ALIANDO

By olivialaaa

78.8K 6K 2.1K

Bagi Anna dunia sangatlah kejam. Rasanya dia ingin berhenti di satu tempat agar kesedihan berhenti dia dapatk... More

PROLOG
01🦊 SALAH PAHAM
02🦊 ATAP SEKOLAH
03🦊 TERLUKA
04🦊 REKAMAN VIDEO
05🦊 AKU MAU KITA PUTUS!
06🦊 MULAI JUJUR
07🦊 TENTANG HATI
08🦊 CAPEK
10🦊 MARAH
11🦊 BERUBAH?
12🦊 POSITIF
13🦊 BAHAGIA?
14🦊 PERHATIANNYA
15🦊 MAAF
16🦊 HANCUR
17🦊 PILIHAN
18🦊 KECUPAN SAYANG
19🦊 NGIDAM??
20🦊 JEBAKAN
21🦊 CURIGA
22🦊 KECEWA!!
23🦊 DIUSIR

09🦊 SAKIT (LAGI)

2.9K 262 86
By olivialaaa

Tidak peduli dengan janji yang mereka berdua buat beberapa hari lalu, Alex menarik kuat lengan Anna yang sudah basah itu masuk kedalam pelukannya.

"A-aku nyerah, Lex..." lirih Anna dengan tangan meremat seragam Alex kuat, bibirnya semakin bergetar karena kini tubuhnya yang semakin menggigil.

Tangan Alex terkepal kuat, iris tajamnya menatap kearah jalanan di depannya seolah di depannya berdiri cowok itu.

"A-aku mau ikut--"

"Gue anter lo pulang." potong Alex melepaskan pelukan. Tangan Alex menarik lengan Anna menuju mobilnya yang tak jauh dari tempat mereka.

"Alex..."

"Cukup Anna! Gue pengen lihat Anna saat pertama kali gue lihat, bukan Anna kayak gini!" bentak Alex tanpa sadar.

Masih berlangsung dengan hujan yang deras mengguyur tubuh mereka Anna mendongak menatap Alex. Kembali air matanya jatuh membasahi pipi dengan air hujan yang tak ingin ketinggalan.

Kedua tangan Alex menahan bahu Anna, meremat dengan sedikit kuat. "Gue udah bilang, selagi lo nggak baik-baik aja gue nggak bakal mundur."

"Lex..." kembali bibir Anna bergetar, dadanya terasa sakit. Ia menyerah dengan ini semua, ia capek dan capek.

Tangan Alex berpindah, menangkup kedua pipi Anna. Menghela napas tangan Alex menaikan sedikit wajah Anna agar bisa menatapnya.

"Ikut gue mau?"

"Kemana?"

"Kalo gue bilang ke tempat yang jauh dari mereka semua apa lo bakal mau?" tanya Alex balik.

"Lex..." bibir Anna kembali bergetar. Sudah sejak dulu ia selalu berharap agar ada yang bersedia membawanya pergi dari tempat ini agar bisa bebas dari kehidupannya. Apakah selama ini Tuhan mendengar doanya selama ini sehingga mengirimkan cowok sebaik Alex padanya?

"Aku nyerah...aku capek...bawah aku pergi...aku capek..." lirih Anna yang terdengar sangat menyakitkan di telinga Alex.

"Kita pulang, lo harus istirahat." kata Alex dengan berbalik, ia menarik pergelangan tangan Anna agar mengikutinya.

"Lex..."

Tidak menjawab, Alex menghentikan langkah, berbalik lalu menatap Anna.

"Aku mau."

"Apa?" alis Alex terangkat.

"Aku mau ngelupain semuanya."

Alex menatap Anna serius mencari kesungguhan di sana dan akhirnya ia menganggukkan kepala. Tersenyum tangannya menarik tengkuk Anna lalu mempertemukan kedua belah bibir mereka, mengabaikan keterkejutan Anna, tangan sebelah Alex menarik pinggang Anna agar merapat padanya.

Anna sendiri, memejamkan mata dengan jantung berdegup. Rasanya seperti mimpi, perlahan ia membalas dengan perasaan yang tak bisa dikatakan. Ini terlalu tiba-tiba.

🦋🦋🦋

Ali keluar dari toilet dengan perasaan kesal. Kalau saja yang menumpahkan minuman di seragamnya tadi adalah cowok, sudah ia patahkan kedua tangan cowok itu. Sial!

Sambil mengibas-ngibasi seragamnya Ali berjalan menuju kelasnya yang jelas sudah sangat sepi.

Saat mendudukkan bokongnya di sebuah kursi keningnya mengkerut saat melihat ponselnya yang tiba-tiba berada di meja depan Airin.

"Tadi ada telepon jadi gue jawab."

Ali melangkah mendekati meja tempat Airin berdiri. "Gue belum nanya dan lo udah jawab," sinis Ali membuat Airin bungkam. "Siapa yang telepon emangnya?" tanya Ali penasaran yang kini sudah berdiri di depan Airin.

"Anna."

Alis Ali terangkat, dengan berbekal tangan sebelah yang mengganggur ia membuka aplikasi whatsapp.

Bruk!!

"Awh!" ringis Airin terkejut saat punggungnya terbentur lantai akibat dorongan Ali yang tiba-tiba.

"Lo ngambil video ini kapan?" tanya Ali tajam dengan tangan mencengkram kuat dagu Airin. Sial, Airin membuat video berdurasi singkat mereka dan bodohnya ia tak menyadari itu.

Airin diam, merutuki kebodohannya karena lupa menghapus video yang telah ia kirim ke Anna beberapa menit.

"Jawab!"

Airin kembali meneguk saliva gugup. Ali terlihat seperti monster sekarang. Oke, ia mengaku salah karena sudah mengambil video mereka saat mereka berdua bercinta di apartemennya minggu lalu tanpa sepengetahuan Ali tapi disini menurutnya tindakannya benar. Ia merasa apa yang barusan ia lakukan itu benar karena dengan itu Anna dan Ali akan segera berakhir.

"Jawab sialan!" bentak Ali emosi.

"Waktu di apartemen gue. Puas lo?!"

Plak!!

Wajah Airin terhempas ke samping.

"Siapa yang nyuruh lo ngerekam tanpa sepengetahuan gue huh!"

"Nggak ada yang nyuruh gue, lagian menurut gue nggak salah kok, lo lagian nggak suka kan sama dia? Jadi untuk apa lo takut kalo dia mutusin lo?"

Bruk!!

Lagi, Ali mendorong tubuh Airin ke belakang dengan kasar. Menatap emosi kearah Airin, cowok itu segera berlalu meninggalkan kelas. Sebelum meninggalkan kelas Ali membalikkan tubuhnya, menatap Airin yang tengah meringis.

"Lo harus inget baik-baik, sehebat apapun niat lo buat jauhin gue dari cewek gue, lo nggak bakal bisa bitch."

"Maksud lo?" tanya Airin tak paham. "Ali lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo."

"Lo udah janji bakal bakal nganter gue, lo nggak lupa sama--"

"Berisik!"

"Tapi..."

"Itu derita lo bodoh!" Sentak Ali tak peduli.

Airin menatap kesal kearah Ali yang terlihat menjauh. Tangannya terkepal kuat menahan emosi yang ingin ia luapkan ke seseorang.

"Ali anjing! Gue bakal bales lo lebih dari ini. Arghhh!" teriak Airin penuh emosi.

🦋🦋🦋

SATU MINGGU KEMUDIAN.

Anna memilih menjauh dari Ali semenjak video yang di terimanya itu. Satu minggu sudah ia memblokir nomor cowoknya itu untuk sementara waktu. Satu minggu sudah ia mencoba bersikap tenang dan mencoba berpikir dengan positif tentang keadaan yang ia alami sekarang.

Ia tak dalam fase bahagia saat ini, tidak. Ia sedang dalam keadaan khawatir dan cemas. Karena sekarang walaupun ia membangun dinding untuk mereka untuk sementara waktu tapi jelas ada sesuatu hal yang amat sangat ia cemaskan.

Ia takut Ali melakukan hal yang tak inginkan. Ia terlalu takut untuk kehilangan seseorang yang sudah menjadi alasan ia berada dalam dunia cowok itu selama ini.

Apapun yang telah ia alami selama ini karena satu alasan. Untuk itu ia tak berani membantah apapun yang Ali katakan tapi sekarang ia lelah dan capek.

Ali selalu melakukan hal yang tak ia inginkan.
Ali selalu melakukan apapun semaunya tanpa memikirkan bagaimana perasaannya.
Ali selalu melukainya tanpa bertanya apakah ia baik-baik saja atau sebaliknya.

Anna menarik napas dalam-dalam. Ia menoleh ketika mendengar ketukan pintu dari luar. Mengernyitkan kening, ia menoleh kearah jam yang berada di dalam kamarnya itu.

Sudah pukul 08:20 lalu siapa? Apa mungkin Mamanya? Mengabaikan rasa penasaran ia melangkah mendekati pintu.

Cklek.

"Hai..."

"Alex?" Alis Anna menyatuh menatap Alex bingung sekaligus terkejut.

"Kata Mama lo gue coba manggil siapa tau buka, dan berhasil." Ujar cowok itu sebelum menyengir.

Kembali Anna dibuat bingung dan tak mengerti. Apa maksudnya?

"Mama lo udah dari tadi manggil cuma lo nggak jawab, kata Mama lo gue coba manggil siapa tau pintunya di buka."

Anna meringis malu seketika. Mengapa semakin aneh tentang hal ini jika bersama Alex? Bukankah seharusnya ia biasa saja? Lalu mengapa seperti sesuatu menggelitik perutnya huh.

"Oiya kamu ngapain di sini? Malem-malem lagi." tanya Anna setelah mengingat bahwa apa yang dilakukan cowok ini di rumahnya.

"Watty nyuruh gue buat ngasih ini ke lo. Katanya sorry nggak bisa nganterin soalnya lagi ada acara keluarga."

Demi Upin dan Ipin yang belum juga lulus TK ia sangat malu! "Watty sialan!" Teriak Anna dalam hati sambil menerima paper bag yang di sodorkan Alex padanya.

Alex menahan senyum melihat wajah memerah di depannya saat ini. Menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal ia berucap. "Gue tunggu lo di bawah kalo gitu."

Tanpa menatap wajah cowok itu, Anna mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya. Setelah dirasa punggung Alex sudah tak terlihat, cepat-cepat ia menutup pintunya.

"Huftt....Watty kampret, ngapain sih pake nyuruh Alex segala." omelnya sembari mengangkat paper bag yang diberikan Alex tadi. Menggelengkan kepala sekali lagi, ia segera melangkah menuju kamar mandi.

🦋🦋🦋

"Lex, kita mau kemana sih?" teriak Anna sedikit kuat agar Alex.

"Eh buset." rutuk Alex terkejut. "kagak usah teriak kali, An. Gue nggak budek elah." gemas cowok itu dengan sebelah tangan mengusap kupingnya.

Anna mendengus sebelum diam. Keningnya mengkerut ketika melihat motor Alex berhenti di sebuah penjual makanan di pinggir jalan. Untuk apa mereka ke sini?

"Lex..."

"Gue laper, gue belum makan dari pulang sekolah sampe malem ini dan saat gue mau makan si Watty telepon dan minta nganterin pesanan lo."

Anna menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ok, ia minta maaf karena hal ini tapi apa yang membuat cowok ini tak makan dari siang tadi hingga malam tiba seperti sekarang ini huh? Benar-benar cari mati cowok ini!

"Hm, jadi maksud kamu bawa aku ke sini buat nemenin kamu makan sebagai balas budi?"

"Pinter, " Gumam Alex sambil tersenyum. "Mas! Nasi gorengnya seperti biasa satu!" teriak Alex sedikit nyaring pada Mas si penjual nasi goreng.

"Kamu udah sering kesini ya?" tanya Anna terkejut karena sikap Alex yang terlihat akrab.

Alex mengangguk. Memberikan salah satu kursi pada Anna agar duduk di sebelahnya. "Lo nggak mau?"

Anna menggelengkan kepalanya menolak dengan halus. Ia menatap ke sekeliling dengan senang, ia baru tau tempat ini. Syukurlah Alex mengajaknya keluar saat Mamanya tadi pamit ke rumah sakit untuk menjenguk Papanya.

"Makasih, Mas." seru Alex sembari menerima pesanannya yang diberikan Mas Ledi si penjual nasi goreng.

"Laper banget ya? Makannya gitu amat, Lex." tanya Anna dengan senyum tipis melihat cowok di sampingnya itu.

"Gue tadi kan udah bilang, belum makan apa-apa dari pulang sekolah tadi." jawab Alex dengan tangan memasukkan satu suapan kedua ke dalam mulutnya. Kan tadi ia sudah bilang, ia belum makan dari pulang sekolah jadi jangan ada yang menyebutnya rakus.

Anna menggelengkan kepalanya melihat itu. Ternyata sisi lain dari Alex sangatlah berbeda dengan yang ia pikirkan selama ini. Ia pikir Alex tak akan sudi untuk makan makanan di pinggir jalan tapi ternyata, Alex sudah akrab dengan si penjual nasi goreng tersebut. Itu artinya Alex sudah berulang kali makan di tempat ini bukan? Mengapa sikap cowok di sampingnya ini semakin hari semakin manis?

Anna melipat bibir ke dalam saat melihat sudut bibir cowok di sampingnya itu. Selapar itukah Alex?

"Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" tanya Alex yang menyadari.

Anna menggelengkan kepala, Alex sangat lucu dan-ia mengaku kalah sekarang. Memejamkan mata Anna menggeleng pelan mencoba membuang pikiran itu. Ini tak boleh terjadi. Walaupun ia sayang pada Alex tetap saja ia sudah mengatakan pada Alex bahwa ia akan tetap setia karena bagaimanapun juga ia sudah mempunyai kekasih walaupun tau ia tak pernah dianggap sekalipun.

"Mau aku ambil minum nggak?" tawar Anna.

Alex mengangguk, kembali melanjutkan makannya dengan semangat. Kenapa nasi goreng malam ini terasa sangat enak? Apakah karena ada dia?

"Makasih." serunya dengan tangan menerima minuman dari calon pacarnya. Baiklah, sepertinya ia semakin aneh.

"Pelan-pelan Lex, tuh sampe belepotan kayak anak kecil." tegur Anna yang tak tahan.

"Bersihin donggg."

Anna melorot terkejut, membuang muka berharap Alex tak melihat rona merah di pipinya.

Deg!

Menyesal, Anna merutuki kebodohannya karena harus melakukan gerakan tadi. Ini kan akibatnya, sakit yang ia rasakan.

Tanpa mengatakan apapun pada Alex yang tengah lahap menikmati nasi gorengnya, ia berjalan mendekati kedua orang itu dengan pipi yang lagi-lagi basah.

Anna tersenyum miris. Tertawa dalam hati melihat kedua orang di depannya itu yang terlihat bahagia. Dengan keberanian yang telah ia siapkan dalam seminggu ini tangannya terangkat lalu menarik lengan Jane menghadapnya.

Plak!!

"Dasar cewek muruhan kamu!"

***
TBC

26 Desember 2022

Continue Reading

You'll Also Like

419K 26.8K 38
Aleonazka El. Salah satu anak panti yang baru saja diadopsi saat usianya 10 tahun. Menjadi seorang tuan muda kecil di sebuah keluarga. Sayangnya, ti...
335K 3.1K 1
[SEKUEL MINEFIELDS, BISA DIBACA TERPISAH] CERITA INI HANYA TERSEDIA VERSI PDF.
164K 9.3K 15
"akhhhhh sakithhh," teriak si cewek itu kesakitan. "Sakittttttttt." "Diem!" Ucap si cowok dengan tegas. "Stop, hiks... sakit," "Bukannya ini yang lo...
20.1K 2.1K 36
Kisah cinta yang belum tamat akan diselesaikan dan memiliki akhir indah disini. [Bangchin] Start : 28.04.20 End : 15.08.20 2nd Revisi : 23.10.21 - 2...