ALEXANDER

By Joy_anna22

954K 49.6K 2.1K

[ Warning content 21+ ] Banyak adegan dewasa. Bagi yang belum cukup umur, diharap tidak membaca Masa depan da... More

BAGIAN 2. ANCAMAN
BAGIAN 3. XANDER
BAGIAN 4. NATASHA
BAGIAN 5. KELUARGA
BAGIAN 6. SISI GELAP
BAGIAN 7. KEMARAHAN
BAGIAN 8. MABUK
CHAPTER 9. MANTAN ISTRI
CHAPTER 10. BEBAS
CHAPTER 11. DUNIA
CHAPTER 12. BERSEMBUNYI
CHAPTER 13. TETAP DISINI
CHAPTER 14. FOTO
CHAPTER 15. KEMBALI
CHAPTER 16. BICARA
CHAPTER 17. ANAK ANJING
CHAPTER 18. PEMBUKA
CHAPTER 19. BUKU KENANGAN
CHAPTER 20. MANTAN PACAR
CHAPTER 21. BULLY
CHAPTER 22. MENGERTI
CHAPTER 23. KEHILANGAN
INTERMEZO
CHAPTER 24. KEBENARAN
CHAPTER 25. MAKE LOVE
CHAPTER 26. JANJI
CHAPTER 27. BERSULANG
CHAPTER 28. SAKIT
CHAPTER 29. WILL YOU MARRY ME?
CHAPTER 30. A PARTY
CHAPTER 31. OLD FRIEND
CHAPTER 32. MORNING SEX
CHAPTER 33. PREGNANT
Chapter 34. RAHASIA BESAR
Chapter 35. Makan Malam
Bab 36. Sepatu Kecil
Chapter 37. Kabur
Chapter 38. Alasan
Chapter 39. Sunyi
Chapter 40. Penolong
Chapter 41. Sam
Chapter 42. Kembalinya Sam
Pemberitahuan - Hiatus
Chapter 43. Pertemuan Kembali
Chapter 44. Terbongkar

BAGIAN 1. AWAL

79.2K 2.1K 33
By Joy_anna22

Jeritan kencang seorang wanita yang ketakutan menggema memenuhi seluruh mansion mewah. Jeritan itu kemudian berubah menjadi tangis menyayat hati. Para pelayan dari pemilik mansion hanya bisa diam pura pura tidak mendengar apapun. Mereka takut, jika ikut campur bukan tidak mungkin mereka akan mendapat masalah besar.

Adalah Violetta Liliane, seorang gadis bernasib buruk, yang dijual oleh orangtuanya ke seorang pria kaya raya yang tidak lain adalah bos sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di berbagai sektor perdagangan, AllTrades Corporation.

Adalah Alexander Ferdinand, pria berusia tiga puluh tahun, seorang duda muda tanpa seorang anak. Pernikahannya dengan sang istri baru seumur jagung ketika istrinya menceraikannya dan pergi entah kemana. Xander, begitu panggilannya, adalah sosok paling ditakuti bak seorang mafia. Kekayaannya yang seolah tidak ada habisnya menjadikan semua yang ia mau terpenuhi. Mencelakai seseorang? Semudah menjentikkan jarinya.

Ayah dari Violetta sendiri adalah Kepala Departemen Pemasaran perusahaan, setidaknya sampai kecerobohannya membuat perusahaaan mengalami kerugian jutaan dolar. Tentu saja Xander, yang baru menjabat sebagai Direktur Utama selama beberapa tahun terakhir, menggantikan sang Ayah yang semakin tua, sangat marah dan mengharuskan Ayah Violetta mengganti kerugian perusahaan.

Harta dan aset ayah Violetta pun tidak cukup menggantikan kerugian perusahaan. Hingga dalam keadaan babak belur, Ayah Violetta hanya bisa pasrah ketika Xander meminta Violetta. Sedari awal, Ayah Violetta tahu Xander menyukai putrinya. Hanya saja, ia tidak ingin putrinya jatuh ke tangan Xander. Sebisa mungkin ia menjauhkan Violetta dari Xander

"Kau bawa Violetta ke mansionku dan hutangmu kuanggap lunas!"

"Jangan..jangan Violetta, Tuan Xander! Dia hartaku..." mohon George, ayah Violetta.

"Karena dia hartamu aku mengambilnya!"

"Akan kau apakan putriku? Jangan sakiti dia!" George terus memohon, bersujud meminta belas kasihan Xander.

Xander murka. Para bodyguardnya memukuli George tanpa ampun. "Katakan padanya untuk mengantar berkasmu ke mansionku,"

"Kumohon, Tuan..jangan putriku..ambilah nyawaku tapi jangan putriku.." George menangis sambil meringkuk kesakitan. Darah segar mengucur dari setiap luka di tubuhnya.

"Tidak. Aku ingin putrimu. Dan jika kau berani menceritakan soal ini pada siapapun, bahkan polisi, maka putrimu taruhannya,"

Dan inilah yang terjadi pada Violetta. Saat ia mengantar sebuah map, yang sebenarnya hanyalah sebuah map kosong, bodyguard Xander langsung membekap Violetta dan membuatnya tidak sadarkan diri.

Begitu ia tersadar, ia ada di sebuah ranjang, terikat dan tidak berdaya. Sesosok pria yang ia kenal betul sebagai bos ayahnya, berada di hadapannya.

"Ayahmu menjualmu padaku!" Xander berbisik sambil menyeringai tajam.

Mata Violetta membulat. Air matanya jatuh begitu saja. "Ti..tidak! Ayah tidak mungkin menjualku! Ayah ..ayah menyuruhku mengirim berkas untukmu!" Violetta menggeleng cepat, menolak mempercayai apa yang Xander ucapkan.

"Kau, gadis yang sangat polos, Violet." Xander tertawa.

"Kau..kau sinting! Lepaskan aku!" Teriak Violet. "Tolong!!"

Xander tertawa keras. "Berteriaklah, Violet! Berteriaklah! Tidak ada yang akan menolongmu!"

"Siapapun! Ah! Apa  yang kau lakukan?!" Violetta ketakutan ketika Xander meraih gunting dari atas meja. Ia mengacungkan gunting itu tepat di wajah Violetta.

"Ayah!! Ayah!!" Violetta terus berteriak dan meronta. Ia berusaha melepas ikatan yang mengikat kedua tangannya kebelakang.

Crek
Violetta bagai tersambar petir menyaksikan apa yang Xander lakukan. Ia menggunting kancing kemeja Violetta.

"Ti..tidak! Kumohon! Ayah tolong aku!" Teriakan Violetta begitu menyayat hati para pelayan yang mendengar.

Sejak kepergian istrinya, Xander yang memang dikenal berhati dingin, semakin menggila. Ia menjadi sosok yang begitu kejam, tidak berperasaan bahkan tidak segan menyakiti siapapun yang mengganggu jalannya. Para pelayannya pun sama. Mereka tidak berani mengadukan perbuatan Xander pada siapapun. Pernah suatu ketika salah satu pelayannya kabur dan berusaha meminta pertolongan pada polisi. Hingga kini, tidak ada kabar yang terdengar lagi soal sang pelayan. Bahkan mereka tidak tahu apa sang pelayan masih hidup atau tidak.

Dua bulatan padat berisi menyembul dari balik kemeja.

"Tidak!" Violetta berusaha menendang Xander.

"Diam kau!" Xander mencekik leher Violetta.

Dengan kasar Xander menggunting bra Violetta, membuat bulatan itu kini terkulai bebas tanpa penutup.

"Ah," Xander tersenyum. Ia mencium gundukan itu, membuat tubuh Violet menegang.

"Kau menikmatinya, Violet?"

"A..ayah.." Violet meracau. Ia shock dengan apa yang kini dilakukann oleh Xander. Xander mencumbu dan mengecup payudara Violet. Ia bahkan memainkan puting Violet dengan jari jari panjang miliknya.

"Tubuhmu menegang, Violet. Kau menyukainya," Xander menjilat payudara Violet.

"Tidak..hentikan!!"Violet menangis kencang. Para pelayan di luar kamar yang mendengar hanya bisa menutup telinga. Mereka tidak bisa berbuat apa apa meski mereka tahu apa yang sedang majikannya lakukan pada Violetta.

Xander tertawa puas melihat Violet yang menangis seperti itu. Gairahnya meningkat ketika melihat setiap aksi perlawanan Violetta.

"Terus melawanku Violet, teruslah," ujar Xander. Ia meremas payudara Violetta penuh dengan nafsu. "Tubuhmu begitu indah untuk kusia siakan, Violet."

"Kau gila! Brengsek kau!" Cecar Violet marah. Ia berusaha memiringkan tubuhnya menghindari aksi Xander yang semakin menggila namun Xander menahan tubuhnya tetap pada posisi telentang.

"Akui saja, Violet. Kau menikmati setiap ciuman di tubuhmu."

Tiba tiba Violetta meludahi Xander. Betapa terkejutnya Xander mendapati sebuah cipratan ludah mengenai wajahnya.

Untuk sesaat Xander menghentikan aksinya. Ia melototi Violet dengan marah.

"Kenapa? Kau marah aku ludahi? Itu yang pantas kau dapatkan," Violetta tersenyum sinis.

Namun betapa terkejutnya Violetta melihat Xander kembali tersenyum. Senyumnya justru lebih mengerikan dari sebelumnya.

"Kau menantangku, Violetta Liliane,"

"Tunggu!" Violet berteriak histeris.

Tanpa aba aba, Xander langsung membuka celana jeans yang Violet kenakan dan melepasnya saat itu juga.

"Jangan! Apa yang kau lakukan!!" Violetta menangis. Ia menyilangkan kakinya berusaha melindungi aset penting dibawah tubuhnya itu.

"Kau melindungi apa, Violetta Liliane? Kau tahu, kau tidak akan selamat malam ini. Aku, Alexander Ferdinand, akan merampas apa yang kau lindungi itu,"

Tubuh Violet menegang. Bulu kuduknya berdiri saat Xander mulai menciumi perut Violet. "Ah, aroma tubuhmu begitu menggoda, Violet,"

Nafas Violet terengah engah. "Xander..xander..hentikan.."racaunya.
"Belum, sayang. Belum.."jawab Xander.

Kini, tidak ada sehelai benang pun yang melekat di tubuh Violet.

"Xander!" Tubuh Violet melengkung ketika Xander memasukkan jarinya ke dalam organ kewanitaannya.

Dengan lihai jarinya bermain di bawah sana. "Kau..basah, Violet. Hahaha, kau munafik! Kau menikmatinya,"

"Xander, aku tidak bisa..hentikan," ucap Violetta pilu.

Xander berdecak. "Ck ck ck. Mana perlawananmu, Violet? Apa kau menyerah?"

Air mata Violetta menetes dari ujung matanya. Wajahnya memucat. "Xander..."

Teriakan melengking Violetta memenuhi kamar. "Xander! sakit! Hentikan!"

Ya, Xander memasukkan kejantanannya ke liang milik Violetta dengan kasar.

"Xander! Hentikan!" Violet tak kuasa menahan sakit di bagian bawah tubuhnya tiap kali Xander menggerakkan tubuhnya, memompa apa yang keluar dari kejantanannya.

"Xander, aku tidak bisa! Xander!!" Teriakan Violetta mengakhiri kegilaan Xander malam itu.

Xander melepas pengikat tangan Violetta. Violetta tidak sadarkan diri. Kondisinya begitu berantakan. Begitu brutal Xander menyetubuhi Violetta hingga sprei ranjangnya penuh bercak darah. Xander belum puas menggerayangi tubuh indah Violetta. Xander terus meremas, menciumi, dan mengulum payudara Violetta. Ia menciumi sekujur tubuh Violetta hingga meninggalkan tanda merah disana sini. Ia juga mencium dan mengigit bibir merah ranum Violetta.

"Violet..violet..jika sejak awal kau mengikutiku, kau pasti menikmatinya," ujarnya sambil menyeringai.

***

Violet membuka matanya. Tubuhnya terasa lemas dan sakit. Ia tidak punya tenaga untuk kabur ataupun sekedar bangkit dari ranjang.

"Kau bangun," celetuk Xander.

Violetta hanya melirik lemah. Ia tidur  tanpa mengenakan pakaian, hanya tertutup selimut. Sementara Xander, bertelanjang dada duduk di sofa tidak jauh dari ranjangnya.

"Kau..brengsek," caci Violetta.

"Kau kuberi dua pilihan, Violet. Tetap bersamaku atau pergi dariku. Tapi, jika kau pergi dariku, akan kusebar ini di internet," Xander melempar beberapa lembar foto. Violetta meliriknya. Hatinya begitu sakit melihat foto tubuhnya tanpa busana sedikitpun terekspos bebas.

"Aku menjamin foto ini tidak akan tersebar jika kau tetap bersamaku,"

"Kenapa kau lakukan ini padaku, Xander?" isak Violetta.

"Kenapa? Karena ayahmu menjualmu padaku. Tubuhmu terlalu indah untuk kusia siakan," jawabnya enteng.

Violetta hanya bisa menangis. Ia kacau. Hidupnya berantakan dalam sekejab.

**
Td sempet diunpublish karena ada kesalahan di sampul ya..jd aku minta tolong thor @Roxiabell212 buat bikinin cover, eh dia usil bener, nama penulisnya dia bikin nama dia bukan namaku, baru sadar stelah ada yang pm ngira aku dan thor Roxi adalah orang yang sama. Terima kasih ya thor Roxi udah bikin kegegeran 😥😥

Continue Reading

You'll Also Like

399K 16K 34
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
5.4M 289K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
1.2M 17.6K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
401K 29.8K 31
"Tanggung jawab lo cowok miskin !!" - Kalka "B-baik, kamu tenang ya ? Saya bakal tanggung jawab" - Aksa