Hoseok berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Peluh membasahi pelipisnya, bahkan jatuh melewati tengkuk. Bisa dikatakan jika jantungnya hampir meledak ketakutan, berdebar sampai melebihi debaran jantung pada umumnya. Siapa yang tidak terluntang lantung jika ia bertemu dengan hal paling seram, yang biasanya hanya muncul di televisi, tepat di depan matanya dan direkam oleh memorinya. Gila.
Tangga tidak terlalu tinggi, namun Hoseok merasa bahwa ia menuruni seribu tangga. Malam yang gelap tidak berhasil memberikan rembulan untuk menyinari dalam rumah, hingga pada akhirnya Hoseok berlari ditelan gelap.
Seperti berada di film horor, tepat diujung lorong Hoseok menyaksikan sesosok mahkluk muncul. Sosok itu duduk diatas kursi roda yang mengeluarkan suara gesekan besi melengking. Tepat di tengah lorong, sosok itu berhenti. Rembulan yang perlahan tembus dari sela jendela kian menampakkan wujudnya.
Hoseok dapat melihat jelas rambut yang terurai panjang, baju yang terjulur hingga lantai dengan beberapa untaian kain yang telah terpotong. Penampakan tersebut membuat Hoseok membeku. Ia berasa sedang berada di dalam film hantu, dengan tambahan tokoh psikopat pula.
Yang semakin membuat Hoseok ketakutan, sosok tersebut perlahan membalikkan badan menghadap dirinya. Terpaksa ia harus memejamkan mata dan mengucap doa-doa yang selama ini sering ia dengar dari tetangganya yang seorang biksu. Namun sebelum matanya tertutup sempurna, ia sempat melihat wajah sosok tersebut.
Hoseok rasanya berada di neraka.