RANCOR [REGAL 2] (Sudah Terbi...

By d_lisnawati

19.9M 520K 78.6K

โš ๏ธ Sudah Terbit!!! ๐Ÿ›’ Tersedia di Gramedia dan TBO ~Revenge Hasn't Been Avenged~ SEBAGIAN PART DI HAPUS โš ๏ธSec... More

KENZIE ALFRED DIRGAMA
Digoda cabe
Aktivis
Sakit
Penyerangan
Pertunangan
Utun
Semakin Kacau (2)
Akad
PDKTan Yuk
Surabaya
Hujan di Surabaya.
Pulang
Darurat 2
Murka
Kehilangan
Jebakan!
Devilish 2
Gak mau pulang
Pengumuman
Kemana Mika?
Kematian
Kehamilan 4
Kehamilan 5
Nujuh Bulanan
Kehamilan 8
Hari yang Menegangkan 2
Bule Asli
End
#EXT_Arsya Wedding ๐Ÿ’
BACA!!!
info!!
Ganti Judul? Harus baca!!!
cover cover berhadiah!!!!
Besok!!!
Open pre-order
WARNING!!!
Regal, Airys, Ken
GRUP CHAT WHATSAPP
Rancor di adaptasi?

Ayah Kok Jelek?

268K 16.2K 2.2K
By d_lisnawati

"Ari abdi budak sahaa, iyeu hate terus tuuuumanya. Nadimana anu ngandung, nadimana nu ngayugaaa. Ari abdi budak saha-"

"Anak lutung." Jawab Ciko yang sudah malas mendengar suara Mahendra yang sungguh memengangkan telinga seperti suara jayen di film doraemon.

"Cak elah Cik, jahat bener lo!" Ucap Mahendra dengan nada malasnya.

"Tau lo, orang Mahendra anak simpanse."

"Tai!" mahendra menggeplak kepala Adendra yang membela dan mengatainya secara bersamaan.

Mahendra, Ciko, Adendra dan Laskar sedang berada di taman kampus seperti biasa. Mereka menunggu kehadiran dua sahabatnya yang entah kenapa belum datang juga.

"Bocah dua gak ada jadwal tah?" Tanya Laskar yang kini sedang fokus pada ponselnya.

"Nggak ko, ada jam. Macet kali!" Jawa Ciko yang sedang asik dengan kuacinya.

Suasana menjadi hening karna mereka fokus pada kegiatannya masing-masing, tak lama Roy datang dengan menenteng jaketnya dan tas yang hanya di gendong sebelah dengan lengannya.

"Tai, lo kenapa gak jemput gue?" Omel Roy yang kemudian melempar jaketnya tepat didepan wajah Mahendra.

Mahendra yang sedang memberi makan pounya tersentak lalu menatap Roy bingung, begitu juga dengan ketiga temannya yang lain.

"Napa dah?" Tanya Mahendra.

Roy duduk disamping Laskar berhadap-hadapan dengan Mahendra karna mereka duduk di kursi taman yang terbuat dari semen dan berbentuk melingkar dengan sebuah meja dari semen berada ditengahnya.

"Lo, kenapa gak jemput gue." Ucap Roy kesal.

Mahendra mengantongi ponselnya dan menatap bingung Roy.

"Napa sih babang, lo ngomel mulu kaya ibu kos?"

"Buka chat dari gua kagak?" Tanya Roy lagi sambil menyimpan tasnya di meja.

Mahendra hanya menggedikkan bahunya dan membuat Roy mendengus sebal.

"Gue minta jemput bego, dari subuh gue chat dan gak lo baca. Motor gue lagi masuk bengkel, mana so-soan bikin snap tapi chat gue gak dibaca. Asu lo!" Membeludak sudah emosi Roy.

"Lah emang gitu?" Tanya Mahendra tanpa dosanya.

Sebenarnya ia tahu jika ada chat dari Roy, tapi ia terlalu malas membukanya karna ia tahu jika chat itu tidak berfaedah. Tapi ternyata eh ternyata, Roy meminta Mahendra menjemputnya karna motornya masuk bengkel dan membuat Roy harus menunggu tukang grab, dan dari sekian ribu tukang grab yang ia pesan hanya satu yang mau menjemputnya dan si tukang grab itu tidak bisa cepat harus alon asal kelakon katanya. Untung saja Roy sampai.

"Goblok lo, untung nyampe gua." Dan Laskar, Ciko dan Adendra hanya cekikikan dibuatnya.

"Berisik lo!" Sentak Roy pada ketiganya.

"Besok-besok mesen ambulan aja Roy, biar cepet." Ucap Ciko.

"Iya, cepet sampe pemakaman." Timpal Adendra dan membut semuanya tertawa, terkecuali Roy pastinya.

Roy hanya memuar bola matanya malas, malas meladeni teman-temannya yang otak separoh.

"Kapan kita ke RS?" Tanya Roy tiba-tiba.

"Ngapin ke RS?" Ciko menatap bingung Roy.

"Jenguk lah!"

"Sapa sakit?" Kini Laskar yang kebingungan.

"Ck, kita gak jenguk Bang Anggar? Dia kan di bawa ke RS kemaren." Geram Roy, sungguh sahabat-sahabatnya ini benar-benar membuatnya kesal hari ini.

"Jenguk? Noh orangnya." Tiba-tiba Mahendra menunjuk seseorang.

Roy mengikuti arah tunjukan Mahendra dan terlihat Anggareksa sedang berjalan bersama beberapa temannya menuju gedung fakultasnya.

"Anj- ngomong kek dia udah pulang." Gumam Roy.

Yang lainnya hanya menggedikkan bahunya acuh.

"Bos kemana dah?" Ucap Mahendra yang sampai saat ini belum melihat Regal datang.

"Lagi indehoy kali sama bu bos."

Plak..

"Asem bener, ngapain lo geplak pala gua?" Omel Roy pada Mahendra.

"Abis lo kalo ngomong suka bener, kali aja si Regal lagi ehem sama si Airys." Ucap Mahendra sambil menyengir.

Yang lain hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua anak simpanse itu.

"Otw ngantin ah, jam masih lama." Ucap Adendra yang kemudian berdiri diikuti yang lainnya.

Mereka berlima berjalan menyusuri koridor kampus menuju kantin belakang, tak ada yang berubah dari mereka menongkrong di kantin dan bergosip riya. Tapi langkah mereka terhenti karna mendengar suara riuh anak-anak di koridor yang mereka lewati.

"Ono opo toh iki?" Ucap Mahendra dengan wajah bingungnya.

"Aya jombi sugan?" Tanya Roy yang tak kalah bingung dari Mahendra.

Mereka melihat satu persatu wajah orang yang mereka lewati dan tak lupa matanya, takut jika mereka benar-benar terserang virus mengerikan itu.

"Tambah ganteng ya kalo senyum."

"Kok beda ya? Gak seperti biasanya."

"Makin kelepek-kelepek gue."

"Kesambet atau gimana ya?"

Dan begitulah pekikan yang kelima lelaki itu dengar. Laskar yang benar-benar bingung sekaligus pusing mendengarnya akhirnya menghentikan langkahnya sekaligus menghentikan langkah dua orang perempuan yang sedang memekik kegirang.

"Eh.." pekik perempuan itu kaget.

"Sorry, tapi gue maunya. Kenapa pada rame gini? Ada apa?" Tanya Laskar to the point.

"Oh itu, Regal sedikit beda. Dia dari tadi terus ngumbar senyum, makin ganteng aja dia. Duh jadi pengen meluk dia." Jawab perempuan itu.

"Iya, belum lagi nyapa kita gitu." Timpal yang satu laginya.

Laskar mengerutkan keninganya, Regal? Sedikit berubah? Apa yang terjadi dengan Regal? Lagi pula mana mungkin Regal menyapa sembarang orang apa lagi mengumbar senyuman.

"Thanks."

Laskar segera menepuk pundak Ciko yang ada didekatnya.

"Gue ngerasa ada yang aneh, kata cewe tadi Regal pagi ini ngumbar senyuman dan gak segan-segan buat nyapa orang." Ucap Laskar dan semua lelaki itu mengerut keningnya bingung.

"Kita cari dia." Ucap Roy kemudian dan ia segera berlari bersama keempat lainnya.

Mereka berlaga seperti artis film action mengejar musuhnya, berlari dengan mata yang menyusuri kiri kanan seperti sedang menyelidiki sesuatu. Wajah serius dan waspada, menerobos disela-sela kerumunan.

Hingga mereka melihat seorang lelaki bertubuh atletis dengan jaket hoddie abu yang sedang menyapa salah seorang gadis disana.

"Pssseeet." Adendra memberikan aba-aba pada keempat temannya dan keempatnya langsung mengangguk.

Lalu mereka berlari berpencar dan tepat saat berada di perempatan lorong lelaki itu terkepung oleh keempat lelaki yang sedari tadi berpencar, sedang Adendra yang memberi aba-aba segera berjalan lalu menepuk pundak lelaki yang sedang celangak celinguk bingung.

Saat lelaki itu berbalik, mata Adendra membulat.

"REGIIILL?" Pekik Adendra.

"Woyy brooo." Pekiknya lalu memeluk Adendra.

"Wooooyy kapan lo pulang bro?" Ucap Adendra sambil menepuk-nepuk punggung Regil.

"Baru tadi pagi."

"Woy!" Dan yang lainnya ikut berpelukan riya.

"Anjirrr, lama diluar negri kok masih aja buluk ya?" Celetuk Mahendra yang langsung mendapat toyoran dari Regil.

"Otw kantin aja yuk, gue traktir." Ucap Regil sombong dan membuat semuanya segera menarik Regil menuju kantin.

》》》《《《

Mobil sport merah telah terparkir rapi di parkiran kampus, Airys dan Regal menuruni mobil. Regal segera mendekati Airys yang kini sedang merapikan rambutnya disamping mobil.

"Uda cantik." Ucapnya sambil menyelipkan helaian rambut Airys kebelakang telinganya.

"Ish Regal, malu tau." Ucap Airys sambil memalingkan wajahnya.

"Kekelas!"

"Iya mau."

"Anter?"

"Gak usah, yaudah aku duluan ya. Bye!" Lalu Airys melenggang meninggalkan Regal yang masih memandanginya dengan tatapan yang... mengagumi.

Regal memulai langkahnya menuju taman kampus, karna Regal tahu jika kelima temannya ada disana. Tapi langkah Regal berasa di ikuti dan diperhatikan oleh orang banyak, sebenarnya tak heran jika ia merasa begitu karna memang begitu adanya. Tapi Regal rasa ada yang aneh.

"Hay Gal." Sapa seorang gadis yang lalu berjalan melewatinya.

"Eh ketemu lagi kita." Sapa seorang gadis lagi yang berjalan berpapasan dengannya.

Regal mengerutkan keningnya, kapan ia bertemu dengan gadis itu? Ia saja baru sampai di kampus.

"Regal kok mukanya datar lagi?"

"Loh kok Regal beda ya? Tadi pagi dia senyum terus sama kita."

"Regal kok gak senyum lagi ya?"

Dan itu bisikan yang mampu Regal dengar, senyum katanya? Kapan Regal tersenyum? Pagi? Regal saja baru sampai sekarang.

Regal mempercepat langkahnya menuju taman, tapi ia tak melihat kelima sahabatnya itu. Regal segera merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya untuk menghubungi sahabatnya.

"Dimana?"

"..."

Dan Regal segera memutuskan sambungan telponnya. Regal bergegas menyusul mereka dan setelah sampai di kantin ia bisa melihat kelima sahabatnya sedang duduk bersama seorang lelaki yang membelakanginya dan Regal sudah sangat mengenal lelaki itu.

Regal berjalan mendekati mereka lalu kemudian Regal memiting kepala Regil dengan ketiaknya.

"Weehh wehh.. naon iyeu, aduh aduh." Pekik Regil yang kaget karna ulah seseorang yang tak ia ketahui.

Saat Regal melepaskan kepala itu barulah Regil tahu jika itu ulah abangnya.

"Wehh abang ganteng ternyata." Regil berdiri dihadapan Regal. "Gimana kabar lo bang? Kangen gue gak?" Tanya Regil yang lalu memeluk Regal.

Regal yang tahu jika ia kini menjadi pusat perhatian segera mendorong tubuh Regil dan menjauhkan tubuh itu dari adik anehnya ini.

"Ngapain ada disini?" Tanya Regal dengan wajah datarnya.

"Ngampuslah..." Regil memutar bola matanya malas, bagai mana tidak. Sudah tahu ada di kampus masih saja ditanya mau apa.

Regal hanya mengangkat sebelah alisnya, bukannya dia berada diluar negri? Tapi mengapa dia malah mau ngampus disini.

"Sini duduk dulu duduk dulu." Regil menarik Regal untuk duduk disebelahnya.

"Gue pulang tadi pagi, lonya udah gak ada makannya gue langsung kekampus." Ucap Regil sambil mengaduk es teh manisnya.

"Gue mau pindah disini aja bang, gak betah disana. Gak ada temen, galau, ah pokoknya gue gak betah." Ucap Regil sambil menekuk wajahnya.

Regal hanya mengangguk lalu diam, sedang kelima sahabatnya asik dengan makanannya sambil mendengarkan dongeng dari Regil.

"Eh btw, lo masih aja ya kayak dulu. Tadi gue pura-pura jadi lo dan mereka kesenengan lo bang, gue fikir kayaknya lo harus berubah." Ucap Regil sambil cekikikan.

"Jadi power rangere?" Timpal Mahendra.

"Jadi satria baja hitam." Ketus Roy yang menanggapi, Dan semuanya tertawa.

》》》《《《

Pukul sebelas siang, itu tandanya Airys harus menjeput putra kesayangannya. Airys berjalan cepat menuju  taman, dimana Regal selalu disana bersama kelima sahabatnya.

Airys memutar pandangannya dan ia tak melihat Regal sama sekali hingga tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang, Airys segera melepaskan pelukannya dan berbalik dengan tangan yang sudah melayang hendak menghadiahi tamparan, tapi tangan itu berhenti begitu saja saat melihat siapa yang ada didepannya.

"Regil?" Pekik Airys membuat lelaki itu berdecak sebal.

"Ck, kenapa sih lo selalu aja bisa bedain mana gue mana si datar." Omelnya.

"Hemmft." Airys segera menutup mulutnya agar tidak tertawa terbahak sekarang juga.

"Apa lo? Mau ketawa?" Tanya Regil ketus.

"Haha.. enggak-enggak." Ucap Airys sambil tertawa.

"Nih ya, cewe-cewe sekampus pada ngira gue Regal yang kesambet karna dari tadi gue senyum-senyum terus. Eh lo malah ngenalin gue."

"Regil, jelas lo sama dia beda lah. Dari bau minyak wanginya aja udah beda, apa lagi.." Airys terdiam.

"Dari pelukannya gitu?" Tanya Regil sambil menaik turunkan alianya.

"Ya, you know lah Gil. Lagian setahunkan bukan waktu yang sebentar buat gue ngenalin orang yang selalu ada disamping gue."

"Oke oke, lo ngapain disini? Celangak-celinguk kaya orang ilang." Tanya Regil lagi.

"Nyari Regal, udah waktunya buat jemput anak gue." Ucap Airys sambil memutar pandangannya.

"Ohh si datar? Lagi ada jam. Eh.. eh.. anak? Lo udah punya anak? Dari mana? Atau jangan-jangan lo bung diluar nikah sama si datar terus baru sekarang tunangan?" Regil memperagakan setengah lingkaran di perutnya dengan tangannya.

"Ish.. lo kalo ngomong di jaga kek elah." Ucap Airys sambil memutar bola matanya malas.

"Ya terus?"

"Jangan bilang lo gak tau kalo gue sama Regal adopsi anak!"

Regil setengah berfikir lalu ia tak ingat apapun dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaudah gue ater aja deh, sekalian ketemu sama ponakan gue. Lagian jam Regal sampe nanti sorean, lo chat dia aja."

Dan Airys segera merogoh tasnya lalu mengambil ponselnya dan mengabari Regal jika ia menjemput Ken bersama Regil dan setelahnya mereka segera ke parkiran dan menaiki mobil kesayangan Regil.

30 menit berlalu, Regil menghentikan mobilnya didepan gerbang sebuah sekolahan. Sekolah hampir sepi membuat Airys segera menuruni mobil dan mencari Ken. Baru saja hendak mencari, Airys melihat putranya yang sedang berjongkok di samping pos satpam.

Airys menghampiri Ken dan wajah merengut Ken berubah menjadi ceria saat melihat bunda dan ayahnya.

"Bundaa... ayah..." pekik Ken dan langsung berlari memeluk Airys.

"Hay anak bunda, lama nunggu ya?" Ucap Airys sambil mengusapi wajah Ken yang berkeringat.

"Iya bunda, panas." Ucapnya sambil memonyongkan bibirnya.

"Yaudah yuk kita pulang."

"Ayah gendong.." rengek Ken pada Regil yang saat ini sedang kebingungan.

Regil melirik Airys, Airys hanya tersenyum.

"Ayah ayo." Rengek Ken lagi.

Mau tidak mau Regil menggendong tubuh Ken dan membawanya kedalam mobil.

Mobil melaju menuju rumah Airys, didalam mobil Regil sesekali tersenyum saat berbincang dengan Airys sedangkan Ken. Entah hal yang menarik apa yang ada pada diri lelaki dewasa disampingnya sampai-sampai tatapannya tak pernah lepas sedikitpun dari Regil.

Mata bulatnya terus memperhatikan gerak-gerik Regil, sesekali keningnya mengerut bingung. Regil yang sedang tertawapun menghentikan tawanya dan melirik Ken yang sedang menatapnya.

"Ken ngapain liatinnya kayak gitu?" Tanya Regil.

Ken hanya menggelangkan kepalanya dan memalingkan wajahnya.

Anak sama bapak sama aja, cuek. Batin Regil.

Hingga mobil Regil berbelok memasuki pekarangan rumah Airys.
Mereka melangkah keluar dari mobil dan memasuki rumah, tak lupa wajah keheranan Ken yang mulai kentara.

Hingga Ken dan Regil di tinggal Airys untuk mengambil minuman untuk Regil.

Regil yang tak nyaman dengan tatapan Ken akhirnya angkat bicara.

"Ngapain sih ngeliatinnya gitu banget?"

"Nggak papa kok." Ketus Ken.

Regil hanya menggela nafas hingga Airys datang dan menyimpan makanan serta minuman di atas meja.

Airys duduk di sebrang sofa yang diduduki Ken dan Regil dan memperhatikan Ken yang tak banyak tingkah seperti biasanya malah terlihat Ken kebingungan dan menatap aneh Regil yang duduk disampingnya.

"Ken, kenapa sayang?" Tanya Airys kemudian.

Ken memalingkan tatapannya dari Regil, ia menatap bundanya dengan tatapan kebingungan.

"Bunda.. kok ayah jelek ya?" Ucap Ken sambil kembali menatap Regil dengan tatapan jijik.

Airys yang mendengarnya malah terbahak hingga memegangi perutnya sedangkan Regil hanya menatap datar Ken.

Dasar bocah tengil. Batinnya.

"Hello adik bule yang cute ayah kamu sama aku aja cakepan aku keles. Lagian aku bukan ayah kamu tapi om kamu."

Dan tiba-tiba mata Ken membulat.

"Om? Kok jelek?"

"Asu!"

_____________________________________________

Hay guys, sorry nih baru up. Kemarin-kemarin aku fokus dulu ke acara terakhir sekolah, pengambilan sumpah. Jadi baru bisa up.

Besok puasa ya.. horeeeeee

Maaf lahir batin ya takut ada kata-kata yang gak enak atau bagai mana haha.

Thanks buat yang udah spam komen ya. Aku ngakak banget baca komentarnya.

Voment jangan lupa.
Spam lagi kalo bisa haha

Continue Reading

You'll Also Like

Ex By lira

Teen Fiction

46.9K 2.4K 50
Harusnya Salwa sadar, bahwa sejak awal dirinya tak pantas memiliki hubungan khusus dengan seorang Jeffery Dirga Alanta. Dirinya ibarat kerikil kecil...
172K 15.6K 56
๐’๐ž๐›๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐ฉ๐š๐ซ๐ญ ๐๐ข-๐ฉ๐ซ๐ข๐ฏ๐š๐ญ, ๐Ÿ๐จ๐ฅ๐ฅ๐จ๐ฐ ๐ฌ๐ž๐›๐ž๐ฅ๐ฎ๐ฆ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐š๐œ๐š. Pertemuan antara dua insan yang tidak terjemah itu berdampak...
85.6K 9.5K 11
โโโโโโโโโโโโโ โ‡ข [โ“ƒโ“žโ“กโ“”โ“] โโโ ๐“ก๐“ฎ๐“ท๐“ณ๐“พ๐“ท ๐“ซ๐“ฒ๐“ต๐“ช๐“ท๐“ฐ, ๐“‘๐“พ๐“ท๐“ญ๐“ช ๐“›๐“ฎ๐“ฎ ๐“ด๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ท๐“ฐ ๐“ถ๐“พ๐“ต๐“พ๐“ฝ๐“ท๐”‚๐“ช ๐“ผ๐“ฎ๐“น๐“ฎ๐“ญ๐“ฎ๐“ผ ๐“ซ๐“ธ๐“ท ๐“ฌ๐“ช๐“ซ๐“ฎ โโโ โžด ...
6.1M 139K 24
-SEGERA DI NOVELKAN Private acak follow dulu #3 in teen fiction #1 in humoris #teenfictionโœ” #humorisโœ” #romanceโœ” BANYAK PART YANG DI HAPUS. Mahesa Pra...