KIM FAMILY [REPUBLISH]

By RosellaKim27

603K 19.6K 1.4K

----[ R E S T ]---- *SEMENTARA ON HOLD* Keharmonisan sebuah keluarga berdarah Belanda dari pasangan Stefano d... More

CAST
πŸ”± Part 1 : Gendong
πŸ”± Part 2 : Back Yard
πŸ”± Part 3 : Bukan Hilang
πŸ”± Part 4 : Luar Angkasa
πŸ”±Part 5 : Bodyguard
πŸ”± Part 6 : Fourza
πŸ”± Part 7 : Problem
πŸ”± Part 8 : Runyam
πŸ”± Part 9 : Found You
πŸ”± Part 10 : Boomerang
πŸ”± Part 11 : Berdamai
πŸ”± Part 12 : Kim's Entertaiment
πŸ”± Part 13 : Terciduk
πŸ”± Part 14 : Find the Truth
πŸ”± Part 15 : Diantar Yoongi
πŸ”± Part 16 : Bad Day + Mood
πŸ”± Part 17 : Bis Kota
πŸ”± Part 18 : Where's Papa?

PROLOG

36.8K 1.6K 267
By RosellaKim27

~Enjoy Your Journey~

--🍀🍀🍀--

"Dengan penuh hormat saya persilahkan kepada Master Dedrick dan Tuan Andries untuk maju ke depan guna melakukan rangkaian serah terima tahta keagungan."

"Kepada seluruh tamu undangan yang turut hadir dengan hormat saya meminta untuk berdiri selama acara penyerahan tahta dimulai, terimakasih."

Aula megah dan mewah yang di dominasi bernuansa emas dan hitam itu mendadak hening. Seluruh tamu yang menggunakan balutan jas formal mahal itu kompak berdiri beriringan dengan langkah kaki dua paruh baya yang mulai maju ke atas podium.

Kedua pria berbeda generasi itu kini saling berhadapan dan berdiri dengan gagahnya. Lalu satu pria yang membawa kotak hitam berukuran sedang dibalut kain merah turut berdiri menghadap kedua pria itu.

Tidak ada satupun di antara para tamu yang berani mengeluarkan sepatah kata di acara sesakral ini. Semua mata melihat dengan seksama dan penuh fokus ke depan. Masa depan mereka sebentar lagi akan berubah karena tahta tertinggi dan agung tersebut sebentar lagi akan berpindah tangan.

"Hari ini di hadapan kita semua, ketua kita yang agung dan bijaksana, Master Dedrick De Groot akan menyerahkan tahta agung kepada Master Andries De Groot sang putra mahkota."

"Dengan adanya penurunan tahta ini kami dari pihak anggota inti menegaskan bahwa Master Dedrick tidak terpaksa atau diancam untuk menyerahkan tahtanya. Semua ini murni keinginan dari Master Dedrick sendiri."

Sang pembawa acara itu berhenti sejenak setelah menuturkan kalimatnya dengan pembawaan yang tegas dan berwibawa. Pembacaan rangkaian acara pun kembali diucapkan setelah lampu menyorot kedua orang penting di depan sana.

"Penyerahan tahta Dedrick De Groot pada Andries De Groot dimulai."

Kotak hitam yang dibawa pria tadi dibuka, lalu Dedrick mengambil benda berkilau dan cantik itu dalam genggamannya. Pria tua itu mengusap dan melihat sebentar benda yang selama ini selalu melekat pada dirinya.

Tidak lama pandangan Dedrick mengarah ke depan dimana Andries berdiri dengan perawakannya yang tegas. Putranya, putra bungsunya yang sebentar lagi akan segera meneruskan jejaknya yang selama ini telah ia jalani selama puluhan tahun.

Tangan yang mulai keriput itu terangkat dan mulai memasangkan benda berkilau yang terbuat dari berlian itu di jas sang putra. Pin semacam bros berbentuk mahkota emas itu kini resmi melekat di dalam kehidupan putranya.

"Ayah harap setelah ini kau bisa lebih hati-hati dan dewasa Andries. Ayah percayakan kelompok kita ada di tanganmu. Jaga nama baik selalu dan jaga juga keluargamu."

"Entah keputusan ini benar atau tidak, tapi Ayah sangat percaya kau bisa mengatasi semua masalah yang akan datang nantinya. Setelah ini kau akan melalui banyak rintangan dan aku sebagai Ayahmu akan selalu berada di belakangmu."

"Berbahagialah selalu seperti dahulu Ayah mengatakannya ketika kau menikah."

Andries yang awalnya berwajah dingin dan terkesan acuh itu mengedip pelan dengan memandang sendu rupa sang Ayah yang tersenyum ke arahnya. Ia balas senyuman itu walau terlihat tipis.

Dedrick menepuk bahu Andries sekali dan keduanya berbalik menghadap ke hadapan para tamu undangan yang datang dari berbagai belahan dunia. Mereka semua diundang ke negara kincir angin ini dari berbagai kelompok besar juga. Maka dari itu, penjagaan di tempat ini sangat ketat, terkesan begitu sakral juga tertutup dari orang luar.

"Aku, Dedrick De Groot dengan resmi menyatakan bahwa tahta ketua yang agung dan gelar Masterku diturunkan kepada putraku, Andries De Groot."

Bersamaan dengan itu, seluruh kalangan para tamu melakukan penghormatan dan menunduk sangat dalam kepada Andries si raja bawah tanah mereka yang baru. Juga setelahnya banyak riuh tepuk tangan dan wajah yang turut bahagia atas dirinya.

Andries bergeming di tempatnya, matanya fokus memindai seluruh tamu. Keningnya tiba-tiba mengerut dengan wajah penuh was-was mengabaikan segala macam ritual penghormatan lainnya yang ditujukan hanya untuk dirinya seorang.

"Ada apa? Mengapa melamun?" tanya Dedrick, "sapalah dan terimalah ucapan selamat dari para tamu kita Andries."

Andries menatap Ayahnya lalu kembali mencari objek yang sedaritadi ia perhatikan namun ternyata sudah menghilang.

"Apa dia tidak datang Ayah?"

"Siapa?" bingung Dedrick, "oh .... kau abaikan saja dia, Ayah sudah pusing menghadapinya," jawabnya setelah paham dengan apa yang di maksud Andries.

"Apa Ayah yakin dia tidak akan berbuat nekat?" tanya Andries berubah serius.

"Kau jangan khawatir Nak. Suruhan Ayah selalu mengawasinya."

Andries menghela napas lelahnya lalu ia berniat turun dari atas podium untuk menyalami orang-orang yang saat ini sah menjadi bawahan dan mitra kerjanya di dalam urusan dunia bawah.

Namun lagi dan lagi Dedrick menahannya. Yang mana membuat Andries mengangkat sebelah alisnya pertanda sedang bertanya.

"Sekali lagi ku ucapkan selamat untukmu Andries," ucap Dedrick sambil beringsut memeluk Andries.

Andries berdecak malas tapi tetap membalas pelukan sang Ayah, "Sudah ku katakan jangan panggil aku dengan nama Andries. Cukup Stefano saja Ayah."

"Terserah kau saja. Mentang-mentang tidak tinggal lagi di tanah kelahiranmu kau jadi mengubah nama heh?" cibir Dedrick sedikit jengah pada putranya ini.

"Sudahlah Ayah, kita sudah pernah sekali membahas hal ini. Aku tidak ada waktu, aku permisi."

Andries a.k.a Stefano itu melenggang pergi setelah membungkuk singkat pada Dedrick yang harus beberapa kali menghela napas sabar menghadapi ucapan putranya. Ah, ia jadi ingat masa mudanya yang sama persis seperti Stefan. Jadi, Dedrick tidak bisa untuk menyalahkan Stefan yang terkesan tidak sopan. Karena Dedrick yang dulu juga bersikap sama persis seperti itu.

---

"Boys, what do you think about me?"

Beberapa pria yang awalnya memunggungi Stefan berbalik dan sedikit terkejut melihat kedatangannya. Namun tidak lama, para pria itu menampilkan raut wajah biasa saja dan terkesan malas.

"Tidak ada yang berubah dari penampilan Papa. Papa masih sama saja, jelek," ledek salah satu pria di sana dengan beraninya.

Bahkan beberapa orang yang mencuri dengar dibuat ternganga. Ketua baru mereka dikatai? Pasti sebentar lagi akan terjadi pembantaian jika saja orang itu bukanlah putra kandungnya.

Stefan melototi putranya, "Beraninya kamu. Mau Papa potong sahammu itu Seokjin?" ancam Stefano membuat Seokjin, si putra sulung Stefano ketar-ketir panik sendiri.

Anak di luaran sana apa-apa pasti diancam dengan dipotong uang jajan. Sementara mereka diancam dengan hal yang ekstrim merujuk ke tidak masuk akal. Saham satu perusahaan jadi taruhannya.

"Ampuni saya yang mulia agung Andries De Gr--"

"Berhenti sebut nama itu atau Papa benar-benar akan memotong sahammu boy." Stefan memerintah dengan nada yang terdengar mutlak.

Seokjin mengulum bibirnya dengan cepat, sepertinya ia salah telah meledek Papanya.

"Entah aku harus mengatakan ini atau tidak. Tapi selamat atas tahtamu yang baru ini Papa." Stefan tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada Namjoon yang terlihat dewasa di usia mudanya.

"Yoi, Papa kau hebat sekali! Aku tadi sudah mengambil video dan potret Papa ketika serah terima. Nanti aku kirimkan okey?" ujar Hoseok antusias membuat Stefan terkekeh ringan melihatnya.

Lalu tidak lama ponsel yang berada di saku Stefan berbunyi, pertanda ada panggilan masuk. Ia menjawab panggilan tersebut dengan lembut namun setelahnya berubah menjadi terkejut bercampur bingung. Stefan buru-buru memasukkan ponselnya ke dalam saku setelah panggilan itu terputus.

"Sepertinya kita benar-benar harus pulang ke mansion boys. Atau Adik bungsu kalian akan merajuk berhari-hari," ujar Stefan tiba-tiba membuat semua putranya terkejut dan berakhir panik.

Permintaan si bungsu sangatlah mutlak. Dan merajuknya si bungsu merupakan petaka besar bagi mereka. Gadis kecil yang saat ini mungkin tengah meraung-raung di Korea sana harus segera ditenangkan.

"Tunggu apalagi, ayo kita pulang!" Seokjin memekik heboh sambil menarik Namjoon yang pasrah saja ketika si sulung sudah ribut sendiri seperti itu.

"Sebentar! Aku akan telfon toko oleh-oleh Belanda dulu untuk segera mengirimkan banyak barang ke bagasi jet pribadi kita!"

"What the hell! Untuk apa itu Hoseok?" tanya Stefan frustasi pada jalan pikiran putranya yang satu itu.

"Papa ingin adik-adik curiga?! Kita beralibi melakukan short trip tanpa membawa oleh-oleh hah?" sewot Hoseok sambil melotot dramatis lalu sibuk menelefon seseorang.

"Terserahmu saja lah."

Lalu atensinya beralih pada satu putranya lagi yang sedari tadi belum mengucapkan selamat padanya atau bahkan berbincang ringan pun tidak ada.

"Yoongi, kau sedang lihat apa?"

Yoongi menatap Stefan cukup lama, lalu ia menggeleng pelan, "Tidak ada. Hanya ingin melihat-lihat," jawabnya singkat.

"Are you sure?"

"I think so."

Merasa tidak puas, Stefan mendekat lalu berbisik di telinga Yoongi, "Papa tahu kau melihat sesuatu. Pulang dari sini mari kita bicara boy."


























"Aku cari kemana-mana, rupanya kau disini." Seorang wanita memasuki sebuah ruang kerja yang remang-remang, dimana ada seorang pria yang menyambutnya dengan senyuman, "Apa ada yang kau pikirkan?"

"Anak-anak sudah tidur?" Tanpa ada niatan menjawab, ia malah berbalik bertanya pada sang istri yang kini duduk di pangkuannya.

"Baru saja semua tidur. Kau belum menjawab pertanyaanku Stefan!"

Stefan tersenyum tipis dan memandangi wajah cantik istrinya dari dekat. Semakin lama usia pernikahan mereka, rasanya ia semakin mencintai istrinya itu.

"Tidak ada masalah Alice. Hanya sedang mengenang memori 5 tahun lalu ketika statusku berubah dan mendapatkan ini." Stefan menunjukkan pin mahkota yang tertempel di jas nya kepada Alice.

Alice melembut setelah sedikitnya mengerti keadaan sang suami, "Apa ada masalah atau kau--"

"Tidak ada sayang. Selama ini dunia bawah dan atas masih bisa ku handle bersama dengan anak-anak. Kau doakan saja semoga semua terus damai dan tentram selamanya, terutama-- organisasiku."

Alice mengangguk dan mengamini ucapan suaminya yang merupakan harapannya juga.

"Selagi masih ada kamu dan anak-anak, aku masih bisa bernapas dan hidup waras Alice."

"Ekhm, kalau begitu ayo kita ke kamar. Kau perlu bersih-bersih dan istirahat Stefan! Aku tidak ingin kau sakit!" Galak Alice membuat Stefan meringis mendengarnya.

Akhirnya Stefan pasrah saja ketika tubuhnya ditarik meninggalkan ruang kerjanya. Pria itu mencoba melupakan beberapa kepingan memori masa lalunya dan memfokuskan diri pada kehidupannya sekarang-- setelah lima tahun lamanya ia mendapatkan tahta keagungan sebagai pemimpin dari sebuah organisasi hitam dunia.

Tapi kembali lagi ke realita, Stefano Kim alias Andries De Groot hanyalah seorang suami dan ayah. Maka ia hanya akan tunduk dan bersikap manusiawi hanya kepada mereka yang ia kasihi saja.

--🍀🍀🍀--

"Dipublish sejak Tahun 2019, 3 kali revisi dan belum tamat sampai saat ini. Kalau ada yg berniat plagiat atau gk vote, lu keterlaluan sih."

--Yoongi--

Jumat, 07 Januari 2022

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.3M 206K 64
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
422K 44.2K 47
Rasa sakit menjadi alarm atau penanda bagi kita bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja. Ia memberikan sinyal kepada kita untuk lebih peduli atau mul...
1.2M 54.5K 52
-Ketua Geng Motor -Nikah Terpaksa Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua...
3.3M 271K 46
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’β€’ "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...