ALEXANDER

Bởi Joy_anna22

954K 49.6K 2.1K

[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan da... Xem Thêm

BAGIAN 1. AWAL
BAGIAN 2. ANCAMAN
BAGIAN 3. XANDER
BAGIAN 4. NATASHA
BAGIAN 5. KELUARGA
BAGIAN 6. SISI GELAP
BAGIAN 7. KEMARAHAN
BAGIAN 8. MABUK
CHAPTER 9. MANTAN ISTRI
CHAPTER 10. BEBAS
CHAPTER 11. DUNIA
CHAPTER 12. BERSEMBUNYI
CHAPTER 13. TETAP DISINI
CHAPTER 14. FOTO
CHAPTER 15. KEMBALI
CHAPTER 16. BICARA
CHAPTER 17. ANAK ANJING
CHAPTER 18. PEMBUKA
CHAPTER 19. BUKU KENANGAN
CHAPTER 20. MANTAN PACAR
CHAPTER 21. BULLY
CHAPTER 22. MENGERTI
INTERMEZO
CHAPTER 24. KEBENARAN
CHAPTER 25. MAKE LOVE
CHAPTER 26. JANJI
CHAPTER 27. BERSULANG
CHAPTER 28. SAKIT
CHAPTER 29. WILL YOU MARRY ME?
CHAPTER 30. A PARTY
CHAPTER 31. OLD FRIEND
CHAPTER 32. MORNING SEX
CHAPTER 33. PREGNANT
Chapter 34. RAHASIA BESAR
Chapter 35. Makan Malam
Bab 36. Sepatu Kecil
Chapter 37. Kabur
Chapter 38. Alasan
Chapter 39. Sunyi
Chapter 40. Penolong
Chapter 41. Sam
Chapter 42. Kembalinya Sam
Pemberitahuan - Hiatus
Chapter 43. Pertemuan Kembali
Chapter 44. Terbongkar

CHAPTER 23. KEHILANGAN

20.5K 1.2K 17
Bởi Joy_anna22

Reminder : semua ceritaku unsur 21+ ya, bukan 18+ jadi pasti banyak adegan sexnya. Ditambah latar ceritaku adalah di dunia barat yang mana hidup serumah, have sex before marriage, adalah hal yang lumrah. Buat kalian yang merasa sudah cukup umur diperbolehkan membaca. Tapi buat kalian yang belum cukup umur dan nekat buat baca, it's okay tapi mohon kebijaksanaan dalam menanggapi cerita. Jdi yang kemarin kemarin pm aku minta buat menghilangkan adegan sexnya karena takut dibaca anak kecil di luar sana. Mohon maaf tidak bisa kulakukan.. Jadikan ceritaku sebagai hiburan kalian, bukan buat ditiru yaaks, terima kasih 🙏

Violetta masih bersama Xander di kamarnya. Mereka masih membicarakan hal hal yang ingin Violetta tahu.

"Florencia..dia bercerita banyak tentangmu." Ucap Violetta.

Xander mengangkat satu alisnya. "Apa yang dia katakan?"

"Dia bilang, kau memiliki banyak wanita selama ini. Kenapa, Xander? Kenapa kau tidak memilih satu wanita saja?"

Xander menghela nafas. "Lebih baik kuceritakan saja sedari awal. Aku tidak mengharapkan kau mau mengerti karena aku sendiri menyadari, aku bukan pria baik. Aku juga tidak ingin kau mengasihani aku, Violetta," Xander bangun dari tidurnya. Ia lalu mengajak Violetta ke kamarnya. Violetta mengikuti Xander keluar dari kamar.

"Sam," panggil Xander saat melihat Sam ada di ruang tengah, bersama August dan Bobby tengah bermain game. Hal itu sudah biasa mereka lakukan di hari libur. Terlebih mereka semua tinggal bersama Xander dan butuh hiburan dikala senggang. Satu unit xbox sengaja Xander sediakan untuk mereka bermain.

"Ya, Bos!" Sam langsung berdiri diikuti oleh Bobby dan August.

"Hari ini aku tidak menerima tamu. Kalian juga, jangan ganggu aku," ucapnya.

Sam melirik Violetta. Violetta hanya mengangkat bahunya tidak tahu apa maksud Xander. Kini mereka berdua berada di kamar Xander. Violetta menatap ke sekeliling. Kamar ini adalah kamar pertama kali mereka bercinta, dengan paksaan sebagai catatan. Kamar bagai neraka. Rasanya Violetta ingin sekali meruntuhkan kamar ini dan kabur. Namun kini, semua terasa biasa saja.

"Duduklah," ujar Xander. Violetta menurut. Ia duduk di tepi ranjang sementara Xander tengah sibuk mencari sesuatu dari dalam lemarinya. Ia lalu menghampiri Violetta dengan sebuah box kayu penuh debu. Ia duduk di samping Violetta dan membuka box itu. "Ini ibuku," katanya. Ditunjukkannya foto wanita cantik berambut kriting panjang dengan tatanan  khas wanita era delapan puluh-an. "Namanya Claire,"

"Aku lahir dari seorang pelacur yang menjual diri pada pria pria kaya." Ucapnya dengan begitu tenang. "Aku hasil dari salah satu pelanggannya. Tuan Ferdinand. Ya, aku putra Tuan Ferdinand tapi bukan putra Nyonya Lilian. Dia bukan pula ibu tiriku. Itulah sebabnya saat pernikahan Benjamin, dia begitu marah aku hadir. Tidak ada wanita manapun yang senang melihat kehadiran anak dari suaminya dengan seorang pelacur."

"Sejauh yang aku ingat, aku tidak pernah bicara dengan ibuku. Dia menolak kehadiranku. Dia memilih bekerja siang malam menjual dirinya pada pria kaya daripada bertemu denganku. Kami tinggal berdua tapi rasanya aku tinggal sendirian. Aku terbiasa mengurus diriku sendiri. Tapi satu hal yang pasti, Tuan Ferdinand tanpa sepengetahuan Claire sering datang mengunjungiku. Dia begitu baik padaku. Dia memgajariku beberapa hal termasuk bisnis. Aku benar benar menghormatinya. Aku tetap mendapat sosok ayah darinya."

"Lalu saat usiaku lima belas tahun aku pindah dan bersekolah di St. Pieter. Tidak banyak yang bisa kuceritakan di masa ini. Aku..hanya pria menyedihkan. Oh, ini Pamela. Dia temanku." Xander menujukkan sebuah foto mereka berdua. Xander terlihat tampan dengan balutan Tuxedo dan Pamela dengan mini dress merahnya. Kata Xander, itu foto saat pesta kelulusan mereka. 

"Aku bertemu dengan Pamela dua hari yang lalu," potong Violetta. "Dia meminta maaf padamu,"

Xander menghentikan ceritanya lalu menatap Violetta. "Untuk apa?" Tanyanya singkat. Xander tidak menyukai apa yang ia dengar. Xander mendadak kesal. Ia seketika berdiri dan mondar mandir di hadapan Violetta. Tangannya mengepal. Ia langsung membuka lemari winenya dan berniat untuk meminumnya.

"Xander, ini masih pagi," ucap Violetta mengingatkan.

"Untuk apa kau menemuinya?!" Bentaknya keras. Violetta tersentak kaget.

"Siapa yang memberimu izin untuk bertemu dengan Pamela?!" Xander berbalik arah lalu mencengkeram dagu Violetta dengan kasar. "Tidak ada yang memberimu izin untuk menemui Pamela!" Ia mendorong Violetta kasar.

Xander kembali mondar mandir. Dengan perlahan, Violetta turun dari ranjangnya lalu meraih lengan Xander. "Xander.."

"Lepas! Kau wanita jalang!" Cecarnya marah.

Violetta menghela nafas. Selalu seperti itu. Xander tidak bisa mengontrol emosinya ketika marah. Mulutnya akan menyecar dan menyakiti hati siapapun yang mendengarnya. Tapi Xander, tidak bisa ditangani dengan emosi. Sesaat Violetta keluar dan kembali dengan membawa banyak barang.

"Kau masuk ke gudang?!"

"Xander, jangan marah dulu padaku. Ingat kan kalau aku sedang berusaha mengertimu? Beginilah caraku berusaha, Xander. Aku memang lancang mencari tahu tanpa seizinmu. Tapi ini kulakukan agar aku lebih mudah mengerti soal dirimu."

Xander tetap tidak bisa menerima kelancangan Violetta. "Kau mengacau, Violetta! Pergi dari kamarku!" Usirnya marah. Dengan kasar ia menarik bahu Violetta agar ia pergi. Tapi Violetta tidak bergeming. Jika ia ingin mengerti, maka ia harus menghadapi Xander.

"Xander," Violetta mendekati Xander. "Kau tahu ini bukan salah Pamela, bukan? Jadi jangan seret Pamela dalam kemarahanmu," ucapnya.

"Kau tahu apa soal Pamela?!"

"Mungkin sebagian. Tapi jika kau bercerita padaku, aku bisa tahu apa yang tidak ia ceritakan,"

Awalnya, Xander tetap bertahan pada keras kepalanya. Lambat laun, dia melunak. "Aku takut Richard mencelakaimu jika dia tahu kau kekasihku dan kau sedang tidak dalam pengawasanku," Jujurnya. Violetta tersenyum tipis. Kemarahannya rupanya refleksi dari ketakutannya yang berlebih.

"Aku bersama Sam dan dia pasti menjagaku." Hibur Violetta mencoba menenangkannya.

Xander menarik nafas dalam. "Kau tidak akan pernah tahu apa yang bisa pria brengsek itu lakukan padamu."

Violetta mengangguk. "Untungnya, Pamela melindungiku dari Richard, dia memintaku pulang sebelum Richard kembali."

"Ya..Pamela memang wanita yang baik. Aku tidak pernah membencinya hingga dia harus meminta maaf. Aku hanya tidak mengerti kenapa Pamela menikahi Richard," Xander setuju dengan penilaian Violetta.

Violetta tertawa kecil. "Sama sepertimu ketika memilihku, Xander. Pamela juga memiliki alasannya sendiri untuk menerima Richard. Jadi, maukah kau kembali menceritakan soal dirimu?" Pintanya.

Xander akhirnya mengangguk mengalah. Mereka kembali duduk. Xander lalu mengambil sebuah buku yang Violetta ambil dari gudang. "Soal banyaknya wanita yang kupacari, aku bosan dan membutuhkan seorang wanita untuk membuang rasa sepiku. Aku terlalu lama menjalani hidup sendirian, Violetta. Aku tahu mereka hanya menginginkan uangku dan aku memanfaatkan itu untuk membuat mereka tetap bersamaku. Selama mereka mendapatkan uangku, mereka mempersilahkanku untuk bebas memainkan tubuh mereka. Hm, kau tahu, aku pria bernafsu tinggi. Tapi, aku tidak pernah bercinta dengan mereka, Violetta."

"Aku memegang kendali perusahaan saat usiaku dua puluh lima tahun. Aku tidak tahu kenapa tapi tiba tiba saja Tuan Ferdinand mengutusku untuk menggantikannya, bukan Benjamin. Beberapa lama setelah itu, sebuah pernikahan bisnis dilakukan untuk memperkuat perusahaan. Di dalam buku ini, aku menyimpan momen momen penting bersama Rebecca. Aku tahu Rebecca tidak mencintaiku, tapi aku jatuh hati padanya. Aku melakukan segala cara agar dia tetap bersamaku. Suatu hari, aku memergokinya berselingkuh dengan seorang pria yang kini menjadi suaminya. Aku marah dan menyakiti Rebecca. Rebecca mengancam akan meninggalkanku. Aku begitu takut Rebecca meninggalkanku. Aku hanya ingin memiliki keluarga kecil yang utuh, Violetta. Tiap kami bercinta, Rebecca memaksaku menggunakan pengaman. Dia bersihkeras menolak untuk mengandung anakku. Lalu malam itu, aku melalukan apa yang pernah kulakukan padamu, Violetta. Aku mengikat Rebecca dan menyetubuhinya semauku. Rebecca benar benar hamil dan kau tahu apa yang terjadi?" Tiba tiba saja mata Xander berkaca kaca. Violetta tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Seorang Xander, yang begitu garang tiba tiba saja menangisi sesuatu.

"Xander? Kau baik baik saja?"

"Rebecca..dia..dia menggugurkan kandungannya. Dia menolak melahirkan putraku. Aku..kehilangan putraku..lalu Rebecca, dia meninggalkanku untuk pria lain." suara Xander bergetar.

"No, Xander, No. Don't cry." Langsung saja Violetta memeluk Xander. Ia tidak menyangka Rebecca tega menggugurkan janinnya sendiri. Xander pastilah begitu terluka karena istrinya menolak melahirkan putra mereka. Pertama Claire, Xander kehilangan sosok Ibu karena Claire menolaknya. Kedua, ia harus kehilangan putranya, dan ketiga, wanita yang dicintainya justru pergi untuk pria lain.

"Aku hanya ingin sebuah keluarga, Violetta." Isaknya lirih.

Violetta memeluknya semakin erat. Ia tidak bisa mengatakan pada Xander jika ia siap membangun sebuah keluarga untuknya karena ia belum sepenuhnya yakin tentang perasaannya sendiri.

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
355K 18.8K 49
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...
5.3M 285K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
SECOND Bởi FLO

Lãng mạn

373K 32.7K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...