THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

601K 44.8K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

MIDNIGHT CONFIDENCE

4K 323 15
By gazella05ezra

Anna menyabet jacket kulit hitamnya yang tergantung di balik pintu. Menuruni tangga dan bersiap dengan peralatannya yang lain. "Aku akan meminjam mobil Mr. Graat. Orang tua itu mungkin tak keberatan." Katanya sambil memasukkan beberapa benda ke dalam ransel hitam yang sudah ia siapkan. Senter, tali, pisau lipat, gunting dan, alat bor yang ia ambil dari basement.

"Kau mau ke mana?! Ini bukan adegan Tomb Raider."

"Ini misi penyelamatan. Aku akan pergi menyelamatkan Sean." Ujarnya bersemangat. Gadis itu mengambil sebuah tongkat bisbol, berusaha memasukkan benda itu juga ke dalam tas namun sedikit kesulitan.

"Itu takkan muat di dalam sana."

"Ouh, oke.. Berarti aku harus membawanya langsung."

Sedikit acuh, Kyle memutar bola matanya kesal, bersandar di pinggiran pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Kau yakin Sean benar-benar dalam bahaya? Kau tak salah melacak ponselku?"

"Dia dalam bahaya. Dia ada di pusat penelitian Oseanografi."

"Pusat Oseanografi. Apanya yang berbahaya? Tempat itu bahkan dikelola oleh pemerintah."

"Ini berbeda Kyle. Ya, aku tahu kedengarannya aneh. Tapi tempat itu dikelola oleh swasta, tidak ada campur tangan pemerintah sama sekali. Dan bisa saja, itu adalah markas James Brenner."

"Kau terlalu cepat menarik kesimpulan."

"Aku membaca riwayatnya." Anna menghembuskan nafas panjang. "Sudahlah, aku tak ingin berdebat denganmu. Aku harus bersiap. Jika kau mau membantu, aku akan sangat berterimakasih."

Anna dan Kyle terdiam untuk beberapa saat. Kyle hanya memandangi punggung saudarinya itu saat Anna makin terlihat sibuk berjalan ke sana kemari mempersiapkan segalanya. Sesekali, terbesit usul aneh yang tak mungkin bisa ia katakan. Polisi. Pikirannya terus memikirkan tentang polisi, andai dia tak menjaga perasaan adiknya ia pasti sudah berceloteh banyak tentang polisi. Kyle mungkin akan terus mendesak Anna mengadu pada polisi mengingat mereka takkan mampu melawan komplotan James Brenner sendirian jika semua perkiraan Anna benar.

Tapi sekali lagi, semua ini masih berhubungan dengan Nathalie Miller, ibu kandung Anna. Kyle tahu kenapa Anna mencoba menyelesaikan ini sendirian tanpa campur tangan pihak berwajib. Mungkin, gadis kecil yang datang ke rumahnya malam itu, masih memiliki hati untuk ibu kandungnya.

"Aku akan membantumu." Kyle menegakkan punggungnya dan beranjak dari sana. "Ikut aku Thompson, akan kutunjukkan sesuatu."

Kyle berjalan menuju ruang depan. Udara terasa lebih dingin ketika mereka menyadari jendela terbuka. Anna melangkah ke sana dan menarik kenopnya ke bawah, menguncinya. Ia hampir mengingatkan Kyle untuk memeriksa semua jendela ketika pemuda itu tiba-tiba menurunkan sesuatu dari dinding.

"Untuk apa kau menurunkan ukiran salmonmu itu?" Anna mendekati Kyle.

"Berapa kali kubilang ini hiu. Bukan salmon."

"Ya, maksudku hiu. Untuk apa kau menurunkannya?"

"Aku menyimpan sesuatu di dalam sini." Kyle meletakkan benda berbobot hampir sepuluh kilo itu ke lantai.

Anna masih tak mengerti apa yang diucapkan saudaranya. Benda itu hanya karya aneh yang pernah dibuat oleh Kyle di SMU. Ia ingat ibunya bahkan hampir beberapa kali memindahkan benda itu di basement ketimbang memajangnya di ruangan depan seperti ini.

"Oke, jadi apa yang kau simpan di dalam, karya gagal ini?" Anna menekuk lututnya tepat di sebelah Kyle.

"Pelankan suaramu, ibu bisa bangun. Dan, ini bukan karya gagal. Aku mendapat nilai B+ karena rongsokan ini."

"Gurumu pasti mabuk."

"Tidak, lebih buruk dari mabuk." Pemuda itu menahan tawanya tiba-tiba. "Dia terlalu sering bercinta. Dia bilang ini mirip dengan duyung seksi berpayudara besar. Dia berbisik kalau dia bisa saja ereksi melihat ini terlalu lama." Kyle mengetuk kecil moncong ikan itu sambil terkikik.

"Oke, berarti dia mabuk dan, mesum." Anna menguncir rambutnya jadi satu ke belakang. "Sekarang aku tahu kenapa sifatmu seperti ini. Kau salah satu anak didiknya."

"Dia menjadi gurumu setelah aku lulus Ann. Kau, juga anak didiknya."

Mereka saling melempar pandang. Tak tahu kenapa tiba-tiba mengungkit-ungkit hal itu.

"Oke-oke, lupakan soal guru mesum itu. Sekarang, apa yang ingin kau tunjukkan?"

Kyle kembali fokus dengan benda itu. Dengan hati-hati ia memutar baut-baut kecil di setiap pinggirannya. Sedikit susah, namun ia berhasil melepaskannya satu persatu. Kemudian ia mengangkat bagian atas benda itu dan memperlihatkan sesuatu di dalamnya. Anna tak pernah tahu benda itu memiliki fungsi untuk menyimpan sesuatu seperti sebuah peti tipis. Namun, ia lebih terkejut dengan apa yang ada di dalamnya. Dua buah pistol.

"Ya Tuhan! Kau menyimpan senjata api?!"

"Beretta 92 dan M9 asal Italia." Kyle tercengir. "Ya, aku mengamankan ini. Senjata terbaik yang pernah kau lihat. Dibuat tahun sembilan belas tujuh lima. Dimodifikasi sama persis dengan pistol tentara Amerika saat perang dunia dua." Ia mengangkat salah satu pistol tersebut. Permukaannya terasa dingin dan sedikit berdebu. "Ini hebatkan? Akui saja. Kau pikir untuk apa aku tak tak pernah bekerja di luar."

"Kau berdagang senjata api secara ilegal? Itu sebabnya kau tak pernah bekerja di luar?!"

"Aku menjaga benda ini! Jangan asal bicara." Sela Kyle. "Hmm, begini, ayah menyimpan ini hanya untuk berjaga-jaga. Seperti yang dilakukan kebanyakan pria tua di negara ini. Dan dia memberikannya pada kita setelah dia meninggal. Sayangnya ibu tak terlalu menyukai, senjata."

"Ouh," Anna mengangkat salah satu benda itu. "Tapi alasan kenapa kau tak ingin bekerja, kurasa bukan karena ini. Tapi karena kau, memang seorang pemalas!" Gadis itu menodongkannya tepat ke kepala Kyle.

"Hati-hati! Kau bisa membunuhku!"

"Bagus. Itu tandanya benda ini berfungsi." Anna tertawa.

"Jangan main-main lagi. Aku akan mengajarkanmu bagaimana cara menggunakannya." Kyle mulai melepaskan beberapa bagian. Sementara Anna, justru meletakkannya kembali ke dalam peti ukiran tersebut. Wajahnya mendadak muram.

"Ada apa? Ann?"

"Entahlah, aku tak yakin." Anna bangkit berdiri. "Aku belum pernah menggunakan senjata seperti ini. Dan aku tak ingin, membunuh siapa pun."

"Hanya untuk berjaga-jaga. Seperti yang dilakukan ayah. Kau tidak tahu seperti apa orang yang akan kau temui di tempat itu. Tembak saja kaki, atau tangannya. Itu jika kau memang terdesak. Lagipula, kau juga sudah mengemas peralatan-peralatan bodohmu yang tak kalah berbahaya." Kyle melirik ransel Anna dan pemukul bisbol yang tergeletak di atas kursi.

"Itu berbeda."

"Tak ada bedanya, benda ini justru mempercepat segalanya. Dan satu lagi, aku, akan ikut denganmu." Pemuda itu berdiri dan menyodorkan kembali salah satu pistol. "Hanya sekedar membuktikkan omonganmu. Kita akan membobol markas James Brenner dan mengeluarkan Sean dari sana. Astaga!!"

"Ada apa?!"

"Aku merasa seperti The Hitman."[]

-

Rachel masih duduk di kursi mobilnya. Jemarinya tak berhenti mengetuk-ngetuk kecil ganggang kemudi. Tatapannya menerawang menembus kaca menuju ke pondok yang terletak sekitar dua puluh meter dari mobilnya. Tempat kediaman keluarga Thompson.

"Ini adalah kunjungan keduaku. Aku tak yakin mereka mau menerima tamu di saat seperti ini." Ujarnya pada seseorang di ponselnya.

"Lakukan saja apa yang harus kau lakukan. Mereka hanya anak-anak."

"Ya, kedengarannya memang sederhana. Tapi, kau tahu, sebenarnya ini cukup rumit untuk..-" Wanita itu menghentikan kalimatnya saat melihat bayang-bayang dua orang dari jendela itu tampak seperti mengacung-acungkan senjata ke sisi rumah. Sebuah pistol? "Apa yang mereka lakukan?" Rachel menyipitkan mata. Salah seorang dari mereka membenahi posisi yang lain, seolah sedang mengajari bagaimana caranya menembak.

"Halo? Kau masih di sana? Rachel?"

"Ya, aku sedang... Ah, kita bicara saja lagi nanti, sepertinya aku semakin sibuk."

"Hm.. baiklah. Tapi jangan lupa apa yang sudah kuucapkan tadi. Aku tahu kau bisa melakukannya."

"Ya, ya aku mengerti. Aku akan mencoba berbicara dengan mereka. Sampai jumpa." Wanita itu mengakhiri pembicaraannya di ponsel, mematikan benda itu dan meletakkannya ke dalam tas. Ia mencoba lebih fokus melihat dua orang, bersenjata, di dalam rumah itu yang berhasil menyita perhatiannya.

Beberapa menit setelah ia mencoba mengamati, dua muda-mudi itu tiba-tiba menghilang, tak menunjukkan aktifitas apapun. Mereka seakan tenggelam di sudut rumah yang lain. Rachel tak bisa melihat apa yang terjadi hanya dari jendela persegi yang ukurannya kurang dari semeter tersebut.

Hawa dingin semakin terasa ketika ia memutuskan untuk keluar dari mobil. Angin malam sepoi-sepoi menyentil rambut panjangnya. Sementara telapak tangannya merasa dingin saat mendorong sisi pintu hingga tertutup kembali.

"Sembunyikan pistol itu sebisa mungkin Ann, jangan sampai terpisah darimu." Suara Kyle terdengar ketika kedua anak itu tiba-tiba membuka pintu dan keluar dari rumah.

Seorang pemuda agak tinggi berambut ceprak, dan seorang gadis dengan jacket kulit hitam.

Rachel berjalan menghampiri mereka. Anna dan Kyle. Ia tak yakin apakah Anna masih mengingatnya, mengingat mermaid yang dulu juga sering tampil bersama dengan Alexa. Gadis itu bisa saja mengacuhkannya. Namun yang pasti, Anna, mungkin akan tertarik jika tujuannya kemari adalah untuk, Sean.

Continue Reading

You'll Also Like

316K 5.9K 136
Tidak di edit langsung dari google translate Legenda benua, pertempuran yang mendatangkan ketenaran; Wanita Phoenix Suci, seni pedang Dewa Alam Angin...
987K 106K 62
(๐’๐ž๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐“๐ซ๐š๐ง๐ฌ๐ฆ๐ข๐ ๐ซ๐š๐ฌ๐ข ๐Ÿ’) โš  (PART KE ACAK!) ๐˜Š๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜บ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ฅ๐˜บ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช0506 า“แดสŸสŸแดแดก แด…แด€สœแดœสŸแดœ แด€แด‹แดœษด แด˜แดแด›แด€ ษชษดษช แดœษดแด›แดœแด‹ แดแด‡ษดแด…แดœแด‹แดœษดษข แดŠแด€...
1.6M 23.5K 8
Copyright to SaiRein, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembac...
2.6M 138K 73
โDiam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.โž -Liona Hazel Elnara Genre: 1. Drama Psikologis 2. Thriller / Suspense 3. Action 4. Romance 5. Crim...