MY FUSSY BOSS [SUDAH TERBIT]

By Eserye

7.3M 462K 37.9K

"Pengen gue semprot baygon biar mampus tuh orang!" Gerutuku setelah keluar dari ruangan Pak El. "Awas lo ntar... More

1. Bapak Elvano Putra Adhitama
2. Seperti Jaelangkung
3. Jatuh Lagi dan Lagi
4. Catleya Lovata
5. Cemburu
6. Drama
7. Berbagi Bersama
8. Catleya In Action
9. Gagal Liburan?
10.Pingsan
11. Senjata Makan Tuan
12. Dag Dig Dug
13. Bahaya
14. Sakit
16. Bian Birthday!
17. Tamu Tak Diundang
18. Ngambek
19. Dor
20. Sayang
21. Ketemu Calon
22. Bertengkar
23.Mendadak Halu
24. Lov
25. Euphoria
26. SETAN
27. Wo'ow Aku Ketahuan
28. Emosi
29.Bunga Misterius
30. Tersangka!
31. Rendi
32. April Kutu Kupret
33. Pembalasan
34. Kecelakaan (1)
35. Kecelakaan (2)
36. 143
37. Menyebalkan
38. Menjelang Pernikahan
39. SUDAH SAH
40. Ngidam
41. Brojol
Vote Status El
42. END?
Spoiler Extra Part 1
Extra Part 1 : Arka Ardian Putra Adhitama
Kuy Follow + Cast My Fussy Boss
Info salah nomor update!
Extra Part 2 : Pusing Pala Leya (18+)
Extra Part 3 : Ada yang hamil
Extra Part 4. Bukan Andin Istri Aldebaran

15. Pernyataan

139K 10.1K 529
By Eserye

Kenapa yah wattpad akhir-akhir ini sering error,,, komentar pada telat masuk

Cie yang berhasil menyelesaikan misi 👏

Masih hutang 1 part lagi yah hari ini.
Tenang sebelum jam 10 malam udah pasti di update kok.

Author juga belum pulang kerja nih 😭😭

🍩🍩🍩

"Pak El nggak balik kantor lagi?" Tanyaku sungkan. Saat ini aku berada didalam mobil Pak El. Kami mau otw rumah sakit. Rumah sakit umum bukan RSJ. Dia memaksa akan mengantarku periksa.

Pak El mengemudi dengan tenang.

"Nggak. Tidak ada yang penting dikantor hari ini."

Wow! Bos kalau nyeplos emang beda.

"Oh, maaf yah pak jadi ngrepotin." Aku berucap tulus.

"Makanya jangan sakit."

"Saya juga nggak pengin sakit pak. Tapi gimana lagi, udah dikasih sama Allah ya harus tetap di syukuri."

Pandanganku sekarang beralih pada penjual es kelapa muda dipinggir jalan. Seger banget, kulitnya aja masih ijo-ijo.

"Pak El nggak haus?"

"Nggak."

Aku merengut, "Kenapa nggak haus?! Haus dong."

"Kamu haus?" Pak El balik bertanya.

"Iya pak."

"Itu dibelakang ada mineral." Dia menoleh kebelakang sekilas.

"Nggak mau pak. Mau es kelapa muda yang itu." Aku menunjuk gerobak yang aku maksud. Mumpung jalanan masih terkena lampu merah. Kan bisa aku lari sebentar.

"Nggak! Lagi sakit kaya gitu mau minum es. Mau sembuh nggak?!"

Anjir!Nadanya sengak banget.

"Dikit doang pak. Saya bayar sendiri kok. Nggak minta ditraktir." Kataku memelas.

"No!"

Aku manyun. Pak El tidak mau dibantah. Lalu lintas juga mendukung keputusan laki-laki disampingku.

"Dasar pelit!"

Aku menempelkan wajahku pada kaca mobil disampingku. Tanganku melambai-lambai, "Dadah es kelapa..."

Pak El tertawa renyah. Aku tetap manyun.

"Kamu marah?"

Aku mendengus mendengar pertanyaan dari Pak El. Aku itu penginnya dingertiin bukan ditanya-tanya.

"Besok kalau kamu udah sembuh saya janji bakalan beliin apapun yang kamu mau." Dia mengiming-imingi.

Aku tidak termakan rayuannya. Apapun katanya? Hoax! Kalau aku minta dibeliin gedung Big Hit dan seisinya emangnya dia mau?!

"Besok minta beliin Bian aja deh."

Aku pura-pura merem biar tidak diajak ngobrol sama Pak El.

"Ehhh, nyeri banget." Aku mengerang kesakitan saat baru turun dari mobil. Semuanya tampak memutar dalam penglihatanku.

"Pusing lagi?" Pak El menangkup wajahku.

"Hmmm,"

"Saya gendong aja. Dari pada nanti kamu pingsan dijalan." Tawaran yang tepat.

Digendong kemana-mana
Digendong kemana-mana
Enak toh
Mantep toh

"Dibelakang aja." Ujarku. Menghentikan Pak El yang akan menggendongku ala bridal style.

"Huh?" Pak El tidak maksud.

Dengan gemas aku membalikkan badan Pak El lalu menyuruhnya untuk berjongkok, "Maunya digendong belakang. Gendong depannya besok kalau mau malam pertama sama suami saya aja."

"Saya dong."

"Hahaha, iya pak. Dalam mimpi tapi."

"Saya berat nggak pak?" Tanyaku ketika sudah naik ke punggung Pak El.

"Nggak."

Tanganku melingkar erat dileher Pak El. Mengantisipasi kalau tiba-tiba Pak El menjatuhkanku karena mau balas dendam padaku.

"Bapak pake parfum apa?"

Aku mengendus-ngendus bahu Pak El yang tertutup kemeja.

"Memangnya kenapa?"

"Saya suka."

Kali ini aku mendekatkan ujung hidungku pada leher Pak El. Badannya juga wangi banget.

"Pengin jilat."

Lidahku sudah hampir menjulur. Namun gagal ketika merasakan tubuh Pak El menegang.

"Jangan aneh-aneh."

Aku mencebik. Cuma jilat bentar doang masa nggak boleh. Sebel.

"Parfumnya merk apa pak?"

Ketika Pak El menyebutkan merk parfum yang dia pake mulutku hanya bisa membentuk huruf O. Beda kelas guys. Aku mah apa atuh cuma parfum isi ulang.

Aku menatap ngeri beberapa jenis obat yang telah ditebus Pak El. Banyak banget. Buletannya gede-gede kaya permen mentos. Mana dalam sehari harus ada yang diminum sampai 3 kali.

"Pak El mana tagihannya kasihin ke saya." Aku menjulurkan telapak tanganku.

"Buat apa?"

"Mau ganti uang bapak dong. Kan tadi bayarnya pake uang Pak El."

"Nggak usah,"

Aku pindah posisi kedepan Pak El. Merentangkan tanganku, "Jangan gitu dong pak."

"Minggir, nggak malu diliatin banyak orang."

Aku celingukan. Benar, ada banyak pasang mata yang menatap kami heran.

"Biasanya juga saya malu-maluin."

Aku diabaikan dan ditinggalkan Pak El. Kurang asem! Aku berlari kecil menyusul Pak El.

"Pak! Itu suratnya mau saya kasih ke bagian HRD loh."

"Nanti saya aja yang kasih kebagian HRD." Aku tercengang mendengarnya. Baru kali ini aku menemukan seorang bos yang mau repot mengurusi karyawan sampai segitunya.

"Makasih yah pak." Ucapku akhirnya karena merasa tidak akan menang.

"Iya,"

"Pak El mau saya beliin apa nih sebagai ucapan terimakasih dari saya? Tapi jangan yang mahal-mahal yah pak."

Pak El diam sejenak mungkin sedang memikirkan apa yang ia inginkan, "Sabtu nanti jalan sama saya gimana?"

"Sabtu?" Aku mencoba mengingat apakah hari sabtu nanti aku punya janji dengan oranglain.

"Gimana kalau minggu aja pak?"

"Sabtu kamu ada acara?" Tanya Pak El.

"Hari sabtu itu ulangtahun Bian. Minggu aja yah pak?" Tidak mungkin aku melewatkan ulangtahun Bian begitu saja. Untung aku segera mengingatnya.

"Oke. Minggu jangan lupa."

"Yeyyy,,," Aku berjingkrak senang. Karena disatu sisi aku bisa merayakan ulang tahun Bian dan sisi lainnya aku bisa membalas kebaikan Pak El.

"Bapak udah makan belum?" Aku mendudukan diri disofa apartemenku yang tidak lama disusul oleh Pak El setelah kami kembali dari rumah sakit.

"Belum,"

Aku membuka ponselku, "Go-food aja yah pak. Mau makan apa nih?" Kusodorkan ponselku pada Pak El.

"Samain aja."

"Pizza?" Tanyaku meminta pendapat.

"Boleh,"

"Tapi jangan pizza deh. Pak El belum makan nasi kan? Mending KFC aja ada ayam gorengnya. Iya nggak pak?"

"Iya,"

"Oke,"

Selagi menunggu pesanan datang kami berdua memilih untuk menonton Tv. Aku mencari chanel yang menayangkan kartun karena aku tidak suka dengan sinetron. Hidupku sudah lebih dari sinetron.

"Nonton SpongeBob aja yah pak." Kataku setelah menemukan ada kartun yang sedang diputar. Aku pindah duduk menjadi dilantai yang sudah dilapisi karpet bulu agar lebih nyaman saat menonton.

"Iya,"

Aku berguling-guling dan tertawa keras melihat tingkah konyol Spongebob dan teman-temannya. Apalagi Patrick, dia bodoh sekali. Nggak ada otak!

"Aduhhhh," Aku mengusap dahiku yang terbentur lantai ketika aku berguling tak tentu arah.

Pak El menghampiriku, dia membantuku untuk duduk.

"Makanya kalau nonton jangan banyak tingkah." Ceramahnya keluar.

Dahiku sedikit nyut-nyutan!

"Benjol nggak pak?"

"Belum. Nggak tau nanti."

Mataku kembali menonton SpongeBob mengabaikan Pak El yang sekarang duduk disampingku dilantai. Kembali aku tertawa tidak karuan oleh tingkah para penghuni Bikini Bottom.

"Bapak kok ngliatin saya gitu amat. Kenapa?" Tawaku hilang begitu saja saat melihat Pak El menatapku begitu lekat.

Aku gugup setengah mati apalagi saat tangan Pak El merapihkan rambutku yang berantakan.

"Saya suka lihat kamu ketawa."

"Apaan sih pak,"

Aku mengalihkan tatapan mataku kebawah. Tidak mau menatap mata Pak El yang akhir-akhir ini sering membuatku jadi salah tingkah.

"Saya suka kamu,"

"Huh?" Aku terkejut setengah mati mendengar ucapan Pak El.

"Perlu saya ulangi?" Aku menganggukkan kepalaku seperti orang bodoh.

"Saya suka kamu,"

Berarti aku tidak salah dengar ketika Pak El mengucapkan kalimat itu untuk kedua kalinya.

Aku menggigit bibir bawahku. Grogi setengah modar.

"Aduh pak, saya jadi bingung mau ngomong apa."

Bisa kulihat Pak El tersenyum tipis mendengar jawabanku. Bikin melting.

"Saya nggak maksa kamu buat nerima saya. Yang saya harapkan mulai saat ini agar kamu mulai melihat saya sebagai Elvano seorang laki-laki yang sudah menyatakan perasaannya ke kamu. Bukan sebagai bos kamu atau pacar pura-pura kamu. Bisa?"

"Bapak lagi nge-prank saya?" Tanyaku hati-hati.

"Astagfirullah, ya enggak lah. Saya serius."

Aku menggeser dudukku agar mundur sedikit kebelakang, menjaga jarak dengan Pak El.

"Abisnya dadakan banget ngomongnya. Bikin kaget aja. Mana saya lagi nonton SpongeBob pula. Lihat baju saya, pake baju tidur keropi kaya gini. Kan wajar saya curiga bapak lagi prank saya."

Padahal tadi aku kerumah sakit memakai baju tidur bergambar keropi saja aku tidak malu. Tapi sekarang? Malu sampai tulang sumsum belakang.

"Jadi gimana?"

"Nggak tau." Jawabku jujur. Memang aku tidak tahu harus bagaimana.

Pak El memberi kode, menyuruhku untuk mendekatinya.

"Apa?" Tanyaku pelan ketika sudah berada didekatnya.

"Please... kasih saya kesempatan yah."

Ini serius Pak El memohon padaku? Wahhh,,, mimpi apa aku semalam!

"Iya," Ucapku sangat pelan setelah berfikir kilat. Mau nolak juga nggak enak. Lagian tidak ada salahnya memberi Pak El kesempatan karena belum tentu juga dia berhasil membuatku untuk menyukainya juga. Hitung-hitung belajar melupakan mantan.

"Terimakasih udah kasih saya kesempatan."

"Tapi kalau akhirnya saya nggak bisa suka, bapak nggak boleh maksa saya yah. Nggak boleh juga sangkut pautin sama kerjaan kalau saya tolak. Nggak boleh bales dendam juga ke saya. Nggak boleh juga jadi jahat ke saya. Nggak boleh juga bapak lupain saya karena udah saya tolak. Yang penting saya jangan dipecat."

"Iya, kamu juga nggak boleh bohongin diri kamu kalau kamu udah mulai menyukai saya."

"Deal!!!" Akhirnya aku menyetujui untuk terlibat dengan Pak El lebih jauh lagi. Padahal perjanjian pacaran pura-pura kami saja masih belum berakhir, masih sekitar 2 bulan lagi. Malahan aku membuat kesepakatan lainnya. Memang kadang otak tidak sejalan kalau menyangkut masalah hati.

🍩🍩🍩

Tbc,

Continue Reading

You'll Also Like

4.3M 174K 26
Bagaimana rasanya jika bos mu adalah mantan pacarmu? Pacar yang sangat dingin kepadamu? Bahkan dia tidak pernah bersikap manis kepadamu? Um.. sebenar...
91.9K 1.1K 7
Hanya melihat Dave yg rutin datang ke sebuah bar membuat Allen jatuh hati dan ingin dekat dengannya. Allen selalu melihat Dave yang kacau sedih seora...
1M 18.3K 16
"Sorry, saya nggak level sama berondong," -Mitha Tri Wahyuni- "Saya bisa bikin kamu menarik kata-katamu barusan," -Revan Widyatama- *** Mitha mengi...
7.3M 443K 43
"Saya manggilnya Pak atau sayang?" Endi menghela napas pelan lalu menjawab, "Emang kamu berani manggil saya sayang di kampus?" Inka mengendikkan bahu...