Pain 'Jookyun'

Nilla_sariy tarafından

32.8K 2.5K 128

WARNING! Yaoi RateM bxb mengandung unsur kekerasan, tidak disarankan untuk anak dibawah umur dan * homophobia... Daha Fazla

Pain 1
Pain 3
Pain 4
MIAN.
Pain 5
Pain 6
Pain 7
Mian 2

Pain 2

4.4K 371 4
Nilla_sariy tarafından

Lanjut readers.

Jangan lupa Vote sama komen, biar gak lupa vote aja dulu sebelum baca.

Happy reading.

*   *   *
Hyungwon pov on.

Bruk.

Tubuh itu anbruk begitu saja reflek aku menahan kepalanya agar tak benar-benar membentur lantai.

"Changkyun-ah! Changkyun-ah."

Aku menepuk-nepuk kedua pipi tirus itu pelan mencoba menyadarkan changkyun tapi ia tak merespon sama sekali.

"Hyungwon-ah, sebaiknya kita bawa kerumah sakit saja." suara wonho hyung

Aku segera mengangguk setuju .

Dengan sekali angkat wonho hyung membawa changkyun dalam gendongannya.

Dan kami menuju rumah sakit terdekat dengan mobil wonho hyung.

Aku dan wonho hyung tengah berada di rumah sakit, di depan UGD lebih tepatnya menunggu uisa yang tengah mengobati changkyun.

Setengah jam berlalu pintu itupun terbuka menampakkan sosok parubaya berbalut jas putih.

"Bagaimana kondisi changkyun dok?" tanyaku cepat.

"Kalian keluarga pasien?" dokter itu balik bertanya.

"Ani/ne, kami hyungnya" aku dan wonho hyung bersamaan.

"Ah maksudku kami hyungnya." ralatku.

Ah aku baru ingat jika xchangkyun itu sebatang kara sekarang.

"Kalau begitu ikut keruangan saya."

*   skip.   *

Aku memandang tubuh kurus yang tengah terbaring lemah itu dengan ibah.

Ayolah, aku bahkan baru tahu jika changkyun itu punya fisik yang sangat lemah.

Bahkan ia selama ini sudah sangat menderita.

Aku bahkan sangat menyesal karena ikut membullynya dulu.

"Dia pasti sangat menderita kan hyung?" tanyaku pada wonho hyung yang berdiri di sampingku.

"Yahh..."

"Dan separuhnya karena kita." lanjutku.

Mataku terasa perih karena air mata yang ingin keluar kutahan.

Grep.

Hangat.

Wonho hyung membawaku kedalam dekapannya.

Aku semakin menenggelamkan wajahku pada dada bidangnya mencoba mencari ketenangan.

"Jangan terlalau menyesalinya. Yang harus kita lakukan adalah menjaganya sekarang." ujarnya.

Ya, wonho hyung benar. Lagipula tak ada gunanya juga aku menyesal.

Hyungwon pov off.

*   *   *

Changkyun pov on.

Berlahan kubuka mataku menatap ruangan serba putih dengan aroma khas obat-obatan itu.

Pandanganku berhenti pada dua namja yang tengah berdiri di sisi ranjang.

"Changkyun-ah? Kau sadar?" tanya hyungwon

"Aku akan panggil dokter." hoseok

Tunggu? Kenapa mereka di sini? Apa mereka yang membawaku? Kurasa itu tak mungkin. Batinku

Tak lama dokter datang dan memeriksa ku.

"Tuan changkyun sudah baik-baik saja tapi usahakan untuk banyak beristirahat,jangan sampai kelelahan dan makan yang teratur. Dan tuan changkyun sudah bisa pulang besok p-"

"Aku ingin pulang sekarang." potongku.

Aku bisa merasakan tatapan tak suka dari hyungwon tapi aku tak perduli, bagaimanapun aku harus bekerja malam ini dan tak punya waktu untuk menunggu sampai esok pagi.

"Aku tak mengijinkan."

"Aku tak perlu ijin, kau bukan siapa-siapa."

Entak keberanian darimana aku bisa menjawab hyungwon.

Aku mendudukkan tubuhku yang jujur saja masih terasa agak lemas.

Hyungwon yang melihat ku ingin menghentikanku dengan menahan bahuku membuatku meringis karena tanpa sengaja ia menyentuh lukaku.

"Sshhhh"

Reflek ia melepas tangannya dan menatapku khawatir.

"Mian. G-gwaenchana?"

Dari nada suaranya ia tampak khawatir tapi aku tak perduli.

"Hyungwon-ah, biarkan ia pergi." ujar hoseok.

" mungkin ia ada urusan penting." lanjutnya.

Aku tak perduli mereka mau mengijinkan atau tidak karena sekarang tujuanku adalah pergi dari tempat ini dan aku sedikit merutuk saat tak sengaja aku melirik jam dinding yang ada di ruangan ini yang menunjukan jam delapan lewat.

Aku tak perduli lewat berapa karena yang pasti aku sudah terlambat dan aku yakin pemilik kafe tempatku bekerja pasti akan murka.

*  skip  *

Aku baru tiba di 'blackrose kafe' tempatku bekerja paruwaktu itu pada pukul sembilan dan aku bisa pastikan ini bukan hal baik.

Cklek.

"Annyeonghaseyo jihyonie" sapaku pada jihyon rekanku satui-satunya.

Ia membulatkan mata sipitnya saat melihat wajahku dan langsung menghampiriku dengan raut cemasnya.

Ahh aku jadi menyesal.

"Oppa gwaenchanayeo?"

Aku tahu jihyon khawatir karena aku dan jihyon itu sudah berteman sejak SMP dan ia adalah tempatku berbagi masalahku.

"Oppa wajahmu sangat pucat, kalau oppa sakit sebaiknya oppa istirahat saja ya...jihyonie tak masalah mengerjakan ini sendirian. Lagipula bos tak datang hari ini." ujarnya panjang lebar.

Ah lucunya.

Jihyon itu seperti adikku.

Cerewet tapi perhatian.

Kasar tapi tulus.

Bahkan terkadang ia bersikap seperti omma ku juga.

Penuh kasih.

Aku tersenyum lembut padanya.

"Oppa tak apa jihyonie~ hanya kelelahan dan sudah minum obat jadi sebentar lagi pasti sembuh." aku mengusak surai coklatnya yang hanya sebahu itu gemas.

"Hyak! Oppa~" protesnya.

"Hahaha.. Jja kita bekerja." ujarku berjalan menuju meja kasir.

Aku tak terlalu ahli dalam membuat waffle atau melukis pada caffecino /gak tahu bener apa salah tulisannya./ jadi aku hanya mengerjakan tugas sebagai kasir dan mengantar pesanan sedangkan jihyon mengerjakan sisahnya.

"Uhhh"

Aku memijit pelan pelipisku saat kepalaku terasa terasa sedikit pusing.

Yah seharusnya aku memang harus beristirahat tapi aku tak punya banyak waktu untuk itu.

Aku harus mengantar koran dan susu lalu sekolah hingga pulang hampir jam lima sore kadang karena 'pelajaran' yang kalian tahu seperti tadi sore lalu bekerja paruhwaktu hingga lewat tengah malam jadi aku jarang punya waktu untuk istirahat.

Tapi aku sedikit bersyukur karena ada jihyon, park ahjumma, park ahjussi dan park jihoon adik jihyon mau menganggapku keluarga.

Keluarga park sudah menjadi tetanggaku sejak lama tapi jihyon baru pindah saat ia memasuki sekolah menengah dan mulai saat itu kami berteman.

Aku jadi ingat saat pertama kami bertemu, jihyon sangat baik bahkan pada orang baru.

Bruk.

"Aww!shh appo~" rengek bocah laki-laki itu dengan lututnya yang mengeluarkan darah.

Ia hendak menangis tapi sepasang kaki berdiri didepannya.

"Ya, kau tak apa?"

Seorang bocah perempuan berjongkok didepannya.

"Park jihyon. Siapa namamu?" ia memperkenalkan diri.

"Hiks huwaaaa~" bocah laki-laki itu malah menangis membuat jihyon panik dan membekap mulut bocah laki-laki itu dengan tangan mungilnya hingga bocah itu diam.

"Hyak! Kau ini namja apa yeoja sih kok cengeng banget?!" kesalnya.

Melihat tatapan mematikan jihyon bocah itupun langsung menunduk takut.

Merasa aman jihyon kembali bertanya.

"Siapa namamu? Dan kenapa kau menangis?"

Bocah itu mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap jihyon.

"Changkyun, im changkyun imnida. K-kyunie jatuh dan ber-berdarah...appo." ia menunjuk lututnya yang berdarah.

Jihyon ber'oh'ria lalu menyodorkan sesuatu pada changkyun.

Sebuah plester.

"Jja ikut aku." ia menarik lengan champngkyun menuju sebuah kran air.

Ia memakaikan plester itu setelah memcuci luka changkyun dengan lembut.

"Khamsahamnida" changkyun.

"Tentu." ujarnya.

Ia melirik jam tangannya sebentar.

"Ah, mianhae aku harus pulang kyunie. Sampai jumpa..."

Jihyon pergi melambaikan tangannya pada changkyun yang balas melambai.

"Ne, sampai jumpa jihyonie."

Tapi sayangnya ia tak pernah melihat jihyon lagi yang ada ia malah mendapat tetangga baru dengan bocah yang sangat lucu 'park jihoon' namanya.

Hingga saat jihyon datang kembali dan ternyata adalah kakak dari park jihoon.

"Kyunie oppa, tak apa?" jihyon tiba-tiba muncul.

"Ani, gwaenchana."

Ahh bahkan dulu kukira jihyon itu lebih tua dariku, ck memalukan.

Changkyun pov off.

*   *   *

T

B

C

*   *   *

Jangan lupa Vote dan komen bebs. And mian for typo.

Paii paii

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

850K 52.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
924K 76.3K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
42.9K 7.5K 14
❝ Sunoo marah saat rencana liburannya gagal dan harus berakhir berada di desa neneknya. Kemarahannya bertambah saat seorang pemuda mengejar-ngejar di...
268K 22.8K 30
love, sad, revenge and him? cover; pinterest