First Love

etherealdusk által

375K 11.6K 121

Cowok yang menjadi crush plus first love si cewek, kembali lagi. Tapi, cewek ini gak pernah tau kalau dia lah... Több

First Love
1. Senior Menor
3. Junior Kampret
4. Tupperware?
5. Sahabat Lama
6. Aneh?
7. Makan Malam
8. Tutut?
9. Pembokat Day | Davi's Anger
Bewara!
10. Permintaan Maaf
11. Putus, Aye!! (Re-post)
12. Wut da hell?!
13. Jealous Much?
14. Getting Hotter
15. Puyeng
16. Perang Dingin, Man!
17. Truth
18. Tampol gue! Ini nyata?!
19. Lamaran(?)
20. The Wedding
21. They don't know the truth
22. Almost
23. It's Time (Ending)
EPILOG
Special Chapter

2. Om Dav?

18.1K 589 1
etherealdusk által

Davian dan teman-temannya sedang menikmati masa jabatannya sebagai senior bagi junior-junior nya. Teman-temannya tertawa lepas melihat juniornya itu sedang di bully habis-habisan oleh teman seangkatannya.

Tapi, Davian justru tidak ikut-ikut. Matanya tak terlepas sama sekali dengan gadis yang ia temuinya tadi. Siapa lagi kalau bukan gadis yang berani mengadu bacot dengan Alessia. Davian sedikit tertarik oleh gadis itu. Karena sifat beraninya itu pada senior.

Dilihatnya oleh Davian, sekarang gadis itu yang bernama Keyna sedang dihukum oleh Alessia di tengah lapangan. Siang bolong pula. Entah seberapa panasnya terik matahari yang mereka dapat.

Davian sedikit menyunggingkan senyumnya melihat Alessia dengan Keyna seperti mengadu bacot lagi. Davian kaget saat melihat Alessia yang terdiam--entah apa yang dikatakan Keyna. Davian baru kali itu melihat sosok Alessia yang terdiam hanya karena junior. Payah. gerutunya dalam hati.

Dengan wajah penasarannya, Davian melangkahkan kakinya menuju ketempat Alessia berada dengan gadis itu. Ia sedikit terkekeh melihat Alessia yang terlihat sedang berpikir keras untuk membalas perkataan juniornya itu. Sedangkan yang laki-laki hanya diam sambil mencolek-colek lengan gadis itu sambil membisikkan sesuatu.

"Ekhem." deheman Davian terdengar keras jadi bisa menghentikan aksi cek-cok antara Alessia dengan Keyna.

"Dav, urusin nih junior konyol lo ini." ucap Alessia yang tersadar akan adanya Davian.

"Songong amat lo ngatain gue konyol. Situ yang konyol, punya ide ngerjain junior pake segala goyang kayang. Kayak situ bisa aja." sungut Keyna tak mau kalah.

"Udah, Na. Lo gak capek apa dari tadi ngoceh mulu?" bisik Panji di telinga Keyna.

"Argh! Berisik lo. kalo gak mau bantuin diem." dengus Keyna kesal.

"Eh, goyang kayang itu ide lo. Gue cuma ngizinin lo untuk ngelakuin itu didepan anak-anak" kata Alessia.

"Songong bener, lo! Udah sini maju lo, bagi dua(Baca; tawuran) aja kita!" sungut Keyna dan langsung megambil ancang-ancang untuk berantem.

"Stop it! Ikut gue." sergah Davian cepat lalu menarik kasar--bisa dibilang menyeret-- Keyna menjauh dari tengah lapang.

"Eh, om! mau bawa gue kemana lo!!" pekik Keyna. Davian sama sekali tidak menggubris perkataan Keyna. Ia terus saja menyeret Keyna menjauh dari kegiatan ospek yang berlangsung di lapangan.

Akhirnya, sampai lah mereka di suatu tempat. Tempatnya masih di sekitar kampusnya.

Keyna menatap Davian dengan muka bingungnya.

"Eh, om Dav. ngapain lo bawa gue kesini. Ah, gue tau. Lo naksir sama gue kan? ya,ya,ya?" kata Keyna over pede sambil menaik turunkan alisnya. Davian menatapnya horror lalu menajamkan matanya.

"Nih, ambil. Lo bersihin taman ini dari daun kering." ucapnya tegas sembari mengasih sapu lidi--yang dipake sama tukang sapu jalanan-- pada Keyna.

Keyna mengerucutkan bibirnya lalu mengambil sapu itu dengan malas.

Davian POV

Dasar cewek aneh. Dari tadi gue ngeliatin dia nyapu taman ini gak beres-beres. Nyapu sebelah sini, nanti balik lagi. Kalo gitu kerjanya kapan selesenya? Cewek jadi-jadian kali ya, keliatannya gak bisa nyapu gitu. Hih.

Gue memejamkan mata sebentar. Mencoba untuk menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus cukup kencang menerpa permukaan wajah ganteng gue ini. Dan ingatan itu kembali.

Gue terduduk ditaman. Seperti biasa ditemani oleh buku-buku yang sering gue baca di taman ini. Gue sempat melirik kiri dan kanan gue. Biasanya gue melihat 'dia' disini. Tapi kemana ya? Tumben sekali dia tidak datang.

Gue kembali memfokuskan pikiran terhadap buku yang gue pegang. Tapi tetap saja, pikiran gue terbayang oleh 'dia' yang tidak ada disini.

"Hayoo, ngelamunin siapa!" pekik Andre. Dia sepupu gue. Kebetulan hari ini dia sedang bertamu ke rumah.

"Apaan sih. Gak lagi ngelamunin siapa-siapa kok," dusta gue. Jelas-jelas gue sedang melamuni 'dia'.

"Oh iya, katanya kamu mau nunjukkin ke aku sama cewek yang kamu suka. mana?" tanyanya antusias. Andre pun celingak-celinguk untuk menyapu pandangan sekitar.

"Dia lagi gak kesini kayaknya. Jadi, gak bisa nunjukkin ke kamu," balas gue.

"Aku disini!" ucap seseorang membuat gue kaget. Tapi suaranya kenapa seperti nyata? oh, tidak. apa ini pertanda...?

Gue langsung terbangun karena seperti mendengar suara yang memekakkan telinga. Dan ternyata, gadis ini yang teriak-teriak. Huh.

"Gue disini daritadi nyapu, tapi lo malah asik-asik tidur. Enak banget idup lo mentang-mentang senior gue," sungutnya sambil mengerucutkan bibirnya.

Aku sedikit terkekeh karena melihat bibir gadis ini yang mengerucut kedepan. Membuatnya jadi lucu. Eh? Apa tadi gue bilang? Lucu? gak! Dia.Gak.Lucu!

"Om Dav! ih, dia malah ngelamun. Sambil natap gue lagi. Gue curiga kalo lo beneran naksir gue," katanya lagi sambil tersenyum lebar. Nih, anak kenapa coba? Otaknya korslet kali ya. Bikin, ngeri aja sukanya senyum lebar-lebar begitu.

"eh, anak kecil. Denger ya--" ucap gue lalu dipotong olehnya.

"Iya, om. Gue dengerin kok." ish, bikin orang darah tinggi aja sih. Apa coba manggil 'om' emang gue setua itu? gak sopan.

"Heh, dengerin dulu! Jangan diinterupsi." Dia langsung manggut-manggut. Dasar gila. "Pertama, gue gak ngelamunin elo. Kedua, naksir lo? idih, minat aja engga gue sama cewek jadi-jadian macem lo. Ketiga, jangan manggil gue om. Gue punya nama, paham?!" lanjutku tegas.

Dia manggut-manggut lagi. Nih anak lama-lama kayak kepala anjing yang ada di dashboard mobil gue kalo manggut-manggut begitu, ck.

"Ati-ati karma loh, Om. Kalo ngomong di ayak apa di ayak," gerutunya. "Keyna," katanya sambil mengulurkan tangannya dihadapan gue.

Gue menaikkan sebelah alis. Gadis yang bernama Keyna ini langsung menarik tanganku untuk menjabatnya. Modus amat nih cewek. "Siapa nama lo?!" pekiknya. Aku langsung tersadar dan kontan menyebutkan namaku.

"Davian. Panggil Davi aja." Dia manggut lagi. Bener-bener mirip. ck.

"Ok, Om! Pantes aja si senior menor itu manggil lo 'Dav' ternyata namanya Davi toh." katanya sambil manggut-manggut lagi.

Tadi apa dia bilang? Senior menor? Dia beri julukan itu buat Alessia maksudnya? Aneh-aneh aja ngasih julukan 'Senior menor'. Emang sih dandanan dia udah terlalu over. Tapi inget, dia begitu cuma kalo lagi ospek. Biasa, mau tebar pesona dia. Kali ada yang nyangkut sama dia. Tapi, gue gak yakin ada yang mau sama dia.

"Davi gausah pake om! Gue gak setua itu tau," gerutu gue.

Keyna langsung memberikan sapunya padaku. Gue mengernyit bingung. "Nih, om. Gue udah selese nyapu. Mau bersih atau engga, sabodo teuing. Gue capek. Kalo gak suka, mending terusin sendiri. Bye, om." katanya lagi. Keyna langsung berhamburan meninggalkan gue yang masih duduk di bangku taman.

Sialan. Dia nyuruh gue gitu buat nerusin nyapunya? Kan yang lagi dihukum dia bukan gue? Kenapa aku jadi bego banget begini. Davian begok!!

Keyna POV

Gue kan gak bisa nyapu. Malah disuruh nyapu lagi. Bodo ah, bersih atau engga. Lagian sudi amat nyapuin taman segitu lebarnya. Kalo gue bisa nyapu sih gak pa-pa. Hih, dasar om-om gila.

Gue berlari menghampiri Panji yang masih di tengah lapangan sama si senior menor itu. Kenapa dibilang menor? Ya, habis dia mau kuliah kayak mau dangdutan. Pake bedak ngepul begitu. Udah gitu pake lipstick warna merah nyala. Dikira mau tepe-tepe (Baca; TEbar PEsona) kali ya. Cih, pada sudi aja engga ngelirik tuh senior menor.

Si senior itu tampak lagi ngomelin Panji. Panji cemen amat dah, sama senior gila itu aja takut. Laki bukan sih? Malu-maluin aja jadi temen gue.

Gue langsung menariknya menjauh dari senior menor itu. Dari jauh gue ngeliat dia lagi mencak-mencak. Bodo amat.

"Mau kemana sih, Na?" tanya Panji bingung. Mau ke hatiku~ idih, apaan coba. Kenapa ngegombal dalam hati begini?

"Ke kantin. Gue aus. Daritadi disuruh nyapu sama Om gila," dumel gue.

Panji terkekeh pelan sambil menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Gue menatapnya tajam.

"Ape lo tawa-tawa begitu?" sungut gue sebal.

Panji makin ketawa. Sialan. "Lo? Nyapu? Emang bisa? lo kan cewek jadi-jadian." cibirnya.

Gue cewek jadi-jadian? Ish, nyebelin banget sih. Gue cewek asli tau! Gue aja cantik begini. Cuma rada galak aja. Ya, emang sih gak bisa beberes rumah, tapi tetep aja aku bukan makhluk 'setengah mateng' atau makhluk 'berbatang'. Kalo ngomong nyablak banget sih si Panji. Ish.

Olvasás folytatása

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN aLa által

Ifjúsági irodalom

1.9M 102K 56
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
8M 507K 62
❗Wajib follow terlebih dahulu❗️ ²⁰²² Fiksi - Romansa [ 𝚆𝙰𝚁𝙽𝙸𝙽𝙶 +16 ] RANK #1-sabila #1-asher #1-devil #1-teenfiction #1-teenlit #1-polos #1...
784K 14K 32
[ REVISI ] Ini bukan cerita tentang si lelaki mengejar si perempuan ini cerita tentang seorang bad boy dan bad girl yang harus rela di jodohkan oleh...
21.2K 957 85
(Completed) Fiksi Remaja 17 yo! No Nethink Yg bikin juga tau batasan -Bahasa kasar/ nonbaku -Alur tidak menentu alias se mood yang ngetik -Include Ki...