60 days with you

By pirarubyjane

11.4K 433 25

I can't explain :" Kalo penasaran baca aja yahh :) More

1. kesepakatan
3. hari hukuman
4. calon mertua idaman
5. sandiwara
6. seseorang yang kau sayang dan benci
7. bully
8. kelepasan
9. pernyataan
10. cinta kadaluarsa
11. mantan or babu
12. goodnight Karin
13. perkenalan yang buruk
14. keputusan yang sia-sia
15. senyuman hangatmu
16. a special gift
17. your smile
18. bukan rahasia lagi
19. hari penuh kejutan
20. believe me
21. where are you Alvin?
22. always fall in love
23. untuk kedua kalinya
24. me or Vina??
25. broken heart??
26. pilihan tersulit
27. putus?
28. genggam tanganku
29. end!
Epilog

2. Alvin baper?

695 22 2
By pirarubyjane

selamat membaca~

Paginya Karin ditemani Tenri berjalan di area kelas 12 sambil membawa kantong kresek berisi pesanan Alvin, roti lima dengan rasa yang berbeda-beda. Untung saja orang tua Karin mempunyai toko roti jadinya ia tak kesusahan lagi mencari.

"masuk cepetan, gue tunggu lo disini" kata Tenri agak mendorong tubuh Karin agar masuk kekelas Alvin, 12 Mipa 2.

Dengan beraninya Karin melangkahkan kakinya memasuki kelas Alvin. Yang tadinya kelas itu berisik langsung diam seketika ketika melihat seorang siswi dengan PD nya masuk kedalam kelas mereka.

Dengan santainya Karin melangkahkan kakinya menuju bangku paling belakang pojok yang terlihat seorang pria tidur diatas lipatan tangannya di atas meja.

"woy bangun!" Karin menendang-nendang kaki kursi yang Alvin duduki.

Semua penghuni kelas menganga melihat gadis gila itu dengan beraninya mengganggu Alvin.

Alvin mengangkak kepalanya lalu meregangkan otot tangannya keatas membuat para siswi yang melihat menelan ludah tapi tidak dengan Karin, Karin malah ingin muntah dimuka Alvin saat ini.

"nih pesenan lo" Karin meletakkan kantong kresek yang ia bawa tadi ke atas meja sedikit membanting.

"lo bisa pergi" Alvin mengecek isi kantong kresek tersebut lalu menyuruh Karin pergi sembari menggerakkan tangannya dengan gostur mengusir.

Tanpa kata yang keluar lagi di mulutnya, Karin keluar dari kelas itu meninggalkan tatapan para penghuni kelas tersebut yang sedari tadi menganga.

Sampainya dikelas Karin mengedarkan pandangannya kepenjuru kelas memperhatikan semua penghuni kelas yang kini menatap kearahnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

"kenapa?" suara Karin memecah hening yang tadi menguasai kelas.

Tak ada yang menjawab, mereka masih dengan muka cengonya menatap kearah Karin.

Karin yang bingung hanya mengendikan bahunya tak acuh. Tetapi sedetik kemudian bahunya terasa dipegang oleh seseorang yang tentunya Tenri yang sedari tadi ada dibelakangnya.

"Rin, lo bisa balek kebelakang ngga?"

Mendengar suara Tenri yang terasa sedikit ganjal membuatnya menoleh kebelakang seperti yang diperintahkan Tenri dan apa yang ia lihat bukan hanya Tenri yang berdiri dibelakangnya tetapi segerombolan siswi yang berpenampilan yang aduhay berdiri dengan melipat tangan didada dengan wajah yang tak suka pada Karin.

Satu siswi berdiri paling depan menandakan wanita itu adalah pemimpin dari pasukan cabe itu, eh.

Tenri yang penakut langsung saja meninggalkan Karin didepan pintu yang suasananya begitu menyeramkan dibandikan film Danur.

"ada apa yah?" tanya Karin berusaha setenang mungkin walau jantungnya sudah dag dig dug serrr...

"sok polos lo" kata wanita yang paling depan itu yang dikenal dengan nama Inna yang terkenal dengan pasukan cabe-cabeannya dan terkenal dengan julukan siswi sexy but killer.

Karin mengangkat alisnya bingung. Ada apa dengan wanita didepannya ini. Perasaan Karin tak pernah buat salah.

"lo berani juga ganjen sama pacar gue" kata Inna dengan tatapan tajam walau tak setajam Alvin.

"maksud lo apaan?" tanya Karin yang aura emosinya mulai muncul ketika mendengar dirinya dikatakn ganjen.

"lo kan yang ngasih pacar gue roti,cih"

"oh Alvin!" ucap Karin mengerti permasalahannya. Karin tau pasti jika Inna hanya mengaku-ngaku pacar Alvin kan Inna itu fanatic banget sama Alvin.

"Alvin,Alvin! Lo itu baru kelas sebelas udah berani ngga manggil kak" ucap Inna menurunkan tangannya lalu mengepal kuat.

"trus kenapa?" sewot Karin.

"ih lo adek kelas kurang ajar banget yah" ucap salah satu teman Inna.

"emang" ucap Karin santai tetapi tak sesantai detak jantungnya. Sebenarnya Karin juga takut tapi dia kan wonder woman, tak takut apapun. Kecuali Allah tapi.

"ihh lo tuh yah" ucap Inna menggerakkan tangannya ingin meninju wajah Karin tetapi tertahan karena temannya menahan tangannya.

"awas lo deketin pacar gue lagi" ucap Inna mengacungkan jari telunjuknya memberi peringatan.

"mau gue sih gitu tapi yah pacar lo yang nyuruh jadi gimana dong?" Karin mengendikkan bahunya.

"cih, ngga mungkin pacar gue nyuruh lo. Lo nya aja yang cabe cabean"

"kalo ngga percaya tanya aja" ucap Karin membalikkan badannya meninggalkan Inna dengan pasukan cabenya di ambang pintu.

"lo akan dapat akibatnya" teriak Inna yang dibalas Karin dengan acungan jempol tanpa menoleh.

~~***~~

Air didalam gelas bergetar ketika Karin menjadikan meja kantin berubah profesi jadi drum. Karin memukul meja dengan tangannya sambil menyanyikan lagu balonku ada lima.

Tenri yang pendengar setia Karin hanya menganggukkan kepalanya mengikuti alunan lagu Karin dengan sedikit ikut bersenandung.

Ditengah asyiknya Karin menyanyi seseorang langsung duduk didekatnya sambil membawa semangkok bakso dan meletakkannya diatas meja.

"eh kak Reza" Karin memamerkan deretan gigi putihnya pada Reza.

"lanjut aja nyanyinya" ucap Reza dengan senyumannya yang terkenal dapat melelehkan para wanita.

Sekedar info jika Reza juga adalah most wanted disekolah ini walau tak dapat menggeserkan posisi Alvin sebagai posisi pertama most wanted disekoah harapan bangsa ini.

"hehehe, udah selesai kok" ucap Karin lembut sambil menatap Reza yang sedang mengunyah baksonya.

"gue kekelas dulu yah Rin" ucap Tenri berdiri dari duduknya.

"ih cepet banget sih, itu aja bakso lo belum habis" kata Karin melihat mangkok bakso milik Tenri masih tersisa empat bakso.

"gue mau kerja pr biologi dulu, dah" Tenri langsung pergi meninggalkan Karin berdua dengan Reza.

"perasaan ngga ada pr biologi deh" ucap Karin dalam hati bingung dengan sikap Tenri.

"kok malah bengong sih" ucap Reza sambil memencet pipih Karin.

Karin tersentak kaget ketika pipinya disentuh oleh Reza, sebenarnya Karin punya rasa sama Reza tetapi Karin pendam karena Reza hanya menganggapnya sebagai adek kelas dan tak akan pernah lebih.

"kak Reza kok makan bareng gu?" tanya Karin penasaran.

"emang ngga boleh?"

"eh ngga gitu, maksud gue. Kak Reza kan punya banyak temen kok ngga gabung bareng mereka?"

"karena gue nyaman didekat lo"

Sentak tubuh Karin serasa ingin terbang menuju surga, kata-katamu itu loh maz.

"ikut gue" tiba tiba seseorang menarik tangan Karin membuatnya tak bisa mengelak dan pasrah. Reza yang melihat Karin ditarik begitu saja sentak membuatnya memegang tangan satu Karin menahannya agar pria itu tak dapat membawa Karin.

Alvin menatap tajam tangan Reza yang memegang tangan satu Karin.

"lepasin!" suara datar Alvin terdengar agak menekan.

"lo mau bawa kemana Karin?" tanya Reza masih dengan memegang tangan Karin.

"bukan urusan lo" kata Alvin tajam.

"kak Reza, nggapapa. gue ada urusan sebentar sama Alvin" kata Karin yang akhirnya membuat Reza melepaskan genggamannya.

"jaga diri lo" bisik Reza sebelum Karin ditarik oleh Alvin keluar area kantin meninggalkan Reza dengan perasaan agak khawatir karena ia takut jika Karin kenapa-kenapa karena Alvin.

"hai sayang?" sapa Inna ketika melihat Alvin lewat didepannya tetapi.. what! Inna begitu terkejut melihat jika Alvin menggandeng seorang wanita dan wanita itu adalah Karin si adek kelas kurang ajar.

"sayang kok gandeng cewek lain sih, aku kan cemburu"Inna mengejar Alvin lalu menggantung ditangan satu Alvin yang kosong.

"sayang? Cih! Lepasin!!" hanya satu hentakan, Alvin meloloskan tangannya dari pelukan Inna.

Karin yang melihat itu hanya ketawa kecil.

"katanya pacar, cih" ucap Karin ketika melewati Inna yang sedang menghentak-hentakkan kakinya ditanah karena sebal.

Alvin terus berjalan menggandeng tangan mungil Karin tanpa suara. Semua murid yang melihatnya mulai menggosip tentang mereka. Ada yang iri, cemburu, marah, kesal kepada Karin karena begitu beruntung dapat digandeng oleh Alvin.

"jalannya bisa ngga, ngga pake gandeng tangan gue segala"

Alvin tetap diam menuntun Karin.

"lepasin woy, gue risih sama fans lo" ucap Karin berusaha melepaskan tangannya dengan bantuan tangan lainnya tetapi usahanya sia-sia saja karena pegangan Alvin terlalu kuat.

Akhirnya Karin pasrah tangan mungilnya digandeng oleh Alvin walau resikonya bakal banyak yang akan menggosipinya yang enggak-enggak dan bakal banyak siswi yang akan menatap tajam kepadanya setiap hari.

Setelah melewati tangga yang cukup membuat kaki Karin lelah akhirnya mereka berhenti ditempat paling atas gedung sekolah harapan bangsa.

"ngapain lo bawa gue kesini?" ucap Karin ketika tangannya sudah dilepaskan oleh Alvin ketika sampai ditempat tujuan, rooftop.

"duduk sini" ucap Alvin menepuk-nepuk kursi kayu panjang yang ia duduki.

Karin duduk menurut.

"sejak kapan ada kursi disini" ucap Karin memperhatikan kursi panjang yang sedang ia duduki.

"sejak gue bawa kesini" jawab Alvin.

Karin hanya menghela nafasnya kasar.

Alvin menatap mata Karin dalam dan dibalas oleh Karin dengan tatapan bingung.

"kenapa?" Karin memiringkan kepalanya kekiri masih dengan membalas tatapan Alvin.

"lo ngga takut?" Alvin memalingkan kepalanya menatap lurus kedepan.

"kenapa gue harus takut?" Karin mengedikkan bahunya acuh tak acuh lalu menyandarkan tubuhnya disandaran kursi panjang itu.

"gue baru nemu cewe yang berani natap gue selama tadi"

"emang iyya?"

Alvin mengangguk.

"lo sih jadi orang dingin banget, ketus, cuek, seremin, sombong, nyebelin jadinya semua cewe takut natap mata elang lo"

Alvin hanya mengedikkan bahunya tak marah dengan ucapan Karin yang seperti mengarah mengejeknya.

"tapi gue heran, kok mereka pada nge fans sama lo yah?"

"karena gue ganteng lah"

"kepedean!"

"ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Karin.

Alvin terdiam memikirkan sendiri alasannya mengapa ia membawa Karin ketempat persembunyiannya ini, padahal ia tak pernah mengajak siapapun ke tempat persembunyiannya ini. Dia tadi tak berpikir panjang mengajak Karin kesini ketika melihat Karin dan Reza duduk di meja yang sama.

"woy! Kenapa bengong? Yaudah kalo ngga ada urusan gue balik, bel udah bunyi barusan"

Karin berdiri dari duduknya tetapi sebuah tangan lembut memegang tangannya menuntunnya agar duduk seperti semula.

Lalu Alvin tidur diatas paha Karin sambil memejamkan matanya .

"gila nih anak, woy! Bangun.. gue mau kekelas" Karin hanya berteriak tak berani menyentuh Alvin. Bahkan saat ini ia merasa gugup karena tuk pertama kalinya seorang pria tidur diatas pahanya padahal hal ini yang Karin impikan tetapi pria yang tidur diatas pahanya itu pacarnya nanti bukan ALVIN!

"woy!! Udah bel.. gue mau masuk kelas" teriak Karin sambil mengacak rambutnya frustasi.

"jangan ribut, gue mau tidur" ucap Alvin.

Karin akhirnya pasrah, sekali-kali dirinya harus merasakan yang namanya bolos.

~~***~~

Alvin membuka matanya perlahan menunggu jiwanya terkumpul. Cahaya mulai beradaptasi dengan matanya yang masih berkedip-kedip ketika melihat cahaya.

Setelah itu Alvin menatap sipemilik paha yang ia jadikan bantal itu, ini untuk pertama kalinya Alvin tidur diatas paha seorang wanita.

Alvin mendonggak melihat wajah Karin. Ternyata pemiliknya ikut tertidur dengan kepalanya miring kesamping kanan.

Alvin menatap jam tangannya dan ternyata mereka tertidur selama 30 menit. Ia mulai bangkit dan duduk disamping Karin menatapnya dalam memerhatikan seluruh lekuk wajah Karin yang terlihat sangat cantik ketika tertidur.

"woy babu!" ucap Alvin sambil menyentuh pipi Karin dengan telunjuk.

Terlihat Karin membuka matanya lalu langsung duduk tegap memperbaiki posisi duduknya dan rambutnya yang agak berantakan.

Tiba-tiba perut Karin bunyi menandakan perutnya sedang calling untuk makan.

Karin menatap Alvin lalu tersenyum dengan semanis mungkin.

"apa?" tanya Alvin bingung melihat tingkah laku Karin

"kak Alvin, Karin lapar" ucap Karin sok imut sambil bergelantungan di tangan Alvin.

Alvin langsung bangkit dari duduknya.

"ihh.. mau kemana?"

"kantinlah, katanya lo lapar"

"tapi traktir, lo kan kaya. Trus kata bunda Karin kalo berbagi itu nikmat"

"iya, bawel lo"

"I love you Alvin" teriak Karin ketika mendengar dirinya akan makan dengan gratis lalu lari mendahului Alvin menuju kantin.

Alvin menghentikan langkahnya ketika mendengar Karin berteriak.

Deg..

"kenapa gue bisa se baper gini?"

~~***~~

*ditunggu Vomentnya guys!!

semoga suka sama ceritanya :)

Continue Reading

You'll Also Like

333K 17.8K 19
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
198K 21.2K 39
Sebelum baca follow dulu^^ °°°°°°° Gelap? Siapa yang takut kegelapan? Gentala Gantari, ia pasrah tentang fobia dan insomnia yang secara bersamaan me...
279K 8.8K 62
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
23.8K 1.4K 32
Judul sebelumnya ABANG RESE GUE Diandra Laudya Arya adalah seorang murid SMA yang gesrek, ceria juga tidak suka belajar. Baginya belajar adalah sesua...