Dangerous Romance (COMPLETED)

By shinvasel

35.6K 3.6K 1.9K

โš ๏ธWarningโš ๏ธ Boy Love Mature ๐Ÿ”ž Eye contact is dangerous, dangerous thing. But lovely, oh lovely. You were bu... More

Dangerous play - 1
Dangerous Play - 2
Dangerous Play -4
Dangerous Play -5
Dangerous Play -6
Dangerous Play -7
Dangerous Play -8
Arisan - 1
Arisan - 2
The Darker - Prolog
The Darker - 1
The Darker - 2
The Darker - 3
Dangerous Play - End
Stuck
Stuck - 2
Stuck - 3
Stuck - 4
Stuck - 5
Stuck - 6
Stuck - 7 (END)

Dangerous Play -3

1.3K 167 158
By shinvasel

Jaebum kembali duduk sambil memandang wajahku yang kaget.

"Kau sudah ingat?" Tanya Jaebum padaku.

Aku mengangguk kecil. Jaebum baru saja menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya. Saat pertama kali Youngjae menunjukan fotoku yang bersama Youngjae, Jaebum sudah mengenaliku. Ia tidak menyangka bisa bertemu kembali denganku.

Begitu juga dengan diriku.

"Kau tumbuh menjadi pria cantik. Aku senang kau bisa meraih mimpimu menjadi seorang dancer." Kata Jaebum.

"Jangan sedih hyung. Jika kau rindu b-boying, kau bisa datang ke studioku. Aku juga bisa mengajakmu kolaborasi. Siapa bilang dokter tidak boleh menjalankan hobinya." Ucapku penuh semangat. Aku tulus mengatakan itu. Aku tahu bagaimana besarnya kecintaan Jaebum akan menari. Kami pernah sama-sama berjuang untuk meraih mimpi kami.

"Terima kasih Jinyoungie. Aku akan menimbang tawaranmu."

Aku tersenyum lebar. Rasa canggung kamu selama ini seakan menguap. Kami mengobrol layaknya teman lama yang baru bertemu kembali, bukan seperti kemarin yang statusnya adalah dia kekasih sahabatku.

I'm sorry Youngjae, tapi ternyata aku yang lebih dulu mengenal Jaebum. Jadi aku lebih berhak memilikinya.

Aku akan berusaha memperjuangkan cintaku. Jika Jaebum menolakku siatu saat nanti, berarti kami memang bukan jodoh.

Aku dan Jaebum banyak mengobrol, ia menceritakan bagaimana kehidupannya setelah ayahnya memutuskan mengirimnya sekolah di Belanda.

Aku juga menceritakan tentang kehidupanku. Bagaimana aku bertemu dengan Youngjae dan menjadi temannya sampai saat ini.

Sungguh menyenangkan, akhirnya aku bisa ngobrol santai sama Jaebum tanpa embel-embel canggung dan lainnya.

"Nah, sekarang waktunya tidur Ji. Kalau mau cepat sembuh, harus banyak istirahat."

"Aku udah tidur seharian hyung, badanku sampai pegal." Aku merajuk dan mempoutkan bibirku.

Aku rasa Jaebum gemas denganku, ia memberiku eyes smile yang membuatku meleleh seketika.

"Besok pagi, kau ada terapi berjalan. Jadi tidak boleh begadang."

Jaebum membenarkan bantal juga selimutku. Ia menurunkan ranjangku dari mode duduk menjadi terlentang lurus.

"Aku masih ingin ngobrol hyung~"

"Kita masih punya banyak waktu mengobrol Ji."

"Banyak waktu apa, jika Youngjae clingy 24 jam." Gumamku pelan dengan nada merengek.

Sepertinya Jaebum mendengarnya. Jaebum mendekatkan dirinya, satu tanganya mengukung tubuhku, aku seperti akan di tindih olehnya.

Ya Tuhan, jantungku.... apa Jaebum tidak kasihan jika aku mati muda karena serangan jantung?

"Aku akan mencari waktu untukmu. Jangan cemberut begitu...aku tidak tahan dengan hal-hal yang menggemaskan dan lucu."

Aku malah semakin mencebikkan bibirku. Apa-apaan Jaebum, aku tidak mengerti perkataanya.

Tubuhku memaku, Jaebum menyingkirkan poniku keatas, membuat keningku terpampang jelas. Dan sedetik kemudian Jaebum mengecupnya ringan. "Good night Ji."

"H-hyung?"

"Hmm?" Jaebum memandang wajahku lekat. Jarak wajahnya masih sangat dekat dengan wajahku, aku bisa merasakan hembusan nafas hangat miliknya.

Darahku berdesir hebat, aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Bukankah ini waktu yang tepat? Apa ciuman di kening tadi memiliki arti?

"Ada apa?" Tanyanya.

Aku menarik kerah jas dokter miliknya, dengan segenap keberanian aku menempelkan bibirku ke bibirnya.

Hanya sebentar, sungguh. Tubuhku lemas, aku tidak berani melakukan itu terlalu lama.

Wajahku sudah merona, merah padam menahan malu dan Jaebum hanya diam mematung dan menatapku.

"G-gomawo hyung. Good night." Ucapku gugup.

Jaebum terkekeh. "Sweet dream. Tidur ya, besok aku kesini lagi."

Aku mengangguk malu-malu. Jaebum tidak berkomentar apapun tentang ciuman tadi. Seakan ia tidak masalah. Apa artinya aku di beri lampu hijau?

Heol, untuk sementara jadi selir dulu gak masalah. Nanti juga aku yang akan jadi ratunya.

"Hohoho... uda kayak drama klasikal aja ya."

****
Keesokan harinya, Jaebum memang memenuhi janjinya untuk mengunjungiku. Tapi, tentu saja satpamnya juga ikut.

Kan udah aku bilang, Youngjae nempel 24 jam kayak kutil Jaebum. Jadi sebel kan aku.

Pakai acara ikut ngawasin terapi kaki aku. Terus nawarin diri buat jadi orang yang danpingin aku dan megangin tangan aku waktu aku jalan di treadmil khusus buat treatmen. (Aku ga tahu namanya. Bukan anak kedokteran, tapi aku pernah lihat di drakor)

"Jinyoung, kakinya masih sakit?" Youngjae bertanya dengan nada khawatir.

"Iya, sakit sekali. Aku bahkan sulit untuk berdiri kokoh."

"Aku bantu ya. Tanganmu letakan di bahuku." Aku meletakkan tanganku di bahu Youngjae. Aku sengaja membuat kakiku lemas dan seakan tidak bisa berdiri tegap lalu aku tumpuhkan seluruh kekuatanku ke tubuh bagian atas dan tangan, agar aku bisa menekan bahu Youngjae dan membuat Youngjae kesulitan.

"Aaargh kaki-ku sakit sekali." Aku menggerang, pura-pura menggerakan kakiku untuk berjalan.

Lalu dengan sengaja aku membuat tubuhku oleng, seakan-akan jatuh.

Jaebum langsung merengkuh pinggangku dari belakang dan menahanku agar bisa berdiri tegak.

Youngjae sendiri hampir jatuh, untuk ia memiliki keseimbangan tubuh yang baik.

"Youngjae-ah gwenchana? Maafkan aku..."

"Ey- gwenchana. Seharusnya aku yang bertanya, apa kau baik-baik saja?"

Jaebum masih memegang pinggangku, ia meletakkan tanganku ke bahunya.

"Sunshine, biar aku saja yang mendampingi Jinyoung. Aku tidak mau kau juga terluka nantinya. Setidaknya, tenagaku lebih besar darimu jadi aku bisa menopang tubuh Jinyoung."

Aku bersorak senang dalam hati. Usahaku berhasil kan. Siapa suruh kau kepo Choi Youngjae.

"Ah, iya hyung. Mian Jinyoungie, aku ingin membantu malah semakin merepotkan."

"Ohh my sunshine....gomawo." Ucapku dengan senyum terbaik.

Lalu aku melihat kearah Jaebum yang berdiri di sampingku. "Gomawo Jaebum hyung."

****
Selesai terapi, Youngjae menemaniku makan siang di ruanganku. Jaebum pergi bertugas, ia ada panggilan dari ruang emergency.

"Youngjae-ah."

"Hmm?"

"Apa aku pernah bilang bahwa kau sangat beruntung karena memiliki kekasih seperti Jaebum?"

Youngjae melihatku dan ia tampak berpikir. "Sepertinya tidak. Kau selalu no comment jika aku menceritakan Jaebum hyung."

"Benarkah? Hahaha...kalau begitu aku mengatakannya swkarang. Kau beruntung memiliki kekasih sebaik Im Jaebum."

Mungkin keberuntunganmu tidak akan lama. Hari esok tidak ada yang tahu kan?

"Apa karena Jaebum hyung merawatmu dengab baik? Isshh tega sekali, selama ini kemana saja?!"

"Selama ini, aku pikir ia memanfaatkan kepolosanmu. Youngjaeku, yang polos sekarang bahkan sudah merasakan bercinta, tidak seperti temanmu yang jomblo ini. Apa rasanya seenak itu sampai kau harus menjerit seperti tenggorokanmu akan lepas?"

Youngjae tertawa mendengar ucapanku. "Kau saja yang terlalu pemilih. Bukannya Yugyeom menyukaimu? Mau sampai kapan kau menggantung Yugyeom begitu! Jika ingin tahu rasanya, minta Yugyeom melakukannya denganmu." Cibir Youngjae, aku tahu ia bercanda.

"Issh. Kok bahas Yugyeom sih?! Aku hanya menganggapnya teman."

"Kasihan sekali, Yugyeom terkena friendzone."

"Yah! Perasaankan tidak bisa di paksa. Lagipula, aku menyukai seseorang."

Youngjae melebarkan matany, "Benarkah?! Kenapa kau tidak pernah cerita padaku? Siapa orangnya? Apa aku mengenalnya? Aish! Seharusnya kau mengenalkannya padaku!"

"Kau berisik sekali. Bicara satu-satu dong."

"Kau hutang penjelasan padaku!!"

"Apa yang harus di ceritakan, mungkin cintaku bertepuk sebelah tangan. Pria itu sudah memiliki kekasih." Ucapku lirih.

Youngjae memukul pelan lengan tanganku. "Baru juga kekasih bukan istri! Selama janur kuning belum melengkung, kau masih memiliki kesempatan bodoh. Kau tidak pernah dengar pepatah' banyak jalan menuju Roma.'

"Apa kau mendukungku?"

"Tentu saja bodoh! Aku akan sangat mendukungmu. Berjuanglah, dan dapatkan cintamu Jinyoungie, setidaknya kau tidak akan jomblo di acara peenikahanmu kelak."

Aku tertawa hambar, pernikahan? Jika kau mendukungku seperti itu, aku tidak yakin tentang pernikahanmu. Memangnya Jaebum akan menikahimu?

Okay, whatever. Youngjae sendiri yang bilang kan, sebelum janur kuning melengkung, ia masih memiliki kesempatan.

"Jinyoung, aku harus kembali bekerja. Dokter Wang, mencariku. Nanti kalau ada waktu, aku kesini lagi. Ingat pesanku tadi, semangat dan kejar cintamu. Bye Jinyoung."

"Bye Youngjae. Tentu saja, aku akan mengejarnya."

****
Aku tersenyum cerah ketika melihat Jaebum masuk ke dalam kamar inap-ku. Ia masih memakai baju kerjanya. Wajahnya tampak sangat lelah tapi tetap saja tidak mengurangi kadar ketampanannya sama sekali.

"Sepertinya pasienku sedang dalam keadaan senang. Ia sudah tidak mati bosan tinggal di rumah sakit lagi kan?"

"Tidak, jika hyung selalu menemaniku seperti sekarang."

Jaebum duduk di sampingku.

"Kakinya masih sakit?" Tanyanya basa basi. Ia menyentuh sebentar gups di pergelangan kakiku.

"Sedikit. Aku harap setelah sembuh, aku masih bisa menari."

"Tentu saja. Kau berjanji sebuah kolaborasi denganku."

Aku tersenyum lebar dan mengangguk semangat.

"Jaebum hyung...soal..eumm, soal kemarin—"

Aku gugup sekali, bagaimana aku mengatakan padanya.

"Ciuman kemarin, kau tidak marah padaku kan?" Aku menggigit ujung bibirku dan membasahi bibirku sesekali.

Tatapan mengintimidasi Jaebum membuatku semakin gugup.

"Jangan terus menggigit bibirmu."

Aku tersentak karena Jaebum menyentuh bibirku dengan jempol jarinya.

"H-hyung—" nafasku tercekat. Jaebum mengusap bibir bawahku dengn ibu jarinya.

"Semakin kau menggigitnya, semakin aku ingin merasakannya."

Sial! Aku turn on hanya dengan sentuhan seperti itu. Aku menarik tangan Jaebum, memegangnya. Kedua manik mata kami saling menatap.

"Aku ingin mengatakan sesuatu hyung. Aku tahu ini salah, tidak seharusnya aku seperti ini. Tetapi, aku tidak bisa menahan diriku. Sejak pertemuan pertama kita, aku terus memikirkannya. Aku harap jika aku mengatakan ini, kau tidak akan menjauhiku hyung...a-aku...aku tidak ingin membohongi perasa—"

Jaebum memotong ucapanku, ia menutup mulutku dengan satu tangannya. "Aku juga menyukaimu Jinyoung. Jauh sebelum aku bertemu Youngjae, aku sudah menyukaimu."

"J-Jaebum hyung..."

"Aku tahu kau menyukaiku, atau mungkin lebih dari sekedar suka, hmm?"

"Aku mencintaimu, Jaebum hyung." Jawabku dengan suara pelan.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

97.8K 3.7K 55
[FOLLOW SEBELUM BACA DAN JANGAN LUPA VOTE] (Slow Update) ๐“ข๐“ฎ๐“ถ๐“พ๐“ช ๐”‚๐“ช๐“ท๐“ฐ ๐“ฝ๐“ฎ๐“ป๐“ซ๐“ช๐“ฒ๐“ด ๐“ผ๐“พ๐“ญ๐“ช๐“ฑ ๐“ญ๐“ฒ ๐“ช๐“ฝ๐“พ๐“ป ๐“ธ๐“ต๐“ฎ๐“ฑ ๐”‚๐“ช๐“ท๐“ฐ ๐“ถ๐“ช๐“ฑ๐“ช ๐“ด๐“พ๏ฟฝ...
151K 24.4K 109
#7 Fake Chat๐ŸŽ–-11.08.18- #1 Chanyeol๐ŸŽ–-11.08.18- & -02.11.18- #2 Chandi ๐ŸŽ–-04.08.18- #24 Fake Chat ๐ŸŽ–-03.11.18- #27 Chansoo ๐ŸŽ– -05.09.19- #2 Chando ๏ฟฝ...
43.1K 5.4K 103
100 keseharian pasangan gila kita. seperti yang tertera pada judulnya ,book ini hanya akan ada 100 chapter. Revisi berjalan. Woochan BxB rate normal ...
150K 14K 70
Berawal dari sebuah komplek perumahan mewah di daerah Gangnam, Seoul 'Kim's Regency'. Dari namanya saja sudah jelas bahwa pemiliknya adalah keluarga...