I Love Her 1 : Leonardo

By AnnabelleTF

1M 64.3K 654

Trilogi 'I Love Her' Mengisahkan tiga orang dokter muda, tampan, dan pujaan di rumah sakit. Leonardo, Marcell... More

Prolog
LEO - dua
LEO - tiga
LEO - empat
LEO - lima
LEO - enam
LEO - tujuh
LEO - delapan
LEO - sembilan
LEO - sepuluh
LEO - sebelas
LEO - duabelas
LEO - tigabelas
LEO - empatbelas
LEO - limabelas
LEO - enambelas
LEO - tujuhbelas
LEO - delapanbelas
LEO - sembilanbelas
LEO - duapuluh
LEO - duapuluhsatu
LEO - duapuluhdua
LEO - duapuluhtiga
LEO - duapuluhempat
LEO - duapuluhlima
LEO - duapuluhenam
LEO - duapuluhtujuh
LEO - duapuluhdelapan
LEO - duapuluhsembilan
LEO - tigapuluh
LEO - tigapuluhsatu
To be continue...

LEO - satu

55.9K 2.7K 30
By AnnabelleTF

"Ada apa?" tanyaku dingin.

"Jaga sikapmu itu, Leo! Mama ga pernah ngajarin kamu ga sopan di depan orang tua kamu sendiri!" teriak wanita paruh baya di hadapanku.

Mama? Ha! Dia masih berani menyebut dirinya Mama setelah dia menelantarkan ketiga anaknya, bercerai dengan suami anak-anaknya, dan meninggalkan kami semua? Dia masih berani menyebut dirinya 'Mama'?!

"Jadi kalau berselingkuh di depan anak sendiri, itu ga masalah? Seharusnya Anda bercermin sebelum bertemu dengan saya!" kataku ketus. Aku tahu sikapku tidak sopan, tapi aku sudah lama menganggap wanita di hadapanku mati, tepatnya saat dia keluar dari rumah.

"LEONARDO BRAWIJAYA!" teriak wanita itu sampai bangkit dari kursinya. Matanya terus menatapku penuh emosi, dan jarinya menunjuk ke arahku. Bisik-bisik dari para pengunjung di meja sekitar kami pun sudah terdengar. Pasti heran dengan kelakuan gila wanita ini.

Oh astaga, kenapa setiap kali wanita ini ingin bertemu denganku selalu berteriak tidak tahu malu! Lupakah dia kalau nama 'mantan' anaknya ini harus dijaga sebaik-baiknya??? Mungkin dia hanya wanita biasa-biasa saja, tapi aku punya reputasi yang harus aku jaga!

"Tidak usah bikin diri Anda malu di sini. Cepat katakan apa yang ingin Anda katakan!" kataku sambil tak kalah menatapnya nyalang. Dikira aku takut dan gentar di hadapannya? Tentu saja tidak! Hanya saja aku tahu adat dan tahu tempat! Aku terpelajar dan tidak berniat membuat diriku malu di tempat umum!

"Mama hanya ingin minta kamu menikah. Hanya itu! Umurmu sudah hampir kepala tiga, dan kamu satu-satunya anak Mama yang belum menikah." Wajah wanita itu berganti menjadi memohon dan menatapku dalam. Bahkan wanita itu sudah kembali duduk, meredakan bisik-bisik para pengunjung yang sempat terjadi.

Dulu, aku akan senang hati mengikuti apapun kata-katanya setiap dia menatapku seperti itu. Tatapannya yang mengiba dan penuh harap. Aku akan menjadi anak penurut dan melakukan apapun agar wanita itu bangga kepadaku.

Dulu, dialah gambaran wanita sempurna yang ingin kucari sebagai pendamping hidupku kelak. Penyayang, baik, tulus, mencintai keluarganya, cantik... Dia yang selalu membuat rumah terasa nyaman dan aman. Orang yang selalu ku panggil 'Mama' saat aku memasuki rumahku.

Tapi sekarang tidak lagi!

Saat aku melihat wanita itu bercumbu dengan sekretaris Papa di kamarnya, aku sudah mengeraskan hatiku. Semurah itukah dirinya sebagai seorang istri Brawijaya? Apa dia lupa suaminya yang adalah konglomerat Asia terkenal dengan harta melimpah dan kecerdasan luar biasa? Apa dia lupa bahwa suaminya mencintainya dan setiap hari mencium keningnya? Apa dia lupa punya tiga orang anak hasil cintanya?!

Oh God, I hate her!

Mungkin Papa masih mencintainya walau status mereka sudah cerai. Kedua kakak ku pun masih menganggapnya ada. Tapi tidak bagiku! Aku yang melihatnya selingkuh dengan mata kepalaku sendiri!

Dan sekarang apa haknya memintaku menuruti permintaannya? Dia bahkan bukan siapa-siapa lagi bagiku! Dia hanya orang asing yang bahkan namanya sudah kulupakan, dan jika karena bukan Papa yang memintaku untuk bersopan santun kepadanya, aku pun akan menolak pertemuan seperti ini!

"Menikah dengan seorang wanita yang bertampang cantik dan pura-pura lugu, lalu dia akan mengkhianati aku dengan selingkuh? Tidak akan. Pembicaraan selesai!" Sindirku telak. Aku bisa melihat sekilas kekagetan di wajahnya tapi apa peduliku? Apa dia lupa seberapa pucatnya aku saat melihatnya selingkuh?

Aku segera bangkit dari tempat duduk, dan meletakkan beberapa lembar uang seratusan ribu. Dia masih terdiam sampai tepat saat aku mengayunkan kakiku satu langkah, wanita itu baru buka suara.

"Leo! Tidak bisakah kamu memaafkan Mama?!" Wanita itu meraih tanganku dan menahanku pergi.

Aku menoleh sekilas menatapnya. Halah, lagi-lagi air mata buaya itu. Aku sudah kebal! Dulu saja dia menangis memohon supaya Papa tidak menceraikannya, dan Papa terbujuk. Lalu apa yang terjadi? Dia masih berselingkuh! Bukan hanya dengan sekretaris Papa, tapi juga anak buahnya! Betapa menjijikkan melihat air mata itu!

Lagipula, kemana saja dia selama lima belas tahun lebih ini? Dia bahkan tidak mencari atau sekedar menelepon keluarganya! Dia hanya tiba- tiba muncul kembali dan memintaku menikah? Ha! Omong kosong!

Aku menghempaskan tangannya dan menatapnya tajam. Dia tidak ada lagi di hidupku dan aku mau dia tahu itu!

"Mungkin saat itu aku hanya anak SMP, tapi perbuatan tercela itu sungguh tidak pantas bagi ibu yang melahirkanku. Bagiku, ibuku sudah mati! Bahkan jika aku ingin menikah, aku tidak menginginkan kehadiranmu!"

Aku berjalan lurus keluar dari restoran itu dan ke arah parkiran, menulikan telingaku terhadap panggilan dan raungan wanita itu. Aku sudah muak dengan drama ini. Yang ada sekarang adalah hidupku... hidup bebas seorang Leonardo Brawijaya!

Aku masuk ke mobil dan langsung mengemudikannya tidak tahu arah. Setidaknya aku harus segera pergi dari tempat ini! Kemana pun boleh asal tidak berada di dekat wanita itu!

Brengsek!

Tanpa sadar air mataku mengalir.

Kenapa bertemu dengan wanita yang sudah membuatku hancur itu, aku malah meneteskan air mata karena tak kuat menahan rindu kepadanya! Damn!!!

Ini bahkan sudah lebih dari lima belas tahun, tapi hatiku masih tidak rela kehilangan kasih sayang wanita yang kupanggil 'Mama'!

Kenapa?! Kenapa??!

Kenapa dia harus yang menjadi ibuku dan melahirkanku?! Kenapa dia harus yang menjadi wanita yang paling kuhargai?! KENAPA DIA HARUS BERSELINGKUH!!!

Dia harus tahu... Karena dialah aku benci wanita! Aku benci wanita yang hanya bertampang sok-sok polos tapi ternyata seorang murahan! Aku benci wanita yang tidak satu pun dari mereka pantas menyandang status sebagai istriku! Aku tidak mau menikah dengan wanita yang nantinya hanya akan menyakiti hatiku seperti wanita itu menyakiti Papa!

Arrgghhh!

DAMN IT!

Kenapa Papa begitu bodoh menjadikan dia sebagai istri dan melahirkan aku ke dunia ini! I hate her! I hate her so damn much!

Oh c'mon Leo, you're tough! Wanita itu hanya masa lalu dan jangan biarkan dia menghancurkan dirimu yang sekarang! Dia tidak akan ada di masa sekarang ataupun masa depanmu!

Aku memberhentikan mobilku di pinggir jalan dan menghapus air mataku kasar. Menarik nafas dalam dan mengangkat ponselku yang sedari tadi berbunyi nyaring. Sudah waktunya aku kembali ke dunia dan melupakan apa yang tadi terjadi. Ya, itu hanya mimpi buruk dan sekarang aku sudah terbangun!

"Halo?"

"Dokter Leo? Akhirnya dokter angkat juga! Ada kecelakaan dok, dan kami kekurangan orang di sini. Bisa dokter segera ke rumah sakit?"

"Saya segera ke sana!" kataku cepat.

Double damn! Harusnya sedari tadi aku mengangkat panggilan ini. Aku segera menjalankan mobilku dan berbalik arah ke rumah sakit. Ku pacu mobilku dengan kecepatan tinggi sampai diklakson puluhan mobil yang kuselip.

It's emergency, you know!

Aku segera keluar dari mobil dan meminta satpam yang ku kenal baik memarkirkan mobilku. Aku buru-buru dan segera berlari ke bagian unit gawat darurat.

"Di sini dok!" panggil seorang perawat yang tadi meneleponku. Naya.

Aku segera menghampiri pasien yang ada di depannya dan memeriksa luka pada bagian perutnya. Luka yang sangat serius dan membutuhkan laparotomy (pembedahan pada rongga perut) sesegera mungkin! Lukanya benar-benar dahsyat dan menyebabkan hematoma (penggumpalan darah) besar pada bagian perut dekat hati dan sampai ke pinggangnya. Belum lagi adanya pecahan kaca yang menusuk ke perutnya dan belum dikeluarkan!

"Siapkan ruang operasi!" perintahku.

"Baik!"

Aku menghembuskan nafas keras. Setidaknya pikiranku sekarang teralih ke pekerjaanku. Seperti Papa, aku lebih memilih menenggelamkan diri ke dalam pekerjaan daripada terus menerus terperangkap dalam perasaan sedih tak berujung.

Aku punya hidupku sendiri, dan aku tidak membutuhkan apapun lagi!

Pekerjaanku sebagai dokter bedah, kehidupan bebasku, tidak kekurangan... bagiku semua ini lebih dari cukup! Tidak perlu seorang istri yang hanya akan membuatku lebih mengalami sakit hati jika dia seperti wanita itu.

Dalam hidup ini aku hanya butuh dua hal. Aku hanya butuh scalpel (pisau bedah) dan minuman beralkohol... Cukup dua hal itu! Oh, dan mungkin beberapa wanita untuk menyalurkan kebutuhanku sebagai lelaki.

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 189K 39
connected [ kuh-nek-tid ]: having a connection Alfian Djanuar Nandiardji is my first love. He is the only person I wish I could pass the future with...
2.3M 73.1K 17
Sebagian sudah diunpublish Link ebook di google play : https://play.google.com/store/books/details?id=uA5QDwAAQBAJ Pesona pria itu mengacaukan indran...
935K 107K 65
Kinanti Laudyara adalah seorang PA profesional. Jasanya sudah terdengar hingga ke selesar istana para konglomerat tanah air maupun mancanegara. Dalam...
3.2M 24.8K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...