Heart Breaker

By rinietam

155K 7.1K 250

Banyak rahasia dalam diri seorang perempuan bernama Erika. Dan ia memilih untuk menyimpannya rapat-rapat. Me... More

Prakata dan Bab.1
2. Dinner
3. Tongkang
4. Little Girl, Marsya
5. Bad Day
6. Brown Coal
7. Hectic
8. Hard Decisions
9. No Reply, No Answered
10. I Need You
11. White Roses
12. Apple Pie
13. Jealous
14. Still Mad
15. Unblended
16. Jogja, I'm Coming
17. Meet Eyang
19. Kaliurang
20. Upside down
21. Silent Tears
22. Sherly
23. Fainted
24. Emergency
25. Transfusion
About Erika's Disease
26. The Last Smile
27. Life Journey

18. Gazebo

2.6K 178 7
By rinietam


Erika masih menenangkan hati dipelukan Ibunya. Setelah reda tangisnya, terlihat Ibu membimbing Erika masuk ke kamar. Di kamar mereka bisa leluasa bercerita, sambil menemani Marsya yang mulai mengantuk karena belum tidur siang.

Sementara itu, Harris dan Ayah menyusuri taman belakang rumah. Mereka mengarah ke gazebo. Tempat yang nyaman dengan semilir angin menerpa seluruh sisi tempat duduknya. Gazebo beralaskan karpet dengan motif batik. Sepertinya karpet buatan industri lokal. Ada kolam ikan koi persis di sebelah kiri bangunan kecil beratap itu. Tempat yang tepat untuk duduk-duduk santai sambil minum kopi atau sekedar ngemil tempe mendoan.

Ayah mulai bercerita tentang kolam ikan Koi barunya. Ia sengaja membangun kolam itu atas permintaan istrinya. Sambil tangannya sibuk menyiapkan pakan ikan dalam wadah kotak plastik. Harris mengambil segenggam lalu menaburkannya ke kolam. Tak lama, ikan Koi berebut memakan butiran-butiran kecil yang mengapung dipermukaan kolam. Sangat menyenangkan untuk dilihat.

Ikan-ikan yang sangat beruntung. Mereka diciptakan ke dunia untuk dirawat manusia agar bisa dinikmati keindahannya. Itulah kehidupan, setiap makhluk punya peran kebermanfaatan di alam ini. Tak perlu iri dan tak perlu membandingan dengan mahkluk lain. Syukuri saja dan jalani dengan kesungguhan hati. Kalimat bijak itu muncul dari Ayah dengan wajah penuh rasa syukur.

"Selamat ya Ris. Ayah dengar Perusahaanmu terus melejit. Meski sempat turun nilai saham beberapa bulan lalu, sekarang naik drastis. Ayah hanya tahu sedikit, karena baca koran Info Bisnis."

"Makasih, Ayah. Alhamdulillah berkat do'a Ayah sama Ibu." Balas Harris sambil tersenyum.

Akhirnya pembicaraan masuk pada hal yang serius. Ayah menanyakan bagaimana kabar rumah tangga Harris?

"Alhamdulillah baik-baik saja, Yah." jawabnya datar dengan senyuman tipis.

"Ayah senang mendengarnya. Tapi yakin, tidak ada yang kau sembunyikan, Ris?"

Harris menarik napas panjang. Di depan Ayah yang pembawaannya tenang, ia seperti terhipnotis untuk berkata jujur apa adanya. Namun ia tidak tahu harus memulai dari mana.

"Ayah juga sama sepertimu. Sama dengan kepala rumah tangga lainnya. Semua pasti pernah menghadapai masalah. Jangan sungkan-sungkan bercerita atau bertanya ke yang lebih tua jika buntu. Meski tidak lebih pintar, tapi pengalaman hidup orang tua pasti lebih banyak, Ris." Ujar Ayah sambil menepuk pundak menantunya.

Harris spontan meminta maaf, karena belum sepenuhnya bisa membahagiakan putri Ayah. Harris sangat menyayangi Erika, namun entah mengapa Erika tiba-tiba ingin meminta berpisah.

"Berpisah! Sudah sejauh itukah masalahnya? Ada asap karena ada api. Tidak mungkin ia minta cerai kalo tidak ada yang serius. Ada apa?"

Harris menjelaskan bahwa komunikasi mereka tidak baik. Sering bertengkar, sering berselisih pendapat. Semua terjadi sekitar dua tahun terakhir. Namun yang parah satu tahun ini. Akhirnya sudah hampir enam bulan mereka pisah rumah.

"Sudah pisah rumah?"

"Ayah, ma-maafkan Harris."

Harris berusaha menjelaskan keadaan sebenarnya agar Ayah mertuanya tidak terlalu khawatir.

Ayah terdiam mendengar penjelasan Harris. Hatinya tiba-tiba menjadi sedih. Dugaannya selama ini salah. Ternyata badai rumah tangga anaknya jauh lebih besar dari yang ia perkirakan. Ia sedikit kecewa, mengapa Harris baru cerita di saat masalah sudah parah seperti ini.

"Kamu suatu saat akan tahu, bagaimana rasanya menjadi seorang Ayah dari anak perempuan. Jujur, aku tidak ikhlas kau sakiti anakku, Ris. Bukankah dulu kamu berjanji untuk membahagiakannya?"

Harris terus memohon maaf atas apa yang terjadi. Ia menjelaskan lagi bahwa sudah sekuat tenaga berusaha memperbaiki semuanya. Namun belum berhasil. Itulah sebabnya ia datang ke Jogja, berharap Ayah dan Ibu bisa membantunya.

Ayah Erika masih terdiam. Ia merubah posisi duduknya. Kini ia bersandar pada bantal empuk di ujung Gazebo.

"Apakah karena perempuan lain?"

Tiba-tiba suasana hening. Harris kaget dan bingung dengan pertanyaan itu. Hatinya berdebar. Karena Ayah menunggu jawaban darinya.

"Bu-bukan, Ayah. Tidak ada perempuan lain di hati saya."

"Yakin?"

"Ma-maksud Ayah?"

"Sudahlah Ris, jujur saja pada Ayah. Kita sama-sama laki-laki. Ayah pernah juga muda sepertimu."

Harris berusaha jujur, bahwa di hatinya hanya ada Erika. Dan dia tidak ingin berpisah. Perempuan yang datang dan pergi selama ini hanya teman saja. Tidak lebih.

Lalu Ayah menceritakan tentang masa lalunya. Saat awal menikah semuanya tampak indah. Tidak ada wanita lain secantik istrinya. Rasanya kemanapun ingin ia bawa. Setiap saat ingin selalu menghubunginya. Setelah berita kehamilan dan melahirkan anak pertama, kebahagiaan semakin erat memeluknya. Namun berubah sejalan dengan waktu. Apalagi bagi Ayah yang sering dinas keluar kota. Sering mengahadapi wanita-wanita cantik di luar sana. Ayah merasa lemah. Pikir Ayah tidak masalah, hanya untuk bersenang-senang. Toh, istrinya tidak tahu. Dan Ayah tak berniat meninggalkan istrinya. Sesederhana itu pemikirannya dan mungkin kebanyakan laki-laki punya pikiran sama. Padahal dari kebiasaan buruk yang disepelekan, justru ia sedang menggali lubang untuk kejatuhannnya sendiri.

Ayah akhirnya pernah sangat menyukai wanita lain. Bahkan wanita itu rela jadi istri kedua. Ayah sempat bingung. Lama-lama istrinya tahu juga tentang pengkhianatan Ayah. Istrinya terluka, sakit hati dan kecewa. Bukan itu saja. Ayah juga telah menyakiti hati putrinya, Erika.

Saat masih berusia tujuh tahun, Erika menyaksikan keributan demi keributan antara Ayah dan Ibunya. Wanita yang suka dengan Ayah sempat nekad ke rumah menemui ibu Erika. Sejak saat itu, Erika menjadi benci kepada Ayahnya. Ia tidak terima melihat kesedihan ibunya.

"Sekarang Ayah tidak terima, jika Erika harus sakit hati kembali karena kau khianati, Ris?"

"Maafkan saya, Yah. Hanya Ayah yang tahu saya pernah selingkuh dengan beberapa wanita. Tapi Erika tidak  pernah tahu saya mengkhianatinya. Kasih kesempatan untuk saya memperbaikinya. Saya berjanji, Yah."

Harris terus memohon. Dan kini Harris jadi mengerti, mengapa Erika sulit dekat dan percaya dengan laki-laki. Ternyata ia punya trauma yang cukup dalam.

Ayah masih terdiam sambil menatap kolam. Harris salah tingkah merasa tidak enak dan menyesal telah membuat sedih hati mertuanya.

"Tapi yang saya lakukan tidak separah kisah Ayah, kan. Erika tidak pernah tahu kedekatan saya dengan perempuan lain."

"Tetap saja Ris. Kamu mengkhianatinya. Kurang apa anakku? Dia baik, cantik dan setia."

Kembali Ayah mengambil napas panjang. Wajahnya mulai sedikit memerah menahan rasa marah. Harris mulai takut, namun ia pasrah karena memang bersalah.

Ayah ingin, pengalaman buruk hidupnya menjadi pelajaran bagi keluarga anak-anaknya.

"Coba kau renungkan, Ris. Apa arti rumah tangga dan keluarga bagimu? Ayah akan bantu sebisa mungkin agar rumah tanggamu baik kembali."

Harris mulai bernapas lega. Namun masih menyisakan pertanyaan, yang ingin segera ia ketahui jawabannya.

"Apa yang harus saya lakukan, Ayah?"

"Berubahlah. Jangan menjadi sama dengan sebelumya."

"Maksud, Ayah?"

"Jadilah laki-laki sejati, nak. Kamu harus bertanggung jawab menyelesaikan semuanya. Jangan pernah menyalahkan istrimu. Kamu pemimpinnya. Baik buruknya dia, itu hasil kepemimpinanmu."

Ayah kembali sedikit menceritakan bahwa dulu ia sadar, bahwa istrinya adalah anugerah dari Tuhan yang harus ia jaga. Jadi tidak ada alasan untuk melepaskannya. Ayah berjuang yang jauh lebih sulit dari saat sebelum menikah dulu. Tapi tetap Ayah lakukan. Jika tidak, belum tentu hidup Ayah sebahagia sekarang.

Harris kembali merenung. Di hatinya masih kuat hasrat untuk menjaga Erika dan hidup bahagia bersama.

Ayah menyemangati Harris kembali. Tidak ada kata terlambat. Insyaa Allah ada jalan penyelesaian.

"Sekarang kamu istirahat dulu. Nanti sore, ajak istrimu keliling Jogja. Marsya biar jalan-jalan sama Eyang Kakung dan Eyang putrinya."

Harris berterima kasih pada Ayah mertuanya. Ia sangat beruntung punya Ayah mertua yang baik dan bijaksana. Meski ia sangat sadar, selama ini belum bisa menjadi menantu yang baik bagi Ayah dan Ibu mertuanya.
Menelpon pun sangat jarang, meski hanya menanyakan kabar. Namun disaat sulit, justru ia merepotkan. Rasanya malu bercampur tidak enak di hatinya.

Harris masuk ke rumah bersiap untuk istirahat sejenak. Sambil menata hati ia bertekad untuk berubah. Terlalu banyak yang ia abaikan selama ini. Rasa bersalah, kembali menyelimuti dirinya.

###

Gazebo itu kurang lebih bangunan seperti ini ya ... 😊

Continue Reading

You'll Also Like

1.7K 101 6
Valenara Sienna. Merupakan seorang gadis pemilik akun Instagram bernama @halonara. Ia memiliki paras yang sangat cantik sehingga mampu membuat lelaki...
Mommy's Secret By a

General Fiction

170K 14K 23
Berawal dari terungkapnya fakta bahwa lelaki brondong yang selalu menjemputnya tiap pulang kerja bukanlah pacar melainkan anaknya sendiri, Irene haru...
197K 16.5K 41
[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ] Lashira Ayana. Janda lima tahun cerobohnya kaga tanggung-tanggung. Wanita dua puluh delapan tahun itu, harus...
3.5K 407 7
Sequel of Take It Usai melahirkan Ruby, Clara memutuskan untuk pergi ke Surabaya dengan dalih pekerjaan yang mengharuskan dia pindah. Tiga tahun buka...