THEIR MERMAN [COMPLETE]

By gazella05ezra

596K 44.7K 1.9K

Alasan kenapa Duyung Jantan/Putra Duyung jarang terlihat & didengar adalah "Para Mermaid, membunuh pasanganny... More

PROLOG
WHEN HE WANTS TO SEE HER AGAIN
FUCKING OBSESSION
THE LAST NIGHT
LET ME GO
MISBEHAVIOR
ILLUSION
THE ATLANTIC'S
THE FIN
MEREE
BAD TEMPTATION
A ROYAL EXPERIMENT
WHIPPED BOY
THE BAD GROOM 1
THE BAD GROOM 2
THE BAD GROOM 3
SILENT SCREAM
REMEMBER YOU
BEAUTIFUL SYMPHONY
COME
THE DEEP BLUE SEA
I SEE YOU
AWAKE
THE FEELING
THE TRUST
SHE'S HERE
WHAT ARE YOU?!
I'M STILL HUMAN
THE GUEST
BLOODY
YOU
FIRST HEARD
SUICIDAL THOUGHTS
THE TRAP
SHE'S BACK
MOM
WILLIAM Part 1
WILLIAM Part 2
WILLIAM part 3
WILLIAM Part 4
WILLIAM Part 5
WILLIAM Part 6
DESIRE
RUN
BETRAYAL
LOST MIND
DARK SIDE OF YOU
THE GLASS PRISON
MIDNIGHT CONFIDENCE
EMBODIMENT
I'M HERE FOR YOU
SHOOT
BEYOND THE CAPABILITY
ONLY YOU
STILL WANT YOU
RUN AWAY
ESCAPE
BRING YOU HOME
THE HIDDEN PATNER
FRIEND OR FOE?
SEARCH FOR TRUTH
APPROACHING THE FINAL TIME
EXPLOSION
RESISTANCE
LOST IN THE DEEP BLUE
BEAUTIFUL ENEMY
YOUR HEART IS MINE
FIRST STRIKE
FOR YOU DAD
HEART
INTENTIONS
HIDEAWAY
SOMEONE IN THE DARK
UNDER THE FULL MOON
THE NIGHTMARE
THE TEARS
ANGELS FROM THE DEEP BLUE
BAIT
THE SOUND OF THE SEA
BLOODY NIGHT
WHEN I MEET YOU AGAIN
BITE
PREDATORS
ARRIVAL
DESTRUCTION
COLLISIONS
INCURSION
SHE
ANOTHER HEART
AT THE END OF THE NIGHT
OUR LAST MOMENT?
SURGE OF THE SEA
WHY DID YOU GO?
MISSING YOU
THEIR MERMAN
BONUS
Ngoceh

THE TAIL

10.3K 773 8
By gazella05ezra


-

00.01

-

"AARGGHH!!"

Sean memekik.

Darah terus mengalir melumuri kakinya. Ia tak tahan lagi! Rasanya begitu sakit. Apalagi harus ia gunakan untuk berlari tanpa arah seperti sekarang. Masuk ke dalam hutan, menghindar dari orang-orang sialan itu. Sekelompok pria berpakaian serba hitam dengan pistol-pistol yang membabi buta memuntahkan peluru-peluru di belakangnya. Orang-orang Ny. Nathalie, pria-pria yang ia ingat ikut menyeretnya kembali masuk ke laboratorium.

Pemuda itu, Sean, merasa tulang-tulangnya seperti diremukkan. Dihancurkan menjadi pecahan-pecahan yang merobek daging dan otot. Membuat darah tak henti keluar, membanjiri tubuh tegapnya. Sementara belati-belati tajam seakan menyayat bagian tubuhnya yang lain. Membuat luka besar di mana-mana.

BRRAAKK

Ia tak sengaja menabrak batang pohon. Badannya yang kini tak mengenakan sehelai benang pun terhantam kuat dan ambruk. Telanjang. Tonjolan-tonjolan kecil meruncing yang terus meninggi itu merobek kain bajunya dengan hebat, ditambah dengan lendir yang keluar di setiap pori kulitnya, seakan melelehkan benang-benang halus busananya tersebut. Hanya dedaunan dan ranting-ranting kering di sekitar sanalah yang kemudian menempel di kulitnya, membalur bersamaan dengan darah lengket yang mengalir pula lewat hidung, mata dan telinganya, cukup deras.

Sean bangkit, tak menghiraukan semua rasa sakit itu, ia mencoba untuk berdiri. Menyeimbangkan kembali badannya yang gemetaran. Udara dingin semakin menyerbu, menyelimuti dirinya yang ia sendiri tak tahu apakah ada hal lain yang lebih buruk lagi akan terjadi? Pertanyaan yang sekali lagi muncul di benaknya, Apakah Tn. James dan wanita itu, serta semua orang di dalam laboratorium tersebut benar-benar sekejam ini? Perbuatan mereka, perbuatan tak manusiawi ini? Bedeb*h! Ia tak tahu bagaimana lagi menyebut semua perlakuan yang diterimanya. Keterlaluan. Semakin memikirkannya semakin terasa kacau.

Sedikit sempoyongan, ia lalu mencoba berlari, pergi dari sana. Melangkah lebih mantap ketika tiba-tiba, suara itu terdengar semakin keras. Deru orang-orang tadi yang rupanya telah mendekat. Menembakinya lebih-brutal.

"Shittt!!" Sean berseru cukup keras.

Namun, sesuatu yang lain terjadi lagi. Tenggorokannya, entah kenapa mendadak terasa sakit. kata yang baru ia ucapkan itu, kata-kata kasar itu, seolah adalah kata-kata terakhirnya. 'Ada apa lagi?!' Ia tak tahu. bahkan bernafas pun menjadi sangat sesak. Trakea di dalam sana, di balik lapisan kulit dan otot itu, seolah dipenuhi air. Sangat banyak. Menyumbat saluran udara yang ada sehingga paru-parunya mendadak tercekat luar biasa. Menyakitkan.

BBRRUUUKK

Ia tak kuat dan terjatuh. Bukan hanya bermasalah di batangan leher itu, Tubuhnya mendadak terasa semakin berat pula, kepalanya juga sakit. Semuanya memburuk. Benar-benar buruk! dengungan keras terdengar hebat di telinga kirinya. Bertambah kencang, seperti ratusan ribu benda asing masuk ke sana dan saling bergesekan tak karuan. Merusak apapun di dalamnya.

Di antara guyuran cairan getir yang mengalir bersamaan dengan lendir dan bau amis yang semakin menjadi itu, hal menyakitkan lainnya pun menyusul. Pandangan matanya rupanya mulai bertambah buruk pula. Pepohonan dan semak-semak hutan yang tadi terlihat sedikit-sedikit oleh cahaya bulan di atas kepala, kini tak terlihat sama sekali. Bola matanya seperti disayat oleh kelopak itu sendiri ketika ia berkedip. Terasa perih dan robek. Membuatnya semakin hebat menangis darah, Bergelinjang kesakitan.

"Aarrgghh!!" Ia berseru, lagi. Memekik meski suaranya hanya terdengar samar-samar. Tangannya terkepal kuat, memukul-mukul tanah luar biasa, mencoba melampiaskan rasa sakit itu di sana.

"Cepat menyerah saja nak!!" Seorang pria bersenjata tiba-tiba keluar dari balik pepohonan. Siap menarik senapannya kapan saja. Tak memperdulikannya, Sean hanya terus mengerang. Ia tak tahu reaksinya akan menjadi seperti ini. Ia merasa dapat menanggung itu semua sebelumnya, menahan selagi ia terus melarikan diri menjauh dari gedung tersebut. Tapi ternyata itu juga salah.

Pemuda itu merasa kulit-kulitnya pun menjadi semakin kasar. Sebagian porinya mengeluarkan sesuatu yang aneh. Kepingan-kepingan tipis berlendir terlihat. Bermunculan dari mana-mana, pelan-pelan menutupi beberapa bagian tubuhnya.

"Anak itu mengeluarkan sisik!" Salah satu dari mereka berseru kencang. Seorang pria yang berada sedikit lebih dekat dengan Sean.

Orang itu melihat makin jelas. Sisik-sisik lebih kecil muncul pula di wajah Sean. Tepatnya di pipi dan dahi. Terlihat samar-samar menyatu dengan kulit wajah pemuda itu. Berwarna keperakan dan sedikit berkilau di bawah sinar rembulan yang lumayan terang. Di bagian bawah telinganya, daging dan kulit itu membelah dengan sendirinya. Seakan teriris sepanjang tiga centimeter. Memunculkan pula dua garis serupa di bawahnya menyerupai insang. Terbuka dan tertutup ketika Sean terus berteriak. Meronta luar biasa.

Pergolakan yang cukup pelik ketika Kedua kakinyapun mulai melekat satu sama lain, merapat dan menyatu. Daging yang saling menempel, Bergumul dengan darah bercampur keringat dan lendir yang tak henti melumuri tubuh telanjangnya seperti lem. Membuat ia tak dapat merasakan apapun selain rasa sakit yang terus dan terus bertambah. Semakin meningkat ketika salah satu dari pria-pria itu tiba-tiba menembakan sesuatu padanya. Menghunus sangat keras dan membuatnya seketika terlontar kebelakang, masuk ke dalam jurang gelap yang rupanya hanya berada beberapa centimeter darinya. Jatuh! berguling di dinding jurang dengan cepat, hingga akhirnya ia sampai ke dasar jurang, ke sebuah... TELAGA.

-

Di dalam sana, air terasa sangat dingin. Tubuh Sean menghantam keras permukaan dan tenggelam ke dasar. Jatuh di tengah-tengah gelembung-gelembung kecil yang justru naik ke atas.

Sean merasa benar-benar Mati. Mati ketika rasa sakit yang tadi begitu hebat kini mendadak-lenyap! Tak lagi terasa. Hilang bersamaan dengan detak jantungnya yang juga mulai melambat. Sel-sel sarafnya seakan terjadi sesuatu, semuanya tak lagi aktif. Ia tak bergerak, terdiam dan terus menjatuhkan dirinya dalam kegelapan dasar air. Seperti kehilangan semua kemampuan yang baru saja ia miliki untuk melarikan diri. Bahkan, kemampuan untuk merasakan rasa sakit itu.

Sayup-sayup kata-kata Tn. James terdengar, terngiang di telinganya yang kini berhenti mengeluarkan darah "...Reaksinya akan lebih sakit jika kau tak masuk ke dalam air..." Kalimat itu, keterangan yang ia dengar sekitar satu jam lalu itu, sepertinya benar! Ia tak merasakan apapun. Rasa sakitnya hilang ketika ia menyentuh air. Namun, ia tahu itu juga bukan hal yang bagus.

Sean terus menenggelamkan diri, tekanan air seakan tak henti menyeretnya lebih dalam. Pergolakan dalam dirinya membiarkan ia terus jatuh. Ke dasar, ke tengah-tengah ruang yang yang seakan hampa. Lenyap dari orang-orang tadi. Peristiwa yang akhirnya membuat ia sedikit merasa-nyaman.

Semakin nyaman saat tubuh bagian bawahnya mendadak begitu-ringan? Bertambah ringan sebelum ia menyadari sesuatu, Kedua kakinya, ia melihat kedua kakinya... LENYAP!- tergantikan oleh sebatang ekor besar nan indah, ekor ikan dengan selendang-selendang halus yang menyala dalam kegelapan, ekor yang terkibas untuk, pertama kali.

********

...

Cabble Beach, Nassau

00:18 a.m

...

Paman Tom bersantai di balkon sebuah rumah yang ia beli beberapa tahun silam. Sebuah bangunan di pesisir utara Pulau Nassau, Bahama. Tempat yang saat itu cukup tenang, sunyi dan hanya terdengar desiran ombak yang mengunjungi pantai tak jauh dari sana.

"Dia pasti sangat cantik." Ujarnya. Ia memandangi bulan yang bersinar di langit, sementara tangannya menggenggam secangkir kopi.

"Dia?!" Seseorang menghampiri. Wanita yang bersamanya di kapal pesiar itu. Wanita berambut pirang dengan senyuman sangat manis oleh kedua lesung pipi yang terlihat menyamar di bawah cahaya bulan. "Ya, ia akan jauh lebih indah dari ayahnya. Wiliam. Apa kau tak merasa bersalah?" Sambung wanita itu.

Paman Tom menghela nafas. "Kuharap dia akan memaafkanku. Sean, kuharap ia mengerti kenapa aku melakukan ini."

"Ia takkan mau mengerti. Ia takkan memaafkanmu, Tommy." Wanita itu menyahut. "Sama sepertiku, kami tak bisa melupakan apa yang sudah kau perbuat. Ia memang akan terlihat cantik. Mahkluk air yang luar biasa. Tapi, bagaimana caramu meyakinkanku kalau dia takkan menjadi, Monster. Alih-alih berguna untuk semua ambisi kalian, kupikir, ia justru akan menjadi Monster untuk kalian. Monster indah yang menghambat langkah kalian sendiri. Apalagi, setelah ia mengetahui kebusukan lain yang kau buat pada hidupnya." Wanita itu mendekatkan diri.

Paman Tom tersenyum "Kebusukan lain yang kubuat pada hidupnya? Apa maksudmu, karirnya?" Pria itu berseringai lebar. "Tak ada pilihan lain yang harus kulakukan, kau tahu itu. Bahkan saat aku mengatakan padamu kalau ia sakit. Semua cara tampaknya harus kugunakan untuk mempertanggung jawabkan keputusan yang sudah kuambil. Termasuk jika aku harus mengirim surat pengunduran diri Sean dari dunia olah raga. Membuatnya, BERHENTI MENJADI SEORANG ATLET. Kau pikir, bagaimana seseorang bisa melanjutkan kehidupanya setelah ia menjadi bagian dari semua ini. Bagaimana ia akan kembali pada semua hal yang normal dengan, 'ekor' itu."

-

Continue Reading

You'll Also Like

6.2K 676 19
Dua orang yang tidak pernah akur di sekolah harus terjebak di tempat asing bersama karena sebuah kotak misterius yang tak sengaja mereka temukan. Tem...
2K 210 11
Waktu itu, Orchie tengah menikmati secangkir teh hangat bersama dengan kepala peri rumah kepercayaannya. Malam itu bintang bersinar terang di langit...
1.2M 86.2K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
1.8K 18 1
Cinta itu seperti kentut. Ditahan sakit, diutarakan malu! Start: 1 Mei 2024