"1K Followers" Event [OngNiel]

By OngnielNation

37.8K 4.2K 1.6K

Kumpulan FF request dari Event 1K Followers. Warning : YAOI, GS, MPreg, Mature-Scene [Some Parts privated] More

Introduction
How To Use Pembalut
So, Who's the baby ?
Notification: privated chapter
Snow Piece
Café Crush
Chase You
Coming Out
Eternal Sunshine
Now that I Found You
Gone Cold
Scent

Deiner Schatz

2.7K 381 88
By OngnielNation

Prompt by : AkaAika

Author : fangurlabal

Genre : Romance, Fluffy

Type : YAOI

Rate : T

Warn : Hybrid!AU

   

- enjoy the story -
      
     

***
      
      

Dia seperti burung merak yang memekarkan seluruh ekornya,
dan aku tidak dapat memindahkan mataku darinya.
Aku bahkan tidak dapat menutup sunggingan senyum dari wajahku.
     
     

***
 

"Ini rumah barumu, semoga kamu betah tinggal di sini." ucap Jisung kepada hybrid kucing yang bernama Ong Seongwoo.

Yoon Jisung seorang pekerja kantor layaknya manusia biasa baru saja mengadopsi satu jenis hybrid (lagi). Kali ini ia mengadopsi hybrid kucing jalanan dengan telinganya yang tidak begitu besar namun tidak terlalu kecil juga, ekornya yang panjang begitu mengemaskan, matanya yang berwarna biru, belum lagi tiga titik bintang yang ada di pipi kirinya membuatnya semakin terlihat cantik. Padahal Jisung mengadopsi hybrid jenis jantan bukan betina, tetapi mengapa terlihat sangat cantik.

"Daniel kemari, aku membawa teman untukmu." Jisung berusaha memanggil Daniel yang sedang asik menatap layar besar, sepertinya Daniel sedang menonton kartun kesukaannya.

"O-oh hyung? Kau membawa kucing manis ke rumah?" ucap Daniel kaget setelah melihat siapa yang ada di samping Jisung, majikannya. Lalu mengapa Daniel tidak memanggil Jisung dengan embel-embel tuan? Awalnya memang Daniel memanggil Jisung itu tuan, namun seiring berjalannya waktu, Jisung menjadi risih kalau dipanggil seperti itu. Maka dari itu ia meminta Daniel agar memanggilnya hyung saja. Lagi pula tidak ada salahnya, justru itu membuat mereka semakin akrab.

"Iya, tadi aku menemukannya di jalan sendirian. Namanya Ong Seongwoo, oh iya Seongwoo kenalkan ini Daniel. Tidak apa kan jika ia tinggal bersama dengan kita?" tanya Jisung kepada Daniel sembari merangkul pundak hybrid berjenis kucing tersebut.

"Tidak masalah, aku justru senang." Daniel berujar riang sambil tersenyum manis sampai-sampai matanya tidak terlihat.

"Baiklah, karena aku hanya memiliki tiga kamar. Jadi Seongwoo, kamu nanti akan sekamar dengan Daniel. Sebab kamar satunya milik adikku, ia sedang pergi ke Ilsan sepertinya sore ini dia akan pulang."

"I-iya tidak papa Jisung-ssi, terima kasih karena sudah mau merawatku." Seongwoo membungkukkan badan tanda bahwa ia sangat berterima kasih kepada Jisung.

"Tidak-tidak jangan panggil aku seformal itu. Panggil aku Jisung hyung, agar kita bisa lebih akrab."

"Oh baiklah kalau begitu h-hyung." ucap Seongwoo sedikit gugup.

"Kalau begitu aku mau berangkat kerja dulu ya, sudah telat. Bisa-bisa gajiku dipotong lagi." ucap Jisung berlari ke arah pintu sembari memakai sepatunya dengan cepat. "Daniel, ingat ya jangan galak dengan Seongwoo. Berbagi makanan dengannya, jangan pelit." Jisung mengingatkan Daniel sebelum menutup pintu.

"Iya hyung! Aku kan tidak galak dan pelit." Daniel mengendus kesal.

"Baiklah, aku pergi." setelah itu pintu rumah sudah tertutup rapat. Menyisakan dua hybrid berbeda jenis yang sedang berdiri berhadapan.

Sudah hampir lima tahun lamanya Daniel diadopsi oleh Jisung. Itu berarti sejak Jisung masih menjadi mahasiswa. Dahulu Jisung merasa kesepian, sebab Ibu, Ayah, dan adiknya tinggal di kampung halaman sedangkan ia hidup seorang diri di Seoul. Waktu itu sedang musim dingin, hampir seluruh jalanan tertutup oleh putihnya salju. Jisung melihat hybrid anjing berjenis samoyed sedang duduk di depan gedung apartemennya menekuk kakinya kedinginan, karena merasa kasihan akhirnya ia membawa hybrid tersebut ke apartemennya yang tidak begitu besar. Sebelum tinggal di rumah yang sekarang ini Jisung tempati, ia memang tinggal di apartemen kecil terlebih dahulu. Maklum saat itu kan ia masih menjadi mahasiswa yang memiliki banyak kebutuhan.

Daniel hybrid anjing berjenis samoyed, memiliki mata yang tak kalah indah dengan Seongwoo, telinganya yang berwarna putih serta ekor yang tidak begitu panjang namun sangat mengemaskan. Tubuh Daniel juga sangat besar, lihat saja pundaknya yang lebar sudah seperti lapangan bola saja.

"Sini duduk denganku, memangnya tidak lelah berdiri seperti itu sedari tadi?" ajak Daniel yang entah sejak kapan sudah kembali duduk sambil menatap layar besar untuk melanjutkan menonton kartun kesukaannya.

"I-iya." Seongwoo menjawab kaku namun menuruti perintah Daniel untuk duduk disebelah hybrid anjing tersebut. Itu pun duduknya terbentang jarak yang lumayan jauh. Sepertinya hybrid kucing ini pemalu atau justru takut dengan tubuh besar milik Daniel?

"Apa kau haus atau lapar? Mau aku ambilkan sesuatu?" tawar Daniel sembari menengok ke arah hybrid kucing tersebut, "Hey kenapa kau duduk jauh sekali, sini mendekatlah." tanpa meminta persetujuan Seongwu, dia sudah menarik pergelangan tangan Seongwu yang kurus agar jarak mereka menjadi lebih dekat.

"U-ummm sepertinya tenggorokanku kering perlu minum." Seongwoo berusaha mengendalikan napasnya yang mulai tidak beraturan, karena terlalu dekat dengan Daniel.

"Hanya minum?" tanya Daniel berusaha meyakinkan Seongwoo, yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya pelan. Tanda bahwa Seongwoo memang hanya butuh air. Namun saat Daniel hendak berjalan ke arah dapur untuk mengambil air ia malah mendegar suara aneh.

kruuyukk... kruyuukkk...

Tebak itu suara perut siapa? Ya siapa lagi kalau bukan hybrid kucing bernama Ong Seongwoo yang saat ini tengah menundukkan kepalanya malu. Belum lagi telinga dan ekornya yang bergerak resah, sangat mengemaskan.

"Kau suka makan apa? Sepertinya Jisung hyung tidak memiliki ikan. Kalau daging panggang saja bagaimana?" tawar Daniel.

Seongwoo yang mendengar kata daging disebut oleh Daniel langsung mendongkakkan kepalanya menatap lurus ke arah Daniel dengan matanya yang sangat berbinar. Setelahnya hybrid kucing tersebut menanggukkan kepalanya cepat. Daniel yang melihat hal tersebut tidak tahan untuk tidak menghampiri Seongwoo lalu mengacak rambutnya pelan sembari tersenyum ke arahnya.

"Baiklah kalau begitu tunggu di sini ya manis." Daniel kembali mengacak rambut Seongwoo dan berlalu ke dapur untuk membuatkan makan.

"Hm... sepertinya dia baik." gumam Seongwoo menatap pundak lebar milik Daniel.
   

***
    

Malam ini, malam pertama Seongwoo dan Daniel tidur bersama. Di kamar yang sama dan di tempat tidur yang sama, maksudnya mereka berdua ini satu ranjang. Ya mau bagaimana lagi, masa Seongwoo harus tidur di lantai. Kasihan nanti dia kedinginan.

Seongwoo sudah berganti pakaian menjadi piyama bergambar animasi kucing yang kebesaran di badannya. Jelas saja jika kebesaran, itu kan piyama milik Daniel. Seongwoo tidak memilik pakaian lain. Maka dari itu Daniel meminjamkan piyama miliknya.

"Kalau besok-besok ingin mandi dan berganti pakaian, kau boleh pakai milikku tidak apa kok santai saja." ucap Daniel yang sekarang mulai membaringkan badannya di samping Seongwoo.

"Iya, terima kasih banyak Daniel."

Setelahnya suasana menjadi hening. Hanya ada suara televisi yang masih menyala di luar. Sepertinya Jisung sedang asik menonton serial drama kesukaannya. Daniel sedang menatap langit-lagit kamar memikirkan apa dia harus tidur saja atau mengajak Seongwoo untuk mengobrol dengannya. Sedangkan Seongwoo sedang memainkan ujung selimut dengan jarinya. Telinganya yang lucu bergerak gelisah, bingung harus berbuat apa karena ia tidak bisa tidur.

"Umm Daniel."

"Seongw― " tanpa disengaja keduanya memanggil satu sama lain diwaktu yang bersamaan.

"Kamu dulu." ucap Seongwoo cepat.

"Tidak-tidak Seongwoo saja."

"Begini hmm, sebenarnya aku tidak bisa tidur jika lampunya dimatikan seperti ini." Seongwoo mulai berucap sambil memiringkan badannya menatap Daniel.

"Kenapa?" tanya Daniel yang saat ini ikut memiringkan badannya menghadap Seongwoo.

"Aku takut gelap." cicit Seongwoo nyaris tidak terdengar.

"Kita terbalik ternyata." Daniel mulai terkekeh pelan.

"Terbalik?" wajah Seongwoo terlihat bingung disela remang-remangnya kamar.

"Iya. Kau tidak bisa tidur jika lampunya dimatikan, sedangkan aku tidak bisa tidur kalau lampunya dinyalakan. Lagi pula tidak baik tidur dengan keadaan lampu menyala."

"B-baiklah kalau begitu tidak apa Daniel."

"Tapi jika kau mau aku bisa menayalakan lampunya." Daniel sudah membuka selimut dan siap untuk bangun dari ranjangnya yang empuk.

"Tidak usah. Aku bisa kok tidur dengan ke adaan seperti ini." cegah Seongwoo saat Daniel sudah berdiri sembari menarik ujung piyama yang Daniel kenakan saat ini.

"Benar?" Daniel membalikkan badan menatap hybrid kucing tersebut meski pencahayaan di kamarnya kurang. Walau begitu ia masih bisa melihat lawan bicaranya dengan jelas.

"Iya benar, sudah mari kita tidur. Selamat malam Daniel." ucap Seongwoo cepat lalu menarik selimutnya sampai leher.

"Selamat malam manis." tangan Daniel kini terulur menuju kepala Seongwoo mengusaknya lembut.

Suasana kamar kembali sunyi, hanya tersisa Daniel yang masih setia membuka mata karena belum mengantuk. Tadi siang sampai sore ia tertidur di sofa dan itu membuatnya menjadi tidak bisa tidur. Lain kali ia tidak mau tidur siang lama-lama nanti bisa seperti ini lagi.

Jisung juga sepertinya sudah tidur, terbukti dari televisi di luar yang sudah tidak ada suara. Oh iya tadi sore menjelang malam, adik Jisung pulang. Katanya dia habis melakukan penelitian di Ilsan bersama temannya. Maklum saja dia ini salah satu mahasiswa tingkat akhir jadi wajar jika ia sibuk dan jarang di rumah. Adik Jisung bernama Jaehwan, meski tidak terlihat mirip tapi memang benar adanya bahwa mereka adalah saudara kandung.

"Hngg." Daniel menoleh ke arah Seongwoo yang saat ini tengah bergumam tidak jelas. Badannya meringkuk menghadap Daniel, keningnya berkerut menandakan bahwa dia merasa tidak nyaman. Sepertinya hybrid kucing di hadapan Daniel ini memang benar-benar tidak bisa tidur jika lampu kamar dimatikan.

Karena merasa kasihan Daniel mendekatkan tubuhnya ke arah Seongwoo, memeluknya perlahan. Membawa Seongwoo ke dalam pelukannya yang hangat. Dari pada susah-susah untuk bangun dan menyalakan lampu, lebih baik Daniel memeluk hybrid kucing yang sangat manis ini.

Sesekali Daniel menepuk punggung milik Seongwoo dengan lembut dan tangan yang satunya sedang asik mengusap kepalanya penuh kasih sayang, sampai keningnya udah tidak berkerut lagi. Seongwoo mulai bergerak mencari posisi yang nyaman di dalam pelukan Daniel dan malah berakhir dengan wajahnya yang disembunyikan di dada bidang milik Daniel. Betapa beruntungnya hybrid kucing yang satu ini.

"Tidur yang nyenyak Seongwoo." detik berikutnya Daniel mencuri ciuman dari Seongwoo. Meski hanya mengecup daun telinganya sekilas, tetapi tetap saja itu namanya mencuri.
    

***
    

"Daniel jangan memainkan ekorku, geli."

"Daniel jangan menciumi pipiku, itu geli juga."

"Daniel jangan memakan telingaku, nanti aku tidak memiliki telinga lagi."

Sudah hampir sebulan lebih Seongwoo tinggal di rumah milik Jisung. Sejak kejadian malam itu, Seongwoo dan Daniel menjadi semakin dekat. Tidak jarang mereka akan melakukan skinship yang berlebihan lanyaknya yang sedang berpacaran. Walau begitu mereka tetap suka bertengkar memperebutkan makanan, ice cream, remot tv, dan masih banyak yang lainnya. Terkadang itu semua membuat Jisung kelelahan mengurus mereka.

Seperti saat ini, mereka habis membersihkan rumah dan sedang tiduran di atas karpet bulu dengan nyaman. Tapi justru Daniel terus saja menjaili hybrid kucing tersebut.

"Habis aku gemas dengan telinga dan ekor milikmu. Apa lagi dengan tiga titik bintang yang ada di pipimu." ucap Daniel yang masih saja memasukan telinga milik Seongwoo ke dalam mulutnya.

"Perlu kuingatkan. Kau juga memiliki telinga dan ekor sendiri yang sama mengemaskannya Daniel." sekarang justru Seongwoo tengah memainkan ekor milik Daniel.

"Tapi telinga dan ekormu jauh lebih lebih lebihhh mengemaskan dari pada milikku."

Seongwoo memutar bola matanya malas, "Terserah kau saja Daniel." selanjutnya Seongwoo hanya bisa pasrah jika telinga dan wajahnya dihujami beberapa kecupan dari Daniel.

"Wah rumahnya sudah bersih, sekarang mataku tidak akan sakit lagi jika melihat rumah ini." ucap Jaehwan yang baru saja bangun dari tidur siangnya. Wajar jika Jaehwan berkata seperti itu, sebab sebelumnya rumah ini terlihat berantakan. Jisung dan Jaehwan yang notabenya sibuk mana sempat untuk membersihkan rumah.

"Hehe iya, tadi aku dan Daniel yang membersihakannya." ucap Seongwoo yang sekarang tengah menatap Jaehwan sambil tersenyum manis.

"Pintar sekali." Jaehwan mengahampiri Daniel dan Seongwoo lalu mengusap kepala mereka pelan.

"Oh iya kalau lapar ada ayam goreng di sana. Tadi aku dan Seongwoo sudah makan siang duluan." hybrid anjing tersebut menunjuk meja makan dengan dagunya.

"Baiklah, kalian istirahat saja jika lelah. Aku ingin mandi terlebih dahulu." setelah itu Jaehwan bergegas pergi ke kamar mandi. Meninggalkan kedua hybrid  yang tengah asik berguling-guling di lantai.

Seongwoo berguling-guling di bawah karpet bulu yang sangat nyaman. Sesekali Daniel menghentikan aktifitas hybrid kucing tersebut lalu mencuri beberapa ciuman di wajahnya. Meski nantinya Seongwoo akan memarahi Daniel karena sudah menciumnya dengan seenaknya, tapi itu semua hanya omong kosong saja. Buktinya bukannya protes hybrid kucing tersebut justru senang dihujami kecupan oleh Daniel.

"Daniieeellll peluk aku." ucap Seongwoo manja yang saat ini sudah duduk bersila melipat kedua kakinya sambil merentangkan kedua tangannya ke arah Daniel.

"Manja sekali si manis yang satu ini." Daniel terkekeh melihat Seongwoo yang sedang dalam mode manja lalu mendekatkan badannya dan memeluk tubuh hybrid kucing tersebut dengan erat.

"Biar saja. aku hanya manja denganmu dan Jisung hyung saja kok." jawab Seongwoo cuek sambil terus membenamkan wajahnya di ceruk leher Daniel. Sesekali ia mengecup, menjilat lalu menghisap tengkuk Daniel. "Aku menyukai bau Daniel, harum." ucap Seongwoo sembari mengendus-ndus tengkuk Daniel.

"Hanya suka dengan bauku?" tanya Daniel yang tangannya tengah bergerak mengelus bokong padat milik Seongwoo.

"Suka semua. Aku suka semua yang ada dalam Daniel." kini Seongwoo menjauhkan wajahnya dari ceruk leher Daniel dan menatap dalam kedua matanya. Mereka berdua saling bertukar senyuman. Detik berikutnya hanya ada Jaehwan yang terkejut karena baru saja keluar dari kamar mandi, tetapi malah disuguhkan oleh sepasang hybrid yang sedang saling memakan bibir pasangannya masing-masing.
    

***
    

Di pagi hari yang sangat cerah ini, Daniel tengah bersiap untuk pergi ke Busan menemani Jaehwan yang akan melakukan penelitian. Jaehwan bilang, kali ini ia akan melakukan penelitian seorang diri, karena ia tidak mau merasa kesepian selama di sana maka dari itu ia mengajak Daniel untuk ikut bersamanya.

Itu juga perlu perjuangan izin yang sangat sulit dari kakaknya. Awalnya Jisung menolak mentah-mentah ide adiknya tersebut namun, lambat laun ia juga merasa kasihan jika adiknya sendirian di sana. Jisung hanya takut jika adiknya tersesat lalu tidak bisa menumukan jalan pulang.

"Daniel... jangan pergi." ucap hybrid kucing yang sekarang tengah menarik ujung sweater yang sedang Daniel kenakan. Telinga dan ekornya yang lucu mualai bergerak gelisah.

"Aku akan cepat pulang, ini hanya sebentar Seongwoo." Daniel berusaha menenangkan Seongwoo yang sepertinya sebentar lagi akan menangis.

"Lima hari itu sangat lama Daniel." sekarang Seongwoo mulai merengek sambil menggoyakkan tangan Daniel. Matanya mulai memerah, tidak lama air mata mengalir membasahi pipi si manis.

"Astaga jangan menangis, aku janji akan segara pulang agar bisa bertemu denganmu kembali. Setelah itu aku akan berikan coklat kesukaanmu, bagaimana?" tanya Daniel, tangannya terulur untuk mengahapus air mata yang ada di pipi si manis sambil mengusapnya lembut.

"Janji?" Seongwoo berujar parau, mendongkakkan wajahnya lalu menatap Daniel dengan lekat.

"Janji sayang, sudah ya aku pergi. Jangan nakal selama aku tidak ada di rumah, menurutlah pada Jisung hyung." sebelum pergi Daniel menyempatkan diri untuk mengecup lama bibir manis milik Seongwoo. Setelah itu Jaehwan dan Daniel keluar dari rumah melangkahkan kakinya menjauh dari rumah.

"Kau suka ya dengan anjing besar itu?" tanya Jisung penuh dengan penasaran.

"Tidak, kitakan hanya teman hyung." Seongwoo yang ditanya langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Mana ada teman yang menangis ditinggal pergi hanya dalam waktu lima hari? Mana ada teman yang memeluk begitu mesra seperti tadi? Mana ada teman yang mengecup bibir dengan lembut seperti tadi? Coba jelaskan padaku Woo." Jisung mulai membombardir hybrid kucing tersebut dengan berbagai macam pertanyaan. Tamatlah riwayatmu kucing manis.

Setelahnya Seongwoo hanya bisa menghindari tatapan tajam yang diberikan oleh Jisung. Lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Eumm hyung perutku tiba-tiba sakit. Sepertinya aku harus ke kamar mandi, bye." belum sempat Jisung mencegah tetapi hybrid kucing itu sudah lari terlebih dahulu ke dalam rumah. Meninggalkan Jisung seorang diri di depan rumah.
     

***
    

"Hyung boleh aku pinjam laptopmu? Aku ingin melakukan video call dengan Daniel." tanya Seongwoo kepada Jisung yang saat ini tengah bersantai duduk di sofa, menonton serial drama favoritnya sambil memakan ciki yang saat ini tengah ia peluk.

Ini sudah hari ketiga Daniel pergi tapi Seongwoo sudah begitu merindukannya. Di hari pertama Daniel pergi ke Busan ia benar-benar merasa kesepian. Beberapa kali Jisung memergoki Seongwoo tengah berguling di kasur dan menangis. Sampai-sampai sarapan yang telah disiapkan oleh Jisung masih utuh sampai malam. Sewaktu ditanya mengapa ia tidak makan, ia akan menjawab "Aku tidak nafsu makan hyung. Aku ingin Daniel saja hyung." setelahnya Seongwoo akan merengek kepada Jisung sambil menangis tersedu-sedu.

Jisung merasa kasihan dengan Seongwoo yang seperti ini, jika terus-terusan begini bisa bertambah kurus tubuh hybrid kucing tersebut. Untung saja Daniel hanya pergi lima hari. Coba bayangkan kalau Daniel pergi lebih dari sebulan. Bisa meraung kesetanan hybrid kucing manis itu.

"Ambil saja dikamarku Wu, kau mengerti cara menggunakannya?" Jisung kini bertanya balik kepada hybrid kucing tersebut.

Yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya lalu melesat ke kamar Jisung untuk mengambil laptop. "Aku pinjam dulu ya hyung, terima kasih!" Seongwoo berucap girang dan kembali masuk ke dalam kamarnya. Lebih tepatnya kamar milik Daniel dan Seongwoo.

"Merindukanku?" ucap hybrid anjing yang ada di sebrang sana. Seongwoo sudah mendudukan diri di ranjang yang empuk sembari menatap layar laptop yang menampilakan wajah Daniel.

"Tidak." balas sang hybrid kucing teramat singkat.

"Yakin?"

"Iya."

"Ya sudah aku tutup kalau begitu ya." ucap Daniel terkesan mengancam sembari terkekeh pelan.

"JANGAN!!!" si manis malah berteriak meninggikan suaranya sambil menatap layar laptop milik Jisung dengan kesal.

"Tadi katanya tidak rindu denganku?" Daniel mulai menggoda Seongwoo.

"Kau ini tidak peka sekali sih." ucap Seongwoo yang saat ini tengah menyilangklan tangannya di depan dada sembari mencebikkan bibirnya lucu. Kalau begini caranya Daniel tidak tahan ingin mencium bibir milik si manis sekarang juga. Namun apa daya tangan tak sampai. Mereka saat ini tengah terpisah jauh, terbentang jarak berpuluh-puluh kilometer.

"Haha sudah jangan cemberut seperti itu, aku tidak tahan."

"Tidak tahan kenapa?" Seongwoo bertanya sembari memiringkan kepalanya dan menatap Daniel polos. Maksudnya menatap layar laptop milik Jisung yang sedang menampilkan wajah Daniel di sana.

"Tidak tahan ingin menciummu hahaha." kini hybrid anjing samoyed itu justru tertawa senang karena milihat hybrid kucing yang sekarang sedang menunduk malu menyembunyikan semburat merah yang ada di pipinya, belum lagi telinganya yang ikut memerah dan terkatup karena rasa malu yang Seongwoo derita.

"Jangan menggodaku!" ucap Seongwoo galak.

"Baiklah aku tidak akan menggodamu lagi manis."

"Daniel. Aku bilang jangan menggodaku!" Seongwoo membelakkan mata kearah Daniel di ujung sana.

"Hey jangan seperti itu nanti matamu bisa melompat keluar." ujar Daniel berusaha mengingatkan Seongwoo. "Jisung hyung bilang, kau tidak mau makan hm?" Daniel mulai bertanya hal yang cukup serius.

"T-tidak, aku makan kok." jawab Seongwoo terbata-bata.

"Jangan bohong denganku, siapa yang mengajarimu berbohong?" Daniel berujar tegas, suaranya kini menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Tanda bahwa hybrid tersebut kini tengah serius.

"Maafkan aku Daniel." si manis malah menundukkan kepalanya sedih, sambil memainkan ujung piyama yang saat ini ia kenakan.

"Kalau begitu nanti kau makan ya? Aku tidak mau saat pulang nanti malah bertemu dengan kucing yang kurus."

"Tapi aku tidak bernafsu untuk makan sedikit pun." Seongwoo kembali membantah ucapan Daniel.

"Ya sudah aku tidak mau pulang, aku ingin tinggal di sini saja jika kau masih tetap tidak mau makan." ucap Daniel mengancam Seongwoo agar ia mau makan.

Seongwoo membelakkan matanya kembali lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Jangan! Baiklah aku akan makan setelah ini." Seongwoo berucap serius.

Di ujung sana Daniel tengah tersenyum lega karena Seongwoo sudah mau untuk makan. Kini Daniel tidak begitu khawatir jika Seongwoo nantinya akan sakit karena tidak mau makan. Buktinya hybrid kucing tersebut langsung menuruti perintah dari Daniel. Memang kucing manis yang sangat penurut.

Setelah canda tawa tadi, kini mereka berdua terdiam. Daniel menatap Seongwoo yang jauh di sana sedang tidur dengan posisi tengkurap. Sedangkan Seongwoo tengah menatap ke arah lain. Menghindari tatapan yang Daniel berikan olehnya.

"Kenapa? Mengantuk ya?" tanya Daniel di ujung sana, yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Lalu kenapa hm?" tanya Daniel kembali dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya.

"Aku merindukanmu." setelah berbicara seperti itu Seongwoo menangis tersedu-sedu sambil menatap Daniel yang ada di layar laptop milik Jisung.

"Jangan menangis seperti itu. Nanti kau tidak cantik lagi." Daniel berusaha menghibur Seongwoonya.

"Ta-tapi hiks... aku sangat hikss... merindukanmu huweeee." si manis malah bertambah kencang menangis. "A-aku ingin hiks... tidur sambil memeluk Danyel." ujarnya kelewat pelan.

Daniel yang ada di ujung sana sedang kebingungan bagaimana cara menenangkan si manis agar tidak menangis kembali. Namun kurang dari sepuluh menit Daniel menenangkan Seongwoo yang sedang menangis, si manis malah sudah jatuh tertidur di sana. Sambil memeluk gulingnya. Daniel bersyikur karena Seongwoo sekarang sudah tertidur dengan lelap. Setelah itu tugasnya adalah menelepon Jisung hyung untuk mematikkan laptop dan membenarkan cara Seongwoo tidur agar besok pagi saat bangun nanti badannya tidak akan sakit.
      

***
      

"Lepaskan dulu aku ingin pergi mandi sebentar."

"Tidak."

Seongwoo sedang memeluk hybrid anjing samoyednya dengan erat saat ini. Tadi siang Daniel dan Jaehwan baru saja pulang dari Busan, membawa begitu banyak makanan untuk Seongwoo dan Jisung.

Dan sesampainya di rumah Seongwoo langsung menabrak badan Daniel, memeluknya dengan erat sampai-sampai badan Daniel terasa sakit. Jelas saja sakit, Seongwoo kan memiliki badan yang kurus jadi tulang-tulangnya begitu terasa di badan Daniel.

"Aku tidak akan ke mana-mana hanya mandi sayang." Daniel berucap lembut sembari mengusap punggung si manis dengan sayang.

"Tidak mau. Daniel tidak usah mandi saja." sang hybrid kucing malah makin mengeratkan pelukkannya. Posisi mereka saat ini sedang duduk di sofa dengan keadaan Seongwoo yang duduk di atas paha milik Daniel.

"Ya sudah kalau begitu kau ikut aku mandi saja, bagaimana?" bisik Daniel di telinga Seongwoo sambil meniupnya pelan.

"Tidak, kau kan tahu aku takut air." Seongwoo kembali membantah perkataan Daniel.

"YAKK!! DANIEL TURUNKAN AKU!!!" dengan mudahnya Daniel menggendong si manis menuju kamar mandi, yang diteriaki hanya bisa terkikik geli karena mendengar Seongwoo berteriak histeris.
     

***
 

Author's Note:

Maaf jika ini tidak jelas dan sebagainya
Ini pertama kalinya aku nulis tentang hybrid!au

Terima kasih sudah membaca ☺
Jangan lupa untuk vote & komen ya ❤

Continue Reading

You'll Also Like

99.6K 8.4K 83
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
28.3K 2.8K 19
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
38.3K 4.8K 23
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
189K 29.3K 53
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...