MY PERFECT BADBOY

By citortor

430K 35.9K 2K

Baca biar tau keseruan Sasuke dan Sakura. More

MPB | Satu
MPB | Dua
MPB | Tiga
MPB | Lima
MPB | Enam
MPB | Tujuh
MPB | Delapan
MPB | Sembilan
MPB | Sepuluh
MPB | Sebelas
MPB | Dua Belas
MPB | Tiga Belas
MPB | Empat Belas
MPB | Lima Belas
MPB | Enam Belas
MPB | Tujuh Belas
MPB | Delapan Belas
MPB | Sembilan Belas
MPB | Dua Puluh
MPB | Dua Puluh Satu
MPB | Dua Puluh Dua
MPB | Dua Puluh Tiga
MPB | Dua Puluh Empat
MPB | Dua Puluh Lima
MPB | Dua Puluh Enam
MPB | Dua Puluh Tujuh
MPB | Dua Puluh Delapan
MPB | Dua Puluh Sembilan
MPB | Tiga Puluh
MPB | Tiga Puluh Satu
MPB | Tiga Puluh Dua
MPB | Tiga Puluh Tiga
MPB | Tiga Puluh Empat
MPB | Tiga Puluh Lima

MPB | Empat

16.2K 1.3K 73
By citortor

PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!

***

Tangan mungil Sakura membuka loker bernomer 28 di hadapannya. Mengeluarkan buku paket yang akan ia pelajari hari ini.
Getaran di saku membuatnya mengambil ponsel yang ternyata mendapat pesan dari kekasih gilanya sebelum menutup kembali loker tersebut.

Aku di UKS

Dahi Sakura mengernyit. Namun belum sempat ia membalas pesan tersebut. Sasuke kembali mengirimnya lagi.

Sini sayang, obati aku

Kenapa?

Berantem sama orang tadi

Sakura menggelengkan kepalanya membaca pesan tersebut. 'Astaga' batinnya meringis ketika mengingat minggu lalu kekasihnya bahkan hampir membunuh salah satu siswa. Sakura hanya membacanya dan kembali memasukkan ponselnya.

Menutup lokernya, ia berniat berjalan ke arah UKS. Jika Sasuke tidak di turuti, kekasihnya -tunggu- sejak kapan Sakura sudah menerima jika Sasuke adalah kekasihnya. Sudah setiap hari ia tolak namun Sasuke terus saja menempel dengannya. Menghela nafas pasrah Sakura berjalan dengan santai.

"Sakura,"

Namun panggilan seseorang yang memanggilnya membuat langkah kakinya berhenti dan menatap orang di belakangnya yang kini berjalan mendekat.

Sakura menatap heran pada pemuda berambut merah yang kini tersenyum tipis setelah sampai di hadapannya.

Sakura sangat mengenali pemuda di hadapannya. Rei Garaa. Siapa yang tidak mengenal pemuda yang termasuk ke dalam jajaran most wanted di sekolah? Apalagi posisinya menempati kapten basket, menggantikan kekasihnya yang sudah purna dari ekstra apapun.

Pemuda yang satu tingkat di atasnya ini masih menatapnya dengan senyuman tipis.
"Sakura?" panggil pemuda tersebut terlihat menanyakan apa benar gadis di hadapannya ini memang Sakura.

"Iya,"

"Syukurlah, aku tidak salah mengenali orang," ujar Garaa masih dengan senyumannya.

"Ada apa Kak?" tanya Sakura dengan ramah dan tersenyum. Memperlihatkan sedikit kelesungannya.

"Sabtu besok kau ada acara?" tanya Garaa dan langsung mendapati gelengan dari gadis di hadapannya.
"Boleh aku mengajakmu pergi?" pertanyaan Garaa membuat Sakura menatapnya heran.
Garaa terkekeh ringan mendapati raut wajah yang terlihat lucu dihadapannya.

Semburat merah muncul di kedua pipi Sakura melihat senyuman pemuda tersebut. Entah kenapa, jantungnya berdebar. Berdebar lebih kencang seperti genderang mau perang.

"Kemana?" tanya Sakura gugup luar biasa.

"Nonton, kebetulan aku ada dua tiket nonton. Mau?"

Sakura nampak berpikir sebelum menganggukkan kepalanya dengan tersenyum manis.
Sakura hanya sedikit heran, kenapa Garaa mengajaknya? Apa mungkin Garaa diam-diam menyukainya? Sakura segera mengenyahkan pikiran terakhir nya ketika wajahnya kembali menghangat.

"Aku memang menyukaimu,"

Dan ucapan Garaa membuatnya terkejut sekaligus menambah semburat merah di kedua pipinya. Seakan pemuda tersebut bisa membaca pikirannya.

"Boleh aku meminta nomer mu?" tanya Garaa seraya menyerahkan ponselnya pada Sakura. Gadis itu pun mengangguk dan mengetikkan nomernya.

"Terima kasih, sampai jumpa besok," pamit Garaa dengan sebelah tanganya mengacak-acak pucuk kepala Sakura.

***

"Pelan-pelan, sayang," gumam Sasuke seraya memejamkan matanya ketika ia merasakan perih dan sakit pada luka di pelipisnya.

Sakura pun tidak menanggapi gumaman kekasihnya. Setelah selesai mengobati Sasuke, Sakura hendak berbalik pergi namun tangannya di genggam erat oleh Sasuke.
"Besok kita jalan," ajak Sasuke disertai senyuman tipis. Bukan ajakan melainkan penculikan.

"Tidak bisa,"

Dahi Sasuke berkerut, "Kenapa?"

Sakura mengalihkan pandangannya ke arah lain, jika ia mengucapkan alasan sebenarnya. Pasti Sasuke tidak mengizinkannya. Dengan terpaksa Sakura berbohong.

"Aku, tugasku banyak,"

Bohong, Sasuke tau jika kekasihnya ini bohong. Menghela nafas berat sebelum tersenyum hangat, tangannya terjulur untuk mengapit hidung mungil Sakura.

"Baiklah,"

"Ishh," tatapan Sakura berubah tajam ketika hidung mungil kekasihnya ia gerakan ke kanan dan ke kiri.

Sasuke pun terkekeh melihat wajah kekasihnya yang tampak menggemaskan ini.

"Mau langsung pulang?" tanya Sasuke seraya bangkit. Senyum hangat tidak pernah lepas dari bibirnya.

"Iyah," jawab Sakura seraya berbalik pergi meninggalkan Sasuke.

Namun bukan Sasuke namanya jika ia menyerah, tanpa meminta persetujuan dari Sakura, ia menautkan jari jemarinya. Gadisnya pun juga tampak tidak masalah. Karena percuma jika Sakura menolak, pasti kekasihnya ini terus saja memaksa.

***

"Bunda," panggil Sakura.

Mebuki menoleh dan dahinya sukses mengernyit melihat penampilan anak gadisnya, "Rapi sekali, mau kemana?" tanya Mebuki halus.

"Mau pergi Bunda," jawab Sakura tersenyum malu.

"Pasti sama Sasuke ya?" tanya Mebuki dengan senyuman jahil menatap raut cantik putrinya.

"Bukan Bun," rengek Sakura yang membuat Mebuki terkekeh.

"Terus dengan siapa? Hm?" tanya Mebuki lagi.

"Garaa," jawab Sakura tersenyum sangat manis yang menampilkan lesung pipi di pipi kanannya. Menambah kesan cantik bagi siapa saja yang menatapnya.

"Siapa itu?" timpal Mebuki heran.

Belum sempat Sakura menjawab pertanyaan Mebuki, telinganya mendengar suara motor yang tak lama kemudian berhenti, "Bunda, Sakura pamit dulu ya," pamit Sakura seraya mengecup tangan Mebuki cepat.

"Ckckck," Mebuki hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya. Ia kembali melakukan aktivitasnya sebagai seorang Ibu rumah tangga.

Sedangkan Sakura yang sudah berjalan mendekati Garaa, tersenyum lembut dan membuat Garaa terpesona akan kecantikan gadis dengan balutan celana Jin berwarna hitam yang membungkus kaki jenjangnya. Di padukan dengan atasan berwarna soft pink dan jaket jinsnya. Sakura pun semakin melangkahkan kakinya yang terbalut sepatu berwarna putih.

Walaupun terkesan sederhana namun bagi Garaa, Sakura sangat cantik dan sayang jika dilewatkan.

"Ayo," ajak Garaa dengan senyuman yang tetlihat menawan bagi Sakura.

Setelah memakai helm dan naik di motor Garaa, Sakura melingkarkan lengan mungilnya di perut pemuda yang berhasil membuat jantungnya ingin lari dari tubuhnya. Diam-diam ia tersenyum manis seiring berjalannya motor tersebut.

***

Sasuke kembali mengecek ponselnya. Hasilnya sama, kekasihnya belum juga membalas chat yang ia kirim. Padahal Sasuke mengirimkan Sakura pesan pada sore hari, dan sampai jam sudah menunjukkan pukul 8 malam lebih ini belum juga mendapatkan balasan.

Mencoba bersabar dan positif thinking, Sasuke berniat mendatangi rumah kekasihnya jika jam 9 nanti belum juga mendapatkan balasan. Yang ia lakukan sekarang hanya bersabar dan menunggu.
Dan kalian pasti tau, dua hal itu sangat bertolak belakang dengan sifat Sasuke.

***

Kedua manusia berbeda gender tersebut saling menggenggam satu sama lain, berjalan menuju parkiran motor.
Selesai menonton film, Sakura dan Garaa berhenti di sebuah restoran untuk makan malam. Saat jam menunjukkan pukul 9 malam, mereka baru saja keluar dan berniat untuk pulang.

Motor Garaa membelah jalanan dengan kecepatan rendah, Sakura yang berada di belakangnya hanya terdiam. Sungguh, ia senang hari ini. Bahkan senyuman manis tak pernah lepas dari bibirnya ketika berbicara dengan pemuda di hadapannya.

Senyumnya perlahan memudar sembari memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Sakura sadar betul jika ini bukan jalanan menuju ke rumahnya.
"Kita mau kemana?" tanya Sakura pada Garaa.
Emeraldnya menatap jam yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Sebersit perasaan resah menghampirinya ketika melihat jarum pendek berada di antara 10 dan 11, sedangkan jarum panjang berada di angka 4.

"Mampir ke Appartement ku sebentar," dan jawaban Garaa semakin membuat Sakura gelisah. Pasti sekarang Bunda dan Ayahnya sedang kebingungan ketika ia belum pulang. Sakura tidak pernah pulang larut seperti ini. Tidak pernah.

Ia hanya diam dengan perasaan resah tanpa menyahuti jawaban Garaa. Yang ada di pikirannya sekarang, ia harus pulang.
"Sebentar saja ya, Kak," ujar Sakura ketika mereka sudah sampai di parkiran.

Garaa hanya tersenyum, dan senyumannya entah kenapa terasa berbeda bagi Sakura. Mereka berjalan dengan Garaa yang menggenggam tangan mungil Sakura.

Sesampainya di Appartement pemuda tersebut, Mereka melangkah memasukinya, "Duduk dulu," ujar Garaa dan berlalu pergi meninggalkan Sakura yang duduk dengan perasaan cemas. Sekarang jam menunjukkan pukul 11 tepat. Hebat Sakura, alasan apa yang akan kau berikan pada kedua orang tuamu nanti?

"Minumlah," ucap Garaa seraya meletakkan dua gelas berkaki panjang dengan air berwarna coklat kebeningan.

"Ini apa?" tanya Sakura.

"Lemon tea," jawab Garaa yang membuat Sakura ragu meminumnya.

"Ini sudah larut," ucap Sakura pelan, berharap Garaa peka dengan nadanya suaranya.

Namun, dugaan Sakura salah, Garaa hanya kembali tersenyum dan meminum minumannya, "Aku ingin pulang," lanjut Sakura.

"Habiskan dulu minum mu, setelah itu ku antar kau pulang," Lagi-lagi Garaa tersenyum.

"Tapi aku tidak haus," timpal Sakura pelan berusaha tidak menyinggung perasaan Garaa.

"Tenang saja, aku tidak meracunimu," canda Garaa dengan tawa kecil di ujung kalimatnya.

Sakura hanya menggeleng dan membuat Garaa menghela nafas berat, tangannya mengambil minuman Sakura yang masih utuh kemudian meminumnya hingga tandas, "Tidak terjadi apa-apa kan?" tanya Garaa seraya memastikan.

Sakura menatapnya dengan tatapan merasa bersalah, "Maaf," gumamnya pelan.

Garaa tersenyum manis dan mengusap lembut pipi gadis di hadapannya, "Ku lihat kau tidak suka berada disini, ku antar kau pulang, Ayo," ucapan Garaa yang terdengar kecewa membuat rasa bersalah Sakura semakin besar.

***

Sasuke masih menunggu Sakura dengan berbagai perasaan. Tepat sesuai janjinya, jam 9 tepat ia sudah berada di rumah kekasihnya, namun saat ia menanyakan Sakura sedang apa. Bunda Sakura menjawab jika putrinya sedang nonton bersama Garaa. Sasuke sangat mengenal siapa pemuda itu.

Saat mencoba menghubungi kekasihnya, Sakura pasti sengaja mematikan data selulernya dan mengalihkan pada mode pesawat.

Saat di rasa sudah hampir tengah malam, Sasuke berpamitan pada Mebuki dan Kizashi yang sama-sama menunjukkan raut wajah cemas. Kedua orang tua itu selalu saja menatap jam dinding di ruang tamu.

Akhirnya, Kizashi segera menyuruh
-memaksa lebih tepatnya-  Mebuki tidur terlebih dahulu bersamaan dengan langkah Sasuke keluar rumah.
Onyxnya sekali lagi menatap ponselnya dengan tatapan dingin luar biasa.

Brum brum

Onyxnya kini menatap tajam ke arah motor sport berwarna merah marun yang perlahan  berhenti tak jauh darinya.
Sakura yang melihat motor Sasuke saat mereka memasuki halaman rumah tersebut terkejut bukan main. Lagi-lagi perasaan bersalah kembali hinggap di lubuk hatinya.

Emeraldnya masih menatap Sasuke yang menatap ke arahnya dengan tatapan tajam. Kearah Garaa lebih tepatnya. Bahkan kini Sakura mengabaikan Garaa yang berusaha mengajaknya berbicara.

"Hei, maaf ya sudah membuatmu kelelahan hari ini," ucap Garaa dengan sebelah tangannya mengarahkan wajah Sakura untuk menghadapnya.

"Eh, iya, tidak apa-apa," Sakura menjawab dengan nada gugup.

"Lain kali kita jalan lagi ya?" tanya Garaa dengan senyuman hangatnya.

Sakura sesekali melirik kekasihnya yang belum merubah posisinya.

Sakura mengangguk menanggapi Garaa.

Garaa menolehkan kepalanya dan detik itu juga Onyx dan Zamrud saling menatap dengan tatapan tajam.
Namun, Garaa terlebih dahulu memutuskan pandangannya dan kembali menatap gadis dihadapannya dengan lembut dan hangat.

"Aku pulang dulu, istirahatlah," ucap Garaa hangat.

Sakura tersenyum menanggapi nya, lagi-lagi ia hanya mengangguk dengan senyuman tipis.

"Selamat malam," pamit Garaa seraya mengelus sejenak pipi Sakura sebelum menjalankan motornya menjauh.

"Malam," gumam Sakura sebelum Garaa benar-benar berlalu pergi.

Ia pun dengan langkah pelan menghampiri Sasuke yang masih menatap kepergian Garaa dengan tatapan tajam dan dingin.
Bahkan Sakura sampai tidak berani menyapanya. Ia bingung sekarang, bahkan Sakura tidak menduga jika Sasuke berkunjung ke rumahnya.

"Em, Kau ke sini?" pertanyaan pelan Sakura kini bagaikan angin lalu di telinga Sasuke.

Hening beberapa saat sampai Sakura memberanikan diri menyentuh ujung ke empat jemari tangan Sasuke. Sedangkan tangan kanannya membawa helm yang ia letakkan di depan perutnya.
Dan ia pun berhasil membuat Sasuke menatapnya. Namun anehnya, Sakura tidak percaya jika saat ini onyx pemuda di hadapannya menatapnya lembut dengan senyuman hangat di bibirnya.

"Istirahat, dan segera tidur," ujar Sasuke hangat, "Besok aku jemput," sambung Sasuke seraya mengusap kepala kekasihnya lama. Usapannya kini berpindah ke arah pipi. Tangan kanannya yang di genggam Sakura pun kini ikut andil untuk menangkup wajah manis Sakura.

"Jangan diulangi lagi," ucap Sasuke dengan ekspresi gemas, namun diiringi kekehan ringan.

"Ish," Sakura memajukan bibirnya seraya melepas kedua tangan Sasuke.

Sasuke tersenyum hangat sekali lagi, "Aku pulang dulu," pamit Sasuke seraya menaiki motornya.
Namun belum mencapai detik ketiga, ia kembali turun, membuat kernyitan heran di dahi Sakura.

"Kenapa?" tanyanya.

"Ada yang lupa," jawab Sasuke dengan senyum misterius.

"Ap-"

Cup

"Night Sayang,"

Belum sempat Sakura menanyakan kelupaan Sasuke. Ia di kejutkan dengan Sasuke yang melakukan hal gila padanya.
Emeraldnya bahkan masih menatap tidak percaya ke arah punggung Sasuke yang perlahan menghilang seiring kecepatan motornya. Tangan kirinya terangkat untuk menyentuh bekas hangat di dahinya. Kecupan selamat malam, bibirnya tersenyum tipis mengingat Sasuke yang terlihat biasa memperlakukannya.

"Too," balasnya pelan saat Sasuke benar-benar pulang.

***

Brumm brumm

Sasuke menambah kecepatan motornya ketika ingatannya kembali pada beberapa menit yang lalu. Kejadian yang sangat membuatnya menahan amarah luar biasa. Tatapannya tajam dan dingin menatap jalannya yang ia lalui. Jalanan yang terasa lenggang hari ini.

Ia hanya bisa menahannya. Menahan rasa kesal, marah, cemburu, sedih, kecewa, semuanya menjadi satu.

Lagi-lagi Sasuke kalah dengan tatapan meneduhkan milik kekasihnya.
Ia bersumpah akan menghajar tangan yang berani menyentuh Sakura. Miliknya.

***

TBC •~•

Continue Reading

You'll Also Like

182K 14.3K 32
perjalan panjang kisah cinta pewaris tahta dari keluarga paling tersohor Draco Malfoy dengan Gadis kelahiran Muggle yang begitu beruntung karna bisa...
138K 15.3K 27
Awalnya semua baik-baik saja. Hidup bebas tanpa adanya aturan, bebas berganti pasangan, merokok, bahkan mabuk. Wanita bertatapan datar itu menikmati...
397K 24.9K 35
WARNING! 18+ Mengandung kekerasan. Pembantaian, pelecehan, perbudakan, dan bahasa kasar lainnya. Menceritakan tentang sebuah Kaisar kejam dan dingi...
574K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...