THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

596K 44.7K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

THE GLASS PRISON

3.7K 358 34
By gazella05ezra


Juni 2015


"Paman!"

Sean-kecil, menghampiri Tommy yang saat itu tengah bersantai di kursi malasnya sambil menonton TV. Perut pria itu terlihat lebih buncit beberapa hari terakhir terutama saat ia meletakkan remote TV itu ke atasnya. Sean berlari dan tak sengaja menabrak paha gempal Tommy yang saat itu melintang ke atas meja. Membuat Sean seketika terpental, jatuh ke atas karpet namun cepat-cepat berdiri kembali.

"Ya ampun! Kau tidak apa-apa? Berapa kali paman bilang jangan berlarian di dalam rumah."

"Maaf-Paman." Sean mengusap-usap pantatnya, berjalan menghampiri Tommy.

"Paman hanya tidak mau kau jatuh dan terluka. Lihat pantat kecilmu." Tommy membalikkan tubuh kurus Sean dan menepuk-nepuknya. "Oh, astaga, kau bisa kehilangan pantatmu jika kau tidak pernah hati-hati. Peri-peri tidak pernah memperbaiki pantat anak-anak. Begitu juga Santa Claus." Candanya mengangkat tubuh Sean kemudian, membuatnya tengkurap di atas pahanya, mengusap semakin kencang, hampir seperti menggelitik. Membuat Sean seketika tertawa hingga suaranya mematahkan kesunyian ruangan itu yang tadinya hanya didominasi oleh suara TV.

"Berhenti paman." Sean menggeliat geli di atas pangkuan Tommy ketika pria itu semakin bersemangat.

"Rasakan ini, rasakan seranganku!" Pria itu terus memainkan jemarinya. Ini sudah ratusan kali mereka lakukan. Tommy senang dengan caranya menggoda keponakannya tersebut. Menggelitik. Ia memang sering menggelitiki Sean setiap ada kesempatan. Anak itu sangat menggemaskan jika tertawa lepas seperti itu. Mulut mungil Sean, dapat mengeluarkan suara-suara ceria khas anak-anak yang dapat mencairkan kejenuhannya.

"Oke, oke paman berhenti." Ia akhirnya berhenti setelah beberapa saat. Mengambil nafas sejenak dan membenahi posisi mereka. "Jadi, apa yang membuatmu bersemangat hingga berani menabrakku, jagoan-kecil?" Tanyanya kemudian.

Sean duduk di atas pangkuan Tommy sedikit lebih tenang. "Ibu, ibu berjanji akan memberiku anak anjing jika aku berani masuk ke dalam air di kolam tempat ibu berlatih!"

"Apa?"

"Ibu-bilang, ibu, akan memberiku anak anjing jika aku mau masuk ke kolam tempat ibu berlatih menjadi Mermaid."

"Anak anjing?"

"Anak anjing. Anak anjing berbulu putih seperti yang selama ini kuinginkan. WOOF! WOOF!" Celoteh Sean dengan menarik kedua tangannya tepat di depan dada dan berakting seolah-olah ia adalah mahkluk berkaki empat tersebut.

"Wow, itu hebat."

"Dan aku akan memberinya nama Alex."

"Alex?"

"Ya, Alex. Aku akan mengajak Alex bermain setiap hari. Bermain di belakang rumah, bermain di kamar ibu, bermain di..-"

"Jangan mencoba merusak alat rias ibu lagi Sean. Dan, bukankah Alex adalah namamu juga?" Sela Alexa tiba-tiba. Ia menghampiri dua pria tersebut dari ruang depan. Tak terasa hampir seharian sejak kunjungannya ke kediaman Tommy hari itu. "Jadi, besok kau sudah siap ikut dengan ibu sayang?"

Sean kehilangan binar-binarnya dalam sekejap ketika wanita itu melangkah semakin dekat.

Tommy menegakkan posisi duduknya. "Jangan terlalu memaksanya. Dia berbeda denganmu." Kata pria itu yang sesekali memperhatikan wajah Sean yang mendadak lesu. Ia tahu benar kalau Sean, tak pernah berani berurusan dengan air selain berada di bak mandi beserta dengan semua bebek-bebek karetnya.

"Apa kau mau bilang kalau dia lebih mirip ayahnya? Pria timur itu sama sekali tak bisa berdekatan dengan air. Bahkan berenang teknik dasar pun dia tak tahu. Dia selalu menjauhi air, apa kau mau bilang kalau dia seperti itu dan akan terus membuatnya seperti itu?!"

"Bukan itu maksudku. Kenapa kau membawa-bawa..-"

"Dia harus menghadapinya Tommy." Tegas Alexa. "Aku tak ingin dia menuruni sifat ayahnya. Aku akan melakukan apapun agar dia tidak berpikiran buruk terus mengenai air." Alexa melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku pernah tenggelam bu." Sela Sean.

"Tidak pernah Sean. Kau hanya meluncur terlalu kencang di perosotan-pendekmu dan terkejut saat kau jatuh ke kolam di bawahnya. Kau hanya terkejut, terkejut dan itu bukan tenggelam."

"Tapi jika aku masuk ke air lagi aku bisa saja tenggelam. Dan aku akan mati jika aku tenggelam."

"Sean.."

"Aku tidak mau mati."

"Sean, astaga, bukankah kita sudah membicarakannya sayang?" Alexa menghampiri anak itu dan berlutut di depannya, di samping kursi malas Tommy. "Tidak ada yang mati, tidak ada yang tenggelam. Jangan bicara seperti itu."

"Sekarang dia mirip denganmu." Sela Tommy terkikik.

Alexa tak menggubris. "Jangan pernah berpikir kau akan tenggelam jika kau masuk ke air. Itu tidak akan terjadi. Air tidak seperti itu. Lagipula.." Alexa memandang lebih dalam mata Sean. Sosok kecil itu memperhatikannya dengan serius, memasukkan salah satu jari mungilnya ke mulut. "Lagipula ibu selalu ada bersamamu, ibu akan menyelamatkanmu. Air tidak akan bisa menyakitimu sama seperti ibu yang juga tidak akan pernah menyakitimu. Ibu berjanji." Wanita itu meraih tubuh kecil Sean ke gendongannya. Sean dapat merasakan dekapan tersebut begitu, erat!

"Ibu..






















Kenapa


























Kau


























BERBOHONG?"

























~•~•~•~•~~••~

~•~••~•~•~•~~•~


Sean memekik semakin keras ketika tekanan air di sana terus bertambah. Membuat tubuhnya seakan diremukkan dari segala arah. Air yang telah memenuhi kubus kaca itu rupanya telah diatur sedemikian rupa, suhunya, masanya, semuanya sama seperti saat ia berada di lautan beberapa hari lalu. Namun, dengan tekanan yang semakin besar dan besar.

Ini sama saja seperti dia berada di permukaan laut dengan tekanan kecil, namun tiba-tiba ditarik paksa ke dasar samudera terdalam. Tubuh Sean butuh waktu untuk menyesuaikan semuanya. Untuk berubah mengimbangi tekanan air. Saat ini ia bisa merasakan delapan puluh persen tubuhnya masih tubuh manusia, dan tubuh manusia akan hancur bila diseret ke kedalaman lautan bertekanan tinggi. Itulah yang menyebabkannya begitu kesakitan, memekik luar biasa hebat.

"Tekanannya mendekati seratus bar." Ujar Jason sambil terus memantau monitor di hadapannya. "Jika kondisinya stabil, kita akan meningkatkannya lagi hingga seratus lima puluh bar." Ia memperhatikan semakin seksama setiap inci tubuh Sean, mencoba mengamati perubahan yang terjadi pada pemuda itu.

Sementara Sean sendiri merasakan pembuluh kapilernya seakan terkoyak hebat. Tubuhnya kesulitan mencerna oksigen, nutrien dan lainnya. Ia merasakan penyempitan di area rongga hidungnya. Nafasnya tak beraturan, paru-parunya sudah tak berfungsi lagi, sementara insangnya bekerja sangat keras menyesuaikan kondisi tubuhnya dengan tekanan air yang semakin berat dan berat.

"Apa yang terjadi?! Kenapa ia belum berubah?!" Ujar Alexa geram.

"Bersabarlah nyonya." Jason memperhatikan monitornya lebih seksama. "Di lautan yang sebenarnya, dibutuhkan, waktu, untuk dapat mencapai kedalaman di atas seribu meter dari permukaan laut. Semakin dalam penyelaman, semakin besar tekanan yang diterima. Tekanan-tekanan air itu memiliki tahapannya sendiri-sendiri. Seperti anak tangga. Tubuh Sean akan bereaksi sedikit demi sedikit berdasarkan anak tangga yang ia pijak, pada tekanan air yang ia terima. Dan apa yang kita lakukan sekarang, semuanya sudah terhitung sangat cepat dari kondisi yang seharusnya. Anda bisa lihat sendiri, ia begitu kesakitan, tubuhnya bereaksi lebih cepat dari keadaan normalnya. Dia akan mati jika kita melakukan lebih dari ini."

Jason mengusap dagunya dengan punggung jari telunjuk. Ia tampak cemas. Ini pertama kali dia bekerja sendiri tanpa di dampingi seseorang yang lebih ahli darinya, James Brenner. Keraguan menghias di raut wajahnya, keringat dingin membasahi kening dan pelipisnya, tangannya mengetuk-ngetuk permukaan meja. Namun tak lama, semua itu segera lenyap saat sesuatu berhasil ia tangkap dari Sean.

"Ah, kurasa ini saatnya." Ujar Jason.

Di wajah Sean, kulit di sudut mulutnya mendadak robek sangat lebar. Darah segar keluar dan mengotori air. Taring-taring kecil bermunculan dan tumbuh di area tersebut. Meninggi sekitar dua hingga tiga centimeter.

Sementara itu, di area mata, bola mata mengerikan juga menggantikan mata indah Sean. Mata yang lebih besar dan tajam, di kelilingi oleh kulit hitam yang mengeras dan di tumbuhi bintik-bintik aneh.

"Ya Tuhan! Coba lihat itu!" Alexa berseru. Melangkah kembali mendekati kaca. Matanya berbinar-binar menyaksikkan apa yang terjadi di dalam kubus itu.

"AARRGGGHH!!"

sean memekik untuk kesekian kali. Suaranya terdengar seperti sebuah raungan. Alexa tahu benar itu tidak seperti suara anaknya, suara Sean. Entahlah, seolah terjadi sesuatu di pita suara putranya.

"Suara.. monster?! Indah sekali.." Wanita itu tersenyum.

Beberapa detik kemudian, ia bisa melihat leher Sean mengalami sesuatu. Lepuhan-lepuhan di kulit leher putranya terkelupas seluruhnya. Dan sama seperti wajahnya, kulit keras yang berwarna agak gelap segera menutupi daging di sertai bintik-bintik dan sisik-sisik halus yang menyamar di bagian bawah telinga.

Sean terus meronta lebih hebat ketika hal lain terjadi. Sirip-sirip tajam tumbuh di punggungnya dan mengoyak semua pakaiannya. Merobek busananya saat benda itu terus meninggi sekitar dua belas centimeter. Ujung-ujungnya seperti mata belati yang begitu tajam, mengkilap di bawah cahaya lampu.

"Astaga aku tak percaya ini!" Alexa semakin berbinar, semakin puas ketika melihat tangan dan bagian tubuh Sean yang lain juga berubah. Kakinya!

Kedua kaki Sean seakan saling melekat. Tumbuh sisik-sisik kasar di sekitar sana. Menutup hampir seluruh bagian bawah tubuhnya. Ujung ekornya yang juga mulai tumbuh menendang-nendang hebat hingga membuat guncangan di air, siku dan badannya beberapa kali menabrak dinding kaca, menghentak permukaan benda itu keras. Membuat kegaduhan di balik kubus raksasa itu.

"Kita akan mempertahankan suhu dan tekanan air tetap seperti ini." Ujar Jason bangkit berdiri dan meninggalkan monitornya. Ia melihat Sean lebih jelas. "Untuk sementara waktu, aku akan memeriksa keadaannya. Kita akan lanjutkan beberapa jam lagi." Pemuda itu berjalan sangat dekat dengan kaca.

Sean sudah agak tenang ketika tekanan air mulai stabil. Namun tetap saja, rasa nyeri masih bisa ia rasakan di sekujur tubuhnya. Ekornya yang besar mengibas perlahan-lahan, sementara sirip-siripnya, begitu lembut terayun mengikuti gelombang di dalam tempat itu. Ia tak yakin seperti apa ia akan berubah. Namun, melihat samar-samar pantulan dirinya di permukaan kaca, Sean bisa melihat wujud yang tak asing baginya.

'Meree?'

Ia melihat dirinya, kini sangat mirip dengan wanita lautan itu.

Continue Reading

You'll Also Like

573K 35.4K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
5.7K 695 14
Event pertarungan karya antar anggota Peraya Rangers dalam rangka merayakan ulang tahun Prachaya 'Singto' Ruangroj. Hehehe. Jangan lupa dukung ceri...
60.8K 4.3K 31
Dia seorang alpha, sayangnya dia juga wanita. Dia seorang konglomerat, sayangnya bukan bangsawan. Seorang borjuis sangat dibenci dalam dunia pergaula...
186K 15.7K 61
versi lengkap tersedia dalam bentuk PDF. [R-18] Uchiha Sasuke, seorang Nanadaime Hokage dan juga seorang ayah merasa bahwa kelakuan istrinya menjadi...