THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

596K 44.7K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

THE GUEST

5.8K 481 14
By gazella05ezra


Hampir tiga puluh menit sejak panggilan itu berakhir. Telepon dari Mrs. Thompson. Sean tak yakin siapa wanita itu. Ia memang mengenal beberapa wanita berumur. Beberapa dari mereka adalah pemilik brand ambasador yang menawarkan kerja sama di luar profesinya sebagai atlet, beberapa lagi adalah wanita-wanita kompeten yang terlibat dengan popularitasnya di dunia olahraga. Lalu, sebagian lainnya, mereka hanyalah teman-teman Paman Tom biasa di laboratorium.

Namun, Sean tak memiliki hubungan pribadi pada semua orang itu di luar urusan perkerjaan. Sementara untuk teman-teman Paman Tom tersebut, ia hanya sesekali bertegur sapa jika mereka berkunjung ke rumah. Sean tak bisa menebak pasti apakah mereka orang-orang tersebut. Apakah orang-orang itu yang rela terbang ke Hatteras hanya untuk menjemputnya mengingat Paman Tom sendiri bahkan sulit dihubungi hingga tadi sore. Mengingat pria tua itu tak pernah menjawab pesan atau panggilan apapun darinya sebelum publik mengetahui kejadian aneh yang entah apa hingga ia sampai di Hatteras sekarang.

Pemuda itu melihat lampu pondok kediaman Anna masih menyala terang ketika mereka tiba di sana. Sean hampir melangkah menaiki tangga teras saat tiba-tiba Anna menahan tangannya, memegang tangan kirinya yang kini telah menjadi normal kembali setelah menunggu hampir lima belas menit di pinggiran pantai untuk semua sisik dan sirip itu benar-benar hilang dari kulitnya.

"Ada apa?" Tanya Sean berbalik pada gadis itu.

"Kau, kau yakin akan menemuinya? Kau tak harus menemuinya jika kau ragu. Melihat kondisimu saat ini, tanganmu, apa kau benar-benar ingin segera kembali ke Louisiana? kau masih..-"

"Tanganku sudah kembali normal." Sela Sean melirik tangannya. "Banyak hal yang harus kuselesaikan ketika tiba di Maryland, ketika aku pulang. Aku senang berada di sini, tapi aku harus segera kembali. Setidaknya, aku harus menemui pamanku dan membicarakan sesuatu padanya." Jawab Sean saat seluet gambaran Alexa tiba-tiba muncul.

"Begitu? B-Baiklah, terserah padamu. Kuharap dia orang yang kau kenal baik. Seseorang yang akan membawamu kembali ke Louisiana dengan-selamat." Anna mengangguk kecil, pelan-pelan menurunkan tangannya.

"Terimakasih."

Mereka menaiki anak tangga dan kemudian berjalan memasuki teras kecil pondok kayu itu. Seperti biasa, lantainya sedikit berdencit ketika mereka mendekati pintu. Sean membuka pintu dan masuk ke dalam diikuti Anna yang berjalan di belakangnya.

Sean berharap ia menemukan wanita itu duduk di sofa ruang depan mereka ketika ia memasuki ruangan. Berharap ia segera mengenali wajahnya, menyapanya dan berbincang sedikit dengannya. Mengetahui siapa orang tersebut dan dari mana ia datang sehingga rasa penasarannya segera terbayar.

Namun, di luar dugaan, ruangan itu kosong, tak ada siapapun. Hanya aroma parfum yang masih tercium kuat di hidungnya. Tampak seakan-akan seseorang yang diharapkannya tersebut baru saja pergi meninggalkan tempat itu.

Mrs. Thompson, wanita tua yang kini mengenakan kemeja berwarna hijau gelap, terdengar melangkah dari arah dapur menghampiri mereka.

"Di mana tamu kita bu?" Tanya Anna sambil celingukan. "Boleh aku bergabung dan menyapanya juga?"

"Ah.. Dia baru saja pergi. Kenapa kalian baru pulang?" Kata Mrs. Thompson. Ia berpaling pada Sean. "Dia menunggumu cukup lama tadi sayang, namun sepertinya dia wanita yang sibuk. Maafkan aku." Mrs. Thompson mengusap-usap kepala sean, seakan-akan mencoba menghapus rasa bersalahnya.

Namun tak lama, ia agak terkejut mendapati rambut dan pakaian Sean sedikit basah, tidak, tidak benar-benar basah, hampir seperti, lembab. Seakan bocah itu baru saja memasukkan seluruh badannya ke air, berenang? kehujanan? apapun itu. Lalu membiarkan dirinya kering dengan sendirinya. Kering karena angin, karena udara dingin di luar. Membiarkan pakaian dan tubuh basah kuyupnya terkena angin malam.

"Apa yang terjadi denganmu? Pakaianmu, ya Tuhan, kau bisa sakit." Ujar Mrs. Thompson, wajahnya mendadak khawatir. Ia menoleh pada Anna. Gadis itu sedang berjalan menghampiri sofa dan kemudian merebahkan diri di atasnya. "Anna! Apa terjadi sesuatu padanya?! Apa Kyle menjahilinya? Atau, apa kau mengajaknya bermain-main di laut seperti yang kau dan ayahmu sering lakukan dulu? Kau tahu pantai itu sangat berbahaya, dan dia juga belum sembuh benar."

"A-aku.."

"Kau sudah dewasa! Jangan bertingkah seperti anak-an..-"

"Mrs. Thompson." Sela Sean. Wanita itu menoleh. "Ini salahku, tak ada hubungannya dengan Anna." Sambungnya. "Aku yang duluan berada di pantai. Aku ingin menikmati pamandangan laut. Anda ingat? Ini Hatteras. Aku tak pernah berkunjung kemari sejak sepuluh tahun terakhir. Aku senang akhirnya bisa melihat pantai ini lagi."

"Dan kau bermain di antara ombak itu?"

"Hm.. Ya, ya aku bermain. Aku kehilangan kontrol. Maafkan aku." Kata Sean ketika bayangan Meree mendadak muncul di kepalanya. Mahkluk itu, astaga! Sean tak bisa melupakan rupa wanita lautan itu.

Mrs. Thompson membasahi bibirnya yang kering sebelum ia mengomel lagi. "Kau seharusnya tak lakukan itu, bermain di sana dan membuat tubuhmu basah seperti ini, kau baru saja sembuh, kau bisa terserang flu." Ujarnya.

"Sekali lagi maafkan aku."

"Baiklah-baiklah, lupakan saja. Lebih baik sekarang kau ganti bajumu. Akan kupinjamkan baju hangat Kyle yang baru. Kuharap ia tak mengoceh lagi karena itu."

Wanita itu kemudian beranjak dari sana sebelum Sean menghentikannya. "Mrs. Thompson..."

"Ada apa nak?"

"Soal tamu wanita yang baru saja pergi itu, apa ia tak meninggalkan sesuatu untukku? Kartu nama atau, apapun, agar aku bisa menghubunginya?" Tanya Sean.

Mrs. Thompson menghembuskan nafas panjang. "Oh yah, aku hampir lupa, maafkan aku, ia menuliskan sebaris nomer untuk kau bisa menghubunginya secepat kau bisa nak. Ia juga meninggalkan beberapa pesan untukmu." Mrs. Thompson cepat-cepat berjalan memutar arah menuju ke sebuah meja kecil tepat di samping sofa di mana Anna duduk.

"Ah.. Di mana aku meletakkannya tadi?" Ia membolak-balik benda-benda yang ada di sana.

"Apa yang sedang ibu cari?" Sahut Anna mengangkat punggungnya.

"Secarik kertas, kertas dari wanita itu. Aku meletakkannya di atas meja ini tadi."

"Aku tak melihat kertas atau apapun di sini sejak tadi."

"Aku meletakannya di meja ini, bantu aku mencarinya Nn. Thompson!" Wanita itu memeriksa hingga ke kolong meja, diikuti Anna yang akhirnya ikut membolak-balik apapun di sana.

Sean, menghampiri mereka, mendekati meja itu dan memeriksa sisi lainnya pula, pemuda itu mencari ke beberapa sudut pula di sekitar meja itu. Takut-takut kalau benda itu tak sengaja jatuh, atau mungkin terbang karena hempasan angin kecil dari pintu yang ia buka tadi. Mengingat posisinya memang tak terlalu jauh.

Mrs. Thompson, mengintip pula ke bawah sofa. Memandang ke sana kemari. Sementara mulutnya terus mengomeli dirinya sendiri. "Ya ampun... Kenapa aku ceroboh sekali. Maafkan aku nak, aku akan segera menemukannya untukmu."

Belum sempat Sean menjawab ucapan wanita itu, tiba-tiba terdengar beberapa ketukan di pintu.

"Astaga, kita kedatangan banyak tamu malam ini."

"Mungkin wanita itu kembali." Sahut Anna. "Biar aku yang buka." Gadis itu berjalan menghampiri pintu.

Mengusap rambutnya yang sedikit berantakan, ia lalu memutar angsel pintu perlahan-lahan. Udara dingin di luar mulai membobol masuk  bahkan saat pintu itu ia tarik sedikit demi sedikit. Seorang pria berbadan agak besar ia temui berdiri di balik pintu itu.

"Selamat malam, Nn. Thompson." Kata pria paruh baya itu berseringai.

"S-Selamat malam." Anna agak terkejut mendapati siapa lelaki tersebut. Lelaki agak tua yang kini berdiri di hadapannya, Seseorang yang ia tahu bekerja di Aquarium itu! Di Maryland?!

"Bukankah anda..-"

"Maaf mengganggumu, aku kemari hanya ingin menjemput seseorang." Sela pria bersetelan rapi itu. Matanya menelisik ke dalam ruangan. Tak sengaja mendapati seseorang yang kini kebetulan menangkap pandangannya juga. Seorang pemuda, seseorang yang langsung membuatnya terbinar senyum.

"Sean Alex! Kaukah itu nak?!" Sapa Tn. James riang.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Suara gelembung-gelembung kecil yang sesekali muncul dari dasar terdengar samar-samar bersamaan dengan gelombang lembut yang bergerak cukup tenang di dalam aquarium tersebut. Ia tak tahu berapa lama ia berada di sana. Yang pasti cukup lama, tidak! Mungkin sangat lama, begitu lama mengingat ia berkali-kali hampir menyerah karena itu. Menyerah mengakhiri dirinya yang masih bernafas dengan, organ menjijikkan itu, insangnya. Ia ingin mengakhiri apapun yang terjadi padanya setelah kejadian malam itu.

Pemuda tersebut masih dapat mengingat benar peristiwanya. Sesuatu yang berlalu sangat singkat tersebut. Wanita itu, wanita itulah yang membuatnya seperti ini. Ia tak menyangka wanita yang sudah ia percayai tersebut benar-benar berbuat di luar batas kemanusiaan.

Mencoba mengatur gejolak pikirannya, lelaki bersurai gelap itu kemudian membuka kelopak matanya perlahan. Memandang ke sekeliling. Melihat! Ia bisa melihat? Melihat apapun yang ada di sekitarnya. Ia tak tahu pula kapan terakhir kali ia dapat melihat.

"Hei William.." Sapa seseorang terdengar samar-samar dari luar tabung aquarium. Jason. Seorang pria muda berpakaian serba putih yang sekarang tersenyum lebar sembari mengetuk-ngetukkan jemarinya ke kaca tabung itu.

"Apa kabar kawan? Coba perhatikan, Kau terlihat semakin tampan dan, hidup, dengan mata indahmu itu." Katanya. "Ngomong-ngomong, bagaimana rasanya dapat melihat lagi setelah sekian lama? Bagaimana bintang besar? Kau menyukainya?" Jason tertawa keras.

"Yah, kurasa kau memang menyukainya. Kau akan menyukainya terutama saat kau kembali ke Samudera Atlantik dan kembali menjadi umpan yang sangat.. sempurna." Pemuda itu mengecilkan suaranya, setengah berbisik. "Dan Nyonya-ku pasti sudah merindukan ini, Lie Wei Yang."

-

Continue Reading

You'll Also Like

4K 320 46
*Novel Terjemahan* Warning! [ABO] Female (A) × Male (O) Judul Singkat: IGAABYGAOMO [ABO] Judul Asli: 我A了,你却O了 [女A男O] Status: Completed (80 Ch) Author...
2K 210 11
Waktu itu, Orchie tengah menikmati secangkir teh hangat bersama dengan kepala peri rumah kepercayaannya. Malam itu bintang bersinar terang di langit...
1.8K 18 1
Cinta itu seperti kentut. Ditahan sakit, diutarakan malu! Start: 1 Mei 2024
6.5K 200 10
*Novel Terjemahan* Warning! [ABO] Female (A) × Male (O) Judul Singkat: IWUAFA Judul Asli : 一觉醒来我成女alpha [ABO] Status Asli :Completed (94 ch) Author:...