat dan mendongakkan wajah Veranda secara paksa. “Kau membuat kesabaranku habis, Sayang.”

“L-lepaskan...hiks...” Ve menggigit bibirnya kuat. Ia sungguh merasa kesakitan.

Menerima kekerasan dari Keynal setiap hari sungguh menguras energinya. Keynal tampak tak peduli. Ia menarik rambut Veranda dan membanting tubuh telanjang Ve di atas tempat tidur. Veranda kembali menangis.

“A-apa kau akan m-menghukumku?”

“Percayalah padaku, aku sangat ingin melakukannya.” Keynal menyeringai, kemudian berjalan menuju pintu, menguncinya dan menarik kuncinya dari sana. “Berhenti menangis, dan pakai baju itu.”

Keynal menunjuk sebuah kemeja yang ia letakkan di atas tempat tidur dengan dagunya. Ia berjalan memasuki kamar mandi. “Dan tetap ditempatmu.”

Ve semakin menangis saat Keynal sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi. Ia meraih kemeja itu sambil sesenggukan. Kemeja milik Keynal adalah baju sehari-harinya selama ia tinggal di kamar ini.

Kemeja berlengan panjang yang terlalu besar ditubuh Veranda dan Keynal memaksanya untuk memakai itu. Karena kemeja yang kedodoran, Keynal bakhan tidak memperbolehkannya memakai celana.

Cukup kemeja itu saja yang menempel di tubuh Ve. Paha mulusnya selalu terekspos dan Keynal mengatakan sangat menyukai itu. Dan Veranda sama sekali tidak bisa membantahnya. Setelah selesai memakai baju, Ve memperhatikan beberapa tali yang diletakkan Keynal di atas meja, tepat di sebelah nampan yang berisi makanan dan minuman.

Kalian tahu kenapa ada tali disana? Tentu saja untuk mengikatnya. Keynal selalu mengikatnya di kamar kalau dia pergi sekolah. Itu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu Veranda melarikan diri atau bahkan melakukan hal bodoh seperti membunuh dirinya sendiri.

Keynal sudah memikirkan segalanya dan tak mau mengambil resiko jika Ve mati konyol. Nampan berisi makanan dan minuman itu adalah untuk makan siangnya nanti. Keynal yang kejam dengan sadisnya menyuruh Veranda harus menghabiskan makanan itu walaupun dia tahu Ve sedang terikat.

Keynal tidak peduli dengan cara apa Veranda harus makan, tapi makanan itu harus habis saat dia pulang sekolah. Tak heran jika Ve sering mendapat tamparan atau bahkan pukulan dari Keynal jika makanan itu masih bersisa.

Veranda harus dengan terpaksa memakan, makanan itu dengan mulutnya secara langsung, persis seperti anjing. Tangannya diikat di belakang punggungnya dan talinya diikatkan lagi di kaki ranjang. Itu membuat pergerakan Ve terbatas.

Ia hanya bisa bergerak beberapa sentimeter saja, dan itu hanya untuk memakan makanannya yang sengaja diletakkan Keynal di pinggir meja. Gelas besar yang berisi air putih juga disediakan Keynal di pinggir meja. Lengkap dengan sedotan di dalamnya. Itu untuk memudahkan Veranda minum tanpa harus bergerak banyak.

Ve naik ke atas tempat tidur dan ia memeluk kedua lututnya, ia kembali menangis memikirkan nasibnya yang sangat menyedihkan. Berakhir mengenaskan di tangan anak pembantunya sendiri, hal yang tak pernah terpikirkan oleh Veranda sebelumnya. Kemana Keynal nya yang dulu?

Saat pertama mereka bertemu cowok itu sangat lembut dan sabar menghadapi sikap Veranda yang keras kepala. 20 menit berlalu dan Keynal keluar dari kamar mandi.

“Hentikan air matamu atau aku akan berbuat kasar.”

Ve dengan segera menghentikan tangisnya, saat mata Keynal menatap tajam ke arahnya. Keynal berjalan ke arah lemari, mengambil seragam sekolahnya seperti biasa dan memakainya di depan Veranda. Begitu saja tanpa merasa malu sedikitpun.

Ve hanya menundukkan kepalanya saat Keynal memakai bajunya, ia tak mau melihatnya. Setelah selesai memakai jas almamater sekolahnya. Keynal tiba-tiba menarik lengan Ve secara kasar, membuat Ve terlonjak kaget. Keynal menyeret Veranda untuk berjalan mengikutinya, membuka kunci pintu dan membawa Ve menuju ruang makan.

“Duduk.” Keynal datar memerintahkan Veranda untuk duduk di kursi.


“Aku akan mencongkel matamu kalau kau tidak berhenti menangis.” Ve dengan cepat segera menghapus air matanya dengan punggung tangannya.

“Ambil makananmu.”

Veranda lagi-lagi hanya bisa menurut. Ia meraih piringnya dengan hati-hati, sekuat tenaga menahan tangisnya. Keynal hanya memperhatikan Ve dengan diam.

🍓🍓🍓🍓

Veranda terpaksa mengikuti langkah besar Keynal yang menyeretnya menuju kamar. Setelah selesai sarapan, Keynal menarik Ve untuk membawanya ke kamar. Tanpa mengatakan apapun, Keynal menghempaskan tubuh Veranda di tepi ranjang, dan dengan cepat. Ia meraih tali yang sebelumnya ia letakkan di atas tempat tidur.

Keynal meraih kedua tangan Ve dan menariknya ke belakang punggung Veranda. Ia melilitkan tali itu beberapa kali di pergelangan tangan Ve dan mengikatnya dengan sangat erat.
Sisa ujung tali tersebut Keynal tarik dan ia ikatkan di kepala ranjang. Setelah selesai mengikat Veranda, Keynal menarik dagu Ve untuk mendongak menatapnya.

“Aku akan berangkat ke sekolah. Jangan nakal.”

Setelah mengucapkan itu, Keynal langsung meraup bibir manis Veranda, melumatnya dan sesekali menggigitnya.

“Habiskan makananmu kalau kau tidak mau merasakan hukuman dariku.”

Ve mangangguk pelan, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Keynal tersenyum tipis sembari mengelus kepalanya lembut. Setelah itu dia beranjak dari hadapan Veranda. Keynal keluar dari kamar dan mengunci pintunya dari luar. Tak beberapa lama kemudian, tangis Ve pecah. Ia sudah pasrah selama tinggal bersama Keynal.

Apa yang bisa ia lakukan sekarang? Veranda hanya bisa menunggu Keynal pulang sore nanti dan menjalani hidupnya yang penuh dengan penderitaan hingga hari hari berikutnya.

-TBC

Menurut kalian Keynal ini Badboy atau Goodboy comment di bawah. Terima kasih yang sudah berkenan membaca^^

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 27.3K 49
Dia (Defran Arie Olvio) menculikku dan memaksaku menandatangani surat perjanjian yang isinyapun aku tak tahu dan dia juga memaksaku untuk menikah d...
979K 51.6K 40
Bagaimana jika kalian sudah dijodohkan dengan seorang mafia? Tidak tidak, bukan cowonya yang seorang mafia, tapi cewenya. Tidak selesai sampai di si...
2.4M 108K 31
"Satu-satunya alesan aku menutup diri adalah karena hanya untuk keselamatan anak -anakku, dan kamu seenaknya mengklaim bahwa aku adalah milikmu. Yan...
8.9M 324K 60
Laurentine Diandra Kusuma atau yang kerap disapa Aren adalah seorang gadis remaja yang hanya hidup berdua dengan kakak laki-lakinya yang bernama Vlar...