THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

596K 44.7K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
THE TAIL
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

BAD TEMPTATION

11.2K 699 26
By gazella05ezra

Sean, ia menyentuhnya lagi. Ekor itu, ekornya, menjamah sisik-sisik bercorak hijau keemasan yang kini telah menjadi bagian dari tubuhnya. Merasakannya, perlahan-lahan, sesuatu yang mengayun mempesona. Sesuatu yang melenyapkan dua tungkai kakinya. Sesuatu yang, ia tahu adalah bencana besar.

'Benda ini?'

Batangan daging yang diselimuti sisik-sisik kemilauan itu, membuatnya seperti di tengah-tengah alam maut. Dalam kegelapan telaga yang dingin, dalam gelombang air yang mencekat, ia merasa seperti di ujung malapetaka besar.

Indah memang, luar biasa. Bahkan jauh lebih indah dari milik pria yang terkurung dalam Aquarium itu, William. Ia yakin ia tak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Bahkan untuk semua koleksi kostum Alexa. Pakaian-pakaian berbentuk ekor ikan yang ibunya pesan dan dirancang secara khusus. Busana yang dulu membuatnya begitu tertarik sebelum wanita itu menghilang tanpa jejak.

Dalam kegelapan dasar air, mata Sean justru dapat melihat semakin tajam. Tak hanya berfokus di sana, di ekornya, iapun sedikit mengintip ke balik tubuhnya. Sebuah sirip dorsal yang membujur di sepanjang tulang punggung ia jumpai. Membuatnya tampak begitu gagah dan kuat. Terdapat banyak sekali Spinosus berwarna cerah yang sedikit berdiri. Memiliki panjang sekitar dua puluh centimeter. Cukup menawan.

Sementara itu, di bagian lengan tangannya, terdapat sirip lain yang lebih kecil dan halus. Sirip Pektoral. Berbeda seperti kebanyakan ikan, siripnya tersebut menjadi point yang sangat penting untuk penampilannya sekarang. Terdapat corak-corak mirip sebuah kaligrafi kuno di tepiannya. Berwarna hitam, namun mengkilap kebiru-biruan setiap kali ia menggerakan tangannya. Sempurna, sangat sempurna!

Saat itu semua yang tertangkap oleh matanya membuatnya lupa akan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Separuh dirinya merasakan kebingungan besar. Bagaimana ia akan pergi dengan keadaan seperti itu? Bagaimana ia akan menyatakan diri setelah kemunculan benda itu. Namun, sebagian dirinya yang lain tak memungkiri kalau ia memang terperanjat dengan wujudnya yang sekarang. Wujudnya sebagai seorang.. Atau ya, seekor Merman.

Pemuda itu hampir beranjak dari tempatnya dengan kibasan kecil yang ia lakukan ketika tiba-tiba sesuatu mengejutkanya. Sebuah jaring raksasa mendadak memperangkapnya! Begitu cepat! Jala yang sangat besar, jatuh tenggelam di atas tubuhnya dan langsung mengunci ruang geraknya sebelum ia sempat berenang menghindar. Orang-orang itu! Orang-orang Ny. Natalie dan James Brenner. Sean dapat melihat mereka dari bawah permukaan telaga ketika ia perlahan diangkat naik, keluar dari sana.

***

Di tempat itu, tubuhnya dilempar keras ke lantai. Tempat di mana William berada. Di gedung tersebut, di sebuah ruangan di mana dua orang yang sangat ingin ia hindari telah menunggu. James Brenner, dan juga wanita yang tengah asik menghisap cerutunya, Natalie.

Untuk sesaat mereka berdua berkesiap menatapnya. James melangkah menghampiri, terlihat cukup keheranan, matanya melotot. Memperhatikan Sean selagi anak buahnya mencoba membebaskan pemuda itu dari jaring yang tak sadar menyakiti kulit Sean dalam perlawanannya tadi. Sementara itu, Natalie terperangah begitu takjub. Cengiran lebar menghias di wajah tuanya yang mengkeriput di balik alas bedak tebal.

"Halo Sean!" James yang tadi sempat di penuhi dengan luapan emosi karena pencobaan kabur yang Sean lakukan dari dirinya, kini lenyap. Ia menyapa riang, berjongkok, mensejajarkan dirinya dengan lelaki tanggung di hadapannya yang entah bagaimana mendadak sedikit lemas, Sean merasa ada yang tak beres dengan rongga pernafasannya. Ia merasa sesak, di daratan?

"Kau berubah nak! Lihat! Kau seekor Merman sekarang, seperti yang kukatakan!" Seru James. Tangannya menjulur, menyentuh ekor pemuda itu dan mengusapnya lembut. Terasa sedikit keras, namun sudah tak di penuhi lendir seperti sebelumnya.

"Luar biasa James!" Pekik Natalie meyusul. Wanita itu mendatangi mereka berdua. Hentakan sepatu bootsnya terdengar keras. Sangat nyaring menepuk permukaan lantai ketika ia berjalan cepat.

Di samping ilmuwan berkumis tipis tersebut, wanita itu ikut menjulurkan tangannya ke kepala Sean. Telinga Sean yang meruncing bak tokoh dongeng Elf, menjadi perhatian pertamanya. Ia membelai kagum daun telinga itu, lalu merambat turun ke pipi, ke wajah Sean ketika Sean terus berusaha menyelaraskan saluran pernafasannya. Tak memperdulikan mereka yang begitu menikmati tubuhnya, Sean hanya mencoba bertahan di tengah paru-parunya yang seolah menghilang.

Natalie dengan gemulai mengangkat dagu bocah itu, menatap mata bening Sean yang melemah. "Hei nak, kita bertemu lagi." Ia mendekatkan mulutnya, berbicara lebih sensual. Warna lipstik merah darah yang terpoles di permukaan bibir wanita itu terlihat jelas di bawah sinar lampu.

"Coba lihat sosokmu, lihat betapa kau begitu.. Fantastik!" Natalie bersemangat, wajahnya berbinar-binar. Sesekali ia memperhatikan tubuh Sean lebih seksama. Sirip-siripnya, ekornya, Namun ia memantapkan lagi tatapannya ke wajah Sean, ke kedua mata yang mengandung kesedihan itu. Sean tahu benar, ia seolah sudah tamat sekarang. Cukup berat memikirkan itu, ia bahkan kehilangan tenaga untuk menyingkirkan tangan nyonya-nyonya itu dari wajahnya. Ia hanya kesulitan bernafas. Tapi rupanya hal tersebut menjadi masalah pelik untuk semua energinya yang ada.

"Kau kenapa sayang?!" Natalie memperkuat cengkramannya ketika Sean memucat. Warna kulitnya berubah. Membuat ia seakan sekarat. Berusaha menyeimbangkan nafasnya dengan susah payah.

"Organ dalamnya kesulitan menyerap oksigen jika ia berada di daratan Nyonya." Sahut James. "Ia masih memiliki paru-paru, tapi juga memiliki insang. Paru-parunya takkan mungkin bekerja maksimal meski ia berada di daratan dengan kemunculan insang kecil itu. Sesuatu yang membuat kepalanya seperti dibungkus dalam plastik ketat."

"Apa dia akan mati James? kita harus segera memindahkannya kalau begitu."

James terkekeh, bangkit berdiri. "Tak perlu Nyonya. Ia memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat dibanding kita, atau dari hewan manapun, mahkluk hidup manapun! Ia takkan mati hanya karena kesulitan bernafas." James menatap Sean. "Ia hanya akan merasa sengsara. Seperti disiksa. Ya, hukuman yang pantas untuk anak-anak yang selalu melawan, yang selalu kesulitan mendengar kata-kata orang tua." Pria itu tersenyum dingin. "Mungkin, ia menginginkan air sekarang. Tapi, aku menginginkan ia menerima konsekuensinya. Konsekuensi jika ia berani melawanku, melawan kita berdua Nyonya." Ia mundur beberapa langkah, menjauh, mengambil beberapa laporan yang ia letakkan di sebuah meja di sudut ruangan.

Natalie tak melepas pandang dari Sean, rautan keprihatinan yang tadi sempat terlintas kini memudar. "Begitu ya?" cengkramannya menarik wajah mereka lebih dekat. Sangat dekat. Sean tak mampu menolak. Ia tak tahu kenapa tubuhnya semakin menjadi.

"Anak manis.." Ujar Natalie. "Tadinya aku ingin bersikap baik padamu, pada Tommy. Aku tak ingin punya masalah ketika ini semua selesai. Ya, seperti yang pernah kukatakan. Aku ingin kita tetap memiliki hubungan yang baik." Ia mencondongkan bibirnya. "Tapi, kau telah membuat kami melakukan hal sekejam ini. Menghukummu? Sekarang, apa kau tahu bagaimana rasanya? Kejadian yang menyulitkanmu karena tingkahmu sendiri. Jangan salahkan kami." Sambung Natalie. Wanita paruh baya itu kemudian, mencium bibir Sean! Mencium perlahan namun sedikit bernafsu.

'Fuck!!'

Sontak membuat Sean terkejut. Berkelak seketika. 'Apa-apaan?!' Pemuda itu mencoba menjauh. Namun ia tak cukup kuat ketika kedua tangan Natalie menahan kepala belakangnya, mempertahankan posisinya. Sesekali bahkan meremas rambut hitam Sean cukup bertenaga.

"Nyonya!" James berseru ketika menangkap pemandangan itu. Namun, setelah teringat bagaimana tabiat bos besarnya itu, ia segera mengecilkan suaranya. Tak ada yang bisa dilakukan ketika wanita tua itu memutuskan untuk menumpahkan hasratnya yang ia ingat, memang sering meluapkan gairahnya tiba-tiba. Melakukan hal seronok itu ke beberapa pria. Ya, tak sembarang pria memang. Hanya beberapa pria yang baginya benar-benar menarik, cukup menguntungkannya. Dan James memang telah menduga kalau Sean adalah salah satunya.

Ia pun membiarkan mereka. Membiarkan bos besarnya terus melumat bibir Sean. Melakukan Single Lip Kiss dengan begitu panas! Bibirnya yang berwana pekat itu begitu hebat dimainkan. Sesekali menggigit, seakan mencoba membuat luka, semakin menjadi ketika terdengar pekikan Sean yang tertahan. Tak perduli dengan perlawanan lelaki muda itu, tangan tuanya semakin kuat, seolah mengikuti irama pergolakan pemberontakan Sean yang akhirnya, tangan bersirip Seanlah yang berhasil mendorongnya, menjauhkanya, memutus ciuman membrutal hebat yang terjadi beberapa detik itu. Tentu setelah mengerahkan tenaga ekstra.

"Kau..-" Sean masih cukup terkejut sembari mengusap mulutnya dengan punggung tangan. Mengusap darah yang tanpa ia sadari keluar dari permukaan bibirnya yang, robek.

'Orang ini!' Ia Benar-benar terluka karena gigitan kecil nan kuat yang baru terjadi. Yang membuat mulutnya terasa begitu perih, yang juga tentu saja membuat saluran pernafasannya menjadi semakin kacau. Dadanya naik turun, ia kesulitan berbicara. Ia yang sebelumnya sudah merasa muak dengan mereka berdua, dengan apa yang telah mereka buat pada dirinya, tampaknya akan semakin memburuk karena ciuman sadis itu.

Sementara Natalie, ia terdiam beberapa saat. Terperanjat. Tak percaya dengan apa yang baru ia lakukan, yang baru ia rasakan! Tak disangka sensasinya sangat sempurna. Membangkitkan sesuatu dalam dirinya. Sean? Ia tak pernah tahu atlet renang muda tersebut begitu luar biasa! Rasanya lembut, seperti rasa berry yang baru di petik. 'Oh Tuhan!'

Terus terhening dan memandangi wajah Sean yang semakin mempesona di bawah temaram lampu, ia merasakan gairahnya semakin kuat membakar di balik kulit. Raut wajah tegas yang kini diselubungi amarah, dan ketidakberdayaan itu, seakan tersisip kenikmatan hebat. Benar-benar nikmat hingga membuat bulu kudunya berdiri.

"James!" Serunya setelah itu.

"Ya Nyonya.."

"Apa kau tetap mengikuti jadwal pengujianmu besok? Mengirim Merman kecil kita ini ke laut Sargasso seperti yang kau katakan?"

"Ya, tentu Nyonya."

"Kalau begitu.." Natalie mendekatkan diri lagi pada Sean. Tangan gempalnya terangkat, menyentuh bibir Sean, menyentuh darah yang keluar itu. Perlahan menyeretnya turun melewati dagu. Merambat ke leher, membuat jejak noda merah pekat turun hingga ke dada seakan tak memperdulikan perlawanan tak berdaya itu ketika Sean mencoba menepisnya hingga ia dapat merasakan otot-otot di balik kulit pemuda itu, merasakan gairah yang semakin membara dalam alam sadarnya.

"Kalau begitu boleh aku mencicipi sedikit hidangan yang akan kau berikan pada mereka? Mencicipi seberapa nikmatnya, ikan-Jantan ini?" Natalie memasukan jari telunjuknya yang terkena noda darah Sean ke mulut.

"Ahm, i-itu.."

"Ayolah, aku hanya ingin berkomunikasi lebih dekat dengannya James."

"Ba-baik Nyonya. Silahkan. silahkan saja.."

"Terimakasih." Ia tersenyum puas "Kalau begitu, siapkan borgol dan cambuk! Aku tidak ingin dia melawanku ketika aku mengajarkan bagaimana caranya.. berpesta Seks di Atlantik."

-

Continue Reading

You'll Also Like

1.8K 18 1
Cinta itu seperti kentut. Ditahan sakit, diutarakan malu! Start: 1 Mei 2024
1.2M 104K 51
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
368K 21.3K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
60.9K 4.3K 31
Dia seorang alpha, sayangnya dia juga wanita. Dia seorang konglomerat, sayangnya bukan bangsawan. Seorang borjuis sangat dibenci dalam dunia pergaula...