My Unexpected Wedding

By stonehearteu6

40.3K 1.7K 211

Dipaksa menikah dengan om-om? oh tentunya itu merupakan hal buruk bagi Seolji. Tapi bagaimana jika om-om itu... More

Nikah Sama Om-Om?
Dilema Gaun Pernikahan
Kebersamaan
Persetujuan
Om-om Cemburu
Dia Manis Sekali
Ayah dan Anak
Aku dan Guanlin
Dia
Seo Hajin
Intruder
You Know What? I'm Hurt
Kembalilah
Sebuah Senyuman Berarti
Oh Happy Day
Tonight
Tidak Semudah Itu Julia
I'm Sorry
Malaikat atau Iblis?
Perpisahan Itu Menyakitkan
Perpisahan Itu Menyakitkan (2)
A Story From The Past
Cast
A Story From The Past (2)
When You're Gone
I'm Sorry
Prank
Getting You Back
Broken Heart Hyunjin
Sabtu Bersama Hyunjin
Lets Be Happy
When I Saw You
After The Beautiful Day

Terlalu Manis

2.8K 102 20
By stonehearteu6

Tubuhku seolah beku, aku terkejut, sangat terkejut. Pria di hadapanku ini tampan sekali.

"Seolji beri salam kepada Ong Seongwoo, calon suami mu,"

Aku berkedip bingung. "Ha?"

"Namaku Ong Seongwoo," pria itu mengulurkan tangannya padaku.

Dengan tangan gemetar aku menyambutnya. "Hong Seolji,"

"Wah marga kita hampir sama," ucapnya tersenyum lebar.

Astaga jantungku berdegup kencang sekali. Orang ini tampan, aku tarik perkataanku.

"Nah kalian akan menikah sebulan lagi," ucap ibuku sembari membawaku duduk di sebelahnya.

Jantungku berdegup lima kali lipat lebih cepat saat aku duduk bersebelahan dengan 'om-om' yang bukan 'om-om'. Seperti kayu, tubuhku kaku. Jantungku rasanya seperti akan keluar dari mulutku.

"Mulai besok kalian akan mempersiapkan pernikahan kalian, tapi tenang saja. Ibu sudah mengurus hal lain, kau hanya perlu mengurus gaun, dan perhiasaan yang akan digunakan,"

"Iya tante,"

Tiba-tiba aku tersadar ketika mendengar waktu pernikahan kami. "Bulan depan? Besok?"

Ibuku mengangguk senang. "Astaga besok itu deadline untuk episode minggu ini bu, aku tidak bisa pergi. Aku harus segera menyelesaikannya," rengekku pada ibuku.

Orang yang bernama Ong Seongwoo ini mengusap kepalaku. "Tenanglah, kita akan pergi begitu pekerjaanmu selesai. Aku akan menjemputmu besok,"

Oke, saat ini detakan jantungku menjadi 10 kali lebih cepat dari yang tadi. Sentuhan kecil darinya bahkan membuatku jantungku tak karuan.

Aku menampar pipiku sendiri. Dia ini orang yang baru kau kenal, jangan berani berdegup lebih cepat untuknya. Aku seperti orang gila karena mengomel pada jantungku sendiri.

"Baiklah," ucapku akhirnya.

"Nah karena ayah lembur hari ini, kalian berdua bisa jalan-jalan berdua," ucap Ibu dengan riang.

Aku langsung menatap tajam ke arah ibu. Astaga aku baru saja pulang, dan lagi aku baru mengenal orang ini. Bagaimana jika organ tubuhku dijual? Atau aku dilemparkan ke prostitusi?

Tiba-tiba dia bersuara. "Jangan berpikir yang tidak-tidak, aku tidak akan melakukan hal yang aneh padamu. Aku sudah berjanji pada ibumu," suaranya lembut sekali, aku hampir saja terhanyut jika lupa bahwa dia orang asing yang akan kunikahi.

Ibu mendorongku, dan Seongwoo keluar rumah. "Nah silakan habiskan waktu kalian untuk saling mengenal," Ibu kemudian menutup gerbang depan menyisakan aku, dan Seongwoo.

Seongwoo menarik tanganku menuju ke mobilnya. Astaga kemana mataku sejak tadi, kenapa aku tidak sadar jika ada mobil sport mengkilap di depan rumahku?

"Seongwoo-ssi kau tidak akan menculikku kan?"

Seongwoo terkekeh. "Tentu tidak, kenapa aku harus menculikmu ketika aku sudah mendapat restu dari ibumu?"

Aku tertunduk, bahkan suara kekehannya seperti suara dari surga yang begitu merdu.

"Jadi kita mau kemana?" Tanyanya.

Aku menggeleng. "Tidak tahu, terserah kau saja bawa aku kemana,"

"Kau mau kubawa ke rumahku?" Tanyanya.

"Jangan!"

"Lalu kau mau kita kemana? Aku ingin mengenalmu lebih banyak. Membaca profilmu tidak memberikan cukup informasi untukku,"

Mataku terbelalak. "Kau membaca profilku? Kau dapat darimana? Kau stalker?" Aku memberondongnya dengan pertanyaan.

"Satu-satu saja sayangku, yang pertama aku mendapat profil itu langsung dari ibumu, ya walaupun bukan aku langsung yang meminta sih, tapi orang suruhanku. Yang kedua aku bukan stalker, itu saja," jelasnya.

Aku bisa bernafas lega sekarang. "Ya sudah kita ke taman depan saja,"

"Oke,"

***

Kami berdua berjalan menyusuri jalanan taman tersebut. Lampu taman yang dinyalakan saat malam membuat suasana taman tersebut terasa romantis jika kau bersama orang yang kau sayangi.

"Ayo duduk di sana," tunjuknya pada sebuah bangku di bawah pohon maple. Aku mengikutinya dari belakang.

"Oke, namaku Ong Seongwoo. Bukan Gong Seongwoo tapi Ong Seongwoo, bukan Hong Seongwoo tapi Ong Seongwoo, bukan Ung Seongwoo tapi Ong Seongwoo,"

Aku terkejut. Orang ini bicara apa, sungguh aneh. Untung tampan.

"Namaku Hong Seolji,"

"Jinjja?wanjeon?real?heol," ucapnya lagi.

Dia tersenyum lebar hingga gigi putihnya tampak. Astaga manis sekali. "Sepertinya kita memang berjodoh,"

"Berapa umurmu?" Tanyanya lagi.

"Aku 21 tahun,"

"Waah masih muda, aku 31 tahun,"

Apakah kalian mendengar suara piring pecah? Itu adalah suara hatiku, bukan itu bukan suara hatiku melainkan akalku. Ternyata tebakanku benar aku akan menikahi om-om yang disembunyikan oleh wajah manisnya, dia bahkan tidak terlihat seperti orang berusia 31 tahun. Dia tampak seperti orang seumurku, astaga ibuku pasti sudah gila.

"Ajussi," panggilku spontan.

"Ei, aku tidak setua itu, panggil aku oppa,"

Aku bergidik geli. "Oppa? Jangan bercanda, kau lebih pantas dipanggil ajussi,"

"Apakah wajah tampanku ini seperti seorang ajussi? Apakah ada ajussi yang lebih tampan dariku?" Astaga percaya dirinya tinggi sekali sampai menyentuh langit, dan menunggu untuk ditabrak pesawat.

Aku cengo. Yang benar saja, kuakui dia tampan, tapi tak kukira dia akan seperti ini. "Oke aku tidak akan memanggilmu ajussi, tapi aku juga tidak akan memanggilmu oppa,"

"You can call me monster," eh dia malah bernyanyi.

-_______- itu adalah ekspresiku saat ini.

"Aku akan memanggilmu Seongwoo saja,"

"Call me baby babe call me baby," 

Pak tua ini terus menyanyi, dan lagi dia menyanyikan lagu EXO.

Aku baru saja akan berdiri, saat dia tiba-tiba menarik tanganku agar duduk di sampingnya lagi. "Oke aku serius,"

"Aku akan memanggilmu Ong saja,"

"Eehh," kedua sudut bibirnya turun, melengkung ke bawah. Dia terlihat sangat menggemaskan saat ini, aku ingin mencubit pipinya. Tapi tidak, aku tidak akan menyentuhnya. Aku tidak sudi menyentuhnya. "Itukan akan menjadi margamu juga," rengeknya.

"Ah terserahlah," aku bangkit kembali. Lagi-lagi dia menarik tanganku untuk kembali duduk. Kali ini yang kurasakan bukan kerasnya kayu yang menjadi bahan bangku itu, yang kurasakan adalah sesuatu yang empuk, dan hangat.

Astaga aku duduk di atas pahanya, kuulangi di atas pahanya!

Aku menahan nafasku, wajahku saat ini sejajar dengan wajahnya. Dagunya ia tumpukan pada pundakku, dan dia bernafas di telingaku. Astaga! Geli! Tapi nagih :((

"Jangan pergi, aku masih ingin di sini bersamamu," ucapnya dengan suara yang entah bagaimana menjadi berat, dan terdengar seksi.

Wajahku memerah karena malu bukan tersipu. Siapa sih yang tidak malu jika pengunjung taman tersebut melihatmu dengan posisi seperti itu? "Hei lepaskan, orang-orang melihat ke arah kita,"

"Biarkan mereka tahu bahwa kau ini calon istriku," dia mulai memelukku dari samping. Lagi-lagi jantungku seperti akan melompat dari tempatnya. Semoga dia tidak merasakannya.

"Turunkan aku atau aku pergi," ancamku akhirnya.

"Iya-iya," ia mengangkatku seolah aku ini bukan apa-apa melainkan kapas yang sangat ringan.

Aku kembali duduk di sampingnya, dan profesi sampingannya kembali. Ia menanyaiku seperti seorang wartawan.

"Kau kuliah sekarang?"

Aku menggeleng. "Tidak, aku bekerja sebagai webtoonist, aku sudah bisa menghasilkan uang,"

"Kau tidak usah mebghasilkan uang jika kau bersamaku. Aku akan menghidupimu, dan anak-anak kita nanti,"

Excuse me?  Aku tidak salah dengar kan? Anak? Kami bahkan belum menikah, dan dia sudah memikirkan anak. Lagipula bisa saja aku kabur bersama Guanlin di hari pernikahanku dengannya. Kenapa orang ini percaya diri sekali? Terbuat dari apa dirinya?

"Aku menghasilkan uang bukan karena aku butuh, tapi aku ingin. Jadi kau sama sekali tidak punya hak untuk membuatku berhenti bekerja,"

Dia kembali memelukku dari samping. "Aku tidak akan melarangmu untuk menjadi webtoonist kau boleh melakukan apapun asal kau tidak kelelahan,"

Lihat pria di sampingku ini, bersikap manja tidak kenal tempat. Lagipula kami juga baru hari ini bertemu, dan dia sudah semanja ini padaku. Dan juga perhatiannya uuu bagaimana aku tidak meleleh? Belum menikah saja dia sudah perhatian begini, bagaimana jika sudah menikah? Mungkin dia akan menerorku dengan beratus pesan jika aku belum makan--mengingat kebiasaanku melewatkan jam makan.

"Hei lepas," ucapku seraya mendorong tubuhnya menjauh sedikit.

Ia mendongak--masih dalam keadaan memelukku. "Salahkah aku memeluk calon istriku sendiri?"

Dia mengucapkan itu dengan aegyo kuulangi dengan aegyo. Bagaimana aku bisa hidup seperti ini? Aku akan mati muda jika ia terus begini. Aku akan terkena serangan jantung.

~TO BE CONTINUE~

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
225K 33.8K 61
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
455K 45.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...