My Protective Brother

Por feliciayoung02

79K 3.1K 118

Dia, Karla Athalia Dirgantara. Mempunyai paras cantik, bentuk tubuh yang sempurna, keluarga yang harmonis da... Más

Prolog
01: The Beginning
02: Meet Him
03: As Long As You're Happy
04: Different
05: Bukit Bintang
06: Baikan
08: Heartbeat Fast
09: What's Wrong With My Heart?
10: Jealous?
11: Psycho Guy
12: Partner Olimpiade

07: Yes or Yes

1.9K 94 5
Por feliciayoung02


VII

// Yes or Yes //

Malam ini, sesuai janjinya, Davin akan membawa Karla pergi jalan-jalan. Entah akan kemana perginya, Davin hanya bertugas menuruti kemauan Karla.

"Ayo, Kak. Aku udah siap nih." Karla sudah siap dengan setelan outfit casual-nya. Gadis itu menghampiri Davin yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Menunggunya bersiap-siap sedari tadi.

"Jalan sekarang?" Tanya Davin. Karla mengangguk.

"Jadi, Kak, aku mau jelasin peraturannya dulu disini. Kalo nanti aku mau sesuatu kakak harus jawab 'yes' atau 'iya' nggak boleh nolak."

"Lah? Kok enak di kamu gitu peraturannya? Kalo kamu mintanya yang aneh-aneh gimana?"

"Ya terserah aku dong. Aku yang kasih syarat ini," ujar Karla. Davin hanya mengangguk pasrah.

"Malam ini aku mau kita naik motor," ujar Karla.

"Kok motor? Nanti kalo kamu masuk angin gimana?"

"Nggak bakal. Aku pake jaket," ujar Karla sembari menunjukkan jaket yang dibawanya ke arah Davin.

"Okay, your wish is my command. Pake jaket dulu sana." Ujar Davin. Karla segera memakai jaketnya sebelum naik ke boncengan Davin.

"Pegangan yang erat." Ujar Davin. "Kita mau kemana malam ini?"

"Ke mall. Aku mau kita movie marathon," ujar Karla. Davin mengangguk kemudian segera melajukan motornya membelah jalan raya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Davin dan Karla sampai di salah satu mall. Saat ini jam menujukkan pukul enam sore dan film akan dimulai pukul enam lebih lima belas menit. Film pertama yang Karla pilih adalah Toy Story 4. Gadis itu sudah terlebih dahulu memesan tiket bioskop melalui aplikasi di ponselnya sehingga ia tidak perlu repot-repot mengantri.

"Di studio 2, Kak. Langsung masuk aja yuk, Kak." Ajak Karla.

"Emang kita mau nonton apa sih, La?" Tanya Davin.

"Toy Story 4," jawab Karla.

"Hah? Film bocah gitu. Kakak nggak ikutan deh," ujar Davin.

"Inget rules-nya, Kak. Yes or Yes. Nggak boleh nolak," ujar Karla memperingatkan. Davin mengangguk pasrah. Bagaimanapun juga ia menolak, ujung-ujungnya ia akan menonton film itu bersama Karla.

"Kamu nggak mau beli cemilan? Popcorn atau minuman gitu?" Tawar Davin.

"Ya udah, popcorn caramel aja, Kak. Minumannya lychee tea," ujar Karla. Davin mengangguk kemudian segera beranjak menuju loket snack untuk membeli pesanan Karla. Setelah menunggu, akhirnya popcorn caramel dan lychee tea yang dipesannya sudah selesai. Davin menghampiri Karla yang sedang duduk di sofa dekat loket snack kemudian mengajak gadis itu masuk ke dalam studio bioskop.

Setelah menemukan tempat duduk mereka, Karla dan Davin segera duduk disana. Film masih belum dimulai karena masih ada iklan-iklan yang ditayangkan. Setelah waktu tayang film mundur kurang lebih sepuluh menit karena adanya iklan-iklan tadi, kini lampu-lampu di studio bioskop perlahan dipadamkan pertanda film akan dimulai.

Selama film ditayangkan, Karla terlihat sangat antusias menikmati setiap adegan yang ditayangkan. Sejak kecil ia memang sangat menyukai Toy Story. Karakter yang paling ia sukai di film ini adalah Buzz Lightyear dan Woody.

Sementara Davin yang memang tidak terlalu menyukai film anak-anak itu memilih memperhatikan Karla dari samping. Dengan bantuan cahaya yang berasal dari layar bioskop, Davin bisa mengamati wajah cantik milik Karla. Kulitnya yang putih bersih, hidung yang mancung, kedua bola mata berwarna kecoklatan yang merupakan keturunan dari mama mereka dan bibirnya yang merekah berwarna merah muda alami.

"Kak, liatin apa sih? Diliat tuh filmnya," ujar Karla saat menyadari tatapan Davin tidak tertuju pada layar bioskop. Davin yang tertangkap basah langsung meminum softdrinknya hingga tersisa sedikit untuk menutupi kecanggungannya.

Satu setengah jam kemudian, film selesai diputar. Lampu di dalam gedung bioskop perlahan mulai menyala. Para penonton bioskop yang kebanyakan adalah anak-anak kecil bersama orangtuanya mulai berhamburan keluar.

"Sekarang makan dulu, yuk." Ajak Davin.

"Nanti nggak keburu, Kak." Ucap Karla.

"Itu masih setengah sepuluh filmnya. Ayo makan dulu," ujar Davin. "Mau makan dimana? Terserah kamu kali ini."

"Mau makan pizza! Boleh kan, Kak?"

Davin mengangguk kemudian membawa Karla ke salah satu restoran pizza di dalam mall.

"Kita take away aja ya, Kak." Ujar Karla sesampainya mereka di restoran pizza.

"Loh kok take away? Makan disini aja."

"Kita take away aja, Kak. Aku masih mau main di Timezone soalnya nanti nggak keburu waktunya," ujar Karla. Davin mengalah kemudian memesan masing-masing satu loyang besar pizza Meat Lovers dan Deluxe Cheese.

Setelah menunggu cukup lama, Karla dan Davin beranjak menuju Timezone. Sesampainya disana, Karla terlihat sangat girang sekali seperti anak kecil yang kegirangan berada di wahana bermain.

"Kamu mau main apa?" Tanya Davin.

"Dance-Dance Revolution," ujar Karla.

"Oke, kakak isi dulu kartunya." Ucap Davin kemudian berlalu dari hadapan Karla. Tak berapa lama, Davin kembali menghampiri Karla.

"Udah sana main. Kakak duduk disana ya," ujar Davin sembari menunjuk tempat duduk yang tidak jauh berada di area permainan DDR.

"No, siapa yang suruh kakak duduk? Karena kakak yang bakalan mainin permainan ini."

Davin hampir melotot kaget karena ucapan Karla. Dia? Disuruh joget-joget tidak jelas seperti itu? Hell no! Yang benar saja! Bisa hancur harga dirinya.

"Kamu bercanda kan, La? Kamu nggak serius kan?"

"Aku serius tau! Udah sana kakak main. Aku tunggu disana sambil makan pizza-nya."

"Tapi, La–"

"Yes or Yes, Kak." Ujar Karla kemudian tertawa sebelum meninggalkan Davin yang kini terlihat kesal. Laki-laki itu dengan terpaksa memainkan permainan konyol itu. Setelah kartu permainan di tap, Davin kemudian menekan tombol start. Disana ia diberi kebebasan untuk memilih lagu. Karena ia ingin cepat selesai, laki-laki itu memilih lagu secara asal.

Lagu BBoom BBoom milik Momoland yang ternyata dipilih oleh Davin. Selama permainan berlangsung, laki-laki itu terlihat sangat kesusahan mengikuti gerakan penari yang ada di layar. Karla yang melihat itu tertawa terpingkal-pingkal karena menurutnya Davin sangat kaku sekali saat menggerakkan badannya.

Sesekali, Karla mendekat ke arah Davin dan mengabadikan momen kakaknya berjoget ria itu dalam bentuk video dan foto.

Setelah menghabiskan waktu selama beberapa menit, akhirnya permainan itu selesai dan Davin mendapat predikat F.

"Udah kan? Puas kamu?" Ucap Davin dengan nafas yang tidak beraturan karena tadi bergerak kesana kemari.

Karla masih tertawa kecil melihat wajah kakaknya yang kesal. Gadis itu kemudian mengambil tissue dari dalam tasnya untuk mengusap keringat di wajah Davin. Setelah selesai, Karla memberikan sebotol air mineral dan menyuapi Davin dengan satu slice pizza.

"Kakak lucu banget tadi," ujar Karla.

"Kamu videoin kakak ya tadi?" Karla tertawa kecil sembari mengangguk.

"Hapus videonya, La." Ujar Davin.

"Nggak mau. Biarin aja aku upload ke insta story supaya fans-fans kakak di sekolah pada ilfeel liatnya," ujar Karla kemudian menjulurkan lidahnya ke arah Davin.

"Nyebelin banget sih kamu." Davin memencet hidung Karla sehingga hidung gadis itu berubah warna menjadi kemerahan.

"Ih, kakak jahil banget sih!" Keluh Karla sembari mengusap-usap hidungnya yang memerah.

"Biarin. Suruh siapa jahil duluan." Ucap Davin. "Mau main apalagi kamu?"

"Aku mau photobox, Kak!"

"Hah? Photobox? Alay banget sih, La. Main yang lain aja deh."

"Kakak lupa sama rules-nya?" Ujar Karla kemudian segera menarik Davin untuk masuk ke dalam booth foto.

"Aku pilih yang enam kali ya, Kak. Kakak siap-siap gaya." Ujar Karla dan Davin hanya menurutinya

Pose pertama, Davin dan Karla sama-sama mengangkat salah satu tangan mereka membentuk simbol peace.

Pose kedua, Karla terlihat menjulurkan lidahnya ke kamera sementara Davin menatap Karla dengan salah satu alis yang terangkat naik.

Pose ketiga, mereka berdua saling melihat satu sama lain dan tersenyum lebar.

Pose keempat, Davin merangkul Karla.

Pose kelima, Karla mengecup pipi Davin secara kilat. Davin yang tidak mempersiapkan diri sebelumnya tentu saja terkejut dengan tindakan Karla yang tiba-tiba. Gadis itu tidak tahu saja jika jantungnya berdegup dengan kencang sekarang.

Pose keenam, Davin mencubit pipi Karla begitupula sebaliknya.

Setelahnya, mereka menunggu foto dicetak sampai selesai. Setelah foto selesai dicetak, Karla dan Davin sama-sama tertawa melihat hasilnya.

"Ih, lucu banget hasilnya! Sini aku foto dulu terus mau aku upload ke Instagram," ujar Karla kemudian memotret hasil photobox mereka tadi yang akan diupload ke Instagram.

"Mau main apalagi, Princess?" Tanya Davin.

"Capit boneka, Kak. Ayo dapetin boneka beruang itu buat aku," ujar Karla. Davin dengan pasrah mengikuti Karla ke arah mesin pencapit boneka. Setelah kartu permainan di tap, Davin mulai mencoba mengambil salah satu boneka yang ada disana.

"Yahh, dikit lagi tuh, Kak." Ujar Karla saat melihat Davin tidak berhasil mendapat boneka yang diincarnya.

Setelah itu, Davin kembali mencoba permainan itu berkali-kali walaupun hasilnya selalu gagal. Ini sudah percobaannya yang ke sepuluh. Jika gagal lagi, ia memutuskan untuk menyerah.

Tetapi ternyata pecobaannya yang ke sepuluh membuahkan hasil. Walaupun boneka yang didapat bukan boneka beruang incaran Karla, tetapi boneka kelinci dengan ukuran yang lebih kecil.

"Dapetnya ini, La. Nggak papa ya?"

"Nggak papa kok, Kak. Karla seneng banget! Makasih, Kak." Ujar Karla.

"Udah yuk selesai mainannya nanti telat kita masuk ke gedung bioskopnya."

"Nggak mau. Masih ada tiga puluh menit lagi kok. Sekali aja ya, Kak, please." Ucap Karla memohon.

Davin mengangguk mengiyakan. Tugasnya hari ini memang menuruti semua kemauan Karla. Apapun itu.

"Kamu mau main apa emangnya?" Tanya Davin.

"Main basket aja. Kita tanding yuk, Kak. Yang menang bakalan dapet hadiah dari yang kalah," ujar Karla.

"Yakin kamu ngajakin kakak main basket?" Davin menaikkan salah satu alisnya. Merasa tidak yakin dengan tantangan Karla. Pasalnya, selama ini adiknya itu tidak bisa bermain basket.

Karla mengangguk yakin. "Ayo, Kak." Ajak Karla sembari menggandeng tangan Davin menuju permainan basket.

"Kita banyak-banyakan skor ya berarti," ujar Davin yang diangguki Karla. Tak lama, permainan pun dimulai. Sepanjang permainan berlangsung, Karla gagal berkali-kali memasukkan bola ke dalam ring. Jika masuk pun hanya sekali atau dua kali masuk. Berbeda dengan Davin yang berkali-kali memasukkan bola ke dalam ring sehingga skor Davin berada jauh di atas Karla.

Davin bersorak kegirangan sementara Karla hanya memasang ekspresi wajah yang cemberut.

"Kakak menang tuh. Berarti boleh minta apapun dong ya?"

Karla mengangguk lesu. "Asal jangan minta sepatu ya, Kak!"

"Loh katanya boleh minta apa aja?"

"Kakak kan koleksi sepatunya jutaan. Uang jajan aku bisa abis kalo beliin kakak sepatu," ujar Karla.

Davin tertawa kemudian mengacak rambut Karla karena gemas. "Iya, nggak bakalan minta yang mahal-mahal kok. Nanti aja permintaannya kakak pikirin dulu."

"Jadi kakak belum tau mau minta apa sama aku?"

Davin menggeleng. "Nanti aja kakak pikirin. Ayo, sekarang kita masuk ke studio bioskop nanti telat."

***

Selesai menonton film yang kedua, Karla dan Davin segera pulang ke rumah karena hari sudah sangat malam. Karla juga sangat mengantuk sekarang. Bahkan sewaktu di dalam studio bioskop tadi ia sempat tertidur karena tidak kuat menahan kantuk.

"Pegang kakak yang erat, La. Tuh, kamu ngantuk kan. Ini nih yang buat kakak nggak suka bawa kamu pergi naik motor."

Karla hanya bergumam tidak jelas tetapi kepalanya sudah bersandar di punggung tegap milik Davin. Gadis itu pasti sudah tertidur, pikir Davin.

Agar Karla tidak terjatuh, Davin sengaja membawa satu tangannya ke belakang untuk memegangi Karla sementara tangan satunya berada di stang motor.

Setelah cukup lama menempuh perjalanan, akhirnya Davin dan Karla sampai di rumah. Laki-laki itu turun dari motornya dengan hati-hati sembari memegangi Karla agar tidak jatuh.

"Udah sampe ya, Kak?" Tanya Karla sembari mengucek kedua matanya.

"Iya, kamu tidur terus daritadi. Ayo buruan masuk. Bersih-bersih dulu terus baru tidur," titah Davin.

Dengan mata yang masih mengantuk dan langkah yang sedikit sempoyongan, Karla berjalan menuju kamarnya. Karena masih mengantuk, Karla tidak menyadari ketika ia menabrak sebuah kursi dengan cukup keras. Karla langsung mengaduh kesakitan karena menabrak kursi tadi.

"Tuh kan, hati-hati dong kalo jalan, La. Sakit ya pasti kakinya," ujar Davin. "Tunggu disini, kakak ambil minyak dulu."

Tak berapa lama, Davin kembali dengan membawa minyak urut. Laki-laki itu dengan telaten menggosokkan minyak urut ke kaki Karla.

"Mau kakak gendong?" Tawar Davin.

Karla mengangguk. Davin tersenyum kemudian mencubit pelan hidung Karla. "Manja banget sih."

"Biarin. Emangnya kakak mau aku manja-manjaan sama cowok lain?"

"Nggak boleh macem-macem kalo sama cowok lain. Manjanya sama kakak aja."

"Ya udah, ayo anterin Karla ke kamar sekarang. Karla udah ngantuk banget nih."

"Siap, tuan putri." Ucap Davin kemudian menyuruh Karla untuk naik ke atas punggungnya.

Sesampainya di kamar, Karla langsung merebahkan dirinya di atas ranjangnya yang empuk. Davin yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bersih-bersih dulu, La. Baru tidur." Ujar Davin.

"Males ah, Kak. Besok aja sekalian mandi."

"Karla Athalia Dirgantara." Ucap Davin dengan nada suara yang serius. Jika Davin sudah memanggil nama lengkapnya, itu artinya Davin sedang serius dan tidak ingin main-main.

"Iya, ini aku mau bersih-bersih," sahut Karla dengan malas.

"Good girl. Kalo gitu kakak balik ke kamar ya," ujar Davin kemudian menghampiri Karla untuk mengecup singkat dahi gadis itu. "Good night, princess. Have a nice dream."

"Good night and have a nice dream too, Kak." Balas Karla.

Setelahnya, Davin menutup pintu kamar Karla dan berjalan masuk menuju kamarnya.

***

to be continued. besok aku bakalan update lagi yeay! jangan lupa vote commentnya ya. thankyou luvs!

Seguir leyendo

También te gustarán

little ace Por 🐮🐺

Novela Juvenil

382K 29.9K 23
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
5.2M 219K 53
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
2.1M 206K 119
transmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. ...
3.6M 288K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...