LEO - duapuluhlima

24.8K 1.6K 6
                                    

Alena ... hamil?

Hamil?

Alena hamil?

Tapi, kenapa bisa? Bagaimana .... Bagaimana mungkin dia hamil!!!? Bukannya aku tidak tahu bagaimana caranya sel telur bertemu dengan sperma. Bukan itu! Yang aku tidak mengerti, bagaimana bisa Alena hamil dan...

Oh God, aku tidak ingin memikirkan apapun sekarang ini. Cukup Alena selamat saja dan aku sudah sangat bersyukur! Masalah nanti, akan ku pikirkan nanti. Yang terpenting Alena selamat.

"I'm in!" tegasku sambil mendobrak masuk pintu yang dilewati Nico tadi.

Nico membalikkan badannya dan menatapku tajam. Aku tidak peduli, yang terpenting aku masuk! Aku harus menyelamatkan Alena, dan aku yang terbaik yang ada di rumah sakit ini!

"Lu ga boleh masuk dalam operasi ini, Le!" Kata Nico tidak kalah tegas denganku.

"Leo! Biarkan dokter lain yang mengurus Alena..." Kata Ello yang mencoba menarikku keluar.

Aku tetap bersikeras dan berjalan masuk. Hampir melewati Nico. Dan saat itulah Nico langsung mencengkram lenganku dan menyeretku keluar. Karena tanpa aba-aba, aku pun tidak punya tenaga untuk memberontak.

"Gue harus masuk!" Teriakku di depan Nico.

Dan sederik kemudian, tanpa aku duga, satu tendangan berputar khas Nico langsung melayang mengenai wajahku. DAMN!

"Stay away dari pintu atau lu bakal nyesel memperlambat para dokter yang mau nyelamatin Alena!" tegas Nico sambil menonjok tepat di ulu hatiku.

Brengsek! Aku benar-benar tidak menduga Nico akan menghajarku di depan OR! Perih dan sakit... Tapi rasanya aku masih belum terima! Aku masih ingin masuk dan menyelamatkan Alena dengan tanganku sendiri. Aku mau menyelamatkan Alena!

"Leo, lu sendiri tau dengan jelas lu ga akan bisa masuk ke sana. Realistis lah! Di antara kita bertiga, lu yang paling realistis! Jangan bodoh!" omel Ello sambil membantuku berdiri.

Pukulan Nico benar-benar telak dan selalu karena kebenaran. Aku menghembuskan nafas kasar dan segera bangkit berdiri. Mengikuti Ello dalam diam ke ruang tunggu. Walau rasanya tidak rela sama sekali meninggalkan pintu yang sudah ditutup itu, tapi apa yang bisa aku lakukan?

Yang ada, Nico akan membuatku tidak sadarkan diri kalau aku masih terus mengotot masuk.

Aku tahu percuma saja. Aku tidak akan bisa masuk dan menyelamatkan Alena. Seperti kata Ello, dengan tangan gemetar yang masih belum berhenti ini, mustahil aku bisa menyelamatkan Alena!

Huff... Ini benar-benar gila. Sahabatku sendiri yang membuatku sadar kalau aku ini bukan dokter yang kompeten. Bisa-bisanya aku memaksa masuk sedangkan aku tahu jelas aku tidak akan bisa membantu di dalam sana. Nico benar... dan Ello benar. Mereka benar tapi aku masih memaksa egoku.

Hanya saja, aku takut. Aku begitu takut Alena di bawah penanganan dokter lain! Aku ... aku tidak mau kehilangan Alena. Sekalipun Alena....

Alena hamil.

Satu kenyataan yang sungguh meninjuku telak. Alena hamil dan bukan anakku... Alena hamil, dan...

Oh God, ALENA HAMIL!

"Gimana perasaan lu sekarang?" tanya Ello yang menarik kursi duduk di hadapanku.

Aku yakin, seyakin-yakinnya, ini pasti akan memasuki sesi pekerjaannya sebagai dokter spesialis. Dia mau menginterogasi perasaan dan pikiranku habis-habisan. Memastikan aku masih sadar dan menginjak bumi. Terlebih, dia tahu rentetan kejadian tadi! Huff...

"Ga jelas." Jawabku jujur.

Mungkin ada baiknya aku bicara dengan Ello, sekalipun aku yakin hanya akan menguras diriku lahir dan batin. It must be hard!

"Apa yang membuat lu merasa tidak jelas?"

"Semua!"

Semua kejadian tadi. Dari saat aku kehilangan Alena, telepon dari satpam rumah Alena, perlakuan gila tiga setan itu, sampai Alena masuk ke kamar operasi. Semua kejadian tadi terasa begitu cepat dan tidak jelas! Bagaimana mungkin semua terasa seperti satu kedipan mata?!

"Semua tidak jelas?"

"Ya! Gue ga percaya semua ini terjadi! Alena..."

Aku berhenti. Memberi jeda kepada diriku sendiri untuk mengatakan apa yang aku pikirkan. Apakah aku sanggup mengatakan apa yang membuatku gelisah dan berubah menjadi setengah gila seperti sekarang ini?!

"Alena...?" Ello menunggu.

"Alena ditikam dan sekarang kabar luar biasanya, dia hamil! HAMIL!" Kataku dalam satu hembusan nafas. Rasanya semua emosi yang aku tahan, tumpah semua.

Aku masih belum percaya dengan semua ini. Bagaimana mungkin semua ini terjadi? Bagaimana mungkinAlena sekarang ada di kamar operasi dan ... dia hamil??!

Damn!

"Lalu apa yang mau lu lakukan sekarang?"

Apa yang akan aku lakukan? Ha! Itu pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan! Tentu saja aku akan, "Bunuh siapapun yang bikin Alena hamil!" Kataku yakin.

"Dan itu akan membuat perasaan lu lebih baik?"

"YA!"

Tiga setan itu harus tahu penderitaan Alena! Hukuman penjara tidak akan pernah cukup untuk membalas semua perbuatan hina mereka! Mereka harus merasakan api neraka yang akan membakar habis tubuh mereka. Mereka harus merintih, menangis dan memohon ampun! Mereka harus disiksa! Sama seperti perlakuan mereka terhadap Alena!

"Dan setelah itu lu mau apa?"

Mau apa? Setelah itu, aku mau... apa?

"....."

Aku terdiam. Cukup lama. Mencoba memikirkan apa yang akan aku lakukan setelah itu. Alena sendiri yang pergi dari apartemenku karena pernyataanku. Aku sendiri yang membuatnya kabur dan dia sampai tertimpa musibah seperti sekarang ini. Lalu saat dia bangun dan tiga setan itu aku bunuh, aku mau apa?

Apa yang aku mau setelah semua itu?

"Lu mau apa?" Tanya Ello ulang.

"Gue ga tau!"

"Apa yang lu ga tau?"

"Gue ga tau setelah itu mau apa!" Jawabku kesal.

"Sekarang Alena sedang berjuang di dalam sana. Menurut lu, bagaimana perasaan Alena?"

"....."

Marah? Kesal? Sedih? Sendiri? Takut?

Aku tidak tahu!

Tapi selama ini Alena selalu memaafkan perlakuan gila ketiga setan itu! Dia ... dia hanya bisa ketakutan tapi dia tidak mau menyakiti keluarganya, walau keluarganya itu bukan keluarga yang baik! Dia... aku tidak tahu bagaimana perasaan Alena yang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana!

"Apa dia juga akan berpikiran hal yang sama seperti yang lu pikirin?"

"...."

Tidak! Alena pasti tidak akan mau membunuh tiga setan itu. Alena terlalu baik! Lalu jika aku membunuh tiga setan itu, bagaimana tanggapan Alena terhadap perbuatanku? Apa dia akan marah dan memakiku? Apa dia akan meninggalkanku karena perbuatanku itu? Lalu... Apa??!

"Segelas teh hangat pasti bisa membantu. Tunggu di sini dan gue segera kembali." Kata Ello sambil beranjak pergi.

Meninggalkanku dengan berbagai pikiran yang membuat kepalaku ingin pecah! Kenapa masalah ini menjadi begitu sulit!

Damn.

Kenapa aku berteman dengan seorang psikiater!

I Love Her 1 : LeonardoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang