Perumahan Bahagia ✓

By erinsarchive

127K 19.9K 5K

"Apaan perumahan bahagia? Aku bentar lagi sedih." - Adelia 20th More

Untitled Part 1
Untitled Part 2
Untitled Part 3
Untitled Part 4
Untitled Part 5
Untitled Part 6
Untitled Part 7
Untitled Part 8
Untitled Part 9
Untitled Part 10
Untitled Part 11
Untitled Part 12
Untitled Part 13.
Untitled Part 14
Untitled Part 15
Untitled Part 16
untitled part 18
Untitled Part 19
Untitled Part 20
Untitled Part 21
Untitled Part 22
Untitled Part 23
Untitled Part 24
Untitled Part 25
Untitled Part 26
Untitled Part 27
Untitled Part 28
Untitled Part 29
Untitled part 30
Untitled Part 31
Untitled Part 32
Untitled Part 33
Untitled Part 34
Untitled part 35
Untitled Part 36
Untitled part 37
Untitled part 38
Untitled Part 39
Untitled Part 40
Untitled Part 41
Untitled Part 42
Untitled Part 43
Untitled Part 44
Untitled Part 45
Untitled Part 46
Untitled Part 47
EPILOG

Untitled Part 17

2.1K 461 135
By erinsarchive

***

Tama sudah melakukan susunan kata-kata di kepalanya, saat melihat dia duduk di sebelah Afnan. Nggak tahu kenapa kok duduknya malah di sebelah afnan, padahal niat dia duduk sebelah sherina yang kebetulan duduk di sebelah Oriel.

"Pesan apa aja, gue ngikut." Kata Afnan lalu menyerahkan menu ke Indrani yang memang duduk di sebelah kanan Afnan.

"Gue salted wings," kata Indrani tanpa melihat menu, membiarkan pasutri melihat-lihat menu. Sementara Safira dan Adelia masih membalik-balikkan menu.

"Eh, Tam." Panggil Afnan. Membuat kegiatan Tama berhenti. Melirik calon kakak iparnya. "Lo liat deh Sherina sama Oriel, cocok ya."

Oh.
Diluar hujan ya?
Kok ada gledek?

Eh bentar
Apa dia dudukin wafer?
Kok ada bunyi kretek?
Kayak ada yang patah.

"Nggak ah," indrani menyahut, yang langsung disenggol Afnan. Sepertinya Tama juga tidak mendengar kata-kata Indrani, terlalu tenggelam dalam pikirannya sendiri.

"Gimana menurutmu Tam, kalau aku jodohin Oriel sama Sherina?" Kali ini Afnan berbisik. Supaya Sherina tidak mendengar kata-kata Afnan. "Mama tuh nyari menantu dokter soalnya. Biar dokter hewan juga, yang penting dokter."

"Tira juga dokter." Indrani kembali menyahut.

Afnan lalu menoleh ke arah Indrani, lalu mengigit bibirnya karena gemas terhadap sahutan Indrani.

"Apa bawa-bawa nama aku?" Tanya Tira.

"Kamu kan dokter toh? Katanya mas Afnaaaaaaw. Mas!" Seru Indrani. Kesakitan karena di cubit oleh Afnan. "Ini KDRT" seru Indrani lagi.

Milena hanya menggelengkan kepalanya, menahan tawanya.

"Milena sering makan di sini?" Tanya Dipta yang duduk di samping Milena.

Milena kembali menggelengkan kepalanya. "Jarang sih, tapi kalau ke sini aku belinya kare, atau wingsnya."

Dipta mengangguk, melirik Safira di sebelahnya. "kamu pesan apa safira?"

"Nasi bakar kayaknya nih,"

Adimas dengan manis, mengulurkan menu ke arah Dipta, dan menunjuk beberapa makanan mahal di menu. "Ini enak, ini enak."

"Kok tahu?" Tanya Safira.

"Lihat review. Anak kosan kayak aku gimana mau makan mahal?"

"Melas banget anak aku."kata Randi sambil geleng-geleng.

Adimas yang mendengar kata-kata itu langsung shock. Matanya terbelalak, tidak terima. "Sejak kapan aku anaknya mas?" Ucapnya tidak terima.

"Ya ampun, aku nggak di akuin ayah sama anak sendiri."

"Maaf, dia gila." Kata Aileen. "Udah pesen semua apa gimana nih?"

"Boleh." Kata Lulu sambil menutup menunya, dan melirik Tama yang mukanya sedikit pucat pasi "mas tama sakit?"

"Ini nih, mas Afffffff" dan setelahnya mulut indrani di bekap Afnan.

"Udah pesen aja dulu,"kata Afnan sambil tersenyum.

Sherina lalu memencet tombol di meja yang membuat salah satu pramusaji mendekati mereka.

"Mas Tam, mau makan apa?" Tanya Sherina saat semua sudah menyebutkan pesanannya.

"Iga bakar."

"Oh, berarti iga bakarnya 5--" dan Sherina meralat jumlah pesanan.

"Azio mana nih?" Tanya Randi. "Dim--"

"Di jalan. Dia mau ayam bakar katanya."

"Ayam bakarnya 3--" dan Sherina kembali meralat pesanan.

"Gimana Tam?" Tanya Afnan. "Kok ditanyain diem aja? Katanya pengacara."

"Shock mas." Jawab Tama. "Padahal tadi saya mau ngomong sama mas."

"Oh, mau ngomong apa?"

"Mau minta sherina." Jawab Tama.

Indrani yang mendengar lalu pasang telinga.

"Ooh, kalau aku nggak setuju, Tama mau apa?" Tanya Afnan dengan nada pelan.

"Ya langsung minta sama ayah sama ibunya mas." Kata Tama.

"Kalau nggak dikasi?"

"Ya berusaha sampai Sherinanya nggak mau."

"Oh, berarti sherinanya mau?"

"Kemarin sih gitu mas, cuman nggak tahu kalau Sherina naksir oriel juga, atau mendengarkan kata-katanya mas. Aku kan hanya berencana, yang menentukan Tuhan." Ucap Tama.

Tanpa di sadari, suara Tama naik satu oktaf, dan satu meja bisa mendengarkan ucapan Tama.

"Hm,," afnan bergumam. "Kamu belum nunjukin sikap cocok jadi calonnya Sherin nih, Tam."

"Terus menurut kamu yang cocok jadi calonnya Sherina, siapa Af?" Tanya Aileen. 

"Kalau calon aku ya tergantung aku lah," kata sherina tak ambil pusing. "mau siapapun itu, mas afnan nggak berhak dong ikut campur, sama seperti aku yang nggak ikut campur sama pemilihan calonnya mas."

"aku suka nih kalau ribut," bisik randi, sementara adelia yang ada di sebelah Randi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Udah, kan kita di sini buat makan enak, plus ngelepas masa lajang afnan yang kayaknya nggak balik-balik ke malang. Jangan ribut." Kata Tira kemudian tersenyum

Aileen mengangguk pelan. Coba suaminya ini bertingkah sesuai umur sekali aja kalau di hadapan manusia-manusia ini. Pusing aileen tuh kadang sama suaminya.

"Tapi aku seriusan deh,--" kata afnan sambil melipat kedua tangan di depan dadanya. Arah kepalanya mengarah ke adimas dan adelia. "--kalian berdua tuh udah pacaran apa gimana? Nempel mulu. Tadi di mobil berduaan, terus sekarang sebelahan."

"Siapa yang berduaan?" Tanya Adelia. "Kan aku semobil sama mas. Tadi juga duduk sebelahan sama mbak Sherin."

"Aku suka nih jodoh-jodohin Adelia." Ujar Randi, sementara Aileen yang mendengar hanya menghela napas. Capek melihat tingkah suaminya.

Padahal di rumah loveable, ketemu tetangga jadi pak gesrek sedunia.

Oriel yang dari tadi diam saja, akhirnya mencoba melerai. "Udah, kita ngomongin yang lain aja. Mas afnan baru ketemu kita setelah beberapa minggu gak pulang loh, masa ketemu langsung ngajak perang. Bahas yang lain aja."

Lalu lulu sebagai manusia banyak cerita, mulai membuka ceritanya.

Sementara di sisi lain...
"Nah, kayak gitu loh Tam, maksudku. Ngayom."lalu Afnan sebagai pembicara tersenyum.

Rupanya, mau minta sherina aja sesusah ini ya. Baru ama kakaknya aja di kasih pagar. Gimana sama orang tua sherina?

***

Azio datang sedikit terlambat, walaupun akhirnya sempat ikut makan dan bercengkrama sebentar sebelum akhirnya semua memutuskan untuk pulang. Seperti rencana awal Afnan akan langsung pulang, menuju surabaya, sementara yang lain mulai masuk mobil yang sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.

"Mas Af," Tama memanggil Afnan yang beranjak menuju mobilnya.

"Hm?"

"Gimana caranya supaya mas Af, nerima aku jadi ipar?"

"Aku gak bilang aku nggak nerima, Tam. Aku bilang kamu nggak nunjukin sikap sebagai calonnya Sherin." Ucap Afnan. "Kamu plus deh dari materi, tampang, tapi bukan itu yang kita lihat. Kita kalau materi ama tampang mah 11 12 sama kamu."  Jelas afnan lagi. "Aku punya alasan kenapa aku milih oriel tadi. Aku bukan mau bandingin kamu sama El, tapi sikap kamu sama El tuh beda. Mungkin kamu mau berkaca sedikit?" Ujar Afnan.

"Tadi mas bilangnya mamanya mas suka dokter?"

"Ya, emang suka dokter, tapi kayak yang sherin bilang tadi kita nggak ada hak buat mutusin siapa yang jadi jodohnya dia. Kalau menurut dia, kamu jodohnya ya udah. Cuman dari pendapat aku, kamu belum nunjukin sikap yang cocok jadi pasangannya sherin." Jelas afnan lagi. "aku pribadi, suka sama semua anak diperumahan. Baik-baik. Cuman kalau buat sherin, aku ingin yang terbaik buat dia. Paham kan Tam?"

"Jadi aku harus koreksi sikap?" Tanya Tama.

"Hm.... Kalau koreksi sih nggak ya. Kamu nggak salah juga sih. Cuman nggak nunjukin aja. Aku nggak mau ngasih tahu sikap apa yang aku mau lihat dari kamu. Kamu yang harus cari sendiri."

"Kan orang bisa berbenah kalau di kasi tahu mas." Kata Tama.

"Ya, kamu benar. Cuman kalau kamu harus aku dikte, nanti kalau mimpin sherina perlu ku dikte juga?"

Hening. Tentu saja ucapan Afnan ada benarnya.

"Cari sendiri ya. Aku pribadi nih dukung kok kalau emang kamu mau sama sherina, walaupun ya oriel ama sherin juga bagus di mata aku. Cuman, kalau Sherin naksir kamu juga. Aku gak bisa bilang apa-apa. Aku cuman bisa dukung, cuman sikap kamu nggak seperti yang aku bayangkan. Mungkin aku berharap lebih karena kamu pengacara." Kata Afnan lalu menepuk pundak Tama. "Ya udah ya, aku berangkat dulu. Pikir apa sikap yang aku maksud ya. Sharing sama sherin juga boleh. Btw sharing sama anak baru itu juga kayaknya seru. Aku suka jalan pikirannya." Lalu Afnan tersenyum, lalu berjalan menuju mobilnya sekali lagi.

Tama berpikir secara harfiah apa maksud Afnan tari, sebelum akhirnya berbalik badan dan menuju mobil Randi.

Disisi lain.

"Yah, mas Zio. Pulang lah mas. Jadi aku bisa nebeng mas Zio."

"Kenapa sih Dek, kan ntar ikut bapak." Kata Randi, yang membuat Adelia bergidik.

"Apaan toh Mas." Kata Adelia. "Tadi mas Dimas, sekarang aku. Pilih satu gitu loh. Atau bikin anak sendiri sana jadi nggak usah berkhayal aku tuh anaknya mas."

Randi menoleh ke kiri dan ke kanan sebelum berbisik hanya untuk adelia dengar. "Lek iso aku gawe dewe (kalau bisa aku bikin sendiri)."

Adelia mengerjapkan matanya saat mendengar ucapan Randi. Mengingat ucapan aileen beberapa hari yang lalu, yang berniat ke rumah sakit, adelia bisa menyimpulkan satu dua hal.

"Mas..."

"Wis rapopo," lalu Randi tersenyum. "Ayo cepat naik. Aileen udah di mobil dari tadi tuh."

"Aku nggak papa kok jadi anak angkat, biar kita beda cuman 7 tahun."

Randi hanya tertawa, lalu melihat Azio. "piye Zi? Jodohin anakmu ama anakku apa gimana?"

"Anakku? Ah, Dimas? Ya kalau Dimas mau sih nggak papa."

Oriel yang ada di sekitaran Azio dan mendengar kalimat barusan hanya tertawa. "Jadi mau besanan nih ya, gimana dek? Mau nggak? Untung Dimasnya masih jauh tuh, nggak denger kalau bilang iya atau tidak."

"Dia aneh bukan sih?" Kata Adelia melihat Randi, Oriel dan Azio. "Mentang-mentang habis patah hati sama mbak Ayu."

"Ha? Kenapa mbak Ayu?" Tanya Oriel.

"Punya pacar?" Tanya Adelia lagi.

"Nggak ada." Ucap Oriel. "Orangnya masih jomblo. Kadang malah nyuruh aku nyariin cowo jomblo buat dia."

Adelia kini kembali mengerjapkan matanya. Bukannya kemarin ngomongin dia salah timing ya, kok???

"Ngapain nih, kok ngumpul deketnya Adelia? Awas - awas."kata Dimas dari arah belakang Adelia

"Kan bunga mas, wajar di kerubuti lebah." Kata Safira yang ada disebelah Adimas, sambil mengerling.

"Ini bunga punya aku, enak aja." Lalu dimas memegang pundak Adelia, dan mendorongnya menuju mobil Randi.

"Wow, ini ada apa?" Tanya Randi.

"Nahkoda siap menjalankan kapal kapten."

"Kibarkan bendera nona safira."

"Ay ay capten."

Sementara Oriel dan Azio hanya tertawa mendengar percakapan Safira dan Randi.

Di mobil Tira...

"Itu anak-anak kok bergosip sih, tadi katanya pulang. Udah di mobil ngumpul rapi juga."

"Tama tuh masih ngomong ama mas Afnan." Tunjuk Milena.

"Sengit ku rasa tadi anak dua itu." Kata Dipta. "Kayak bertarung dalam diam padahal sebelahan."

Sherina tertawa mendengar ucapan Dipta. "Lagi ngetes mas Tama dia. Dia tahu mas Tama mau minta aku, jadi di tes, cuman kayaknya kecewa gitu sama sikapnya mas Tama."

"Kalau Sherin gimana? Kecewa juga?"

Sherina menggeleng. "Nggak tahu aku mereka ngomong apa, aku duduk agak jauh juga karena nggak mau tau sih. Biar urusan laki-laki aja."

"Enak ya, mbak Sherin ada yang minta." Kata Lulu sambil bersender. "Lulu kapan nih."

Tira hanya terkekeh mendengar ucapan Lulu. "Ya ntar kalau sekolahnya udah kelar,"

Milena yang mulai gusar kemudian membuka jendela mobil, "Oriel ayo pulang!" Seru Milena dari dalam mobil. "Tama jugaaa!!"

***

Continue Reading

You'll Also Like

35.6K 5.8K 21
"Ya nggak gitu maksudku, Dila"
61.7K 5.9K 19
Tittle : Cause It's You Author : Lyoon Genre : you'll find by yourself Main Cast : -Bae Sooji -Kim Myungsoo
67.7K 5.9K 35
Hinghes Rank #20 in surene #51 in kimjunmyeon Bae Joohyun, muncul kembali sebagai Bae Irene, Pelukis terkenal berdarah Korea yang sedang hangat diper...
138K 15.9K 42
Dua anak manusia yang terlalu rumit hanya untuk saling memiliki. Bersembunyi hanya untuk saling merengkuh dan mengucap kata cinta. Haruskah merek...