BISAKAH AKU BAHAGIA: Stay Wit...

By Nci_Wahyuni

227K 12.5K 1.6K

Wanita mana yang tidak memimpikan indahnya pernikahan. Indahnya berumahtangga dengan laki laki yang kita cint... More

PROLOG
1. Anisa Sri Wahyuni
2. Bayu Wardana
3. Pertemuan pertama
4. Hampir saja
5. Dia kan???
6. Apa ini sebuah takdir??
7. Kecewa
8. Drama Segera Dimulai
9. Pemeran Pengganti
10. Jadi Pemeran Pengganti
11. Kesepakatan Sebelum Pernikahan
12. Wedding Day?
13. Malam Pertama Macam apa ini??
14. Ngeselin
15. Perpisahan & Pindah Rumah
16. Kehidupan Rumah Tangga dimulai
17. Belanja dan Pertengkaran
18. Nyesek
19. Berteman
20. Jatuh..
21. Waktu Bersama
22. Ciee.. Bobo Bareng
23. Ciee.. Masih Bobo Bareng
24. Waktu Bersama Lagi
25. Malu
26. Shit!!
27. Kangen
28. Panas
29. OMEGOTT!!??

30. Maaf

16.1K 734 241
By Nci_Wahyuni

Mungkin bagi pasangan suami istri lain, berhubungan intim itu sesuatu yang biasa. Atau mungkin kebutuhan. Tapi bagaimana dengan pasangan suami istri yang dari awal menikah hanya karena sebuah status. Pernikahan yang sedari awal sudah di setting sedemikian rupa dan pernikahan yang sedari awal sudah ada kesepakatan.

Seperti saat ini, setelah lelah menangis di kamar mandi dan setelah membersihkan diri, Nisa keluar dari kamar mandi dengan wajah sembab. Dia tidak tau sudah berapa lama dia menangisi kebodohannya.

Di kamarnya sudah tidak ada Bayu. Setelah berpakaian rapih, Nisa menatap kasur yang biasa dia tiduri. Sepenggal ingatan tadi malam kembali teringat olehnya.

"Aakkhhh.. " desah Nisa saat Bayu kembali memasukinya.

"Aaakkkhh.. kamu sempit nis." Erang Bayu terus menggerakkan pinggulnya maju mundur. Bayu juga tidak henti hentinya mencumbu bibir Nisa yang terus mengeluarkan desahan nikmatnya.

Nisa terlihat begitu menikmati permainan yang sedang mereka lakukan. Dia bahkan ikut menggerakkan pinggulnya untuk menyeimbangi pergerakan Bayu di atasnya.

"Mas,, lebih cepet mas.." racau Nisa di sela sela ciuman Bayu.

Mendengar permintaan Nisa, Bayu langsung mempercepat permainannya. Bayu menghentikan miliknya semakin dalam di dalam lubang kenikmatan dan hangat milik Nisa. Bayu benar benar sangat merindukan kehangatan ini. Ini bagaikan mimpinya setiap malam, selama dia di Bali.

Bayu terus memompa miliknya di dalam Nisa dengan kekuatan penuh. Saking semangatnya, baik tubuh Nisa ataupun ranjang  yang mereka gunakan untuk bergelung sudah bergoyang maju mundur.

Ruangan kamar Nisa saat ini terasa panas dan intim. Pasangan yang baru di mabuk cinta dan juga di mabuk gairah itu seakan lupa kalau tidak ada hari esok untuk melakukan percintaan lagi.

Bahkan setelah mereka sama sama mencapai puncak, baik Nisa dan Bayu seakan belum puas dengan percintaan mereka yang baru saja berakhir.

Ya, mungkin karena pengaruh madu itu begitu dahsyat, bahkan setelah beberapa kali melakukan, masih tetap kurang.

"Aku mau lagi." Ucap Nisa pada Bayu saat suami sementaranya itu sedang mencumbunya lagi beberapa saat setelah mereka selesai.

Mendengar ucapan Nisa, Bayu langsung memposisikan tubuhnya kembali di atas Nisa. Dia kembali menciumi seluruh wajah Nisa dan mencium bibir Nisa dengan rakus. Seolah bibir Nisa adalah candu baginya.

Dan setelah puas mencumbu Nisa, Bayu menghentikan kegiatannya dan menatap wajah Nisa lama.

"Kamu yang di atas." Perintah Bayu sambil merebahkan dirinya di samping tubuh Nisa. Dan seakan mengerti permintaan Bayu, Nisa langsung bangkit dan segera memposisikan dirinya di atas tubuh Bayu.

Melihat pemandangan tubuh Nisa yang telanjang di atasnya, Bayu langsung mengeram kecil dan menarik pinggang mungil Nisa dengan tidak sabaran. Dia lalu membawa wajah Nisa mendekati wajahnya.

Bayu memberikan kecupan lembut di bibir Nisa yang sudah bengkak karena ulahnya.

"Sekarang puasin aku nis." Gumam Bayu sambil menatap Nisa dengan tatapan lembut dan teduh.

Bayu langsung membawa tangan Nisa ke bukti gairahnya yang benar benar tidak berhenti menegang dari pertama kali mereka melakukan 'itu'.

Nisa hanya bisa menganga saat mengingat kejadian semalam.

"Ya Allah.. apa yang udah aku lakuin?" Gumamnya sambil mengacak rambutnya yang masih setengah basah.

"Mau ditaro di mana mukaku?"gumamnya lagi dengan  frustasi.

"Aku ga bakalan bisa hidup tenang kalau kayak gini. Nisaa.. kenapa kamu bego banget jadi orang."

"Ini ga bisa di biarin. Aku harus bicara sama mas Bayu." Tekad Nisa. Setelah menarik nafas panjang, dan setelah mengumpulkan keberanian dan kekuatan untuk menemui Bayu, Nisa keluar dari kamarnya yang menjadi saksi bisu sudah terjadi malam pertama antara dirinya dan Bayu.

Keluar dari kamarnya, Nisa menatap pintu kamar Bayu yang berada di hadapannya dengan wajah murung.

Namun hanya beberapa detik, Nisa kembali melangkahkan kakinya menuruni tangga. Dia berniat membuat sarapan. Nisa menuruni tangga sedikit kesusahan. Karena rasa sakit di pangkalnya tidak bisa membohongi. Nisa bahkan beberapa kali menghentikan langkahnya saat menuruni tangga tersebut.

Setelah mencapai tangga akhir, tiba tiba Nisa mengehentikan langkahnya. Matanya menatap ruang keluarga yang berada tepat di samping tangga dengan wajah kaget.

Di sana! Di ruang keluarga! Terlihat berantakan. Baju baju berserakan di mana mana. Bahkan bantal sofa sudah tergeletak mengenaskan di lantai yang sangat jauh dari tempatnya.

Nisa berjalan perlahan menuju ruang keluarga. Dia memunguti pakaian itu dengan pelan. Seolah dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.

Nisa memungut pakaian dalamnya yang berada tidak jauh dari sofa. Setelah selesai memunguti semua pakaiannya dan juga pakaian Bayu yang tadi malam mereka pakai, Nisa mendudukan dirinya di sofa yang lagi lagi menjadi saksi bisu terjadinya malam pertama.

Nisa menatap sofa itu dengan pandangan sedih. Dan kembali, sepenggal kejadian semalam antara dia dan Bayu kembali teringat di otaknya.

Nisa mengusap sofa di sampingnya yang kosong sambil tersenyum kecut.

"Lepas perawan di sofa? Ga buruk juga. Dari pada harus lepas perawan di kebon." Gumamnya lirih.

Kemudian tatapannya bertumpu di satu titik di atas sofa berwarna cream itu. Di situ! Terdapat noda merah yang sudah mengering mengotori sofa itu.

Nisa menatap noda itu lama dalam diam. Tatapannya terus tertuju ke situ, sampai dia tidak menyadari kedatangan Bayu yang saat ini sedang menuruni tangga sambil terus menatap Nisa yang sedang melamun di atas sofa.

"Nis." Panggil Bayu dengan suara pelan tapi lembut.

Nisa langsung terlonjak kaget ditempatnya. Saking kagetnya, Nisa sampai melemparkan pakaian yang ada di tangannya kembali ke lantai.

Melihat itu, Bayu hanya menatap Nisa dengan bingung, lalu memunguti pakaian yang tadi Nisa lempar.

"Ayo kita bicara." Ajak Bayu dengan suara lembut tanpa berani menatap wajah Nisa. Begitupun dengan Nisa, dia benar benar merasa sudah kehilangan muka di depan Bayu.

Nisa hanya mampu menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas ajakan Bayu.

Bayu berjalan ke arah meja makan setelah sebelumnya menaruh baju baju yang dia pegang ke keranjang cucian kotor. Nisa yang mengikuti Bayu dari belakang hanya bisa menundukkan wajahnya yang terlihat sudah tampak memerah entah karena apa.

Bayu dan Nisa duduk saling berhadapan di depan meja makan. Suasana di situ terasa canggung dan sunyi. Baik Nisa maupun Bayu, mereka seakan gagu untuk mengeluarkan sepatah kata dari mulut mereka.

Bayu hanya bisa menatap wajah Nisa yang sedari tadi terus merunduk. "Aku minta maaf nis." Ucap Bayu dengan suara tercekat, memecah keheningan diantara mereka.

Mendengar ucapan Bayu, Nisa langsung mengangkat wajahnya dan memberanikan diri untuk menatap wajah Bayu.

"Maaf karena sudah menyentuh kamu." Lanjut Bayu lagi, dengan wajah penuh penyesalan.

"Ini cuman kesalahan." Ucap Nisa tiba tiba. "Lagian dengan kamu meminta maaf perawan aku ga akan balik." Lanjutnya lagi dengan nada sedikit ketus.

Bayu terlihat kaget mendengar ucapan Nisa. Dia hanya bisa memandang wajah Nisa dengan wajah kagetnya.

"Sesuai perjanjian yang kami tulis. Kamu ga akan pernah sentuh aku." Jelas Nisa lagi, setelah melihat Bayu hanya diam menatapnya seperti orang bego.

"Dan tadi malam itu, anggap aja ga pernah terjadi." Tidak tahu kenapa, mendengar ucapan Nisa, Bayu merasa muak mendengarnya.

Sebenarnya apa yang ada di fikiran Nisa saat ini?? Kenapa Nisa malah membahas soal perjanjian yang di tulisnya sebelum mereka menikah dulu.

"Kamu bilang anggap ga pernah terjadi apa apa?" Tanya Bayu tidak habis pikir sambil tersenyum tidak percaya kearah Nisa.

"Terus kamu mau apa? Aku ga mau bahas masalah ini. Jadi anggap aja kejadian semalam itu tidak pernah terjadi mas." Ucap Nisa dengan nada ketus.

"Pikiran kamu sebenarnya ada di mana si?" Tanya Bayu benar benar tidak percaya dengan pikiran Nisa saat ini. Memangnya ada, perempuan yang baru di renggut keperawanannya secara paksa malah terlihat biasa saja, seperti wanita di hadapannya saat ini??

"Emangnya apa yang aku pikirin?" Tanya Nisa ketus.

"Apa mau kamu?" Tanya Bayu mulai terbawa suasana, Menjadi emosi mendengar ucapan ketus Nisa.

"Kenapa kamu malah nanya aku?" Jawab Nisa sambil tersenyum meremehkan.

"Bukannya disini kamu yang jadi sutradaranya? Aku kan cuman pemeran pengganti yang kamu minta untuk menggantikan si peran utama sebagai istri kamu." Ucap Nisa sinis.

Yang Nisa rasakan saat ini benar benar sakit. Apalagi saat mengingat statusnya yang menikah dengan Bayu hanya untuk menggantikan calon istrinya yang hilang entah kemana itu.

Nisa rasanya benar benar ingin menangis saat ini.

"Nis,"

"Semua keputusan ada di tangan kamu. Kamu ga usah tanya mau aku apa. Karena apapun yang aku ucapkan tidak akan merubah apapun." Seru Nisa memotong ucapan Bayu.

"Anggap aja tidak terjadi apa apa semalam, mas. Itu cuman kesalahan doang." Lanjut Nisa lagi dengan suara tegar dan menahan tangis.

Bayu hanya terdiam mendengar semua penuturan Nisa. Ada sesuatu yang seakan menohok hatinya. Hatinya seakan tidak terima dengan semua penuturan Nisa barusan.

Dia benar benar tidak bermaksud seperti itu? Dia mengajak Nisa berbicara tujuannya bukan untuk berakhir seperti ini. Dia ingin meminta maaf kepada Anisa karena sudah melanggar janjinya yang tidak akan pernah menyentuh Nisa sampai kontrak pernikahan mereka berakhir. Tapi apa daya. Karena di dorong hawa nafsu, obat perangsang, suasana, dan juga perasaan yang mulai tumbuh, Bayu benar benar tidak bisa mengontrol hati dan dirinya.

Bayu hanya bisa duduk terpaku di tempatnya bersama pemikirannya. Sementara Nisa, karena dia sudah tidak tahan menahan tangisnya, Nisa berdiri dari meja makan dan meninggalkan Bayu sendirian di ruang makan dengan beribu pemikirannya.

Semoga ini bukan awal dari sebuah bencana!!

*****

Maaf kalau ceritanya acakadul dan ga jelas. Yang penting up 😅😂😘😗😙😚😉😋🤗

Continue Reading

You'll Also Like

64.1K 10.4K 19
"Dokter Kama. Dokter benar dapat fellowship ke Australia?" tanyaku tanpa basa-basi. Ugh aku sebaiknya bertanya ia dari mana bukan? Namun otakku menga...
1.8M 10K 24
Menceritakan kehidupan seorang lelaki yg bernama Nathan. dia dikenal sebagai anak baik yg tidak pernah neko neko dan sangat sayang pada keluarganya...
408K 28.3K 39
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...
1.1M 89K 54
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...