You Are ... (COMPLETE) ✔

By M_JMJstory

141K 8.8K 707

Sebuah cerita seorang gadis cantik yang selalu di sayangi orang tuanya namun ia harus menerima kehidupan asma... More

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Thanks All of You
15
16
17
18
20
21
22
생일촉하합니다!!!! ❤❤❤
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38 (END)
Hallo!
Epilog
Special Part (Yoona-Min Ho)
Special Part - 2 (So Min-Hyun Joong)
Information!!!!
Information!!!!!

19

1.8K 186 6
By M_JMJstory

Flashback

Sepeninggalan Tae Joon, Kim Bum meraih handphonenya dan menelpon seseorang.

"Apakah kau sudah dapat?," tanya Kim Bum.

"Mian, Bum... sedang mencarinya, bisakah kau beri aku waktu lebih lama lagi? Dia orang yang sangat apik dan hebat, sepertinya dia tau jika seseorang akan menyeludup situs perusahaannya," jawab seseorang sebrang sana.

Kim Bum menghela nafas berat, ia memijat pelipisnya yang pening akan hal masalah yang ia hadapi saat ini. Kenapa sangat rumit sekali, pikirnya.

"Baiklah... aku beri waktu lebih lama lagi, berapa lama yang kau butuhkan?," . Kim Bum hanya bisa pasrah untui ini.

"3 bulan, maaf jika terlalu lama tapi dengan waktu 3 bulan lah yang sangat tepat," .

"Kalau begitu, kerjakanlah dengan baik,"

"Ne,".

Ia letakkan handphonenya dan berjalan menatap pemandangan di luar jendela. Kim Bum tidak menyangka dengan masalah yang ia hadapi ini, bagaimana bisa mereka berdatangan dengan bersamaan? Apa tujuannya? Ia tidak dapat menghindari permintaan seseorang, maka dengan waktu jangka panjang ini Kim Bum akan mengikuti permintaan orang tersebut sambil menunggu hasil yang ia inginkan.

Semoga dengan cara seperti ini, aku bisa mendapatkan hasil yang memuaskan... Tuhan, bantu aku agar aku bisa kembali kepada wanitaku.

~~~

Mobil mewah Kim Bum menelusuri jalan raya yang sudah mulai sepi, namun arah mobil tersebut bukan mengarah kearah apartementnya, tapi mengarah apartement dimana wanita yang ia rindukan tinggal. Kim Bum menghentikan mobilnya, ia hanya melihat jendela kamar apatement wanitamya terbuka. Dan dapat ia perhatikan jika wanita itu sedang duduk disana dengan melamun yang entah Kim Bum ketahui. Rindu. Satu kata itulah yang ia rasakan, hatinya merasa sakit ketika mengingat saat wanitanya menangis di pelukannya kemarin. Kim Bum sudah merasa jahat telah menorehkan kepedihan di hati lembut pada wanita baik hati itu.

Mianhe, So Eun-ah... jeongmal, mianhe chagiya. Batin Kim Bum.

Kim Bum tidak bisa menahan airmatanya itu, hingga akhirnya ia menangis untuk pertama kalinya setelah pertemuan So Eun kembali. Kini, ia menjalankan mobil tersebut dan meninggalkan kawasan apartement Kim So Eun, wanita yang amat ia cintai.

Sesampainya di apartement, dapat Kim Bum tangkap sosok seseorang yang ia hindari seharian ini. Moon Geun Young. Wanita itu tengah berdiri bersandar di dinding apartement Kim Bum. Sempat ingin berbalik badan, namun sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Kim Bum,".

Ia tidak menoleh, ia sungguh tidak ingin menemui wanita itu walaupun hatinya mengatakan untuk berbalik dan menatap wajah wanita yang sudah menanamkan kekecewaan pada hatinya. Geun Young membalikkan tubuh tegap Kim Bum dan memeluknya erat.

"Kenapa kau tidak mengakat telpku? Apa kau sibuk seharian ini?," tanya Geun Young.

"Sepertinya aku tak perlu menjawabnya, karena kau sudah menjawab pertanyaanmu tadi," acuh Kim Bum.

Geun Young hanya tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya. Kedua mata Kim Bum terpejam dan mendungak keatas, sungguh ini sangat salah, tetapi kedua tangannya justru membalas pelukan wanita dihadapannya.

Geun Young mendongak,"besok kita ke butik ya, untuk melihat gaunku," ajaknya.

"Terserah saja," jawab Kim Bum.

Ia berjinjit dan mengecup dagu lancip Kim Bum. Itu tempat favorit So Eun, tidak ada yang boleh menggantikan posisi ternyamannya itu. Namun, Geun Young tetaplah Geun Young, melakukan tanpa meminta izin.

"Kalau begitu aku pulang dulu oppa, besok aku akan ke kantormu dan pergi ke butik bersama," ucap Geun Young.

Kim Bum tidak menjawab, ia mengatar Geun Young hingga lobby. Setelah mobil itu pergi, kedua tangan Kim Bum menarik rambutnya. Ia frustasi, ia membutuhkan pengobatan. Dan obatnya itu adalah KIM SO EUN .

Aku membutuhkannya saat ini, tapi itu tidak mungkin. Lirih Kim Bum dalam hati.

~~~

Waktu kian berganti hingga hari yang ingin ia batalkan tiba. Pakaian yang biasa ia gunakan untuk bekerja kini berubah dengan setelan yang amat ia enggan kenakan. Ruangan ballroom berubah menjadi mewah, beberapa koleganya hadir di acaranya. Kim Bum menyapa mereka satu per satu, hingga perhatiannya tersita oleh sosok yang ia rindukan. Kim So Eun. Wanita itu disini, dengan gaun yang sangat pas untuknya. Sangat cantik, dua kata itu untuk gambaran wanitanya malam ini. Tanpa sengaja, kedua mata mereka bertemu. Dapat Kim Bum rasakan dari tatapannya, wanitanya merindukannya. Jika ia tak lupa tempat, ingin rasanya ia loncat gembira karena mengetahui wanitanya itu juga merindukannya.

Setelah menyapa koleganya, ia menghampiri Geun Young yang sudah berada di lingkungan wanitanya dan sahabat-sahabatnya. Kim Bum tidak mengeluarkan kata-kata ketika Min Ho berbicara.

"Hai Bum... wahhh hyung sepertinya kita dilangkahi olehnya," ucap Min Ho.

Ucapan Min Ho di anggukki oleh sang kakak.

"Eoh, kau benar... aku juga tak menyangka akan dilangkahinya," cibir Tae Joon.

Disaat sahabat-sahabatnya tertawa, bibir Kim Bum kelu untuk ikut tertawa. Tak lama kemudian, adik kesayanganya dan Tae Joon hadir di sisi wanitanya.

"Eonni," panggil Ara.

"Eoh, Ara-ya," jawab So Eun, wanita Kim Bum. Itu menurut Kim Bum.

"Wahhh eonni sangat cantik, aku kira kau adalah bidadari yang turun dari surga," kagum Ara.

Kim Bum dapat melihat wajah rona merah di wajah wanitanya, ia tersenyum tipis sangat tipis hingga orang-orang disekeliling tidak menyadari akan hal itu

Ne, kau benar Ara-ya... So Eun sangat cantik bagaikan bidadari yang dikirim oleh Tuhan untuk oppa, seharusnya. Batin Kim Bum dengan akhir kata yang membuat kembali bersalah kepada wanita di hadapannya.

Lengannya ditarik oleh Geun Young dengan beralasan untuk mengudur diri, padahal ia tahu jika Geun Young cemburu dengan apa yang dikatakan adiknya, So Eun sangat cantik hingga ia masih betah menatap wanitanya itu.

Acarapun di mulai, Kim Bum sedikit gelisah ketika melihat seseorang dengan gerak gerik yang membuatnya gelisah kepada seseorang, yang tak lain kepada Kim So Eun. Ketika Geun Young ingin memasangkan cincin di jemarinya, lampu tiba-tiba saja padam. Kim Bum tetap diam di tempat sambil mencari sosok So Eun dalam kegelapan. Tak lama lampu menyala kembali, tetapi sosok yang dicarinya berada dalam bahaya.

"KIM SO EUN?!,"

"Lepakan, So Eun," bentak pria paruh baya, yang Kim Bum ketahui, yaitu ayah So Eun.

Kim Bum sedikit mundur dengan tangan yang mengarah kepada Tae Joon dengan memberi sedikit isyarat untuk memanggil polisi. Ia melihat wanitanya menangis, airmata wanita itu adalah kelemahannya. Hatinya tertusuk, airmata itu terus mengalir ingin rasanya menghampiri So Eun namu itu tidak memungkinkan. Ia tidak boleh gegabah hingga akhirnya akan menyakiti wanitanya itu.

Sosok Geun Young yang disamping, menegang. Tanggannya yang masih memegang cincin Kim Bum mengepal hingga jari-jarinya memutih. Kim Bum tak peduli dengan wanita disebelahnya, ia lebih mengkhawatirkan wanitanya yang disana, di dalam pelukan pria yang dihindari oleh So Eun sendiri. Tanpa berpikir panjang lagi, ia berjalan mendekati keduanya.

"Hei, dude! Kenapa kau kemari? Wanitamu diatas sana, kenapa kau kemari?," tanya pria dihadapannya, Song Jae Rim.

Senyuman misterius tergambar di wajah dingin Kim Bum.

"Entahlah, mungkin aku ingin menyapa kalian... atau karena--,"

"Letakkan senjata anda di bawah dan angkat tangan anda!," seru polisi.

Ucapan Kim Bum terpotong dengan kehadiran para polisi yang sudah mengepung ballroom. Kedua mata Kim Bum dapat menangkap kegugupan di kedua mata Jae Rim. Pria itu menarik wanitanya dan disaat bersamaan, Geun Young pingsan dan membuat para tamu berseru kaget. Namun kakinya tidak ingin berbalik arah, ia hanya ingin keselamatan Kim So Eun, hanya itu. Ia sungguh tak peduli jika Geun Young berpura-pura atau tidak, yang ia inginkan adalah keselamatan Kim So Eun, wanitanya yang amat ia cintai.

Kim Bum berlari mengikuti jejak pria sialan itu. Namun, langkahnya terhenti ketika Jae Rim berbalik badan.

"Kau ingin gadis ini? Maka kemarilah," ucap Jae Rim.

Kim Bum melangkah dengan percaya diri. Sidah tidak takut lagi akan peluru melukai tubuhnya. Saat Kim Bum berjalan suara pistol berbunyi dan tembakan itu bukan mengarah kepada wanitanya melainkan kepadanya.

"TIDAKKKKK!,"

Jae Rim terpaku di tempat, pria itu sudah melepaskan So Eun. Dan gadis itu berlari kearah Kim Bum yang sudah tergeletak diatas rumput.

"HYAAA?!! CEPAT MASUK?!," sentak seseorang dari mobil.

Jae Rim berlari dan langsung ke dalam mobil tersebut. Polisi sibuk mengejar mobil yang membawa pria yang hampir saja menyelakai So Eun.

So Eun menangis dengan menopang kepala Kim Bum di pangkuannya. Dengan sisa tingkat sadarnya, Kim Bum menggapai wajah mungil wanitanya.

"Kau... baik-baik... sajakan?," lirih Kim Bum.

So Eun menangguk sambil menangis,"oppa bertahanlah, sebentar lagi ambulance akan datang," isak wanitanya.

Kim Bum tersenyum melihat ke khawatiran gadis mungilnya yang sudah menjadi wanita tercantik setelah ibunya.

"Sshhuuttt... jangan menangis sayang, kau jelek jika meangis," ucap Kim Bum pelan.

Wanitanya tak menghiraukan ucapan Kim Bum, ia terus menangis. Tangan So Eun menutupi perut atletis Kim Bum yang terus mengeluarkan darah. Jas putih yang di kenakannya berubah menjadi merah, melihat itu tangisan So Eun tidak dapat berhenti. Bahkan gaun cantiknya juga terkena noda merah itu, ia tak peduli, ia tak peduli gaun itu kotor karena darah, yang paling berharga baginya adalah nyawa pria dihadapannya. Hanya itu yang ada di otak dan hati So Eun.

Tak lama, ambulance datang dan para tim medis berlari dengan membawa tandu yang berfungsi untuk mengankut tubuh Kim Bum dan membawanya ke dalam mobil. Genggaman So Eun terlepas ketika tubuh Kim Bum telah masuk kedalam mobil ambulance, ia berlari ke dalam mobilnya dan meminta sang supir untuk mengikuti ambulance tersebut.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

14.2K 1.2K 11
Judul Awal - Salahkah aku mencintaimu, Judul Sekarang - Indah Pada Waktunya.
142K 5.4K 39
Yang gak suka adegan kekerasan jangan baca... yang gak kuatpun pas baca awalnya jangan terusin... happy reading. Malas bikin sinopsis jadi kasih clue...
40.7K 2.7K 20
Area 21+ "Aaaah." Wanita yang di bawah Nugi mengerang saat penyatuan mereka. Keduanya sama-sama menikmati saat hubungan intim suami istri itu terja...
127K 10K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...