You Are ... (COMPLETE) ✔

By M_JMJstory

141K 8.8K 707

Sebuah cerita seorang gadis cantik yang selalu di sayangi orang tuanya namun ia harus menerima kehidupan asma... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Thanks All of You
15
16
17
18
19
21
22
생일촉하합니다!!!! ❤❤❤
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38 (END)
Hallo!
Epilog
Special Part (Yoona-Min Ho)
Special Part - 2 (So Min-Hyun Joong)
Information!!!!
Information!!!!!

20

2.3K 199 61
By M_JMJstory

"APA YANG KAU PIKIRKAN, SONG JAE RIM?!?! KENAPA KAU MENGACAUKAN ACARAKU?!,"bentak Geun Young.

Jae Rim hanya memutar kedua matanya, sudah 2 jam lebih ia duduk di sofa nyaman namun keadaan tidak membuatnya nyaman. Ia menunggu sosok wanita yang telah membentaknya tadi.

Flashback

Geun Young berpura-pura pingsan, ia sengaja melakukannya hanya untuk mengalihkan perhatian tamunya . Kedua orang tuanya dan Kim Bum terkejut dan menghampirinya.

"Geun Young-ah?!,".

"Bawa, Geun Young ke ruang make up Sung Kyung,"titah Ny. Moon

Sung Kyung mengangguk patuh. Dengan bantuan dari kakak dan kedua sahabat Kim Bum, mereka berjalan membawa Geun Young ke ruang make up.

Tae Joon, Min Ho dan Hyun Joong meletakan tubuh Geun Young dengan hati-hati di atas sofa yang tersedia.

"Kamsahabnida, maaf merepotkan kalian," sesal Sung Kyung.

Tae Joon hanya tersenyum tipis,"gwencana, kalau begitu kami tinggal,".

Sepeninggalan ketiga pria itu, Sung Kyung menghampiri Geun Young.

"Semua sudah pergi, agashi," bisik Sung Kyung.

Lee Sung Kyung, wanita cantik namun memiliki hati yang sama kejamnya dengan tuannya. Ia sudah bekerja kepada Geun Young selama 9 tahun lebih, ia juga yang membantu sosok Kim Bum jatuh ke dalam pesona tuannya itu. Benar-benar kejam bukan?

Geun Young langsung bangkit dari sofa,"hubungi Sung Hoon untuk menolong si bodoh Jae Rim," ucap Geun Young sedikit geram.

"Ne, agashi,".

Flashback off

"Kau harusnya berterima kasih kepadaku karena telah menyelamatkanmu dari para binatang liar (polisi) itu," sinis Geun Young.

Jae Rim meliriknya dan tersenyum sinis.

"Sebenarnya aku enggan bekerja sama denganmu," ujar Jae Rim tiba-tiba.

Geun Young menyengit"apa maksudmu?,".

"Kau hanya terobsesi kepada pria itu sedangkan aku hanya ingin harta keluarga So Eun bukan gadisnya," jawab Jae Rim santai.

Kedua tangan Geun Young mengepal kuat. Jae Rim bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah wanita di hadapannya.

"Mulai hari ini, dan detik ini, aku mundur dan akan bekerja sendiri," ucap pria itu dingin.

Jae Rim meninggalkan sosok Geun Young yang menatapnya murka. Ia berjalan santai dan berdiri didepan sahabatnya, Sung Hoon.

"Kau ingin bergabung, kawan?," tanya Jae Rim.

Sung Hoon diam, hanya melihat Jae Rim.

"Lebih baik kau ikut denganku, daripada kau menjadi BUDAKnya,". Perkataan Jae Rim menekan kata Budak membuat Sung Hoon tertegun.

Sung Hoon menoleh kearah Geun Young, ia berjalan medekati meja, di letakannya handphone, dompet beserta isinya kecuali beberapa kartu miliknya sendiri, dan kunci mobil.

"Aku keluar,".

Ucapan Sung Hoon membuat Jae Rim tersenyum senang namun berbeda dengan wanita di hadapannya yang semakin geram.

"Let's go friend, we don't have much time," ujar Jae Rim.

Jae Rim dan Sung Hoon pergi. Geun Young menghela nafas kasar.

"Panggil Kwon Yul untuk kembali," titah Geun Young. Sung Kyung menangguk.

Baiklah kalau begitu, kita akan lihat bagaimana kau bisa mengambil harta wanita itu tanpa bantuanku. Dan aku bersumpah akan mendapatkannya kembali.

~~~

Sinar matahari menyelinap masuk ke dalam ruangan inap Kim Bum. Kedua mata So Eun sangat berat untuk di buka, namun sinar matahari tidak membiarkan kedua mata almondnya tertutup. Akhirnya, ia mengalah dan sedikit demi sedikit membuka matanya. Sebelum ia membuka matanya, dapat ia rasakan sebuah usapan lembut diatas kepalanya. Ia mengangkat kepalanya dan kedua matanya terkejut melihat di hadapannya.

"Oppa?! Kau... sudah sadar?," pekik So Eun tertahan.

Kim Bum tersenyum dan mengangguk. So Eun langsung menghambur ke dalam pelukan pria di hadapannya.

"Kapan oppa bangun? Kenapa tidak membangunkanku?," tanya So Eun beruntun.

Pria itu terkekeh pelan, ia menyingkirkan rambut So Eun kebelakang telinga gadis itu dan mengusap pipi tembam nan lembut milik So Eun.

"Semalam, tak lama kau tertidur chagi," lirih Kim Bum.

Tukk

So Eun memukul lengan Kim Bum pelan.

"Napeuneum," desis So Eun.

Tawa pelan Kim Bum terdengar di telinga So Eun. Dengan perlahan Kim Bum mencoba mendudukan dirinya.

"Jangan bangun! Nanti jahitanya terbuka," seru So Eun.

Kim Bum menoleh kepada So Eun sambil tersenyum yang secara tidak langsung mengatakan 'tidak apa-apa'. So Eun mendengus kesal. Di tariknya lengan gadisnya yang sudah menjadi wanita dewasa dan membawanya kedalam dekapannya.

"Bogoshipo, geurigu... mianhe, chagiya," lirih Kim Bum.

So Eun menikmati usapan lembut Kim Bum yang berada di kepalanya. Senyuman manis So Eun tidak luntur sejak mengetahui Kim Bum siuman dari operasi kemarin.

"Nado, oppa... nado bogoshipo," balas So Eun dengan mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang milik pria itu.

"Eheemmm... sepertinya kami menganggu acara kalian," sindir seseorang.

Sontak membuat keduanya melepaskan pelukannya.

"Aishhh... hyung kau mengganggu saja," gerutu Kim Bum.

Tae Joon, Soo Hyun, sahabat-sahabat Kim Bum dan So Eun dan juga kedua orang tua dari keduanya tertawa. Sedangkan So Eun menahan malu sambil menunduk. Tae Hee menghampiri anaknya dengan membawa pakaian miliki So Eun.

"Ganti pakaianmu nak," suruh Tae Hee. So Eun menangguk dan berjalan ke kamar mandi.

So Ra menghampiri Kim Bum,"bagaimana keadaaanmu nak? Sudah lebih baik?," tanya sang ayah.

Kim Bum mengangguk dan tersenyum,"Ne, abeoji tapi aku masih harus menunggu jahitanku kering terlebih dahulu, sedikit nyeri," ringis Kim Bum.

Soo Ae tersenyum, ia mendekat dan memeluk tubuh tegap anaknya itu.

"Jangan membuat eomma, appa, hyungmu dan adikmu khawatir Bum-ah... tidak kah kau kasian kepada eomma dan Ara menangis seharian karena kau tidak bangun? Apalagi, calon menantu eomma satu itu... dia sangat terpukul sekali ketika kau tertembak," tutur Soo Ae.

Kim Bum menyengit,"calon menantu?,".

Soo Ae memutar kedua matanya,"tentu saja Kim So Eun, siapa lagi calon menantu kesayangan eomma? Jangan kau pikir adalah wanita semalam itu?," hardik sang ibu.

"Tentu saja bukan eomma! Aku juga tidak ingin menikah dengannya," bela Kim Bum.

"Tapi kau dulu menangis ketika di tikung dari belakang," cibir Tae Joon.

"Eoh, kau benar oppa," dukung Ara.

Kim Bum hanya memajukan bibirnya, dan membuat semuanya tertawa.

"Hei kawan ingat umur, jangan bertibgkah seperti anak kecil," sindir Min Ho.

Kim Bum melirik sinis,"kau juga samanya, Yakk Yoona-ya kenapa kau mau dengan pria aneh ini? Banyak pria yang lebih baik darinya yang menyukaimu dan aku bisa mencarikanmu pria yang lebih tampan dan tidak MANJA sepertinya," ucap Kim Bum dengan senyum mengejek.

Yoona mengangguk setuju"eoh, kau benar oppa... aku juga bingung kenapa aku bisa menyukainya,"ujar Yoona sengaja.

"Ahhh... chagiya, kau tidak boleh seperti itu," manja Min Ho. Langsung menoleh kearah Kim Bum,"Yakkkk!!!! Awas saja kau!," sentak Min Ho.

Hyun Joong yang berada disampingnya menggelengkan kepalanya.

"Dia sendiri yang mengatakannya tapi tidak ngaca diri sendiri," gumam Hyun Joong namun dapat di dengar oleh yang lain. Sontak membuat semua kembali tertawa.

~~~

"Kau sudah menemukan pelakunya?," tanya Tae Joon yang sedang menghubungi seseorang.

Suara disebrang sana menghela nafas berat,"eoh... aku sudah menemukannya, jika aku mengatakannya kau jangan terkejut,".

Ia berdecak kesal,"sudah katakan saja siapa dia?".

"Sung Hoon, kawan lamamu,".

Seketika tubuh Tae Joon membeku. Sung Hoon, merupakan teman Tae Joon sejak masa SMA. Mereka selalu mengerjakan tugas bersama, berkumpul bersama teman-teman lainnya dan juga saling membantu satu sama lain. Namun, hingga suatu hari Sung Hoon diam-diam merencanakan sesuatu untuk adiknya Tae Joon, Choi Ara. Ia sangat terobsesi dengan adik temannya itu hingga suatu hari, sang adik di culik dan di bawa ke sebuah gedung yang letaknya jauh dari perkotaan. Tae Joon yang saat itu sedang mengikuti les untuk ujiannya, mendengar kabar tersebut ia langsung pergi tanpa pamit meninggalkan kelas. Tae Joon kalang kabut, tidak bisa tenang dengan kabar tersebut. Bahkan keluarga Kim Bum turut membantu tak membuat dirinya sedikit tenang. Choi Ara. Keluarga kandung satu-satunya yang ia punya, tidak mungkin ia akan menyerah begitu saja. Hingga akhirnya, ketika sampai di tujuan tanpa ragu lagi Tae Joon melawan semua anak buah Sung Hoon dan juga tidak memperdulikan luka yang terdapat di wajahnya.

"Lepaskan adikku, IBLIS!!!," bentak Tae Joon.

Pria tersebut menoleh, ia tersenyum sinis. Tangannya menyentuk pipi bulat Ara, sedangkan sang gadis tengah menangis.

"Oppa, dwajuseyo," isak Ara.

Kedua mata Tae Joon merah, sungguh ia tidak kuat melihat butiran kristal itu keliat dari kedua mata adiknya. "Aku bilang lepaskan dia SUNG HOON!!!!!!," bentak Tae Joon lagi.

"Kenapa aku harus melepaskannya? Kau kan tau kawan, jika aku jatuh cinta kepada adikmu ini," jawab Sung Hoon santai.

"Aku bahkan tidak sudi memiliki adik ipar iblis sepertimu," sedikit tersenyum remeh.

Namun tak lama polisi datang mengepung gudang tersebut. Hendak akan di tangkap, Sung Hoon berhasil pergi gudang. Tae Joon tidak memusingkannya, yang ada dipikirannya hanya adiknya, Ara.

"Semua sudah selesai Ara-ya... semuanya akan baik-baik saja," bisik Tae Joon.

Kilasan itu kembali hadir di otak Tae Joon. Ia bahkan tidak menyangka akan bertemu lagi dengan teman lamanya itu.

Kenapa dia kembali lagi? Apakah dia akan melakukan hal yang sama seperti dulu? Kenapa juga ia harus terlibat dengan Song Jae Rim?. Batin Tae Joon.

"Lalu, apa kau sudah tahu apa maksud Jae Rim selalu mendekati So Eun?," tanya Tae Joon.

"Eoh.. naega arra, dia mendekati So Eun bukan karena suka atau apapun... dia hanya mendekati gadis itu untuk merebut kekayaan Kim Nam Gil," jawab seseorang disebrang sana.

Tanpa disadarinya, tangannya mengepal kuat dan kedua matanya sedikit memarah menahan amarah.

"Kalau begitu, terus pantau mereka jangan sampai lengah," titah Tae Joon.

"Nde, alghesemnida,"

Kim Bum, hyung berjanji akan menjaga kalian... hyung akan terus memantau gerak gerik mereka, tidak akan hyung biarkan mereka menyentuh orang-orang yang kita cintai Bum-ah, akan hyung pastikan itu. So Eun-ah, oppa harap kau selalu bersama Kim Bum apapun yang terjadi.

~~~

Sepeninggalan kedua keluarga dan sahabat-sahabatnya, So Eun kembali menemani Kim Bum di ruang rawat. Dengan telaten, ia menyuapi Kim Bum.

"Kau akan menjadi istri yang berbakti sayang," goda Kim Bum.

So Eun hanya mengakat kedua bahunya. "Jangan menggodaku oppa, nanti ada yang marah, harusnya kau mengatakannya kepada Geun Young eonni... bukan kepadaku," balas So Eun yang di akhir kalimatnya terdengar lirih.

Sungguh pria di hadapannya ini bungkam. Kim Bum tahu jika wanitanya masih terluka olehnya, bukan maksud Kim Bum untuk menyakitinya. Ia hanya ingin melindungi So Eun dari para makhluk itu. Perlahan, Kim Bum meraih tangan So Eun lembut dan tangan satu lainnya menarik dagu wanitanya kehadapannya.

"Dengarkan oppa...,". Kim Bum menghela nafas dan menghirupnya kembali,"oppa melakukan ini bukan karena dasar cinta chagi, oppa melakukan ini untuk melindungimu dari orang-orang yang akan menghancurkanmu," tutur Kim Bum.

"Oppa mohon padamu Eun-ah, bersabarlah sedikit lagi... ketika semua selesai, kau mau kan terus disisi oppa?," lanjut Kim Bum.

So Eun tidak bersuara atau menyahutinya. "Tapi bagimana, jika perasaan oppa terhadap Geu Young eonni kembali? Apa oppa tetap memintaku untuk disisi oppa?," tanya So Eun.

Kali ini, Kim Bum yang diam. Sungguh ia tidak tahu, dalam hatinya bergulat untuk pertanyaan So Eun tadi. Perasaan akan kepada Geun Young masih hadir di hatinya, namun rasa cintanya So Eun sangat besar. Tapi, ia masih ragu akan hal itu.

So Eun menatap Kim Bum berani,"kenapa tidak dijawab oppa? Apa pertanyaanku benar?,".

Keadaan kembali sunyi, tangan Kim Bum masih menggenggam tangan So Eun. Sesekali ia meremas jemari lentik milik So Eun

Srekk

"Oppa,".

Kim Bum dan So Eun langsung menoleh. Dengan terpaksa, So Eun melepaskan genggamannya.

"Eoh, eonni wasseo... aku pergi ke kantin dulu eonni nanti aku kembali lagi," bohong So Eun.

Geun Young mengangguk. So Eun berjalan keluar meninggalkan kedua insan tersebut di ruang rawat Kim Bum. Kim Bum terus menatap punggung So Eun yang semakin hilang di balik pintu. Setelah memastikan So Eun pergi, Geun Young menghampiri Kim Bum dan duduk dimana sebelum So Eun duduki.

"Gimana kabarmu oppa? Maaf aku baru bisa menjengukmu," sesal Geun Young sambil menggenggam tangan kiri pria dihadapannya itu.

Kim Bum tersenyum lembut, tanganya yang bebas menyentuk pucuk kepala Geun Young dan di usapnya dengan penuh kasih sayang. "Gwencana, aku tahu kau sibuk... jabatan sebagai direktur memang menyita waktu," dengan maklum.

Dibalik pintu kamar Kim Bum, So Eun dapat melihat jelas bagaimana interaksi antar keduanya. Perlahan, airmatanya mengalir begitu saja. Di sentuhnya dada kirinya, disana terasa sakit, pedih melihat orang yang disayang lebih memilih orang lain di bandingkan dirinya.

Haruskah aku lepaskanmu oppa? Status kita pun tidak jelas, kau bahkan tidak mengatakan apapun hingga kedua orang tuamu masih beranggapan aku calonmu. Bukankah gadis dihadapanmulah yang akan menjadi menantu mereka? Lalu, perjodohan ini hanya sia-sia saja? Jjinja, appo eomma... eotteokaji? Eomma... appa... oppa.. mani apposeyo. Batin So Eun menangis.

Dari kejauhan, dua pria dan dua wanita melihat gerak gerik So Eun. Bahkan ketika tubuh So Eun merosotpun mereka hanya mampu melihatnya dari kejauhan. Sahabat Kim Bum dan So Eun, merekalah yang melihatnya. Yoona dan So Min menangis melihat keadaan sahabatnya itu. Sedangkan kedua prianya, Min Ho dan Hyun Joong menenangkan kekasihnya dan juga melihat objek di depan mereka. Tidak menyangka akan seperti ini kisah cinta sahabatnya, sungguh tragis. Dimana sang pria lebih memilih orang lain dibanding sosok wanita yang telah lama menunggunya sejak bertahun-tahun lamanya. Yoona yang tak sanggup dengan pemandangan di hadapanya, menghampiri So Eun dan di susul oleh So Min, Hyun Joong dan Min Ho.

"So Eun-ah," lirih Yoona.

So Eun mendongak,"Yoona-ya...,"

Tubuh itu langsung menubruk Yoona. Kedua pundaknya bergerak naik turun, dapat di dengar oleh kedua telinganya isakan dari snag pelaku. Tangan Yoona tak tinggal diam, ia memberi usapan pada punggung sahabatnya, So Min juga ikut melakukan apa yang dilakukan Yoona. Bahkan ia juga ikut berpelukan.

"Semuanya akan baik-baik saja, chagi... uljima," lirih So Min.

Perkataan So Min tidak diindahkan oleh So Eun, malah wanita mungil itu kian terisak.

"Lebih baik kalian pergi ke taman, tidak enak dilihat oleh banyak orang," ujar Min Ho.

Hyun Joong mengangguk setuju,"Min Ho benar, chagiya... bawa mereka ke taman, aku dan Min Ho akan menemui Kim Bum,"tutur Hyun Joong.

So Min mengangguk mengerti, ia bawa kedua sahabatnya pergi dari sana. Kini, Min Ho dan Hyun Joong lah yang ada disana. Tangan Min Ho menggenggam gagang pintu rawat sahabatnya dan di buka pintu itu.

Srekkk

Ketika mereka menoleh, pemandangan yang mereka lihat adalah suatu yang tidak mereka harapkan. Pasalnya, kini sahabatnya dan wanita yang menghancurkan hubungan antara sahabatnya dengan So Eun tengah asik bercumbu tanpa memperdulikan kedua pria tersebut masuk dan bahkan tidak menyadari kehadiran mereka.

"Ekhemmm... sepertinya kita salah masuk, hyung ayo kita keluar," sindir Min Ho.

Sontak keduanya berjauhan,"eoh? Kalian datang lagi? Dimana kekasih kalian?," gugup Kim Bum yang sudah tertangkap basah oleh kedua sahabatnya.

Hyun Joong berdehem,"mereka sedang ke kantin mencari makan, dimana So Eun? Aku kira dia disini, annyeong Geun Young-ssi," sapa Hyun Joong yang berusaha mencairkan suasana.

"Annyeong, Hyun Joong-ssi, Min Ho-ssi,".

"So Eun sedang ke kantin juga, mungkin kekasih kalian bertemu dengannya disana," jawab Kim Bum.

Hyun Joong dan Min Ho hanya mengangguk saja,"ah.. kami kesini lagi ingin memberimu ini,". Di berikannya paper bag yang entah isinya apa. Kim Bum menerimanya.

"Apa ini?," tanya Kim Bum.

"Itu makanan dari eommonim, dia menitipkannya kepadaku agar kau dan So Eun makan malam dengan itu," jelas Hyun Joong.

Kim Bum mengangguk,"gomawo hyung,".

"Annyeong oppadeul," sapa So Eun yang baru datang.

"Eoh, So Eun-ah annyeong," balas Min Ho.

So Eun menoleh kearah Kim Bum, namun kedua matanya tertuju pada paper bag yang di pegang oleh Kim Bum.

"Oppa, igeo mwoya?," tanya So Eun.

Hyun Joong menoleh kearah So Eun tuju,"itu titipan dari eommonim untuk kalian, agar makan malam dengan itu," jawab Hyun Joong.

"Jjinja? Wahhh... aku akan menghubungi eommonim untuk berterima kasih, geude oppa gomawo," ucap So Eun dengan mata berbinar.

"Cheonmanaeyo, kalau begitu kami pamit, Geun Young-ssi, kami pamit ya," pamit Hyu Joong.

Geun Young mengangguk,"ne Hyun Joong-ssi,".

Min Ho menghampiri Kim Bum dan mendekat kearahnya,"kau harus bertanggung jawab teman, perhatikan dia lekat-lekat dan kau akan mengerti,"bisik Min Ho sangat pelan.

Kim Bum menyengit, Hyun Joong dan Min Ho berjalan keluar dari kamarnya.

"Kalau begitu kami juga, eonni kami pamit ya... oppa, cepat sembuh ya," ucap kedua sahabat So Eun bersamaan.

"Ne Yoona-ya, So Min-ah... gomawo," balas Kim Bum.

Geun Young menoleh kearah Kim Bum,"aku juga pamit dulu, besok aku ada rapat oppa,". Kim Bum mengangguk,"arraseo, hati-hati di jalan,".

Wanita itu menoleh kearah So Eun yang tengah menunduk,"So Eun-ssi, aku pamit dulu... titip Kim Bum oppa, ne". So Eun mengangguk,"ne, eonni,".

Geun Young berjalan meninggalkan ruang rawat Kim Bum. Senyum licik kini terlihat di wajahnya.

Hahaha... aku sangat senang bisa bercumbu dengannya, dan melihat gadis ingusan menangis. Batin Geun Young.

Kini, hanya So Eun dan Kim Bum. So Eun masih memunggui Kim Bum, airmatanya tak henti-hentinya keluar. Dadanya masih sesak. Namun, terdapat kedua tangan melingkar sempurna di pinggang kecil So Eun. Wanita cantik itu memekik, ia terkejut dengan posisinya seperti ini.

"Oppa, apa yang kau lakukan?," panik So Eun.

Kim Bum tidak menjawab, melainkan mempererat pelukannya. Punggung tangan pria itu mengeluarkan darah segar meskipun tidak banyak. So Eun dapat menebak jika pria yang memeluknya ini melepas infusannya.

"Oppa kenapa kau melepaskan infusannya? Nanti kau tidak akan mendapatkan cairan yang banyak," sentak So Eun.

Kim Bum memutar tubuh mungil So Eun dan mendaratkan bibirnya tepat diatas bibir So Eun. Pria itu bukan hanya mengecupnya namun juga melumatnya dengan menghadirkan gigitan kecil di bibir So Eun. Sedangkan sang wanita tidak membalas hanya mengeluarkan airmatanya, ia tidak ingin membalasnya walaupun ciuman ini menuntun. Merasa tidak mendapatkan respon, Kim Bum melepaskannya dan menatap wajah So Eun sendu. Ia menempelkan keningnya di kening wanita di hadapannya.

"Mianhe, geurigu... saranghae So Eun-ah... jeongmal saranghae chagiya," lirih Kim Bum.

Kembali, Kim Bum melumat bibir So Eun. Tangan kananya yang berada di tekuk leher So Eun menekannya agar memperdalam ciumanannya dan tangan kirinya berada di pinggang ramping So Eun. Kim Bum sempat merasa bingung dengan perkataan temannya itu namun ketika melihat wanita mungilnya menangis dan membelakanginya, ia pun paham. Beberapa detik kemudian, So Eun membalasnya. Ia mengikuti pergerakan bibir Kim Bum, dengan air mata yang masih saja mengalir tanpa mengenal lelah.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

108K 11.2K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
429K 4.5K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
66.3K 7.8K 33
WenGa ✖️ WenV Wendy suka Yoongi yang kaya kulkas. Yoongi kesal karena disukain Wendy tapi merasa kehilangan kalo Wendy nggak ada. Taehyung selalu sab...
926K 44.7K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...