Pervert Biology Teacher 2

By kookiesluty

47.8K 6.2K 2.7K

FOR SALE ONLY was #5 in Kookie was #2 in Jeon Disarankan membaca PBT pertama. Mungkin benar kau bisa melupaka... More

d u a
t i g a
e m p a t
[Knowing each other]
l i m a
e n a m
t u j u h
d e l a p a n
s e m b i l a n
s e p u l u h
s e b e l a s
d u a b e l a s
t i g a b e l a s
e m p a t b e l a s
l i m a b e l a s
e n a m b e l a s
t u j u h b e l a s
d e l a p a n b e l a s
s e m b i l a n b e l a s
d u a p u l u h
d u a p u l u h s a t u

s a t u

4.4K 411 95
By kookiesluty

Mungkin benar Jungkook melupakan Rain, tapi tidak dengan Rain. Rain masih ingat setiap detail kehidupannya sebelum Jungkook kecelakaan bahkan di setiap detiknya. Rain tak akan menyerah soal Jungkook sampai kapanpun. Ya, itu terlihat dari semua usahanya selama ini. Membantu Jungkook membuat skripsi, menyemangatinya saat terpuruk soal Stella, menemaninya sidang skripsi, dan bahkan membuatkan party kecil untuknya ketika ia dinyatakan lulus sidang dan resmi mendapat gelar S1 di bidang pendidikan Biologi di umur semuda dirinya.

"Jungkook! Jungkook!" Suara ketukan pintu terdengar bersautan dengan suara lembut namun terdengar kesal Rain. Ya, gadis beranting bulan bagi Jungkook itu. Jungkook menggaruk belakang kepalanya kesal. Sepagi ini? Dan Rain menganggu tidur pulasnya? Huh.

"Jungk—"

Cklek

"Apa?"

Rain terdiam. Melihat Jungkook yang berdiri di hadapannya hanya mengenakan boxer pendek dan bertubuh telanjang membuat pikirannya melayang-layang. Ia sontak menghindarkan matanya ke arah samping demi tak melihat tubuh topless Jungkook yang menggoda itu. "K-kau lupa? Hari ini, aku...."

"Kenapa kau rapih sekali? Ada apa?"

Deg

Jungkook sepenuhnya berubah. Rain harus mendapati kenyataan kalau Jungkook melupakan hari pentingnya, wisuda SMA yang selama ini ia wanti-wanti. Jungkook telah berjanji padanya akan menjadi walinya karena Rain sudah tak memiliki orangtua, tapi sepertinya Jungkook melupakan janjinya. Memang sih, saat ini di antara keduanya tidak ada hubungan apapun. Karena bagaimanapun, Rain tidak ingin memaksakan ingatan Jungkook soal dirinya. Ia memilih sakit sendirian dibanding Jungkook harus mengingat rasa sakit juga. Tapi kenyataan ini membuat Rain terasa ditampar kenyataan. Seolah-olah ia mengatakan 'Sadarlah! Dia bukan Jungkookmu lagi!' atau 'Bodoh! Jungkook bukan Jungkook yang dulu!' Seperti itulah pikirannya saat ini.

Rain langsung menatap wajah Jungkook. Perlahan menyunggingkan senyum lembut yang membuat Jungkook tiba-tiba tergugah. Ia langsung sadar sepenuhnya dari pengaruh mengantuk, dan menepuk dahinya pelan. "Wisuda? Ah aku hampir lupa. Tunggu sebentar, aku bersiap sebentar saja."

Jungkook buru-buru memasuki kamarnya kembali. Rain kembali tersenyum lemah. 'Tidak apa, tidak apa, setidaknya ia ingat.'

"Jungkook, aku tunggu di meja makan ya," teriak Rain kecil.

"Ya."

Rain turun ke bawah. Ia sudah menyiapkan sarapan sejak subuh tadi. Bahkan ia sudah tiba di rumah Jungkook sejak jam 6 pagi, tapi ia harus menunggu hingga jam 8 dan baru membangunkan Jungkook, sedangkan acara wisudanya dimulai jam setengah 9.

"Rain maaf ya aku hampir lupa." Jungkook sudah tiba di hadapannya dengan tuxedo hitam dan rambut yang disisir rapih, membuat tingkat ketampanannya meningkat drastis. Rain hampir menganga menatapnya begitu lama, namun dengan segera sadar kalau mereka akan terlambat.

"Keberatan kalau kita sarapan di jalan saja?" tanya Rain mengangkat dua roti sandwich yang ia bungkus barusan.

"Tidak apa." Lalu beberapa lama Jungkook terdiam memerhatikan Rain. Rain yang bingung memeriksa dirinya sendiri.

"Ada yang terjatuh? Make up-ku terlalu tebal?" tanya Rain. Jungkook terdiam, lalu tersenyum.

"Kemana manner-ku. Aku belum mengatakan kau cantik sekali hari ini, Rain."

Huh, Rain memutar bola matanya. Jungkook memang lupa dirinya, tapi tidak lupa kebiasaannya. Tapi tentu saja perkataannya itu membuat Rain blushing. "K-kita akan telat, ayo!" ujarnya lagi.

Jungkook hanya tertawa melihatnya berjalan canggung keluar apartemennya. "Rain! Jangan jalan sendiri!" teriaknya sambil mengejar Rain.

***

Jungkook selesai mengepak barangnya. Usai wisuda Rain kemarin, ibunya tiba-tiba menyuruhnya kembali ke kampung halaman. Akhirnya karena Jungkook tidak ingin Rain menghabiskan waktunya sendirian di Seoul, Jungkook mengajaknya untuk ikut pulang ke Busan sekalian bertemu orangtuanya serta kakak laki-lakinya.

Gadis anting bulan itu, entah mengapa gigih sekali. Padahal Jungkook berkali-kali menyakitinya. Dulu bahkan pernah membentaknya, tapi lagi-lagi ia kembali padanya. Jungkook tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapinya. Tapi karena sikapnya itu, Jungkook jadi agak menyukainya. Ia bahkan bisa melupakan Stella berkat Rain. Entah sudah pergi kemana Stella dengan suami serta jabang bayinya. Jungkook sudah tak peduli. "Jungkook, kau sudah mengirim berkasmu ke kampus tempat kau melamar dosen?" Gadis itu menyembul di balik pintu.

Jungkook memandanginya. Barusan saja ia memikirkan Rain, dan ia tiba-tiba datang ke kamarnya menanyakan perihal berkas-berkas yang harus ia kumpulkan untuk melamar pekerjaan sebagai dosen. "Kemari," ujar Jungkook. Gadis itu berjalan mendekat dengan langkah riang. Mungkin gadis itu senang akhirnya mereka bisa pergi dari kepenatan Seoul walau hanya sementara.

"Iya?" tanyanya dengan riang. Lihatlah nada suara dan wajah cerianya. Jungkook tidak bisa mengalihkan tatapannya sedikitpun dari Rain. Kepolosannya membuat Jungkook tak bisa berpikir sejenak.

"Kau sendiri sudah mengisi formulir beasiswa untuk kampus yang kau tuju?" tanya Jungkook balik. Rain mengerucutkan bibirnya. Lucu. Itu adalah satu-satunya kata yang bisa mewakili Rain. Apa ia salah kata lagi?

"Kan kau menemaniku mengirimnya Jungkook, kau lupa?"

Jungkook tertawa kemudian mengusap-usap kepala Rain lembut. "Maaf. Aku lupa." Dan ... lihatlah wajah gadis itu. Serta merta menjadi ceria lagi. Padahal entah sudah keberapa kalinya ia melupakan janji-janji dan mengecewakan Rain.

"Jadi ... kita benar-benar akan ke Busan?" tanya Rain senang.

"Iya dong."

"Lalu, bisakah kau menggunakan logat Busan, sekali...saja?"

Matanya berkedip dua kali. Jungkook menggeleng, dan gadis itu kembali berkedip lebih banyak membuat Jungkook mengangkat tangan merasa kalah. "Omoya, kita harus berangkat sekarang." (Ceritanya logat Busan)

Rain bertepuk tangan serta tertawa. "Kau terdengar gentle sekali jika menggunakan satoori."

"Sudah, ayo berangkat. Dimana kopermu?"

"Sudah di mobilmu," ujar Rain.

Jungkook tersenyum kembali, menatap foto-fotonya bersama Rain di dinding kamarnya kemudian berjalan mengikuti Rain keluar apartemen.

***

"Eommeoni! Abeoji! Hyeong-ah!" Jungkook langsung memeluk keluarganya setibanya ia di Busan tepat di depan rumahnya. Rain masih berdiri di belakangnya menunggu Jungkook selesai berpelukan, melepas rindu yang sudah lama ia pendam.

"Ini Rain?" tanya ibu paruh baya yang dipanggil Jungkook sebagai ibunya. Rain mengangguk dan badannya langsung tertarik ke arah ibu Jungkook. Ya, ibu Jungkook memeluknya bahkan mencium dahinya dengan sayang. "Sudah lama aku ingin punya anak perempuan," kata ibu Jungkook.

"Pantas saja aku selalu disuruh masak dan lain sebagainya, ternyata Mama ingin anak perempuan," ujar seorang lelaki yang tampak beberapa tahun lebih tua dari Jungkook. Itu adalah kakak Jungkook yang bernama Junghyun.

"Ayah, mama kode tuh," ledek Jungkook yang sontak membuat pria paruh baya yang disebut ayah oleh Jungkook itu menjewer pelan telinga anaknya. Walau terlihat agak tua, tapi baik ibu dan ayah Jungkook, keduanya masih terlihat cantik dan tampan. Pantas saja kedua anaknya terlihat tampan.

"Selamat datang di keluarga Jeon, Rain!" seru Junghyun dengan riang. Jungkook membawakan koper Rain serta koper miliknya masuk ke dalam. Ibu Jungkook langsung menyiapkan kamar untuk ditempati Rain. Di rumah Jungkook rupanya banyak kamar kosong yang bisa ditempati. Rain melihat-lihat dinding rumah Jungkook yang terdapat banyak foto Jungkook sewaktu kecil.

"Oh, yang ini waktu Jungkook masih berumur 1 tahun. Ayah tampan 'kan?" tanya ayah Jungkook pada Rain yang sontak membuat Rain tersenyum kecil. Bukan 'om' atau 'ahjussi', tapi ayah Jungkook menyebut dirinya 'ayah' untuk Rain. Rain jadi terharu mendengarnya.

"Yang itu waktu aku dan Jungkook hampir berebut sepeda haha." Kali ini Junghyun yang bicara. Rain lagi-lagi tersenyum. Jungkook dan Junghyun terlihat dekat sekali. Rain senang melihat Jungkook dekat dengan keluarganya.

"Rain, kamarmu sudah siap." Jungkook menghentikan kegiatan Rain yang sedang mengamati foto-foto masa kecil Jungkook.

"Istirahat dulu di kamarmu, Rain," ujar ayah Jungkook ramah. Rain mengangguk menurut kemudian mengikuti Jungkook ke kamarnya.

"Pasti ayah membanggakan ketampanannya sendiri 'kan?" tanya Jungkook sesampainya mereka di kamar Rain.

"Haha, kok bisa tahu?"

"Ayah memang begitu, sejak dulu tidak berubah. "

"Tapi aku senang Jungkook. Kau kelihatan bahagia sekali pulang ke Busan. "

Jungkook tersenyum, kemudian mengusap rambut Rain pelan. "Kamar mandi cuma ada satu, di lantai bawah. Dan, kalau ada apa-apa, kamarku di depan kamarmu ya," ujarnya lembut. Rain baru ingin memeluk Jungkook barang sebentar, namun ia mengurungkannya. Jungkook langsung masuk ke kamar miliknya sendiri, dan Rain juga masuk ke kamar miliknya.

Mungkin seperti ini lebih baik.
Hubungan tanpa sebuah status.

To be continued

Ini buat yang minta season 2.

Tapi kalo yang minat dikit, diunpub lagi ya.

NC? Ada. Judulnya aja udah yadong elah. Wkwkwk. Tapi nanti, seepisode lg atau dua episode lg.

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

290K 1.6K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
132K 10.4K 83
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
1.7M 64.8K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
202K 17K 61
Awalnya Algi kira semua orang berlebihan, tapi pas udah hadapan langsung sama orangnya kena juga jebakan Betmen nyaa huhhh!! ⚠️ -Fiksi yaaa -BXB ...