THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

596K 44.7K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

ESCAPE

3.3K 339 17
By gazella05ezra

...

Mereka bersembunyi dan mencoba lebih tenang di bawah sana. Sean dan Anna, keduanya mengatur nafas, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Beberapa saat kemudian, pria-pria itu akhirnya berhasil menggeser rak dan membuka pintu. Sean dapat mendengar potongan besi berderak menggores lantai. Dan tak lama, terdengar pula percakkan air dari langkah-langkah kaki yang menginjak genangan di lantai.

Beberapa orang terdengar bersiap dengan senjata-senjata mereka, Sean bisa membayangkan petugas-petugas itu mulai melangkah memeriksa setiap sudut. Seperti polisi yang menyelinap ke markas-markas bandar narkoba, dengan teliti memeriksa apapun yang ada di sana.

Pemuda itu mundur selangkah, merapat ke box mesin ketika salah seorang dari mereka menginjak tepat di lantai dasar aquarium, tempat di mana Sean, Anna dan Kyle bersembunyi di bawahnya. Sean menggenggam pistolnya semakin kuat, telapak tangannya mulai berkeringat, dan ia tak bisa berhenti memandangi celah lantai di mana bayang-bayang dari petugas itu menerobos masuk.

"Mereka keluar!" Tiba-tiba terdengar suara dari salah satu petugas. Pria itu sekarang pasti mendapati jendela yang terbuka. Ya, Sean dan Anna memang tak sempat menutupnya kembali. Dan memang berniat untuk tidak menutupnya kembali.

Anna tersenyum puas mendengar kalimat berikutnya dari pria itu yang memerintahkan anak buahnya untuk segera keluar, mengejar ke arah laut. Sepertinya Sean benar, tidak ada jalan jika tadi mereka keluar. Mungkin mereka akan segera tertangkap jika mengikuti rencana awalnya.

Anna ikut memperhatikan celah bergaris di atas mereka. Kilasan dari seorang wanita lewat dalam hitungan detik. 'Rachel?' Benar, ia datang bersama Rachel tadi. Dan ia melupakannya? Anna menyesal mengakui ini, tapi ia harap wanita itu tak mendapat masalah apapun karena ulahnya.

'Maaf.'

Anna menggigit bibir bawahnya ketika suara hentakkan kaki kemudian semakin kencang menghentak lantai. Sepertinya mengarah ke jendela, sesuai perintah pria tadi, petugas-petugas tersebut melompat ke luar jendela, berhamburan memeriksa area terbuka di sekitar bangunan itu.

Ruangan benar-benar sunyi beberapa menit kemudian, bahkan suara rintihan Jason juga tak terdengar, mungkin orang-orang itu sudah memindahkannya. Tak ada aktifitas apapun lagi di tempat itu. Mereka pasti sibuk berburu di luar gedung. Dan itu sangat menguntungkan Anna dan Sean.

Anna berhenti bersikap waspada, gadis itu menundukkan kepalanya dan membuat dirinya lebih nyaman dengan bersandar ke box mesin raksasa di belakang mereka. Seperti saat ia masuk, benda itu masih terasa hangat. Cukup untuk memberi secuil ketenangan seraya nafas lega dihembuskannya, sesaat sebelum dua orang petugas-kebersihan tiba-tiba masuk.

Sean menunduk untuk memeriksa keadaan Kyle. Pemuda itu masih cukup tenang di alam bawah sadarnya. Matanya terus saja terpejam, seolah tak ingin melewatkan mimpi-mimpi kecilnya di tengah situasi seperti ini.

"Kurasa ini saatnya kita keluar." Bisik Sean tiba-tiba pada Anna yang berdiri di sebelahnya.

"Keluar?" Anna kembali melihat ke arah celah kecil itu. "Kau yakin kita harus keluar, sekarang?" Tanyanya ragu.

Sean mengintai lagi dua pria kurus yang kini sibuk membersihkan lantai. "Para penjaga akan kembali beberapa saat lagi dan mengacak-ngacak ruangan ini karena tak bisa menemukan kita di luar. Kita harus segera pergi." Sambung Sean.

"Bagaimana dengan mereka? Petugas-petugas kebersihan itu."

"Aku akan membereskannya."

"Tidak Sean, mereka bisa saja berbahaya."

"Mereka tak bersenjata." Jawab Sean yang kemudian beranjak dari tempatnya dan mendekati kenop penutup di atas kepala mereka. Perlahan mengangkat dirinya naik ke atas setelah mendorong lempengan besi tersebut.

"Sean, tunggu! Kau tidak bisa lakukan i..-" Suara Anna terpotong dan tak terdengar lagi saat Sean menutupnya kembali.

Pemuda itu seketika berada di permukaan lantai. Mudah. Dan sesuai yang ia duga, orang-orang itu terkejut dengan kemunculannya.

"Maaf mengganggu pekerjaan kalian." Sean menodongkan pistolnya ke kedua pria itu.

"Kau..-"

"Ya, aku monster yang tadi terkurung di sini. Sekarang, aku minta tinggalkan pekerjaan kalian, angkat tangan dan berbalik ke tembok!" Perintah Sean.

Sedikit was-was, pria-pria itu perlahan mengangkat tangannya dan berbalik ke arah tembok. Bagus, Sean berencana untuk tidak menyakiti dua pekerja ini. Mereka hanya petugas kebersihan, mereka pun tak tahu pekerjaan keji apa yang ada di balik gedung ini. Sambil menurunkan kembali senjatanya, Sean pun menghampiri mereka. Lalu memukul satu persatu dari mereka hingga pingsan, jatuh tepat di dekat kakinya. Ia lalu menendang sedikit tubuh dua pria itu untuk memastikannya benar-benar tak sadarkan diri. Wow, ia tak menyangka ia akan melakukan hal-hal semacam ini.

Sean lalu kembali menghampiri Anna, membuka lempengan persegi itu dan membantu gadis itu serta mengeluarkan saudaranya.

"Sean, kau tidak apa-apa?" Tanya Anna setelah mereka berhasil menarik Kyle keluar. Ia melihat wajah Sean semakin pucat, sorot matanya sayu dan kulitnya begitu dingin.

"Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir." Jawab Sean bangkit berdiri. Tak mempedulikan kondisi fisiknya yang belum benar-benar pulih, ia lalu bergegas menghampiri pintu. Mengintip dari celah pintu yang terbuka sedikit. Kembali ke rencana awal untuk melewati area depan. Mungkin saat ini kebanyakan petugas menyebar di luar gedung, dan jalan aman satu-satunya adalah melewati pintu seperti pada saat ia masuk. Jalan di-dalam bangunan itu sendiri.

"Seperti dugaanku, di luar ada banyak kamera cctv. Kita harus menyamar." Kata Sean kembali ke dalam. Melangkah mendekati pria-pria yang tak sadarkan diri tadi, pekerja-pekerja kasar yang masih terkapar di lantai tersebut.

"Menyamar?"

"Maafkan aku Anna, mungkin ini sedikit membuatmu tak nyaman, tapi kita akan menyamar sebagai, petugas-petugas kebersihan ini." Sean melepaskan masker yang menutupi wajah dua pria berumur itu, dan mulai melucuti pakaian mereka.

-

Bunyi roda yang menggelinding di lantai itu cukup tenang saat Sean dan Anna dengan santai kembali menyusuri koridor demi koridor dengan pakaian para petugas tadi. Mereka mendorong troli yang berisi keranjang sampah itu melewati banyak kamera cctv, bahkan satu dua orang keamanan yang berjaga di sana.

Kyle, berada dalam keranjang sampah tersebut. Keranjang yang sebenarnya masih kosong. Sean berharap pemuda tinggi besar itu tak mengomel jika mengetahui apa yang ia dan Anna lakukan untuk menyelamatkannya.

Anna berjalan tepat di sebelah Sean. Sesekali membenahi maskernya untuk menutupi wajahnya. Meski terlihat tenang, tapi Sean tahu gadis itu sangat cemas dengan aksi yang mereka lakukan ini.

"Tidak apa-apa." Bisik Sean menenangkan gadis itu. Menepuk bahu Anna seolah membagi ketegarannya.

Anna mengangguk, dan terus mengikuti langkah Sean hingga mereka sampai di sebuah elevator. Mereka masuk ke sana dan Sean menekan tanda P1. Setidaknya, ia dan Anna bisa menemukan kendaraan untuk pergi menjauhi gedung itu.

---

Beberapa saat setelah mereka meninggalkan area bengunan itu dengan sebuah mobil angkut hitam, mobil di mana Sean dan Anna baru saja melumpuhkan pengemudinya yang kebetulan akan membawa kendaraan tersebut meninggalkan gedung, mereka akhirnya tiba di jalanan utama kembali. Jalanan bebas jauh dari bangunan itu.

Anna menghembuskan nafas lega dan tersenyum menikmati semilir angin malam menyentil setiap helai rambutnya dari kaca jendela mobil yang terbuka seraya Sean, yang tadi memacu kendaraan tersebut cukup kencang, kini memperlambat laju kendaraan itu setelah yakin tak ada seorang pun yang membuntuti mereka.

Debur suara ombak yang menerjang karang-karang terdengar sangat jelas dari sisi kanan ketika mereka terus diam, tak tahu apa yang pertama harus mereka obrolkan. Anna hanya mencoba menenangkan diri dengan menikmati indahnya pesona malam dari jalanan yang mereka lalui. Sementara Sean, pemandangan laut yang tertangkap oleh matanya beserta dengan bintang-bintang dan bulan yang menghiasi langit di atas mereka, tiba-tiba mengingatkannya pada seseorang, Alexa? 

Pemuda itu menepikan laju mobil itu dan berhenti di pinggiran.

"Sean, ada apa?" Tanya Anna.

Sean terdiam beberapa saat. Ia hanya memandangi setir seolah-olah itu adalah objek penting yang memicu gejolak hatinya.

"Kau tidak apa-apa? Apa ingin aku yang menyetir?" Tanya Anna sekali lagi. Raut wajah yang tadi sempat ceria, kini berubah menjadi kekhawatiran.

"Anna, aku.. Aku tidak bisa melanjutkannya. Maafkan aku." Kata Sean. Entah apa yang dipikirkannya, ia kemudian membuka pintu mobil dan keluar dari sana. Tingkahnya mendadak berubah.

"Kau kenapa Sean?!" Anna bergegas turun juga dari mobil. Mengejar lelaki itu yang kini beranjak mendekati pantai, berdiri dan memandangi lautan lepas di hadapan mereka.

Angin terasa lebih kencang di luar, udara dingin menyentil permukaan kulit. Sementara itu, suara ombak yang terus menerus menerjang bibir pantai, terdengar seakan-akan memanggil-manggil Sean dengan lembut. Mengiangi telinga pemuda itu begitu merdu.

"Sean, ada apa denganmu? Kau baik-baik saja?" Tanya Anna.

"Ya, ya aku baik-baik saja, aku tidak apa-apa. Aku hanya.." Sean mengacak-ngacak rambutnya, semakin terlihat gundah. Tatapannya yang tidak setenang tadi, tak henti melayang ke arah laut. "Anna.." Sapanya kemudian.

"Ya?"

"Bisakah, bisakah kau tinggalkan saja aku sendiri?"

"Apa?!"

"Bawa mobil itu dan pergi dari sini. Aku tidak mau kau dalam bahaya."

"Apa yang kau katakan? Kita sudah aman. Kenapa tiba-tiba...-"

"Ada sesuatu yang harus kulakukan, lagi."

"Me-lakukan sesuatu?"

"Aku bisa merasakannya, tak ada banyak waktu. Aku akan pergi menyelamatkan ayahku di lautan itu." Tegas Sean saat instingnya, hal-hal yang membuatnya semakin memucat, lagi-lagi menangkap sesuatu dari perairan lepas tersebut, HARI BESAR ITU!

...

Continue Reading

You'll Also Like

19.5K 2K 44
Mobile Legends fanfiction ☆ "Menurutmu, apa aku bisa bertemu dengannya lagi?" "Kenapa tidak?" "yaa..kupikir kerajaan Land of Dawn adalah tempat yang...
614 53 3
Biarkan rajutan kisah yang menjelaskan, betapa indahnya halaman dari setiap cerita cinta kita. hiatus
57.8K 3.2K 9
Di umurnya yang ke-17 Naruto harus dinikahkan dengan musuh bebuyutannya.. Naruto harus menjalankan rumah tangga nya yang penuh kerumitan! warn: sasuf...
14.6K 396 52
Rate 1 #Puisipatahhati (12 maret 2022) Rate 1 #puisisedih (21 Februari 2021) Rate 4 #puisicinta (5 oktober 2020) Semua tentangku, tentangmu, tentang...