THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

601K 44.8K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

LOST IN THE DEEP BLUE

3.2K 344 38
By gazella05ezra

...

William merasakan tubuhnya semakin sulit bergerak dalam jaring itu. Sementara tekanan air bertambah buruk ketika ia terus saja tenggelam tanpa dapat melakukan apapun.

Pria itu mencoba sedikit lebih tenang. Pikirannya tak henti mencari ide agar bisa keluar dari benda itu, atau paling tidak berhenti tersengat. Ia memandang ke sekitar, namun tak ada yang bisa dilihat selain pekatnya warna biru lautan dan beberapa ikan kecil berwajah mengerikan yang sesekali lewat. Muncul dan menghilang seperti serangga yang berkeliaran di sebuah pekarangan.

Ia tak tahu apa yang ada dalam diri Alexa. Wanita itu lebih brutal dari yang ia bayangkan. William tak percaya orang yang pernah mengisi hatinya tersebut akan tega melakukan hal sejauh ini.

'Shitt!'

William bersumpah akan menjauhi gadis itu seperti kata neneknya jika ia tahu kalau hubungan manis yang mereka jalin hanyalah kebohongan untuk mempelajari kondisi dirinya yang akan menjadi objek laboratorium menyebalkan seperti ini.

Terus mencoba tenang dalam beberapa menit, ia mendadak memusatkan perhatiannya ke bawah, menunduk ke hamparan kegelapan yang lebih pekat lagi di bawah ekornya ketika sesuatu tiba-tiba ia rasakan di bawah sana. Sesuatu, yang besar, yang lewat dan berenang-renang tepat di bawahnya dengan sangat cepat.

'...WILLIAM... '

Sebuah suara tiba-tiba terdengar. Mengalun dari sana. Menyebut namanya? Entahlah. William tak tahu apa itu. Ia hanya berharap kalau ia salah mendengar. Tak ada satu pun mahkluk di bawah sana termasuk Oarfish atau ikan-ikan laut mengerikan lainnya yang bisa mengucapkan sepatah kata seperti itu, apalagi menyebut namanya? Sialan! Ia meyakinkan diri kalau itu hanya suara riakkan dari seluruh isi samudera yang tak sengaja didengar. Ya, atau bisa saja ia hanya masih terngiang suara Alexa menyebut namanya. Dalam keadaan terhimpit seperti ini tak mustahil jika halusinasinya berkeliaran. Dan ia tahu ia tak harus memfokuskan diri pada hal itu.

William kembali menarik-narik jeratan jaring yang memperangkapnya. Sengatan-sengatan kecil melukai jarinya, membuatnya memekik, melupakan panggilan yang baru ia dengar tadi sebelum suara tersebut tiba-tiba memanggilnya lagi.

'...WILLIAM...'

Kali ini lebih jelas dan keras. Suara wanita. William segera menelisik ke hamparan pekat di bawah ekornya lagi, jantungnya berdegup kencang, sirip-sirip di balik punggungnya bangkit dan menjadi siaga. Namun tetap ia belum melihat siapa pun atau, apapun.

'...William apa itu kau?...'

Sekali lagi suara itu muncul. Menyebalkan. Andai dia bisa menggunakan pita suaranya, ia pasti sudah meneriaki asal suara tersebut. Suara dengan beberapa kalimat yang kini terdengar lebih panjang.

'...William itu benar kau? Ya ampun akhirnya kita bisa bertemu! Aku merasakan kau akan muncul di sini. Aromamu sangat kuat...'

Dan akhirnya, samar-samar dari pekatnya gelombang biru di kedalaman lautan, pemuda itu mulai dapat melihat sesuatu.

'Dia..-'

Sebuah sosok yang cukup besar tiba-tiba muncul dan berenang dari dasar kegelapan mendekatinya. Entahlah, wujudnya tak terlalu jelas ia lihat. Seperti seseorang yang memanjat tiang tak kasat mata begitu cepat sembari mendongak menunjukkan wajahnya. Wajah manusia? Tidak, sama sekali tak mirip manusia. Ia memiliki mata besar yang menyala seperti hantu, rambut panjangnya kasar dan terurai ke mana-mana. Sementara wajahnya yang bagi William lebih mirip dengan wajah tengkorak, jauh lebih besar dari tengkorak manusia biasa. Cukup mengerikan ketika mahkluk itu terus saja mendekat, belum lagi dengan taring-taring itu.. Sial! William tersengat untuk kesekian kali ketika ia spontan berusaha meloloskan diri dari jaring untuk menghindarinya.

'...William ini aku. Jangan takut...'

Meree, akhirnya berada cukup dekat. Sangat dekat. William dapat merasakan raungan yang mahkluk itu keluarkan. Ya, dia ingat sosok mengerikan tersebut. Entah ia tak bisa menyebut apa namanya. Namun ia ingat benar mereka pernah bertemu bertahun-tahun silam ketika ia pertama kali terjebak dalam proyek ini. Ketika pertama kali ia masuk ke lautan dengan wujudnya itu. Mahkluk itu, ia ingat mereka sempat terlibat beberapa adegan yang membuat William hampir kehilangan nyawa.

'...PERGI!...'

William mencoba sekuat tenaga segera mengeluarkan aungannya. Namun tak ada suara lantang yang bisa ia keluarkan. Hanya seperti rengekan kecil yang teredam.

Meree mendekati jaring.

'...William apa yang terjadi? Kau kehilangan suaramu?! Pejantan takkan menarik tanpa suaranya...'

Meree menjulurkan tangannya pada jaring yang berhenti menenggelamkan dan menyengat tubuh William. Menjamah permukaan kasar benda keras tersebut.

'...Apa karena ini? Benda ini menyakitimu?...'

Meree memperhatikan setiap detail permukaan jaring. Kedua tangannya mencengkram kuat jaring tersebut. William merasa semakin buruk. Ia dapat mengerti setiap perkataan Meree. Namun apa yang akan direncanakan oleh betina tersebut, ia tak bisa menjamin apakah ini baik untuknya.

'...Tidak-tidak. Pergi saja, pergi dari sini!..'

William mencoba meraung kembali. Mengusir mahkluk menyeramkan itu yang mungkin akan merobek-robek jaring tersebut dengan tangan besar dan kuatnya itu. Namun seperti sebelumnya, tak ada yang akan mengerti maksudnya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk keadaan ini. Ia tak ingin terlibat dengan mahkluk-mahkluk seperti Meree lagi. Ia tak ingin mimpi buruk saat itu terulang kembali. Alexa, persetan dengan wanita itu!

'...William tidak apa-apa. Aku akan membebaskanmu. Tak perlu malu. Benda seperti ini memang perangkap menyebalkan yang dijatuhkan oleh... manusia, untuk menangkap ikan-ikan di perairan. Tidak apa-apa jika kau tak sengaja terjebak di dalamnya. Yang penting kau harus segera keluar, jika tidak, mereka akan membawamu pergi...' Ujar Meree.

Betina itu mencengkram kuat benda tersebut sebelum menariknya berlawanan arah. Merobeknya hingga satu persatu simpulnya mulai terlepas. Tak membutuhkan tenaga ekstra untuk melakukan hal-hal kecil seperti itu. Berbalikan dengan William. Ia tahu William tak mungkin bisa melakukannya. Pejantan itu terlihat sangat lembut, kulitnya yang halus tanpa duri dan pori-pori besar takkan sanggup, atau bahkan bisa terluka parah jika ia memaksa melakukannya. William berbeda dengan merman lain. Dia manusia, Meree menyadarinya. Namun tetap hal-hal sepele seperti itu, kekuatan, takkan pernah melunturkan perasaannya terhadap pejantan yang akan ia jadikan pasangan kawinnya malam ini tersebut.

Meree menyingkirkan jaring itu, membebaskan sepenuhnya. Segera terlihat beberapa memar dan luka bakar mengerikan di sebagian kulit William. Sesuatu yang seketika membuatnya prihatin, ditambah dengan keadaan tangan William yang masih terikat. '...Apa yang terjadi denganmu? Apa teman-temanmu manusia, berusaha menyakitimu?...' Meree merobek tali-tali kulit yang melilit pergelangan tangan William. Ruam kemerahan terlihat jelas di kulit lelaki itu yang membuatnya merasa makin pilu.

Tak berusaha berkomunikasi apapun dengan Meree, perlahan William justru menarik diri dari betina tersebut. Mengibaskan ekornya menjauh.

'...William, apa benar manusia di atas sana berusaha menyakitimu? Para penangkap ikan itu? Kau bisa katakan padaku. Aku akan membalas mereka semua. Menggulingkan tumpangan mereka mungkin...'

Meree mendekatinya lagi, menjamah setiap ruam di tubuh William. Namun William cepat-cepat menyingkirkan tangan besar betina itu dari badannya. Mendorongnya menjauh, membatasi diri dan mencoba untuk pergi.

'...William kau mau ke mana? Kita akan melakukan pembuahan malam ini. Kau dan aku akan kawin, kau tak boleh pergi ke manapun...'

Meree menggenggam pergelangan tangan kiri lelaki itu. Menahannya agar tak terus menjauh. William dapat merasakan kulit mahkluk itu sangat kasar dan keras, seperti permukaan terumbu karang dengan rongga dan benjolan-benjolan kecil. William dapat menebak Meree bisa saja mematahkan pergelangan tangannya jika menggenggam lebih kuat lagi.

Mencoba tenang, William kemudian mengusap punggung tangan Meree lembut, perlahan-lahan melepaskan tangannya. Memberanikan diri menatap mata betina itu, memohon untuk membiarkannya pergi. Jujur ia sedikit was-was. Binatang seperti itu bisa saja membunuhnya. Meree, William tak yakin kebrutalan seperti apa yang bisa dilakukan sosok tersebut jika ia melawannya. Namun ia benar-benar tak ingin berurusan dengannya. Lagi pula monster itu juga akan tamat jika masuk ke rencana licik Alexa.

'...Tolong, tolong biarkan aku pergi...'

William melepaskan tangan Meree. Sirip-sirip di punggung tangan dan ekornya menjadi sayu, kilau dari sisik-sisik di ekornya bahkan lambat laun menghilang. William berusaha semampunya kalau ia benar-benar tak berminat. Menunjukkan kalau ia tak akan melakukan pemijahan. Yang ia tahu di dunia binatang, biasanya pejantan yang siap melakukan perkawinan, akan berusaha menarik perhatian betinanya dengan menunjukkan kekuatan dan pesona fisik mereka. Dan William tak ingin menunjukkan itu sekarang. Sekali lagi, ia merasa tak harus berurusan dengan kegilaan itu.

'...Kau tak ingin kawin malam ini, William?...'

Meree berenang mendekat lagi, sangat dekat. Wajah mereka hanya berjarak beberapa centimeter saja saat William berpaling menghindarinya. Menjauh dari wajah mahkluk itu, rupa terburuk yang pernah William lihat secara langsung. Mata besar yang menatapnya itu, dan juga taring-taring tajam tak beraturan tersebut, mungkin dapat mengunyah batang lehernya hingga hancur dalam hitungan detik.

'...William lihat aku...'

Meree mengejar tatapan William. Sesekali ia juga mengendus dan menjilat. Menjilat leher dan pipi William perlahan. Lidah besarnya menjulur melewati taring-taringnya dan menyentuh permukaan kulit lelaki itu. Terasa sangat lembut, Meree ingat bagaimana ia mengendus dan menjilat pejantan lain sebelum ia bertemu dengan William.

Siren-siren biasanya akan membalas jamahan tersebut. Seperti saling memberi perkenalan yang lebih mendalam. Hanya terjadi antara siren betina dan jantan saja. Namun di sini, William, pejantan itu tak merespon sama sekali. Ia tak bergerak dan hanya menutup matanya. Meree dapat merasakan kalau William sangat ketakutan. Oksigen di sekitaran merman itu seolah lenyap, aromanya tak seharum tadi. Meree tak tahu apa yang dipikirkan William, ia meyakinkannya kalau ia tak bermaksud untuk menyakiti.

'...Jadi, kau benar tak ingin mengawiniku?...'

Meree berhenti menjilat. Tangannya meraih dagu William dan memalingkan wajah pemuda itu agar menatapnya. Dan dari tatapan mata William tersebut, ia langsung tahu jawabannya.

'...William, beri aku kesempatan. Aku akan membuatmu bahagia. Aku tidak akan memangsamu seperti betina lainnya setelah kau selesai mengawiniku...'

Meree melingkarkan tangannya ke leher William. Hampir mendekapnya. '...Kau tahu berapa lama aku menunggu untuk ini? Aku menunggu lama sekali. Sangat lama. Aku bahkan melewatkan beberapa kali musim kawin. Aku tak bisa melupakanmu setelah apa yang terjadi pada kita malam itu, malam yang sama saat kau tiba-tiba menghilang. Jadi tolong, beri aku kesempatan. Biarkan aku mencintaimu, biarkan naluri alami kita bergerak dan membara malam ini, Ya?..'

Ia memperkuat dekapannya, sementara tangannya yang lain tiba-tiba merayap turun ke organ vital William, ke kemaluan lelaki itu, berusaha memberinya rangsangan sembari mulutnya mendaratkan ciumannya dan mulai, melumat bibir tipis William diiringi hasrat yang perlahan memuncak.

...

Continue Reading

You'll Also Like

61K 3.9K 23
Stockholm Syndrome, adalah sebuah kejadian, dimana seseorang yang diculik lama kelamaan menyukai si penculiknya. Itulah yang dirasakan Maple Alexandr...
1.6M 23.5K 8
Copyright to SaiRein, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembac...
981K 105K 62
(๐’๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐“๐ซ๐š๐ง๐ฌ๐ฆ๐ข๐ ๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Ÿ’) โš  (PART KE ACAK!) ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜บ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ฅ๐˜บ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช0506 า“แดสŸสŸแดแดก แด…แด€สœแดœสŸแดœ แด€แด‹แดœษด แด˜แดแด›แด€ ษชษดษช แดœษดแด›แดœแด‹ แดแด‡ษดแด…แดœแด‹แดœษดษข แดŠแด€...
2.9M 185K 46
[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang...