LEO - duapuluhdua

25.7K 1.7K 13
                                    

"Bro, lu mau mati di sini ya hah?! Ga kerja, ga ada kabar, ga bilang-bilang! Ngomong kek kalo lu lagi stress!" Teriak Nico tanpa ampun.

"Berisik lu!" Balasku kesal. Menarik selimutku lebih tinggi hingga menutupi kepalaku. Ini baru jam tujuh pagi dan aku masih mengantuk karena semalam mencari Alena sampai subuh tadi.

Huff.. Aku masih belum dapat menemukan dia. Entah ada dimana dia, dan aku benar-benar seperti kehilangan hidup. Makan tidak lagi terasa seperti makan. Semua hambar! Apartemenku sudah seperti kapal pecah, dan semua hal yang ada di sekitarku seperti tidak hidup. Semua seperti kehilangan sentuhan Alena saat dirinya tidak ada di sini!

Aku seperti orang gila mencari dua minggu penuh dimana keberadaan Alena. Di setiap jalan yang aku susuri, di setiap tempat yang aku lewati, di setiap kendaraan yang melewatiku... Aku mencari Alena tapi dia tidak terlihat sama sekali. Dia hilang seakan ditelan bumi dan aku tidak bisa menemukannya dimana pun! Aku bahkan membayar orang untuk mencarinya, tapi sampai sekarang belum mendapatkan hasil!

Aku merindukan Alena... Sangat!

Rasanya semua begitu hampa tanpa dirinya! Tapi bukankah dulunya aku hidup seorang diri? Bukankah selama ini aku pun hidup tanpa meminta belas kasihan dari kaum Hawa setelah wanita itu?! Oh God, apa aku sudah tidak bisa hidup jika dia tidak ada di sisiku? Sejak kapan aku berubah menjadi ketergantungan dengan keberadaan dirinya??!

Tapi aku benar-benar merindukannya!

Aku sangat merindukannya di setiap tetes darah yang mengalir di darahku. Tubuhku gemetar menginginkan kehadirannya di sisiku... Bahkan saraf-sarafku ngilu karena tidak tahan dengan perasaan ini!

"Gue tau cinta itu gila, tapi gue ga tau cinta bisa bikin lu gila juga Le!"

"Gue ga gila, Nic! Gue cuma...."

"Cuma apa?"

"Cuma..."

"Merindukannya karena lu cinta sama dia?"

Aku menurunkan selimutku, duduk di atas ranjang dan tersenyum tipis ke arah Nico. Aku sampai lupa kalau perasaan gila inilah yang menyiksa Nico selama lima tahun ini. Ditinggal istrinya begitu saja dengan Nicky yang sangat mirip dengan orang yang dia cintai. Ternyata sesakit dan seemosional ini....

Memang sebulan itu tidak akan pernah sebanding dengan lima tahun yang dirasakan Nico, tapi Nico tahu kemana istrinya sedangkan aku tidak!

"Gue ga ngerti Nic... Gue kira gue ga akan... Ga akan ngerasain perasaan kayak gini. Gue bener-bener... Kacau!" Kataku jujur.

"Keliatan. Tuh, liat aja bungkus mie instan yang tergeletak sana sini. Lu bener-bener kacau! Rumah udah kayak gubuk! Ck!"

Aku langsung mendelik tajam ke arahnya. Aku juga tahu tapi bukan itu yang mau aku bicarakan sama Nico! Dasar menyebalkan! Aku melempar bantal yang ada di sampingku ke arahnya.

"Woi! Ishhh... Kayak anak kecil aja lu pake lempar bantal segala!" Protes Nico.

"Lu pulang aja lah sana!"

"Ga bisa! Gue dapet perintah dari atas buat bawa lu balik ke rumah sakit. Mereka takut bangkrut karena departemen bedah kan para tua bangka yang suka main golf doang! Hahahha..."

Ck!

"Cowok itu harus bisa bedain mana yang disebut pekerjaan dan hidup pribadi! Lu bukan cewek cengeng yang bakal terus sembunyi kaliii! Ga lucu kan pas Alena balik ke sini, dia syok ngeliat lu bikin hancur apartemen yang udah dia rapiin dulu? Ga lucu kan orang yang tinggal sama dia udah jadi pengangguran??? Ga lucu kan lu jadi cowok bego yang cuma bisa ngurung diri di kamar?"

I Love Her 1 : LeonardoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang