MARRY YOU? [END]

By resetlove

641K 23.8K 308

Bellvania memilih untuk menyetujui pernikahannya dengan seorang pria bernama Arzachel. Pria yang berumur 8 ta... More

Prolog
1. The Wedding
2. Paris
3. You
4. Without You
5. You & I
6. Sweet Honeymoon?
7. Song For You
8. I Love You, And You?
9. Who Are You?
10. What Is Love?
11. This Is Me
12. I Love You
13. First Kiss
Info
14. True Love
15. About Time
17. My Wish
18. Our time
19. Hurt
20. Goodbye
21. You Hurt Me
22. Broken Heart
23. Lee Jun Ho?
24. This Is Jun Ho
25. With You
26. Housemate
27. Falling In Love
28. I Love You, So Eun
29. Our Story
30. Always
Epilog
Back (1)
Back (2)
Back (3)

16. Belive me

14.7K 618 5
By resetlove




Bellvania bergegas keluar dari mobil begitu Arza memarkir mobilnya di halaman rumah mereka. Saat menutup pintu mobil Bellvania membanting pintu itu keras. Menandakan ia marah pada Arza. Sedangkan Arza hanya menghela nafas melihat tingkah Bellvania. Wajar, Bellvania marah. Arza memang sudah keterlaluan kali ini.

Bellvania terus berjalan memasuki kamarnya tanpa mempedulikan rumah mereka yang gelap gulita karena tidak ada satupun lampu yang menyala. Dengan cepat Arza menyalakan semua lampu rumah, khawatir Bellvania akan tersandung. Namun Bellvania tidak peduli, ia terus melangkahkan kakinya menuju kamar yang di susul oleh Arza di belakangnya.

"Bell..." panggil Arza lembut

Bellvania hanya diam. Ia memajamkan matanya seakan-akan terlelap tidur. Arza hanya menghela nafas dan berlalu pergi.

Jujur Bellvania sangat kecewa dengan ucapan Arza sebelumnya. Mengapa Arza harus mengatakan hal itu padanya. Entah alasan apa, tapi tidak seharusnya ia mengatakan hal itu pada Bellvania.

Tubuh Bellvania seketika mematung. Ia membuka matanya dan mendapati Arza sedang membuka kaos kaki yang membungkus kaki Bellvania. Setelah itu, Arza membersihkan wajah Bellvania dengan handuk kecil. Menghapus riasan yang Bellvania gunakan.

"Kan kamu sendiri yang bilang harus cuci muka dulu sebelum tidur. Nah, sekarang kamu bisa tidur, Bell. Good night"

Bellvania hanya diam. Tidak ingin menatap Arza. Walau perlakuan Arza saat ini begitu manis dan hampir membuatnya goyah. Tapi ia tidak akan menyerah semudah itu.

"Maafkan aku... aku salah..."

"Kamu tidak mencintaiku?" Tanya Bellvania pelan

"Aku sangat mencintamu..."

"Kamu ingin mengakhiri pernikahan ini?"

Arza diam sesaat, "Aku mungkin sudah gila jika melakukan hal itu"

Bellvania menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bangun dan menatap Arza dengan penuh kasih.

"Lalu mengapa kamu menyuruhku menolak pernikahan ini jika akan di beri kesempatan untuk mengulang waktu?"

Arza mengalihkan pandangannya dari tatapan Bellvania.

"Kenapa kamu diam, Za?"

"Aku hanya takut akan melukaimu suatu saat nanti. Aku takut kamu akan terpuruk dan terluka begitu dalam jika aku menyakitimu. Aku takut, Bell..."

"Melukaiku? Yang aku tahu selama aku mengenalmu, kamu selalu menjagaku. Kamu selalu melindungi aku. Kamu selalu memenuhi keinginanku agar aku bahagia. Tapi kenapa sekarang kamu malah takut melukaiku, Za?"

Tubuh Arza lemas mendengar ucapan Bellvania. Ia duduk di samping Bellvania dan menatap wanita itu sendu.

Arza membelai wajah Bellvania lembut. Ia mengusap air mata yang membasahi wajah Bellvania.

"Aku percaya sama kamu, Za. Aku tahu kamu nggak mungkin membiarkan aku terluka. Jadi sekarang berhentilah berpikir seperti itu. Jadilah diri kamu yang sebenarnya. Arza yang baik dan selalu bersamaku. Kita hadapi semuanya sama-sama"

"Apapun yang terjadi kedepannya, percayalah padaku, Bell"

Bellvania tersenyum dan mengangguk pelan, "Ya, aku akan percaya padamu"

"Sekarang ayo kita tidur"

Bellvania mengangguk lalu masuk ke dalam pelukan Arza. Membenamkan wajahnya ke dada Arza. Menikmati kehangatan yang di berikan Arza untuknya.

•••

Bellvania membuka matanya perlahan. Ia melirik jam yang ada di sampingnya. Pukul 8. Arza sudah tidak ada di samping Bellvania.

"Zaa..." panggil Bellvania seraya bangun

"Aku di bawah, Bell" teriak Arza dari lantai bawah

Bellvania memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum menemui Arza di bawah.

"Aku ikut jemput mami, ya" ucap Bellvania saat ia dan Arza sedang menikmati sarapan mereka

"Habis sarapan kita langsung ke bandara"

Bellvania mengangguk dengan semangat. Tidak sabar untuk bertemu dengan maminya.

"Bell, jadwal keberangkatanku sudah ada"

Senyum Bellvania seketika memudar.

"Kapan?"

"Aku harus pergi besok pagi"

"Nggak lamakan, Za"

Arza tersenyum lembut, "Aku janji kali ini nggak akan lebih dari satu minggu"

"Janji, ya"

"Janji. Malam ini aku mau ngajak kamu dan mami dinner"

"Benarkah? Kita bawa mami ke restoran kesukaanku ya, Za"

Arza hanya menangguk dan terus tersenyum melihat Bellvania yang sangat bahagia. Ya, ia dengan mudah ikut merasa bahagia hanya dengan melihat Bellvania yang bahagia.

•••

Sarah memasuki rumah Arza dan Bellvania. Ia menatap kesekeliling rumah yang mewah itu. Ada rasa khawatir dalam dirinya bahwa Bellvania sering kesepian di rumah yang besar ini, namun melihat Bellvania yang selalu tersenyum bahagia sejak menjemputnya di bandara membuatnya sedikit lega. Arza pasti bisa membuat Bellvania bahagia.

"Bagaimana pernikahan kalian, baik-baik saja?" Tanya Sarah begitu ia duduk di salah satu sofa dekat Bellvania dan Arza

"Baik kok, mih"

Sarah mengangguk pelan, "Vania nggak ngerepotinkan, Za?"

"Nggak kok, mih. Malah kadang aku yang suka nakal dan buat Bellvania sedih"

"Bohong, mih" timpal Bellvania, "Arza selalu jaga aku karena aku sering nakal"

Sarah hanya tersenyum melihat tingkah keduanya yang terlihat sangat bahagia.

"Mami, malam ini kita dinner bareng, ya" ajak Bellvania

Sarah terdiam sesaat, "Mami masih lelah, Vania. Kamu saja sama Arza, ya"

"Tapi, mih, besok Arza harus berangkat ke Seoul loh"

"Mami akan ikut dinner lagi pas Arza sudah balik dari Seoul aja, ya"

"Iya, deh. Sekarang mami istirahat dulu, ya. Kami mau siap-siap dulu"

Bellvania dan Arza bangkit dan pergi menuju kamar mereka. Sarah hanya bisa tersenyum geli melihat keduanya selalu bergenggaman tangan setiap saat. Seakan-akan takut terpisah sedikitpun.

"Apakah membiarkanmu bersama Arza adalah pilihan terbaik, Vania?" gumam Sarah pelan.

•••

Bellvania dan Arza menikmati makan malam mereka seraya menikmati suasana restauran yang begitu romantis.

Bellvania menatap keluar jendela. Melihat kota Paris yang semakin padat mengingat pergantian tahun yang semakin dekat.

"Bell, sebentar lagi tahun baru. Jadi apa yang paling berkesan bagimu selama tahun ini?" Tanya Arza memacahkan lamunan Bellvania

"Menikah denganmu dan berbaikan dengan mami. Kalau kamu, Za?"

"Menikah denganmu"

"Lalu harapanmu di tahun depan?"

"Terus bersamamu"

"Apaan sih, kok singkat banget" ucap Bellvania yang mulai salah tingkah

"Harapanku untuk terus bersamamu itu bukan hanya untuk tahun depan, bahkan untuk seratus tahun atau seribu tahun kedepan"

Bellvania mempererat genggaman tangannya, "I love you"

"I love you too, Bell"

Bellvania dan Arza berjalan menuju parkiran mobil mereka telah puas menikmati makan malam bersama. Senyum bahagia terus menghiasi wajah keduanya.

"Oppa..."

Panggilan seorang wanita menghentikan langkah Bellvania dan Arza.

"So Eun" gumam Arza pelan, "Kamu di Paris?"

"Ya, aku dengar kabar kalau kamu sudah menikah. Dan aku tidak percaya, jadi aku memutuskan untuk menemuimu secara langsung"

"Aku memang telah menikah"

Tatapan So Eun tertuju pada Bellvania dan genggaman Arza pada tangan Bellvania.

"Oh, benarkah? Perkenalkan saya So Eun, mantan kekasih oppa"

Bellvania berusaha tersenyum, "Saya Bellvania"

Bellvania menatap So Eun secara keseluruhan. Sangat modis. Walau So Eun memiliki tubuh yang mungil namun memiliki penampilan yang baik sehingga terlihat begitu berkelas.

So Eun menatap Bellvania dari ujung kaki hingga ujung kepala, lalu wanita itu tersenyum meremehkannya membuat Bellvania merasa tidak nyaman.

"Oppa bisa bicara sebentar?"

Arza menangguk pelan, "Bell, kamu tunggu aku di mobil, ya" ucap Arza lalu memberikan kunci mobil pada Bellvania

Jujur Bellvania berharap Arza akan menolak, atau tetap membiarkannya berada di samping Arza. Ikut mendengar apa yang ingin So Eun katakan pada Arza. Tapi Arza memilih untuk menyuruh Bellvania pergi, itu membuat Bellvania sedih.

"Kamu putuskan aku demi wanita itu?" Tanya So Eun to the point

"Kamu hanya mau membicarakan hal ini? Itu tidak perlu, kita sudah lama putus"

"Aku pikir kamu akan mengajakku kembali, tapi kamu malah menikah di belakangku"

"So Eun-na, dulu kamulah yang ingin putus dariku karena karirmu yang sedang naik. Aku mencoba meyakinkanmu, dan kamu tetap menolak untuk kembali. Maka sekarang kamu tidak berhak untuk memintaku untuk kembali padamu. Bellvania sudah menungguku, aku harus pergi" ucap Arza lalu pergi meninggalkan So Eun yang masih mematung

"Tinggalkan wanita itu, atau aku akan mengatakan siapa kamu sebenarnya, Oppa..."

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 53.4K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
417K 20.7K 46
Laura Adelia wanita berparas cantik yang harus rela dijadikan alat oleh sang ibu untuk mencapai tujuannya. Dia dijodohkan dengan Raka Aldrick Gunawan...
223K 12.6K 50
Centana, perempuan 30th yg memiliki trauma pada pernikahan, tiba-tiba harus dihadapkan dengan sebuah insiden mengejutkan. Ia terbangun dan mendapati...
129K 7.5K 13
Jenar sudah memikul beban cemoohan dari para tetangganya di kampung akibat mempunyai badan gemuk, dan tidak memiliki paras cantik. Dan lebih parah ma...