HOSHI : THE PERVERT

Kundekun tarafından

87.6K 8.4K 1K

Karena kesalah pahaman Hoshi dicap sebagai orang mesum oleh Leera. Dan ketika keduanya sudah saling membenci... Daha Fazla

One
Two
Three
Four
Five
SIX
SEVEN
EIGHT
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Nineteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine (FINAL)

(+) Epilog

2.7K 195 58
Kundekun tarafından

Memang benar kata petuah, rasa sakit di hati mungkin dapat diterima, tetapi sangat sulit untuk dilupakan. Ibaratkan sebuah vas kaca yang terlanjur pecah, meskipun dirangkai sedemikian rupa, tetap tidak akan indah seperti semula.

Jika saja waktu bisa terulang kembali, maka gua ingin memperbaiki segalanya. Tapi sayangnya mesin waktu hanya ada di cerita fiksi.

***

Seharusnya hari seperti ini akan menjadi menyenangkan. Menerima hasil raport yang menegangkan, bila kita mendapatkan hasil yang bagus maka kita akan bernafas lega. Sedangkan bila mendapatkan nilai yang buruk, kita hanya perlu ikut tertawa mendengarkan ejekkan teman.

Ya, biasanya gua menjadi manusia normal seperti itu. Tapi nyatanya hari ini gua gak memiliki niatan untuk bercengkrama sama sekali.

Dinding berpoleskan cat berwarna putih itu cukup kuat menahan badan gua untuk bersandar. Tatapan fokus ke depan sambil bersedakap dada, membuat orang lain enggan untuk bertegur sapa. Memang itu niatan gua sebenarnya.

Di papan pengumuman terpampang nama-nama murid untuk pembagian kelas di tingkat selanjutnya. Seperti tradisi sekolah ini dari sebelum-sebelumnya, bahwa murid akan kembali di bagi secara acak. Dan jika beruntung mereka akan bertemu lagi di kelas berikutnya.

Setelah mencari dengan teliti, ternyata gua masuk di kelas XII-IPA 3. Dan beruntungnya gua kembali sekelas dengan Dokyeom,Seungkwan dan satu lagi Woozi. Dengan kehadiran mereka rasanya sudah cukup membuat kelas berikutnya menjadi nyaman.

Dan hebatnya Wonwoo dan Leera berada di kelas yang sama, XII-IPA 2.

Hhaahhh... Rasanya sedikit lega, karena setahun setelah ini gua tak terpaksa untuk melihat wajah mereka berdua.

Tak perlu memakan waktu yang lama agar berita tentang Wonwoo dan Leera berpacaran, tersebar ke telinga semua murid. Bahkan hal itu sudah menjadi buah bibir di sekolah.

Pasalnya Wonwoo memang terbilang terkenal di kalangan para murid, terutama para gadis. Karena prestasinya yang luar biasa juga ketampanannya yang tiada tara.

Sedangkan Leera, berhasil mencuri perhatian para murid karena membuat kehebohan saat waktu perkenalan murid pindahan.

***

"Hosh." Sapa seseorang sambil menepuk pundak gua. Dari suara beratnya yang khas, membuat gua tau pria itu adalah Wonwoo. Sial, gua terpaksa harus memasang senyum palsu.

"Eh, Won." Balas gua singkat, berusaha terlihat tulus.

"Ngapain lo di sini? Gak bareng yang lain?" Wonwoo menyenderkan punggungnya kemudian berdiri tepat di sebelah kanan gua.

"Engga, males gua. Nanti kena cibir, pada nyombongin nilai rapot mulu."

Wonwoo terkekeh pelan mendengarnya. "Kenapa gak lu ikut sombongin juga? Toh belakangan ini nilai lo mulai meningkat?"

"Bukannya gua gak mau ikut bercanda gurau soal nilai rapot, toh sebenernya gua bodo amat nilai gua mau bagus apa enggak. Tapi yang membuat gue enggan itu, soalnya alasan nilai rapot gua bisa meningkat itu, bukan usaha dari gua sendiri aja. Tapi berkat bantuan dari pacar lo juga, Jeon Wonwoo." Ucap gua datar yang hanya dibalas deheman panjang oleh Wonwoo.

Gua dan Wonwoo hanya bernafas dan terdiam, hanyut dalam pikiran masing-masing.

Sejak kejadian kemarin di instagram, padahal hanya segelintir kata yang tertulis. Dengan ajaibnya gua dan Wonwoo kembali seperti semula, layaknya tak pernah ada masalah dalam pertemanan kami.

Ini seperti otak gua dan Wonwoo saling terhubung dan memahami isi pemikiran masing-masing. Dan akhirnya memutuskan untuk berdamai. Memang kalau permasalahan seperti ini, cowok itu berbeda. Hanya membutuhkan waktu yang terbilang sebentar untuk berbaikan setelah bertengkar hebat.

"Wonwoo." Ucap gua setelah berdiam cukup lama, lalu pria yang namanya merasa terpanggil itu pun menengok.

"Apa?"

"Gua belum ngomong secara langsung ya..." Gua menghela nafas panjang kemudian berpindah menatap wajah sahabat gua itu. "...Selamat, ya. Ternyata emang lo yang Leera pilih. Gua mengakui kekalahan gua, Won."

Wonwoo menyunggingkan bibir ya, mengukir senyuman manis namun terlihat sedikit pahit. "Makasih, Hosh."

"Jaga Leera baik-baik! Jangan sampai bikin dia nangis. Gebetan ditikung baru tau rasa lo!"

"Tenang aja, gua gak bakal biarin hal itu terjadi. Gua bukan cowok macem lo, yang tega bikin cewek nagis!"

"Eh! Sialan! Kampret lo, ya!" Pekik gua mendengar leluconnya yang sedikit menyakitkan seperti biasanya.

"Wkwkw... Bercanda doang elah. Yaudah gua mau nyamperin doi dulu. Duluan, Bro!" Balas Wonwoo seraya beranjak pergi dari tempatnya bersandar.

"Yoi!"

Sorot mata gua mengikuti langkah Wonwoo yang seharusnya jikalau gua gamau merasa sakit hati, maka gua jangan mengekori tiap langkahnya. Tapi rasanya kedua bola mata gua memaksa untuk memperlihatkan pemandangan yang menyakitkan.

Entah mengapa hati gua terasa tersayat melihat Leera nampak bahagia saat melihat kehadiran Wonwoo.

Padahal biasanya cuman ngeliat senyuman Leera aja udah cukup buat gua ikut ngerasa bahagia. Tapi kenapa sekarang gua ngerasa sakit ngeliat dia tersenyum bahagia kayak gitu?

Padahal seharusnya gua seneng kan ngeliat sahabat dan gebetan gua bahagia? Tapi kenapa? Kenapa gua masih gak rela dan gak mau menerimanya gitu aja?!
.
.
.
.
.
Hhahhh..... Gua tau sekarang. Gua ngerasa sakit ngeliat senyumannya itu karena, sekarang... Alasan dia tersenyum itu bukan karena gua.
Tapi karena Wonwoo.

***

Dulu, pertama kali gua bertemu dengan Leera. Disebabkan karena insiden kesalah pahaman saat berada di kereta, dan sejak itulah kami mulai mengenal satu sama lain.

Awalnya gua sangat membenci gadis itu, yang bertingkah seenaknya, egois, pemarah, dan jauh dari kata feminim.

Tapi setelah mengenal lebih dalam, ternyata dia adalah gadis yang baik hati, murah senyum juga sederhana. Dan karena itulah gua mulai menyimpan rasa padanya.

Namun, hal yang membuat jarak kami kembai merenggang juga karena kesalah pahaman. Awalnya gua mengira Leera menjauhi gua karena ada sesuatu yang salah dari gua.

Dan saat gua mulai menjauhi Leera, ia juga mengira bahwa dirinya yang melakukan kesalahan. Padahal bukan, alasan gua menjauhi Leera itu karena keegoisan diri gua sendiri.

Setelah dipikir-pikir, pertemuan gua dengan Leera mungkin bukanlah sebuah ikatan takdir. Melainkan hanyalah sebuah kesalah pahaman yang Tuhan berikan dalam perjalanan hidup kami.

——THE END——


Haloooo masih adakah yang membaca ff geje ini? Sesuai janji gua waktu itu mau ngasih epilog + fanart. Elah ini cerita udh tamat dari kapan, epilognya baru morojol aja 😂

Sebenernya masi ada lanjutannya, tapi gimana netijen :v kalau banyak yang mau, kayaknya bakal gua lanjutin, kalau engga yasudah kita akhiri sampai disini.

Yey! Akhirnya fanartnya jadi juga
Maaf masih newbie kk 😂
bye bye

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

15.4K 1.8K 33
"Loh? Emang ini kan hitungannya first date." - Nana "I-iya sih, hehehe. Duh, gua salting banget. Gimana dong?" - Hoshi.
212K 25.2K 48
( 𝙁 𝙖 𝙣 𝙛 𝙞 𝙘 𝙩 𝙞 𝙤 𝙣 ) ( 𝙅 𝙚 𝙤 𝙣 𝙒 𝙤 𝙣 𝙬 𝙤 𝙤 ) • • "𝘒𝘢𝘺𝘢𝘬, 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘯𝘨𝘰𝘮𝘰𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘤𝘢𝘱𝘦𝘬 𝘨𝘪𝘵𝘶, �...
10.5K 447 42
Kamu adalah sebuah kisah panjang yang aku sendiri tidak mengetahui dimana letak akhir cerita ini. Bahkan jika ragamu telah bersatu dengan tanah dan j...
30.8K 4.9K 53
Tanggung jawab itu bukan sesuatu yang mudah, apalagi tanggung jawab terhadap suatu masalah yang besar. Butuh hati yang kuat, fisik yang tangguh untuk...