Heart Breaker

بواسطة rinietam

155K 7.1K 250

Banyak rahasia dalam diri seorang perempuan bernama Erika. Dan ia memilih untuk menyimpannya rapat-rapat. Me... المزيد

Prakata dan Bab.1
2. Dinner
3. Tongkang
4. Little Girl, Marsya
5. Bad Day
6. Brown Coal
7. Hectic
8. Hard Decisions
9. No Reply, No Answered
10. I Need You
11. White Roses
12. Apple Pie
13. Jealous
14. Still Mad
15. Unblended
17. Meet Eyang
18. Gazebo
19. Kaliurang
20. Upside down
21. Silent Tears
22. Sherly
23. Fainted
24. Emergency
25. Transfusion
About Erika's Disease
26. The Last Smile
27. Life Journey

16. Jogja, I'm Coming

3.3K 206 0
بواسطة rinietam


I'm not feel a life. Itulah yang dirasakan pria yang tengah sibuk mengemas pakaian dan beberapa perlengkapan pribadinya. Dalam hatinya sudah membayangkan bahwa besok akan berangkat ke Jogja sendirian. Dan entah pertengkaran seperti apa yang akan dialaminya sebelum berangkat.

Semoga Marsya bisa ikut. Tapi kemungkinan itu kecil. Pasti Erika dengan segala cara akan melarang ia membawa Marsya, putri kecilnya. Ya, putri mereka berdua. Inilah yang ia takutkan.

Harris berusaha menguatkan tekadnya. Semoga dengan kehadirannya ke Jogja, akan merubah segalanya menjadi baik. Semoga ada keajaiban, dalam hatinya penuh harap.

Satu buah koper cabin size warna dark silver dan satu paper bag warna biru ukuran cukup besar telah siap untuk di bawa. Sepertinya paper bag berisi bingkisan atau oleh-oleh untuk mertuanya. Kemudian ia bawa masuk ke mobil pazero sport hitamnya. Tak perlu menunggu lana ia langsung melaju menuju rumah tempat harapannya selalu kembali. Rumah yang ingin ia pulang bukan hanya sekedar mampir. Rumah yang di dalamnya seharusnya penuh cinta.

Malam itu Harris memang berniat menginap. Ia siap melihat dingin atau kerasnya sikap Erika. Karena siang tadi belum sempat membahas, alasan kemarahannya. Entahlah, Harris heran. Mengajaknya ke Jogja untuk berkunjung ke orang tuanya sendiri, kok sepertinya Erika enggan. Jangan-jangan yang membuatnya tidak bisa ikut karena tidak suka pergi bersama dengannya. Hmm, semakin berkecamuk rasa dalam benak lelaki itu.

Ketika sampai di rumah, Bi Sari yang membukakan pintu. Suasana tampak lengang. Harris mencari dengan melihat di sekeliling ruang tengah, tak ditemukan Erika dan putri kecilnya.

"Si cantik Marsya sudah tidur, Pak Harris. Ibu ada di kamar. Monggo, Bapak langsung saja menghampiri Ibu."

Bi Sari tersenyum dan sedikit bercanda mempersilahkan majikannya sendiri yang menemui istrinya. Bi Sari juga mengatakan bahwa Erika belum keluar kamar dari setelah makan malam tadi.

Harris hanya tersenyum. Lalu ia masuk kamar Marsya untuk mencium kening anaknya. Ia belum melihat ada koper atau tas untuk di bawa berangkat besok. Sepertinya memang tidak dipersiapkan karena mereka tidak akan ikut ke Jogja, pikir Harris dalam hati.

Pikiran Harris sedang lelah, begitu juga tubuhnya. Harris memutuskan untuk beristirahat di kamar tamu. Karena besok berangkat dengan penerbangan jam sepuluh pagi.

Harris sempat mengatakan pada Bi Sari bahwa besok ia akan ke bandara pagi-pagi sekali. Jadi sepertinya akan bangun lebih awal. Agar bisa bersiap dan berangkat sekitar jam enam.

Maklumlah, Jakarta. Kemacetan di jalan tidak bisa di prediksi. Lebih baik datang lebih awal agar tidak terlambat. Apalagi belum sempat city check in, karena Harris tidak tahu apakah Erika dan Marsya bisa ikut atau tidak.

Belum pernah Harris sepasrah ini. Mungkin sudah lelah mengejar perhatian istrinya. Atau mungkin sudah lelah jika harus ribut dan ribut lagi. Yang jelas, ia sudah berusaha mencari banyak jalan untuk memperbaiki hubungan dengan istrinya.

###

Bi Sari akhirnya bisa membangunkan Harris. Ia berkali-kali mengetuk pintu kamar dengan cukup keras. Harris membuka matanya perlahan. Lalu ia melihat jam, ternyata sudah hampir setengah enam pagi. Sontak Harris langsung duduk. Rupanya ia terlalu nyenyak, hingga sulit untuk bangun.

Ia sengaja tidak menyalakan alarm di HP-nya. Karena berharap Erika yang membangunkannya. Ternyata malah Bi Sari.

"Iya, Bi. Makasih." Harris menjawab dengan agar Bi Sari berhenti mengetuk pintu.

Harris sempat heran. Suara Bi Sari sudah mulai menghilang. Tapi bunyi ketukan pintu masih terus berlanjut meski tidak sekeras sebelumnya. Dengan gontai dia turun dari ranjang dan berjalan ke pintu.

Harris kaget saat membuka pintu. Rasa kantuknya hilang seketika. Berubah jadi bertenaga dengan senyuman merekah. Bagaimana tidak, si kecil Marsya berdiri dengan pakaian yang sudah rapi di depan pintu kamar.

"Good Molning, Papa. I miss you." sapa Marsya dengan kalimat yang masih cedal khas anak-anak.

Harris langsung memeluk dan menggendong anaknya. Harum tubuh anaknya yang masih seperti bayi, membuatnya tidak berhenti menciuminya, hingga Marsya tertawa geli karena wajahnya terkena brewok papanya yang mulai tumbuh tipis di dagu.

"Anak Papa cantik banget hari ini. Jam segini udah rapi, pake baju bagus, mau ke mana, sayang?"

"Kata Mama, Papa mau ajak kita ke Jogja tempat Eyang, kaan?".

Harris diam sejenak dengan wajah hampir tidak percaya mendengar jawaban itu. Ia bertanya lagi dan ingin mendengar jawaban Marsya untuk memastikan.

"Iya Papa, Marsya sama Mama ikut ke Jogja. Tuh, Mama udah cantik. Papa yang masih joyok, belum mandi". sambil mencubit pipi Papanya.

Harris tetap sulit untuk percaya. Rasanya seperti mimpi. Apalagi saat melihat istrinya dan di balas dengan senyuman manis, membuat hatinya merasa sangat senang.

Harris memeluk erat anaknya karena merasa gemas dan bahagia dengan kejutan pagi itu. Lalu ia meminta izin pada putri kecilnya untuk mandi dan bersiap-siap.

Seperti anak kecil yang baru saja di belikan es krim, setelah cukup lama tidak pernah dibelikan. Harris tampak sangat gembira, hingga senyuman tak lepas dari bibirnya. Ia tampak bersemangat sekali.

Sepanjang perjalanan menuju bandara, mereka tampak seperti keluarga bahagia yang akan berangkat berlibur. Ini karena ada Marsya. Si kecil yang lagi senang-senangnya bicara dan bertanya tentang ini itu. Mau tidak mau Harris dan Erika ikut bicara juga. Sedangkan antara Harris dan Erika, belum terdengar obrolan sama-sekali. Hanya senyum yang mewakili isi hati mereka.

Harris membawa mobilnya ke Bandara. Ini sudah biasa ia lakukan. Jika bepergian di bawah satu minggu, ia selalu menitipkan mobilnya di bandara. Kebiasaan ini ia lakukan semenjak supirnya berhenti bekerja.

Di dalam pesawat, mereka duduk pada deretan bangku ke dua. Seat 2D, 2E dan 2F. Erika mendudukkan Marsya di bangku bagian tengah. Namun setelah take off, Marsya merengek minta pindah di bangku dekat jendela. Akhirnya Erika pindah di tengah, karena Marsya pun menolak untuk di pangku.

Mau tahu apa yang dirasakan Harris, saat Erika benar-benar duduk di sebelahnya? Ini moment yang sangat langka di setengah tahun terakhir ini.
Harris tampak tenang. Namun hatinya merasa sedikit bingung. Karena tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Sedangkan Erika tetap diam. Pandangannya mengarah ke Marsya dan jendela pesawat.

Sayang, penerbangan Jakarta-Jogja hanya di tempuh sekitar 50 menit. Terlalu singkat untuk bisa meleburkan hati mereka sehingga bisa ngobrol santai.

Untuk bicara saja sulit, apalagi membayangkan untuk sekedar menggenggam tangan istrinya. Atau mengharapkan istrinya menyandarkan kepala di bahunya karena tidur. Itu angan yang terlalu berlebihan.

Meski akhirnya, muncul juga suara Erika saat pramugari menyerahkan snack box padanya.

"Eh, ada kue sus. Ini kesukaan Mas Harris." ujar Erika sesaat setelah membuka kotak kuenya.

"Alhamdulillah ..., tapi kue sus ini pasti tak seenak buatan kamu."

Harris menjawab sambil melirik istrinya. Erika hanya tersenyum dan sibuk membukakan kue milik Marsya. Hatinya merasa tidak enak, karena sudah lama sekali tidak memasak kue kesukaan suaminya itu.

"Berarti hari ini aku sangat beruntung. Pertama, kamu mau ikut bersamaku ke Jogja. Yang kedua, dapat kue sus di pesawat."

Perkataan Harris mampu membuat Erika sedikit tertawa. Ia merasa lucu, jika kue sus termasuk sesuatu yang spesial hingga mengejutkan Harrisn. Namun bagi Harris, itu pertanda baik.

"Makasih ya sayang, sudah mau terbang ke Jogja" ucap Harris lirih sambil menggenggam jemari Erika.

Erika hanya mengangguk. Meski ia tak membalas sentuhan suaminya, namun ia tak berusaha melepasnya. Dan kembali mereka disibukkan dengan Marsya yang ceriwis. Hehehe.

Alhamdulillah, pesawat landing dengan mulus di Bandara Adi Sucipto. Saat turun dari pesawat, Harris menghirup dalam-dalam udara kota Gudeg itu. Membuat hatinya merasa sangat lega. Kota ini yang selalu ingin membuatnya datang dan datang lagi. Entahlah, mungkin karena terlalu banyak kenangan. Ia ingin mengulang kembali kenangan-kenangan indah yang dulu pernah di rasakannya.

Harris berharap, semoga Erika merasakan seperti dirinya. Semoga dengan kembali ke kota ini, Erika bisa merubah pikirannya. Karena terlalu banyak yang indah pernah mereka ukir di banyak sudut kota Jogja ini.

Marsya berlari ke sana kemari saat menunggu taksi yang dipesan datang. Harris takut Erika menghilang di antara orang yang sedang lalu lalang di depan pintu kedatangan. Akhirnya ia berhasil membujuk Marsya untuk duduk di atas troli koper yang ia dorong.

Tak lama taksi sudah ada di depan mereka. Supir taksi yang ramah, membantu memasukkan koper ke dalam bagasi.

"Selamat datang di kota Jogja, Mas, Mbak dan adek cantik. Selamat menikmati perjalanan." sapa pak supir taksi sesaat setelah masuk ke dalam taksi.

Taksinya terlihat bersih dan rapi. Sepertinya sama dengan kepribadian supirnya. Ada tempat sampah mungil dan beberapa hiasan termasuk kotak tisu yang tertata rapi. Aroma mobilnya juga enak. Tidak terlalu menyengat pengharumnya.

Tak lama kemudian bapak supir memutarkan lagu. Seperti sudah menjadi kebiasaannya. Untuk menyenangkan hati penumpangnya.

"Jogjaaa..., i'm coming." Ujar Harris yang duduk sambil memangku putri kecilnya.

Marsya tampak sangat senang. Erika pun seperti tidak sabar ingin segera bertemu Ayah dan Ibunya. Sementara Harris, tidak sabar ingin berduaan menikmati kota Jogja bersama Erika.

####

Bab ini sampai sini dulu ya ...
Jangan baper kalo ingat Jogja. Tapi pasti bakalan baper kalo dengerin lagu Kla-Project-Jogjakarta.

Nggak baper? Yakiiin?
Coba klik link lagunya di paling atas. Itu yang di atas judul. Coba di dengerin... 😍😍😍

Saya yang nulis juga tidak sabar ingin segera menjelajah kita Jogja kembali.

Ok, apa yang terjadi dan apa yang mereka lakukan di Jogja, lanjut di part berikutnya. Wait ya... 😉
Makasih udah mampir baca, jangan lupa klik bintangnya 😍😍

Happy fasting in Ramadhan Kareem.

Thank youu...❤❤

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

2.6M 39.7K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
198K 16.6K 41
[ Jangan lupa follow sebelum membaca! ] Lashira Ayana. Janda lima tahun cerobohnya kaga tanggung-tanggung. Wanita dua puluh delapan tahun itu, harus...
1.8K 119 7
Valenara Sienna. Merupakan seorang gadis pemilik akun Instagram bernama @halonara. Ia memiliki paras yang sangat cantik sehingga mampu membuat lelaki...
36.1K 4K 29
Dunia Talitha seolah runtuh ketika ia harus kehilangan kakak dan kakak iparnya, meninggalkannya dengan Jia, bayi mereka yang masih berumur satu tahun...