THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

596K 44.7K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

THE BAD GROOM 2

10K 698 17
By gazella05ezra

Tn. James memasuki ruang monitoring. Ia mulai mengamati keadaan di bawah permukaan  air dari kapal FRV-nya. Seolah tak ingin melewatkan segala sesuatu pun yang terjadi di dalam sana setelah timnya melepaskan Little Robotic Cameras atau LRC berbentuk ikan-ikan kecil berukuran kurang dari tiga centimeter ke laut. Beberapa robot kamera pengamat yang dapat menyamar sempurna dan menyebar ke berbagai arah untuk merekam seluruh kejadian, atau apapun yang terjadi pada Sean dan sekitarnya.

Tadinya Tn. James, sempat tersenyum kecil ketika melihat Sean dengan susah payah mencoba melepaskan alat yang ia pasang di pergelangan tangan pemuda itu. "Lie muda yang keras kepala." Ia berujar sambil meneguk kopi hangat di sebuah cangkir putih kusam. Pria tua itu kemudian menarik sebuah kursi di dekat sana untuk membuatnya lebih nyaman memantau. Ilmuwan itu sesekali mengisyaratkan anak buahnya yang bertugas untuk mengoperasikan berbagai peralatan agar terus lebih menjangkau dan memperluas sinyal pemanggil.

"Apa kita perlu memperkecil areanya?" Tanya salah seorang anak buahnya yang duduk tepat di sebelahnya sambil terus mengotak-atik komputer.

"Tak perlu Jason, Pentagon kita sudah cukup kecil untuk merman seindah Sean." Jawab Tn. James. "Kau tahu sebrapa tamaknya wanita kan? sama seperti manusia, Mermaid-mermaid, hanya akan memilih pejantan yang memiliki daerah kekuasaan atau wilayah yang cukup besar untuk tempat ia melahirkan anak-anaknya besok." Sambungnya. 

Memang tak banyak yang dapat dipelajari selama puluhan tahun tentang mereka. Tapi yang ia tahu, para Mermaid, memang lebih bersikap pemilih kepada pejantan mana yang  selain dapat menunjukkan keindahan pesona fisiknya, juga dapat memberi sebuah tempat atau rumah yang layak untuknya dan anak-anaknya, selain bergabung kembali dengan koloni kecil mereka.

Hal yang sebenarnya sangat lumrah. Mereka memiliki sifat gabungan antara manusia dan hewan ketika akan menginjak ke perkawinan. Si betina, Mermaid-mermaid itu, akan tertarik pada pejantan yang paling indah dan kuat, yang juga tangguh. Seperti pada beberapa jenis hewan. Mamalia, atau unggas dan pisces. Namun, mereka juga seperti manusia. Mereka akan tertarik dan mendekati pejantan yang dapat menjamin keberlangsungan hidupnya, masa depannya. Pejantan yang dapat memenuhi kebutuhannya nanti. Kekuasaan wilayah, semakin besar kekuasaan wilayah yang dimiliki oleh satu ekor pejantan, semakin banyak pula makanan yang tersedia untuk bakal anak-anaknya. 

Tn. James, meletakkan kopinya ke meja ketika ia semakin larut dalam pemantauannya. Saat tiba-tiba suatu sosok mulai terlihat. Sosok yang tak begitu jelas, mahkluk yang sama persis pada semua foto di berkas-berkasnya. Ia menyipitkan mata saat melihat tubuh separuh ikan dan separuh manusia tersebut dengan begitu cepat mendekati Sean.

"BINGGO! Target cantikku, Dewi lautanku akhirnya MENAMPAKKAN DIRI!" Serunya girang.

...

~•~•~•~•~•~

~•~•~•~•~•~


Dari tempatnya, Sean melihat wujud itu terus berenang. Semakin lama semakin mendekat, bergerak menembus gelombang lautan dengan sepasang mata besar dan sorotan tajam. Separuh kulit yang bersisik serta rambut tipis keemasan bak serabut kelapa kering. Mengerikan. Benar-benar cukup mengerikan.

Sesekali mahkluk itu mengeluarkan suara, seperti pekakkan kuat atau raungan-raungan parau. Jeritan dasar air yang, entah kenapa dapat ia, mengerti? Memanggil, seakan memanggil menarik perhatiannya.

Sean tak beranjak dari tempatnya ketika mahkluk tersebut akhirnya, berhasil mendekatinya. Hanya berjarak beberapa meter. Wajah itu tertangkap jelas oleh pandangan matanya, Semua yang ia lihat, yang ia saksikan sekarang, entahlah. Ia mungkin tak punya kata-kata apapun yang dapat dengan benar mendiskripsikan semua itu. Wujud mengerikan itu, yang benar-benar muncul.  Mahkluk dongeng yang tak pernah ia yakini akan keberadaannya, datang secepat ini.

Dalam ketakutan dan, keraguan yang mulai menjalar, Sean sekali lagi berusaha menjernihkan kepalanya. Sesaat, ia dapat melihat dari mata mengerikan itu, terpancar sorotan yang benar-benar berbeda! Seperti monster? Entahlah, mungkin lebih buruk. Mahkluk itu, mahkluk apapun itu, membuatnya merasa berada di sebuah dimensi yang berbeda. 

Tak lama kemudian, jantungnya semakin terpacu, berdetak cepat manakala sosok tersebut tiba-tiba menjulurkan tangan, perlahan. Berenang lebih dekat, seakan mencoba menggapainya.

'Apa yang coba ia lakukan?!'

Sean dapat merasakan usapan lembut dari tangan-tangan bersisik tersebut kemudian. Ia tak berani mengambil keputusan apapun saat wajahnya, dijamah perlahan oleh Siren itu. Seakan membiarkan dirinya  larut oleh belaian-belaian, ia hanya diam. Tak bergerak. Tak ingin mengejutkannya yang mungkin bisa berakibat fatal. Pemuda itu hanya mencoba bersikap lebih hati-hati, meskipun semakin lama belaian lembut tersebut cukup membuat kulitnya seperti sedang bersentuhan dengan sebuah batu sungai, keras dan kasar. 

Dari permukaan, sinar matahari terlihat menyamar berpadu dengan gelombang laut. Namun biasan cahayanya tak masuk lebih jauh di tempat mereka berada. Hanya sedikit, sedikit cahaya saja dan, kilauan dari ekor serta siripnya-lah yang cukup menerangi keadaan mereka.

Sean, merasakan tangan besar tersebut turun ke lehernya. Wajah mengerikan yang mulai tenang itu tak henti memperhatikannya sama seperti ia yang juga terus memperhatikan. Saling berpandangan. Mereka tak berkeming untuk beberapa waktu, khususnya mahkluk tersebut. Diam, tak lagi mengeluarkan suara-suara paraunya. Hingga, pada suatu saat, tangan besar nan kasar itu, mendadak mencengkram batangan leher Sean dengan kuat. Semakin kuat, mencekik! Jemari berselaputnya menggegat kuat di bagian bawah telinganya, melukai insang kecil Sean dengan kuku-kuku tajam.

'Fuck!'

Sean berusaha  melepaskannya. Menarik dan menyingkirkan tangan berkulit keras tersebut. Namun, ia tak tahu rontaan itu tak menghasilkan apapun saat ini. Betina? apa mereka juga memiliki tenaga sekuat ini?

Ia, hampir kalut dengan pikirannya yang baru saja muncul. Saat mahkluk tersebut akhirnya meraum kembali. cukup keras, sangat keras! Meraum dan mengeluarkan suara mengerikan tepat di hadapan Sean. Ya! Mulut itu terbuka sangat lebar. Gigi-gigi tajam terlihat. Wajahnya dua kali terlihat lebih menyeramkan saat ia, mungkin saja tak menyukai kehadiran Sean.

Sean tak hanya menangkap semua pemandangan mengerikan tersebut. Dalam keadaan tercekik itu, ia dapat melihat dengan jelas. Mahkluk itu, sirip-sirip dorsal yang ada pada legenda lautan tersebut kini bangkit, ujung-ujung keseluruhannya berdiri. Bahkan menajam. Sirip-sirip pektoralnya pun juga berdiri. Lalu ekornya, ekornya mengeluarkan kilapan cahaya jauh lebih terang. Berkilau, meski tetap milik Sean lah yang paling indah. Seolah mengajaknya saling mengadu siapa yang paling cantik, bersaing. Bersaing siapa diantara mereka yang paling unggul dan dapat menarik.. seekor betina?

'DUYUNG JANTAN!! Mahkluk ini adalah... SEEKOR PEJANTAN??!'

Tubuh Sean tak sempat berkutik ketika ia tiba-tiba diseret ke dasar lautan. Tangan dengan kuku-kuku tajam itu  terus mencekik dan membawanya menembus tekanan air. Menyelam, seakan menenggelamkannya dengan begitu cepat. Mahkluk itu bergerak gesit dan kuat dengan kibasan-kibasan ekornya. Membawa Sean terus dan terus menuju ke kegelapan. Menuju ke dasar zona Bathypelagic dari samudera Atlantik. Menembus semua kehidupan lautan yang ada.

Tekanan airnya terasa semakin kuat saat mereka telah melewati batas laut dalam, pemuda itu tak pernah merasa begitu tersiksa di dalam air saat kegelapan melingkupinya hebat. Kegelapan yang paling gelap, sangat gelap, makin gelap dan juga, dingin! Hampa, ia seperti berada di dunia yang lain. Entahlah, ia hanya terus meronta. Mencoba melepaskan diri dari cengkraman tangan mahkluk itu. Mencoba meloloskan diri.

Sean memukul dengan keras. Kepalan tangan kanannya cukup kuat menghantam wajah mengerikan tersebut yang kemudian meraum lagi. Merman liar itu mengoyak Sean ke kanan dan ke kiri, mengguncangkannya namun terus membawanya ke dasar. Seakan ingin menghantamkan kepala Sean ke endapan batuan kerak bumi. Atau bahkan, hanya membuat kepala Sean pecah dengan terus menembus tekanan air di kedalaman lebih dari seribu lima ratus meter tersebut.

Setidaknya, ia tahu kalau Sean cukup berbeda dengannya. Wujud sean, wujud merman yang tak banyak ia temui, mungkin jenis tertentu dari belahan samudera lain? Entahlah. Merman yang memiliki kulit begitu lembut dan, lebih lunak, lebih lemah?! Seperti bayi! Pejantan yang tak memiliki taring, bermata kecil, berambut hitam dan sangat lembut. Wajah yang halus dan seakan tak memiliki pertahanan sama sekali. Merman yang cukup unik, bertambah menarik dengan ekornya yang ia akui jauh lebih indah, yang mungkin bisa saja menjadi primadona diantara para mermaid-mermaid. Diantara para betina. Sean, merman baru itu, seperti sebuah ancaman yang menjadi cukup serius jika ia tak segera menyingkirkanya sekarang. Menyingkirkan pejantan berparas anggun tersebut yang juga dengan sengaja telah memasuki daerah kekuasaannya, wilayahnya.

Sean memukul lagi untuk yang kedua kali. Namun hasilnya tetap sama, cengkraman itu tak menyingkir dari lehernya. 'WTF!!'  Ia merasa tak tahan lagi. Andai saja ia punya kaki. Ya, kaki! Mungkin ia bisa menendang, melakukan perlawanan lain. Apa saja. Bukannya terus-terusan berpikir untuk bagaimana ia harus beradaptasi dengan wujudnya sekarang. Ekor itu, ia merasa tak cukup lihai menggunakannya.

Sean melayangkan tinjunya lagi, yang ketiga. Ia menghantam tepat di bagian rahang. Cukup kuat. Cukup bertenaga hingga membuat tulang tangannya sendiripun terasa sakit. Lumayan! Pukulannya kali ini seketika membuat merman itu meraum. Memekik kesakitan dan melepaskan cengkramannya. Berhasil.

Sean merasa lega ia dapat terbebas dari amukan mahkluk mitos itu. Lehernya sedikit sakit namun ia dapat merasakan lagi penyelarasan nafasnya lewat insang-insang kecilnya. Tubuhnya yang seolah terus melayang dalam kehampaan namun bertekanan sangat tinggi, kini juga terasa sedikit lebih baik.

Berada di antara kegelapan yang bertambah pekat, mata Sean rupanya dapat bekerja cukup baik. Pupilnya membesar dan membiru, seolah mengatur otomatis sebagaimana ia beradaptasi dengan lingkungan barunya, sebagaimana ia adalah seekor ikan laut dalam. Pemuda itu dapat melihat mahkluk yang baru dipukulnya tersebut mencoba mengatasi rasa sakitnya. Namun tak lama, monster itu segera berhenti meraum dan mengusap-usap rahangnya yang terluka. Sisik-sisik halus yang mengkilap keemasan di wajahnya, terkelupas bersama sedikit cairan putih keabuan yang keluar dan segera mengotori air seperti tinta cumi yang disemburkan sedikit lebih pelan.

Sean tak tahu apa yang terjadi setelah ini. Ia hanya berpikir untuk terus mempertahankan diri. Serangan yang lebih buruk mungkin saja akan terjadi. Pertarungan antar pejantan yang mempertahankan wilayah? Atau memperebutkan seekor betina? Yah, Ia cukup paham dengan situasi alamiah dunia- binatang ini. Namun, ia merasa sudah cukup mengalami semua rentetan hal gila tersebut.

Ia hanya seorang pemuda-manusia, yang dibius? dimasukan dalam sebuah laboratorium si*lan? dijadikan umpan tak lazim? Ia tak pernah tahu akan proyek aneh ini sebelumnya, tentang semua bangsa-bangsa misterius ini, ia hanya ingin menjalani hidup normal sebagai seorang manusia, sebagai seorang pemuda. Ia tak ingin mengganggu atau diganggu siapapun. Dan yang terpenting, ia bahkan tak ingin berada di sini. Entah bagaimana harus mengungkapkan semua hal tersebut, yang pasti, ia hanya ingin mengungkapkan itu andai saja ia tahu bagaimana cara untuk memulai berkomunikasi dengannya. Dengan Merman liar itu.

Sean mencoba bergerak naik ke atas, melewati kegelapan laut dan berenang kembali ke permukaan. Menghindar dari Merman beringas itu secepat mungkin. Saat mahkluk itu menampakkan wujudnya lebih menyeramkan lagi. Kuku-kukunya memanjang, sirip-siripnya berdiri lebih tinggi dari sebelumnya dengan semua spinosus tajamnya. Seolah luapan emosi akibat pukulan kecil Sean benar-benar membuatnya semakin geram.

Ia meraum sangat keras yang seolah bisa menghancurkan apapun didekat mereka. Mengamuk. Dan mulai berenang lagi, mengibaskan ekornya,  bergerak ke atas mengejar Sean lebih cepat, sangat cepat! Mengejar pemuda itu dan seolah takkan pernah membiarkannya lolos.

Sean merasakan sakit luar biasa. Kulit dan sisiknya tersayat ketika akhirnya, merman itu berhasil meraihnya, melukai ekor dan siripnya dengan kuku-kuku tajam.

...

"Para pejantan sangat agresif. Cara hidup mereka sedikit lebih brutal. Mungkin itu juga yang membuat populasi mereka sangatlah sedikit, jauh lebih sedikit ketimbang si Betina. Rasanya, aku tak tertarik dengan mahkluk yang bisa saja menjadi KANIBAL seperti itu." Ujar Tn. James.  (Bab 9, 'Meree').

...

Continue Reading

You'll Also Like

6.4K 198 10
*Novel Terjemahan* Warning! [ABO] Female (A) × Male (O) Judul Singkat: IWUAFA Judul Asli : 一觉醒来我成女alpha [ABO] Status Asli :Completed (94 ch) Author:...
303K 18.2K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
1M 75.2K 34
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
60.8K 4.3K 31
Dia seorang alpha, sayangnya dia juga wanita. Dia seorang konglomerat, sayangnya bukan bangsawan. Seorang borjuis sangat dibenci dalam dunia pergaula...