When The Jerk Falling in Love

By ara_raara

170K 7.9K 563

"Aku maunya sama kamu sayang" sahut Rio. Ify tersenyum sinis yang membuat kening Rio bertaut bingung. "Dasar... More

1. The Jerk
2. Laki-Laki Menyebalkan
3. Red Rose
4. You're Mine!
5. Calon Istri
7. Posesif?
8. Lunch with Jerk
9. Ada apa
10. Menarik Perhatian Camer
11. Lampu Hijau
12. Ancaman
13. Licik
14. Cemburu?
15. Kesepakatan
16. Pertemuan Keluarga
17. Berusaha Menyangkal
18. Benarkah Jatuh Cinta
19. Tercyduk
20. Mulai Ada Rasa
21. Bertemu Mantan
22. Tulus?
23. Drama Calon Mertua
24. Reuni SMA
25. Karma Berlaku
26. Kecewa
EBOOK READY AGAIN

6. First Kiss

7.9K 480 44
By ara_raara

Haiiii.... Rio si jerk balik lagi nih wkwk😂😂😂
Jangan lupa vomentnya yaaa😊😊

💕💕💕

Ify dan Alvin beserta beberapa orang pegawai yang lainnya tengah sibuk melakukan pekerjaan mereka. Ify sedang mempersiapkan apa-apa saja yang akan diperlukan dalam proses pemotretan. Sementara Alvin terlihat sedang berbicara dengan designer sekaligus pemilik butik yang menggunakan jasa perusahaan iklan mereka. Hari ini mereka akan melaksanakan pemotretan langsung untuk produk-produk pakaian yang akan dipasarkan.

"Semuanya sudah siap kan Bu? Pakaian? Model? Make up yang akan digunakan temanya seperti apa?" Tanya Alvin kepada ibu Lily. Designer sekaligus pemilik butik Lily Colection yang cukup tersohor namanya seantero Jakarta. Kali ini dia akan memamerkan design pakaian terbarunya agar masyarakat luas bisa mengetahui karyanya. Dan dia sudah cukup lama bekerja sama dengan perusahaan milik Alvin ini untuk menangani masalah pengambilan gambar dan juga pemasangan iklannya.

"Sudah pak. Semuanya sudah beres" jawab ibu Lily yang diangguki Alvin.

"Bailakh bu. Sebaiknya kita bersiap-siap karena pemotretan akan dilaksanakan sebentar lagi" kata Alvin lagi.

"Kalau begitu saya permisi ke belakang dulu mengecek modelnya pak." kata ibu Lily.

"Silahkan bu"

"Gimana?" Tanya Ify menghampiri Alvin.

"Semuanya sudah siap kok. Tinggal ngambil gambar aja" sahut Alvin yang diangguki oleh Ify. Dia memperhatikan model yang sedang mendengarkan instruksi dari forografer. Setelah merasa sudah sesuai pemotretan pun dilaksanakan.

"Pakaian selanjutnya!" Ujar fotografer. Model yang tadi tengah berlenggak-lenggok itupun segera ke belakang untuk berganti pakaian.

"Ga salah ya kita bekerja sama dengan Lily colection ini. Desain pakaiannya memang yang terbaik" ujar Alvin seraya melihat-lihat foto yang sudah diambil tadi.

"Iya sih. Modelnya juga cantik banget. Sesuai sama dressnya yang bagus-bagus" sahut Ify yang diangguki oleh Alvin.

"Pak Alvin...." panggil ibu Lily.

Alvin menolehkan kepalanya. Dia mengernyitkan keningnya begitu melihat ada gurat kekhawatiran dari wajah itu.

"Kenapa bu? Apa ada masalah?" Tanya Alvin.

"Maaf pak. Tiba-tiba Ana sakit. Sepertinya dia ga bisa melanjutkan pemotretan" Ujar ibu Lily merasa tidak enak. Bukan mau mereka Ana, sang model tadi sakit.

"Sakit apa?" Tanya Ify.

"Tadi dia mengeluh pusing. Wajahnya juga pucat banget bu. Takutnya kalau dilanjutkan sakitnya akan malah lebih parah" kata ibu Lily lagi.

"Tapi kita ga bisa mengundur pemotretan ini bu. Apa ada model lain yang bisa menggantikan Ana?" Tanya Alvin mencari solusi. Pemotretan ini tidak bisa diundur karena mereka juga masih banyak pekerjaan yang harus ditangani.

"Model-model saya yang lain juga ga ada yang bisa pak" sahut ibu Lily lagi yang membuat Alvin dan Ify berpikir keras.

"Gimana kalau Anda aja yang jadi model sementara bu?" Usul Rian, fotografer tadi seraya menunjuk Ify.

"Saya?" Kaget Ify karena bisa-bisanya Rian menyarankan seperti itu. Sontak Alvin dan ibu Lily pun memandangi Ify.

"Iya? Saya rasa Anda bisa menggantikan Ana" tambah Rian lagi.

"Gak-gak! Saya gak bisa!" Tolak Ify.

"Saya rasa apa kata Rian ada benarnya bu, pak. Lagipula ukuran bajunya juga pasti muat ditubuh ibu Ify ini" kata ibu Lily menyetujui usul Rian tadi. Rianpun tersenyum mendengar ada yang sependapat dengannya.

"Tapi saya ga bisa bu! Saya bukan model" Tolak Ify lagi.

"Tolonglah bu" kata ibu Lily memohon.

"Dicoba dulu aja Fy" sahut Alvin yang dari tadi hanya diam saja.

"Tapi-" bantah Ify lagi.

"Udah sana ganti baju terus make up" kata Alvin yang dihadiahi senyuman oleh ibu Lily. Diapun membawa Ify ke belakang untuk menggantikan Ana sebagai modelnya.

Setelah tiga puluh menit kemudian, Ify telah selesai berganti pakaian dan juga dimakeupi. Diapun melangkahkan kakinya ke tempat pemotretan tadi didiampingi ibu Lily.

"Saya gak yakin hasilnya bagus kalau saya yang jadi modelnya" ujar Ify.

"Kamu telalu merendah Fy" sahut ibu Lily. Ify memang memintanya agar tidak terlalu formal karena dia menganggap ibu Lily sudah seperti mamanya sendiri.

"Maaf banget kalau malah gaun-gaun ini ga laku karena saya yang jadi modelnya" kata Ify lagi. Dia memelas agar bisa dibatalkan. Namun dia bisa melihat Alvin menggelengkan kepalanya tanda tak sependapat dengannya.

"Itu ga akan terjadi bu. Saya malah yakin seratus persen pakaian-pakaian yang ibu modeli ini akan laris dipasaran" ujar Rian. Ify tahu kalau mereka semua mengatakan seperti itu agar dia mau melakukan pemotretan ini.

"Yasudah. Tapi saya gak ikut campur kalau ada apa-apa setelah ini" kata Ify pasrah.

"Semuanya akan baik-baik aja Fy" sahut ibu Lily sangat percaya diri. Entah kenapa dia merasa gaun yang dia desain itu lebih terlihat hidup saat Ify yang memakainya. Dan feelingnya sangat kuat mengatakan kalau gaun itu akan laris manis.

"Siap-siap Fy" ujar Alvin. Ify pun mengangguk singkat. Dia mengikuti arahan dari Rian. Namun tetap saja dia merasa gayanya sangat kaku.

"Senyum!" Seru Rian. Ify pun mencoba menarik bibirnya agar tersenyum.

"Satu... dua... tiga.. cekrek"

"Ganti gaya... cekrek"

"Cekrek"

"Cekrek"

Ify menghela napas ketika dia telah menyelesaikan pemotretan dengan gaun pertamanya. Gaun yang memang sengaja dirancang khusus acara tertentu seperi pesta misalnya. Namun masih ada beberapa gaun lagi yang harus dia gunakan setelah ini.

Gaun kedua yang Ify gunakan cukup simple dengan tanpa lengan. Tapi gaun tersebut cukup mengkespos bahunya karena memang terbuka. Dia sudah sedikit bisa lebih rileks dari pada yang pertama tadi.

Ify mulai terbiasa berpose seperti suruhan Rian. Rasa gugupnya perlahan menghilang saat melihat Alvin dan ibu Lily tersenyum kepadanya. Gaun-gaun yang dia gunakan juga beraneka ragam. Hingga kini tinggal gaun terakhir yang harus dia kenakan. Namun matanya melotot tak percaya begitu melihat gaun itu. Dimana gaun itu berwarna gold dan terkesan mewah. Hanya saja gaun tersebut memiliki belahan dada rendah sehingga tidak memungkinkan dia untuk mengenakan bra.

"Ibu yakin saya harus memakai gaun ini?" Tanya Ify ragu. Dia merasa sedikit risih dengan gaun itu yang sedikit menampakan dadanya.

"Kamu cantik banget Fy. Gaun ini juga yang paling cocok sama kamu" ujar ibu Lily.

"Tapi bu-"

"Percaya sama saya Fy. Kamu tampak mengagumkan memakai gaun ini" kata Ibu Lily lagi.

Ify pun mengangguk kecil. Dengan sangat terpaksa dia keluar dari ruang ganti untuk melakukan pemotretan. Namun dia merasa sangat malu ketika ada orang yang melihat pakaiannya saat ini.

"Wow. Ibu cantik banget memakai gaun ini bu" Ujar Rian terpesona. Dia sesekali curi-curi pandang ke arah dada Ify. Namanya juga laki-laki!.

"Ehem!" Dehem Alvin sengaja. "Lanjutkan aja sesi terakhirnya" kata Alvin lagi yang langsung diangguki oleh Rian. Sama seperti Rian, Alvin juga terpesona melihat penampilan Ify.

💕💕💕

Rio melangkahkan kakinya memasuki perusahaan Alvin. Dia menghampiri Via kalau dia tidak salah ingat namanya.

"Haiii" sapa Rio tersenyum begitu manis.

"Ha.ai" balas Via gugup. Dia tidak menyangka kalau akan bertemu Rio lagi dalam waktu secepat ini.

"Ifynya ada?" Tanya Rio langsung. Dia biaa melihat wajah wanita cantik di depannya menjadi masam begitu mendengar dia menyebutkan nama wanita lain.

"Cuma urusan pekerjaan kok cantik" rayu Rio lagi. Dia menelungkupkan tangannya di atas meja resepsionis. Matanya menatap Via lekat.

"Oh ada kok" sahut Via.

"Di ruangannya?" Tanya Rio lagi.

"Bukan. Ify lagi ada di ruang pemotretan" jawab Via.

"Dimana?" Tanya Rio lagi.

"Lantai dua sebelah kanan" sahut Via lagi. Riopun mengangguk senang.

"Thanks" kata Rio. Setelah itupun dia langsung menuju tempat yang disebutkan Via tadi. Begitu dia masuk ke sana dia bisa melihat Ify yang sedang diambil gambarnya oleh seorang fotografer.

Dia mengamati pose demi pose yang Ify lakukan. Senyum di bibirnya mengembang begitu menyadari betapa cantiknya wanita yang ada di depan sana. Dia masih berada di tempat itu hingga Ify masuk ke dalam ruangan yang Rio yakini untuk berganti pakaian selanjutnya. Dia menunggu dengan penasaran pakaian seperti apa yang akan Ify gunakan. Sementara dua gaun terakhir yang Ify pakai cukup mengekspos tubuhnya yang membuat Rio sebagai seorang laki-laki normal tentunya merasa sedikit tergoda.

Rio mendadak terdiam di tempatnya begitu melihat Ify keluar dengan gaun yang terlihat begitu sexy membungkus tubuhnya. Bahkan Rio bisa menyadari kalau tatapan laki-laki yang ada di situ sama seperti dirinya yang terpesona dengan kecantikan Ify.

"Shit!" Umpat Rio dalam hati begitu melihat fotografer itu memandang nakal ke arah Ify. Dia sering curi-curi pandang ke arah dada Ify yang sedikit terekspos. Rasanya ingin sekali Rio berlari ke sana dan menghabisi para laki-laki yang menatap wanitanya seperti itu.

Wanita? Bahkan belum apa-apa saja Rio sudah mengklaim Ify sebagai miliknya. Dasar brengsek!

💕💕💕

Rio sengaja keluar lebih dulu dari tempat penotretan tadi begitu melihat Ify kembali berganti pakaian. Dia bernapas lega saat Ify mengenakan pakaian yang cukup tertutup. Namun meskipun begitu tetap tidak mengurangi kecantikannya sama sekali.

Dia memutuskan untuk menunggu di depan ruangan Ify. Beberapa menit kemudian Ify masih belum juga terlihat akan memasuki ruangannya. Namun tiba-tiba saja dia melihat Ify berada di ujung koridor dan melangkah ke arahnya, lebih tepatnya ke ruangannya.

"Hai" Sapa Rio seraya tersenyum. Ify yang mendapati Rio ada di depan ruangannya pun terkejut.

"Kok bisa ada disini?" Tanya Ify bingung.

"Ya bisa lah" sahut Rio santai. "Aku juga udah ngeliat kamu pemotretan tadi" sahut Rio seraya tersenyum simpul.

"What?" Pekik Ify. Bagaimana bisa laki-laki ini melihatnya tadi. Sementara dia tidak merasa melihat keberadaan Rio di sana.

"Iya. Kamu tau apa yang aku pikirkan tentang kamu?" Tanya Rio sedikit berbisik di telinga Ify.

"Pastinya gak jauh-jauh dari otak mesum lo" sahut Ify langsung yang membuat Rio tertawa.

Ify segera membuka pintu ruangannya dan masuk berniat tidak meladeni ucapan Rio lagi. Namun laki-laki itu menghalanginya. Dia malah ikut masuk dan menutup pintu.

"Mau ngapain ikut masuk segala?" Tanya Ify menyelidik.

"Mau ngobrol aja sih" sahut Rio enteng. Sedangkan Ify mendelikkan matanya kesal.

"Gue ga sekurang kerjaan itu buat ladenin lo ngobrol yang ga penting" sahut Ify ketus.

"Galak banget sih sayang. Nanti cepat tua loh" ujar Rio seya menyentuh pipi Ify. Namun tangannya sigap ditepis Ify.

"Jangan pegang-pegang!"

"Kenapa sih kamu jutek banget kaya gini sama aku hm?" Tanya Rio lagi. Dia berusaha meraih tangan Ify lagi. Tapi tentu saja Ify langsung menghi ndar.

"Gue gak mau berurusan sama playboy kaya lo. Mending sana lo keluar terus temuin pacar-pacar lo dari pada godain gue" kata Ify lagi.

"Aku akan putusin pacar-pacar aku asal kamu mau jadi pacar aku. Gimana?" Tawar Rio lagi. Dia semakin mendekati Ify yang malah melangkah mundur.

"Gak tertarik!" Sahut Ify langsung.

Rio menyeringai saat Ify malah terpojok di dinding. Dia mengurung Ify dengan tubuh besarnya. Tangan kirinya berada di sisi kepala Ify. Sementara tangan kanannya meraih dagu Ify. Dia memajukan wajahnya hingga hanya berjarak beberapa centi dari wajah Ify.

Ify berusaha mengatur detak jantungnya yang tak beraturan. Dia tidak ingin dipermainkan seperti kemarin. Dia beranikan untuk membalas tatapan mata Rio dengan tajam. Tangannya juga berusaha mendorong dada Rio. Namun Rio malah menangkap tangannya itu dengan tangan kirinya yang tadi berada di sisi kepalanya.

Ify meneguk liurnya dengan susah payah begitu menyadari tatapan mata Rio fokus ke bibirnya. Laki-laki itu sedikit menundukkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan. Ify dibuat panas dingin dengan apa yang akan Rio lakukan kepadanya.

Ify berniat memaki Rio kembali agar tidak semakin mendekatkan wajahnya. Namun dia langsung terdiam begitu merasakan sesuatu yang lembut dan basah menyentuh bibirnya. Matanya bahkan membulat sempurna saat menyadari kalau Rio telah menciumnya di bibir. Ciuman pertamanya kini telah direnggut oleh laki-laki itu.

Ify hanya diam saja tak membalas ciuman dari Rio. Dia juga masih berusaha melepaskan dirinya dari Rio. Namun laki-laki itu malah semakin mengurungnya. Dia bahkan menggigit bibir bawahnya hingga membuat Ify terpekik dan refleks membuka mulutnya. Tentu saja hal itu dimanfaatkan Rio untuk menjelajahi mulut Ify dengan lidahnya.

Rio menggeram tertahan begitu merasakan bibir Ify yang begitu manis di bibirnya. Dia bahkan baru menemui bibir semanis ini. Dan dia berani bersumpah kalau bibir ini akan menjadi candu baginya. Rasanya, aromanya begitu memabukan dirinya. Padahal dia tidak pernah merasakan yang seperti ini saat berciuman dengan pacar-pacarnya. Tapi dengan Ify? Ya Tuhan rasanya dia ingin terus merasakan bibir lembut itu.

Dia melumat bibir Ify dengan lembut. Dia sangat yakin kalau ini adalah ciuman pertama Ify. Makanya dia tidak ingin tergesa-gesa. Dia ingin menikmati setiap sentuhan bibir Ify di bibirnya yang begitu memabukan.

Rio tidak yakin dia akan mampu hidup tanpa merasakan bibir ini lagi! Dia bahkan rela kalau harus meruntuhkan pertahanannya selama ini demi Ify. Rasanya dia ingin membawa Ify ke tempat tidurnya sekarang juga. Brengsek!

Rio mulai menggerakan bibirnya saat merasa Ify mulai membalas ciumannya. Diraihnya tangan Ify lalu dia lingkarkan di lehernya. Sementara sebelah tangannya memeluk pinggang ramping Ify dan sebelahnya lagi menekan tengkuknya.

Bersambung.......

Emang ya si Rio... Er modusnya bisa banget....

Vomentnya ditunggu yaa☺😊

REPOST

13-01-2021

Continue Reading

You'll Also Like

279K 16.8K 56
Dendam yang membara memenuhi relung hati seorang Christian Xander, membuatnya menjadi seorang kepala Mafia yang kejam dan tak tersentuh, apapun ia la...
83.9K 4.8K 17
Ceisya berpacaran dengan Daniel. Pacaran yang tidak sehat sampai membuatnya hamil diluar nikah. Ceisya tentu saja akan meminta pertanggung jawaban, n...
12K 1.2K 31
Menolak sadar diri, Jack dengan lancang mencintai Zelin yang statusnya adalah majikannya sendiri. Mampukah Jack mempertahankan hubungannya dengan sa...
1.3K 124 5
We can't definitely explain about what is Love. But sometimes, Love comes when two poeple are comfortable, even its in the silence.. Love Is -is abou...