"1K Followers" Event [OngNiel]

By OngnielNation

37.8K 4.2K 1.6K

Kumpulan FF request dari Event 1K Followers. Warning : YAOI, GS, MPreg, Mature-Scene [Some Parts privated] More

Introduction
How To Use Pembalut
Notification: privated chapter
Snow Piece
Deiner Schatz
Café Crush
Chase You
Coming Out
Eternal Sunshine
Now that I Found You
Gone Cold
Scent

So, Who's the baby ?

4.9K 524 466
By OngnielNation

BIG WARNING : FLUFFY! DANIEL AKA DANIEL YANG MENGGEMASKAN DAN CENDERUNG POLOS
Maaf. Tapi tolong silakan skip atau back jika konten ini tidak sesuai dengan ketertarikan  anda. Terima kasih.

Based from :

***
Dont judge book by the cover

Kalimat diatas benar-benar pantas ditujukan ke salah satu tokoh utama dicerita ini.

Sebut saja namanya Ong Seongwu.

Cowok paling diminati segala makhluk di Universitasnya.

Cowok tampan dengan pahatan wajah khas Dewa Yunani.

Tinggi semampai dan luar biasa supel.

Mulai dari Satpam yang berjaga didepan gerbang Universitas sampai Rektor Besar Universitas pernah ngobrol santai dengannya.

Mulai dari yang sudah ber-suami/istri hingga adik kecil dari TK sebelah Universitas pasti naksir padanya.

Tapi ya namanya hidup, meski sudah setampan dan sepopuler itu cerita cinta Seongwu tidak semudah yang dibayangkan.

Dimulai dari semester ke-3 nya, dia jatuh hati pada seorang adik kelas yang punya senyum lucu.

Perjuangannya baru membuahkan hasil setelah 4 semester berlalu.

diakhir-akhir masa kuliahnya dia sudah menyandang gelar KEKASIH bagi seorang adik kelas yang tetap terlihat manis dan kenyal sekalipun postur tubuhnya besar—seperti beruang.

Namanya Kang Daniel.

Cowok berbadan mirip beruang tapi senyumnya 11:12 seperti kelinci.

Cowok yang berhasil membuat Pangeran Universitas macam Seongwu rela melewati cobaan serta ujian hidup berbentuk Kang Dongho dan Kang Seulgi.

Daniel itu anak bungsu, jadi jangan tanya bagaimana posesifnya keluarga besar Kang saat Daniel bilang ada yang mengajaknya berkencan.

Singkatnya, setelah melalui test yang lebih sulit dari test ala benteng takeshi. Seongwu bisa memanggil Daniel dengan sebutan Sayang.

Seongwu bisa menyombongkan diri dan pasang badan kalau ada yang mengganggu kekasih lucunya.

Kini predikatnya bukan hanya Pangeran Kampus atau Cowok paling diminati, tapi juga "Seme terbaik".

Tapi, nampaknya kepercayaan diri Seongwu soal menjadi pihak dominan atas Kang Daniel itu tidak selamanya bisa dipertahankan.

Dan jika memang predikat "Seme" itu bisa dipisahkan dari nama Seongwu. Satu-satunya pihak yang wajib disalahkan adalah Kwon Hyunbin.

***

So, who's the real baby ?

An OngNiel Fanfiction

By LSA_Solace

For OngNiel Nation's EVENT 1K Follower

Special for Silver-blood31

Warning : Some Rated words !! M-PREG!! YAOI !! Bahasa tidak baku !!

Rate : T+ menjurus ke M 68%

***

"Seongwu-hyung ~~"

Panggilan dengan nada manja itu menghentikan suara-suara tembakan dikamar berpintu hitam.

"Ohh, kucingmu datang kemari ? Kenapa tidak bilang pada kami sih ?!"

Didalam kamar itu, satu anak dengan pipi berhias bintang menoyor anak lelaki yang barusan bicara, "Ya terserah Daniel lah ingin kemari kapan saja. Rumahku itu rumahnya juga"

Tok !

Tok !

"Hyung ~ Daniel boleh masuk tidak ?"

Suara manis itu kembali terdengar dari balik pintu, membuat yang sedari tadi dipanggil bangkit dan menuju pintu.

Cklek !

"Sayang, kamu boleh kapanpun kamu mau ok?" si pipi bintang berucap pada anak lelaki berbadan besar yang sedang merengut dengan pipi merah-merah. Dahinya berpeluh dan rambutnya lepek.

Penampilan itu langsung membuat si pipi bintang bingung, "Kamu darimana sayang? Kenapa berkeringat sampai seperti ini ? Ayo masuk sayangnya Seongwuu ~~"

Tangannya menarik badan berbalut hoodie orange itu masuk kekamarnya.

"Eum, Daniel menunggu dikamar tamu saja hyung ~ masih ada Hyunbin dan Taedong ..."ucap kesayangan Seongwu itu sambil menyelip dibelakang punggung Seongwu—menatap teman-teman Seongwu yang kembali asyik bermain game tembak-tembakan itu canggung.

"Astaga sayang, abaikan saja mereka. Sini-sini~"

Seongwu menarik Daniel ke ranjangnya, jemarinya meraih ujung hoodie Daniel lalu menariknya keatas. Daniel langsung berjengit kaget,

"Hyung !! Mau apa ?!"

Seongwu mengerjap, "Kamu kepanasan sayang, hoodienya dilepas dulu biar ademnya ac kerasa.."

2 suara batuk yang dibuat-buat terdengar, Seongwu langsung melirik tajam Hyunbin dan Taedong selaku tersangka.

"H-hyunbin! Yuk anterin ke rumah Jonghyun. Lusa mau presentasi tugas nih!"

Anak lelaki tinggi dengan mata tajam menepuk sedikit keras pundak anak paling tinggi diruangan itu. Yang ditepuk hanya mengangguk menurut.

"Kita duluan ya Niel, tiati dimakan Seong—"

"PERGI GAK ?!"

Seongwu pasang badan sebelum Hyunbin berkata yang lebih jorok ke kasihnya, tangannya sudah siap menampar Hyunbin.

"Iya iya, astaga posesif banget jadi seme." Gerutu Hyunbin sebelum diseret keluar kamar oleh Taedong.

Menyadari kondisi sudah kondusif dan mendukung kegiatan pribadinya dan kekasih, Seongwu langsung duduk disamping Daniel.

Mata sipit berbingkai kacamata bulat itu masih mengerjap kearahnya lucu—membuat Seongwu gemas setengah mati.

"Daniel ~~ ututututu kesayangannya Seongwuu~"

Seongwu menguleni pipi gembil itu sebelum mengecup ujung hidung Daniel, yang diperlakukan seperti itu cuma terkikik geli.

"Kamu tadi kenapa heum? Pertanyaan hyung belum dijawab lhoh~"

Seongwu menyibakan poni lepek Daniel dan meniup-niup wajah manis itu—berusaha agar sang kekasih tidak kegerahan lagi.

"Hyung ~~ tadikan Daniel pulang barengan Jaehwan tuh terus tetiba ac mobilnya Jaehwan rusak. Daniel sebel ih"

Seongwu mengulum senyum, "Utututu ~~ kenapa nggak telpon hyung ? Nantikan bisa hyung jemput, biar kamu nggak kepanasan naik mobilnya Jaehwan."

Daniel menggedikan bahu sambil memainkan tali hoodienya—kain tebal itu membuatnya makin kepanasan sebenarnya tapi Seongwu bilang Daniel harus pakai baju tertutup setiap hari biar tidak digigit nyamuk. Kata Seongwu sekarang dikampus banyak nyamuk, kalau digigit nyamuk nanti kulitnya bisa merah-merah.

Akhirnya Daniel menurut saja untuk terus memakai hoodie, jaket atau bahkan long coat yang dibelikan Seongwu-hyung nya dari paris.

"Sini-sini sayangnya Seongwu, bobok dipaha Seongwu sini sayang ~~"

Daniel merebahkan diri—meletakan kepalanya dengan nyaman dipaha Seongwu, sementara si pemilik paha merendahkan suhu ac.

Untuk beberapa saat suasana hening, Seongwu hanya diam memandangi Daniel yang mulai terlelap karena suhu udara dikamarnya mulai mendingin.

Pipi gembil itu diusap pelan dengan jemari, bibir Seongwu tidak berhenti tersenyum.

Daniel itu indah.

Mau seperti apapun penampilannya, Daniel tetap indah.

"Hmng~ nyam—nghm~"

Mulai lagi...

Seongwu terkekeh mendengar kekasihnya mulai mengeluarkan suara-suara randomnya saat mulai tidur. Dia menepuk pipi gembil Daniel pelan lalu menyondongkan wajahnya hingga berjarak tak lebih dari 3 jari dari wajah Daniel.

"Niel ~ sayang ~ ayo makan siang dulu, tadi aku membuat sup ayam lhoh. Kamu gak kasihan ayamnya nungguin kamu didapur. Nanti kalau keburu dicuri Rooney sama Peter gimana ?"

Seongwu menahan tawa melihat mata Daniel terbuka lebar.

Daniel itu bandel setengah mati.

Belum lagi kalau sudah ketemu Kasur.

Bisa-bisa tidur terus 24 jam.

Tapi cara membujuknya super mudah, tinggal dibujuk dengan 3 hal. Kucing, ayam, dan jelly.

Pasti langsung menurut.

Seongwu sempat khawatir kalau kekasihnya gampang diculik orang saking sukanya pada Kucing dan Jelly.

"Hyung bikin Sup buat Daniel ?" tanya si pipi gembil. Seongwu mengangguk semangat,

"Iya dong, hyung masak buat siapa lagi kalau bukan buat kucing gembil kesayangan hyung ini heum ~~ ??"

Seongwu menciumi pipi gembil Daniel sambil membuat suara ciuman yang dilebih-lebihkan. Hal itu membuat Daniel tertawa hingga bahu lebarnya bergetar.

Oh, betapa Seongwu sangat menyukai suara tawa itu.

"Ayo bangun sayang, kita makan siang dulu terus nge-cek tugas hari ini hm? Tadi dapet pr kan?" tanya Seongwu sambil menarik Daniel untuk bangun. Daniel mengangguk lalu mengerucutkan bibir, Seongwu tidak tahan untuk tidak menyondongkan tubuh maju dan mencuri satu kecupan.

"Hyuuuungg ~~~ ihh !! jangan diciuum ~" Daniel merengek tak terima. Dia sudah sering diwanti-wanti kakak perempuannya—Kak Seulgi—kalau dia tidak boleh sampai dicium Seongwu, katanya nanti perutnya bisa ada dedek bayinya.

Uhuhuh Daniel kan takut, kasian kalau ada dedek bayi diperutnya Daniel.

Nanti Daniel nggak bisa makan tteobokki lagi, takut dedek bayi yang diperut kena pedesnya saus tteoboki.

"Kamu itu kenapa sih ? Kok akhir-akhir ini setiap hyung cium nggak mau ?" Seongwu mengeluarkan unek-uneknya selama beberapa minggu belakangan.

"Kata kak Seulgi nggak boleh ciuman ~ nanti diperutnya Daniel ada dedek bayinya. Daniel takut hyung ~~" sahut Daniel sambil berdiri. Dia berhadapan dengan Seongwu yang tidak terlalu berbeda tinggi dengannya.

"Hah ? Dedek bayi??" Seongwu mengernyit, Daniel meraih tangan Seongwu lalu memainkan jemarinya.

"Iya, Daniel nggak mau kalo perutnya Daniel ada dedek bayinya. Nanti kalau Daniel makan eskrim kasihan dedek bayi diperut Daniel kedinginan soalnya kena eskrim."

Seongwu menampar dirinya sendiri mendengar penjelasan Daniel.

Sepolos ini kah kekasihnya ?

Sepertinya Seongwu harus menemui kakak kekasihnya ini untuk meluruskan semua hal-hal tidak benar yang diajarkan pada Daniel.

"Tapi kata Kak Seulgi hyung boleh cium pipi Daniel banyak-banyak." Daniel berkata sambil mendekatkan pipi gembilnya ke Seongwu.

Si kekasih yang lebih tua hanya tertawa pelan—memutuskan untuk mengalah saja demi kepolosan sang kekasih yang hakiki. Ia lalu segera mencium pipi gembil yang disodorkan ke arahnya.

"Ok. Kalau gitu sebagai ganti bibirmu. Mulai hari ini aku mau cium pipi kamu 20 kali. Gak boleh kurang."

Daniel cuma mengangguk mengiyakan lalu menggandeng Seongwu keluar kamar.

Seongwu mendorong Daniel agar duduk manis di meja makan sementara dirinya menyiapkan peralatan makan.

"Hyung hyung ~~ bunda kapan kesini lagi ?"

Yang disebut bunda itu Ibu Seongwu—kalau ibu Daniel dipanggil Mama.

"Kenapa Niel ? tumben tanya soal bunda?"

Daniel menyengir polos, "Daniel mau pesen batbbingsu seperti yang kemarin-kemarin pernah bunda bawain."

Seongwu menggeleng pelan lalu duduk disamping. Dia tidak kaget kalau setiap bahasan yang ada antara dia dan Daniel itu tidak pernah jauh-jauh dari makanan dan kucing.

Tangannya dengan telaten menata dua piring dan menyendokan nasi.

"Hyung !! satu piring sajaaa ~~"

Daniel merengek sambil menarik-narik lengan Seongwu, "Kok satu ? Kamu nggak makan ?" Seongwu bertanya bingung. Daniel membuka mulut sambil menunjuk kearah mulutnya dan piring bergantian.

Oh paham !

Daniel minta disuapi.

"Utututu manjanya kucingnya Seongwuu ~~"

Seongwu merunduk untuk kembali menciumi pipi bulat Daniel, si pemilik pipi cuma bisa tertawa hahahehe seperti biasa.

Acara makan siang berjalan rusuh karena Daniel makan sambil bercerita bagaimana Dosen pembimbing skripsinya mencoret-coret hasil revisinya kemarin.

Ya pembaca, jangan salah sangka ya.

Daniel ini sudah semester 7 lhoh. Daniel sudah semester akhri, sementara Seongwu sudah lulus tahun kemarin dan sekarang bekerja jadi salah satu bagian Keuangan diperusahaan ayahnya.

Sekali lagi jangan dikira Daniel ini masih SMP, ok ?

"Uhuhuhu Daniel mau nangis aja rasanya hyung. Pak Siwon jahat uhuhu."

Seongwu tersenyum melihat tingkah polah kekasihnya ini, dia mengusap kuah yang meleber dari sudut bibir Daniel.

"Makanya, kan hyung sudah bilang untuk mencontoh format hasil skripsi hyung. Itu dulu yang jadi pembimbing hyung juga Pak Siwon lhoh. Dia baik niel, cuma disiplinnya aja yang bikin nggak kuat."

Seongwu menyuapkan lagi satu sendok nasi. Dia paham keluhan kekasihnya ini karena dia tahun lalu juga mengalami hal yang sama.

"Iya sih hyung Pak Siwon baik. Tadi aja habis bimbingan Daniel dibelikan eskrim oreo itu lhoh ! Yang wadahnya besar kayak Peter."

Seongwu siaga satu!

"Ohya, kemarin pas Daniel nungguin Jaehwan pulang latihan paduan suara Pak Siwon juga ngasih Daniel satu pack jelly yang kaya biasanya Seongwu-hyung beliin."

Siaga dua !

"Tadi Pak Siwon juga sempet pesen ke Daniel. Bilangnya , 'Daniel, kamu kan anak hits coba besok-besok kalau bimbingan pakek denim yang pas bagian pahanya sobek-sobek itu lhoh. Kamu pasti keliatan makin keren' gitu hyung"

WASPADA

WASPADA

Moshi moshi kak Seto ?

Wah wah pelecehan uke ini, minta dibegal nih bapak Dosen.

Berani-beraninya dia macem-macem sama kesayangan Seongwu, minta dilempar duit macem pelakor nih.

"Nggak boleh ya sayang, kalau lagi disekolah itu pakek baju yang sopan dan rapi. Kamu ingetkan minggu kemarin Hyunbin pernah pakek celana jeans yang robek-robek terus dihukum sama Pak Yunho ? Hayooo, kamu mau dihukum pak Yunho juga ?" ujar Seongwu menakut-nakuti. Daniel yang pipinya menggembung berisi nasi hanya bisa menggeleng.

Daniel tahu betul siapa pak Yunho, bagian Kedisplinan dan Dosen wali untuk Fakultasnya.

Biasanya kalau ngasih hukuman nggak main-main.

"Nanti kalau kamu nakal, sama Pak Yunho pasti disuruh lari keliling lapangan 20 kali. Hiiii...ntar habis itu pasti pipimu kempes." Seongwu lagi-lagi menakuti.

Pokoknya dia harus membuat Daniel batal memakai jeans sobek-sobek !

"Ihhh kok kempes—ga mau !!" Daniel segera merengek setelah menelan makanannya cepat.

Bibirnya merengut lalu dia memegangi pipinya yang merupakan aset berharga.

Karena menurut Daniel, bagian tubuhnya yang paling Seongwu sukai itu pipi. Nanti kalau pipinya kempes, Seongwu tidak sayang lagi dong.

Nggak, Daniel nggak mau !

"Makanya, kamu harus tetep pakai pakaian yang sopan dan rapi, ok ?" Seongwu mencubit hidung Daniel, membuat si gembil langsung tertawa.

"Oki doki !"

"Utututu tayangnya cungwuuuuu ~~ cium lagi cium lagiii~"

Seongwu memajukan badannya dan kembali mengujani pipi gembil itu dengan belasan kecupan.

.

.

.

"Hoii !! Danieell !! Sini sini !!"

Daniel yang berjalan bersama Jaehwan setelah menyelesaikan semua kelas mereka hari ini hanya diam menurut dan mendekati Kwon Hyunbin yang tadi melambaikan tangan.

Setelah dua anak itu duduk, Hyunbin melempar kode ke Taedong yang langsung dipahami.

"Donghanie sayang, ikut aku pesen makan lagi yuk... Kamu mau milkshake lagi kan ? Aku traktir mau?"

Donghan yang masih menatap Hyunbin dengan pandangan menusuknya melirik Taedong.

"Tumben banget mau nraktir aku. Buat pengalihan isu ? Hyunbin juga, ngapain tetiba sok akrab ke Daniel sama Jaehwan?" sikap sinis sinis manis dari Donghan membuat Daniel sedikit mengkerut takut. Soalnya Donghan memang terkenal judes seangkatannya—apalagi kalau ada yang ngegodain Taedong.

Weh, langsung disambelin itu muka-muka genit.

"Astaga dek Donghan ini sukanya suudzon ya. Kak Jaehwan no likey" Jaehwan menjawab kalem yang membuat Donghan gemes mau nampar.

Sok imut banget ngomongnya ini mantan Ketua Paduan Suara Universitas.

"Yang ~ sayangku cintaku matahariku macankuu ~~ ayoo pesen makanan~" Taedong merengek sok imut dan secara paksa menarik Donghan menjauh dari meja yang kini diisi Hyunbin, Daniel, dan Jaehwan.

"Kak Jaehwan nggak mau ikutan pesen makanan juga ? Aku traktir nih kak mumpung ada rejeki tadi, ehehe bab 2 sudah di acc. Aku mau syukuran—"

"Bodoamat ya Dek hyunbin. Aku disini jadi walinya Daniel. Dikasih pesen sama kak Seongwu buat ngejagain Daniel selama dikampus."

Jaehwan memotong basa-basi Hyunbin, Daniel mengerjap bingung saja—malah sempat gagal fokus pada dua orang dihadapannya karena melihat ada anak lewat membawa pisang coklat dan gutdei cappucino.

"Astaga kak Jaehwan kok suudzon sih sama dek Hyunbin. Nangis nih aku—"

"Hyunbin jangan gitu ih—gelii"

Yang diatas itu suara Daniel.

Hyunbin mengelus dadanya—untung bukan dada kak Hwasa yang kebetulan lewat—

"Daniel, aku mau ngomong serius nih..."

Daniel menatap Hyunbin fokus—matanya mengerjap lucu membuat Hyunbin tertawa sebentar. Daniel merengut karena ditertawakan.

Dia memang tidak terlalu dekat dengan Hyunbin karena Hyunbin itu teman Seongwu—segrup di SEME HITS KAMPUS

Tapi dalam beberapa kegiatan kampus mereka memang sering ngobrol—tapi ya sekali lagi Hyunbin nggak berani ngobrol macem-macem karena mata-mata Seongwu itu naudzubillah banyak dan tersembunyi kayak kelompok Anbu di anime naruto.

Bisa jadi rica-rica dia kalau ketahuan ngajarin yang nggak-nggak ke Daniel.

Tapi kemarin Hyunbin sudah membulatkan tekadnya.

Hari ini juga Hyunbin akan membenarkan semua kebelokan yang ada—dia akan jadi avatar Aang yang akan mengembalikan keseimbangan 4 elemen dunia.

Dia akan memberikan Daniel pelajaran yang hakiki akan pentingnya penentuan posisi dalam sebuah hubungan.

Sebenarnya rencana Hyunbin ini bukan sekadar iseng karena dia jomblo nganggur di malam minggu atau sebagainya.

Ini rencana besar—sudah selevel dengan rencana Megatron menguasai dunia.

Kemarin itu peringatan ke 3 tahunnya patah hati ditinggal Senpai kesayangannya—sebut saja inisialnya MH

Si senpai ini satu angkatan sama Seongwu dan sudah taken pas Hyunbin baru masuk semester 2. Tahukan gimana sakitnya ?

Baru juga naksir—belum sempet mepet udah kena tikung.

Yang paling tidak bisa Hyunbin terima itu soal posisi—ya...si senpai ini udah Hyunbin gadang-gadang jadi uke nya, eh malah tetiba jadian.

Mana jadi seme pula.

Nggak terima kokoro hyunbin tuh!

Hyunbin nggak bisa lupa gimana pas dia lihat Minhyun ciuman didepan mobil warna hitem sama Sungwoon.

Hyunbin nggak cuma patah hati—

Astaga maaf kesebut ya oknum senpainya... Maaf ya bin :"(

Ok dilanjut...

Hyunbin nggak cuma patah hati, tapi dia merasa tatanan hirarki antara seme dan uke mulai gonjang-ganjing karena kejadian ini.

Iya pembaca, dia memang lebay. Biarkan saja, kalau dia tidak lebay cerita ini tidak akan ada.

Jadi karena kejadian diatas, Hyunbin berikrar sambil menatap poster gambar bendera Pasukan Pengintai.

"Aku nggak bakal terima kalau Kak Seongwu yang aku yakini satu spesies sama Kak Minhyun jadi semenya Daniel. Bodoamat kalau selama ini dia keliatan bertanggung jawab sebagai seme. Aku bakal nge-buka kedok aslinya sebagai uke. Sampai diwaktu aku bisa berhasil ngebuat kak Seongwu jadi uke Daniel, aku bakal berhenti buka situs kucingpoi dan sejenisnya. Tolong berikan aku restu mu Komandan Irvin dan Corporal Rivaille"

Ikrar yang dilakukan pada jam 7 pagi itu diakhiri dengan Hyunbin menyanyikan opening Attack on Titan S2 dan gedoran pintu dari Ibunya karena Hyunbin sudah melakukan polusi udara pagi-pagi.

.

.

.

Daniel merapikan sepatunya dirak sepatu rumah Seongwu. Dia sejak tadi diam dan memikirkan penuh perkataan Hyunbin yang menurutnya sangat bermanfaat saat dikantin Universitas tadi.

"Daniel, kamu kan mau ultah tuh. Nggak mau minta kado yang spesial gitu dari Kak Seongwu ? Nanti kamu juga kasih kado balik biar makin romantis."

Iya, sebentar lagi ulangtahunnya.

Daniel bukan anak banyak uang sih—meski setiap hari mendapat jatah tetap dari orangtua dan kakaknya. Dia tipe anak suka makan, jadi terkadang uang sakunya akan habis untuk membeli camilan-camilan.

"Enaknya memberikan apa ya ke Seongwu-hyung..." Daniel bergumam pelan sambil menelungkup disofa ruang tengah rumah kekasihnya. Jam segini biasanya Seongwu memang masih ditempat kerja, Daniel juga biasanya belum pulang tapi hari ini ada 1 dosen yang absen jadi dia pulang lebih awal.

Drrt

Drrt

Daniel merogoh saku hoodienya dan mengernyit saat tahu Hyunbin menelponnya.

"Hallo hyunbin." Sapa Daniel pelan.

"Hai niel, kak Seongwu sudah pulang ?"

"Beloomm ~ kan baru jam 3 sore."

"Kamu mau nyoba macaroons baru dicafe deket toko buku punya mamaku nggak ? Aku traktir deh! Disana juga lagi ada diskon ice cream lhoh"

"EEHHHH ?! Yang bener ? Mauu dong—tapi jemput ya..."

"Siap komandan ! Aku kerumah kak Seongwu sekarang nih ! Siap-siap ya nielnya kak cungwu"

Daniel terkikik lalu bangun dan mandi—menyegarkan badan soalnya dia sedari pagi ada dikampus.

Entah Hyunbin itu naik mobil dengan kecepatan berapa, baru saja Daniel keluar dari kamar mandi Hyunbin sudah mengetuk pintu rumah Seongwu.

"Masuk bin, ehehe maaf ya aku baru mandi"

Visualisasi Daniel yang cuma memakai boxer dan kaos oblong sempat membuat Hyunbin kaget.

Gila modelan kayak gini kok jadi bawahan—mana bawahannya kak Seongwu yang badannya cungkring kayak pohon Lombok depan rumah pula – keluhan Kwon Hyunbin, jomblo usia 21 tahun.

"Dan, jangan pakek hoodie hari ini." Hyunbin memulai rencana besarnya. Daniel yang akan masuk kamar untuk ganti baju menoleh bingung.

"Kenapa bin ? Kata kak Seongwu kalau mau main pakek baju yang anget biar nggak kedinginan. Katanya sekarang lagi banyak nyamuk demam berdarah bin..."

Hyunbin mendengus mendengar itu, "Pakek kemeja kaya kak Seongwu pas kerja dong Niel—biar sama gantengnya kaya aku."

"Nggak ah, kata Kak Seongwu kalau aku pakek kemeja nanti kalau buat gerak perutku keliatan—nanti masuk angin. Aku nggak mau masuk angin terus minum obat."

Hyunbin sudah mencekik dirinya sendiri secara imajiner—tidak, dia tidak boleh menyerah sekarang ! Dia harus segigih Naruto!

"Heh niel, sini deh aku kasih tahu rahasia~" Hyunbin mendekatkan dirinya keujung sofa dan berbisik pada Daniel yang sudah pasang telinga.

"Kakak kasirnya itu suka cowok pakek kemeja. Kemarin aja aku pakek kemeja—eh dikasih bonus eskrim sama macarons 3 biji."

"OK AKU PAKEK KEMEJA !!"

Daniel langsung melesat masuk kekamar.

Hyunbin mengelus dada bersyukur, sebentar menyanyikan lagu opening Naruto shippuden—dia berterimakasih pada semua Tuhan yang membuat Daniel jadi bucin makanan manis.

Muahahahaha gampang banget dah bujuknya

Beberapa menit menunggu, Daniel keluar kamar dengan kemeja putih dan celana hitam—

Wait...kok kaya orang mau berangkat ke kantor ?

"Dan...kamu mau ngelamar kerja apa gimana sih ? Kok pakek kemeja kaya gitu"

Daniel mendengus sebal, "Lah tadi kan kamu yang bilang suruh pakek kemeja. Hyunbin gimana sih !"

Hyunbin menampar dirinya sendiri—secara langsung.

"Iya iya maaf—aduh bodoh sih aku emang. Udah sini aku cari in bajunya yang pas!"

Bisa makin pening dia kalau lama-lama ngomong sama Daniel.

.

.

.

Seongwu merenggangkan badan, mendesah kecil saat mendengar bunyi dari tulang belakangnya.

"Woo, ikut aku yuk! Irene bilang hari ini dia ada menu baru. Crepes sama cake apa gitu namanya, nggak mau beliin buat Daniel ?"

Jisung—teman sedivisi Seongwu sudah siap pulang, dia berdiri didepan pintu ruangan Seongwu.

"Oh, boleh juga. Yuk, sekalian mau beliin dia ice cream."

Karena Jisung tinggal dengan Irene—saudara sepupunya—dia biasanya berangkat pergi barengan sama si cantik itu. Jadi sekarang dia jadi penumpang dimobil Seongwu.

"Wu, aku mau ngomong nih...tapi kamu jangan tersinggung atau marah" mulai Jisung setelah beberapa saat mobil berjalan.

"Ya nggak usah ngomong kalau gitu ji—"

"Anjir! Serius ini !"

"Lha makanya ! kalau mau ngomong mah ngomong aja, gausah sok serius."

Jisung menahan diri buat nggak nampar Seongwu, dia narik nafas pelan.

"Kamu udah pernah nge-sex sama Daniel?"

Ckit !

Tuk !

Hidung tampan jisung nabrak dashboard mobil—sialan si Seongwu!

"APA MOTIVASINYA LU TANYA BEGITUAN HA ?!" Seongwu nge-kapslok dengan nggak selow.

Jisung masih mendumal soal hidungnya, dia mencebir.

"Nggak usah sok kaget lah. Situ udah dewasa juga, udah nggak tabu ngomongin beginian."

Seongwu mengatur nafas, tangannya mencengkeram stir mobil kencang.

"Belom. Aku belom ada niatan ngambil first-timenya Daniel." Seongwu segera menjawab—berharap si Jisung tidak bertanya aneh-aneh lagi.

"Seriusan kamu yang jadi pihak atas ? Masih belom percaya akutuh Wu" Jisung meledek setengah serius.

Seongwu melirik Jisung tidak terima, cowok disampingnya ini mengenalnya dan Daniel berapa tahun sih ?

"Gini ya Wu, jadi keren, tanggung jawab, gentle, dan main sama Seme itu bukan jaminan kalau kamu juga seme." lanjut Jisung setelah melihat lirikan sensi Seongwu.

"Begitu pula sama si Daniel. Bukan berarti karena dia polos, lucu, ngegemesin dan pemalu jadi bikin dia sebagai bottom."

Seongwu buka suara, "Jadi karena Daniel lebih besar badannya dari aku terus dia jadi semeku gitu ?" nadanya sangat sensi—Jisung memutar mata males.

"Ya nggak gitu juga. Menurut aku nih ya, kalian itu fleksible banget. Belom pernah ya akutuh ketemu pasangan ambigu posisi kayak kalian."

Jisung dan Seongwu diam sebentar—banyak yang ingin diucapkan tapi bingung.

Lampu-lampu dipinggir jalan jadi sasaran pandangan tajam Jisung, dia meneruskan pelan.

"Kalau secara pandangan orang mesum sih, siapa yang berani ngebobol duluan—itu yang seme. Mau kamu kek mau Daniel kek. Yang merasa panas lebih dulu—biasanya seme."

Seongwu menahan diri buat nggak nurunin Jisung sekarang juga.

.

.

.

"Hallo kak Lucy cantik."

Daniel bergidik melihat Hyunbin bergaya menumpu ke Counter sambil mengedipkan mata.

"Mau pesen makanan apa mau kena tampar ?" si mbak-mbak cantik dicounter langsung bales ucapan Hyunbin sambil sendekap.

"Astaga si kakak, sama pelanggan setia kok judes amat. Niel—Daniel hoi !"

Hyunbin menyikut Daniel yang sudah salpok ke etalase disisi kiri Counter pemesanan yang menampilkan banyak jenis macaroons lucu nan menggoda perut.

Daniel sudah menempelkan jidatnya ke kaca etalase. Hyunbin sama si mbak yang dipanggil Lucy cuma bisa pasang wajah datar aja.

"Ya itulah mbak, kamu dengerin dia pesen apa. Terserah. Bayarnya pakai credit card saya—mbak gesek sendiri." Hyunbin menempelkan kepalanya ke mesin kasir capek.

Dia baru beberapa jam aja udah segini menguras hati. Apa kabar Songwu yang udah tahunan sama Daniel ?

Hyunbin mulai goyah pendiriannya.

Apa bener kak Seongwu memang ditakdirkan jadi seme dan pawang ini beruang kutub ? – khb, mhs putus semangat.

"Aku mau yang itu, itu , itu sama itu. Aku mau macaroons yang bulet juga tapinya... yang itu tuh kak. Terus yang itu, sama yang sebelahnya. Sama yang ini—ini deket kaca ini. Nah, 2 ya kak. Teruuss... yang itu itu !! yang warna coklat kaya madu—aku juga mau itu. 1 aja ehehehe. Terus minumnya..."

Hyunbin mengelus kartu creditnya memelas.

"OK, udah semua ya. Kamu tunggu in dimeja ya dek." Lucy mempertahankan senyum ke Daniel, selepas cowok lucu itu pergi ke meja—meninggalkan Hyunbin—Lucy menarik kartu kredit Hyunbin.

"Lepasin bin ! mau bayar nggak sih ?!"

"Astaga , aku aja belom pesen ..."

Lucy merengut, "Yaudah apa buruan !"

Hyunbin mengelus dada tabah, "Aku iced tea aja lah..."

Lucy segera menarik keras kartu kredit Hyunbin dan menyodorkan alat gesek agar Hyunbin memberi tanda tangan.

"Yes ! Sip ! Terima kasih atas pesanannya, silakan ditunggu dimeja ya ~"

Hyunbin menahan tangis saja saat Lucy mengembalikan kartu kreditnya setelah digesek sadis untuk membayar makanan Daniel yang seperti porsi 3 orang.

.

.

.

Seongwu menggumamkan terima kasih ke kasir dan membawa paper bag berisi 3 set macaroons dan 4 biji Donut. Dia mengeluarkan ponsel untuk memberitahu Daniel jika dia membawakannya camilan.

"Eh eh wu... eh itu Daniel bukan sih ?" Jisung menepuk pundak Seongwu dengan heboh.

Seongwu menoleh kearah meja disudut Cafe yang diduduki 2 pemuda.

Hyunbin dan Daniel

SIAGA 3 !!!

Seongwu itu tahu mulutnya Hyunbin tidak punya filter ala internet positif—bisa bahaya kalau tiang bendera itu mengajarkan hal yang tidak-tidak ke Danielnya yang polos sepolos cotton candy.

Dengan langkah lebar Seongwu mendatangi meja itu.

"Dan—eh!"

Seongwu kaget karena sosok yang ia yakini Daniel itu tiba-tiba berdiri dan berbalik aarah menghadapnya.

Wait...

Ini Daniel apa bukan ?

Kok...

"Ganteng..." Seongwu berbisik pelan. Matanya masih tidak lepas melihat penampilan pemuda didepannya ini.

Ini beneran Daniel ?

Daniel yang biasanya guling-guling dilantai pakek jaket kucing ?

KOK JADI GANTENG ?! – osw, seme yang mulai goyah posisinya.

"Eh ?! Seongwu-hyung ~" nada panggilan nya 100% Daniel.

"u-uh...Niel...kamu kok main keluar nggak bilang aku dulu ?" Seongwu mengalihkan pikirannya soal lengan Daniel yang kelihatan nyaman untuk bergelantungan.

"Um, tadi Hyunbin ngajakin makan cake disini Hyung. Maafin Niel lupa nggak bilang ~"

Daniel menunduk sambil memainkan lengan kemejanya yang digulung, Seongwu mendekatinya dan mengusap bahu lebar Daniel yang entah kenapa lebih menggoda dimata Seongwu—menggoda untuk digigiti sembari bergelantungan ala koala.

STOP !

Sadar posisi !

Kamu seme Ong !

Seongwu berdeham, "Udah makannya ? Mau pulang bareng hyung ?"

Daniel menggeleng dan menyingkirkan badan bongsornya agar Seongwu bisa melihat mejanya.

Seongwu—dan Jisung dibelakang—kaget setengah mati.

"I-ini kamu baru aja pesen ? Makanannya baru dateng?" Seongwu menatap Daniel tidak percaya. Sosok Hyunbin yang sudah menelungkup disisi meja yang lain membuat Seongwu merasa tidak enak.

"Nggak, Niel udah makan 2 porsi."

Jisung dibelakang Seongwu mengelus dada dan mengucapkan beberapa doa untuk uang-uang yang sudah dihamburkan Daniel.


"H-hyunbin...i-ini semua pakek uang kamu ?" Seongwu berucap ke adik kelas yang masih diambang kesadaran itu.

"Menurut kakak aja sih..."Hyunbin menyahut dengan suara super lemes.

"Si-sini kasih struknya, aku ganti uangmu Bin. Yaampun maaf banget ya"

Melihat Seongwu yang panik, reaksi 3 orang didekatnya itu berbeda.

Jisung masih berdoa, Hyunbin langsung semangat karena uangnya kembali, dan Daniel...kembali menikmati slice-slice cake hasilnya merampok ke Hyunbin tadi.

Nggak apa-apa deh asal rencana tahap satu udah terlaksana muahahahahah – khb, bahagia setelah uangnya kembali.

.

.

.

Keesokan harinya Daniel kena sakit perut yang membuatnya harus libur dari kegiatan kuliah. Seongwu menyuruh Daniel menghubungi salah satu temannya untuk menemani dirumah—dan anak bongsor itu memilih Hyunbin. Sekalian meneruskan diskusi mereka dicafe soal hadiah apa yang bakal daniel kasih ke Seongwu.

Hadiahin dirimu aja niel

Daniel sampai sekarang masih bingung soal kalimat yang diucapkan Hyunbin kemarin itu. Dia baru akan menelpon Hyunbin saat anak tinggi itu sudah mengetuk pintu rumahnya.

"Aku bawa film nih." Hyunbin menepuk ke tas laptop yang menyampir dipundaknya. Daniel mengangguk semangat.

"Tapi kita nontonnya dikamar aja." Lanjut Hyunbin membuat Daniel bingung, "Kenapa dikamar ?"

Hyunbin melirik kesekeliling—matanya melihat 2 ekor kucing gelundungan dikarpet.

"Biar nggak nggangguin Rooney sama Peter lagi main. Mereka butuh waktu private buat main niel.." alasan Hyunbin asal keluar dari mulut, tapi Daniel mengangguk setuju.

"Bener juga. Yaudah yuk kekamar"

Hyunbin mengelus dada setengah prihatin pada dirinya sendiri dan setengahnya lagi kasihan pada Seongwu yang betah dengan Daniel selama beberapa tahun ini.

"Film apa Bin ?"

Hyunbin sudah duduk anteng dengan seperangkat Laptop, charger, dan flashdisk warna hitem-merah.

"Film nya bagus, bisa buat referensimu sama Kak Seongwu ntar."

Hyunbin mengabaikan Daniel yang terus bertanya, mulai dari kenapa Hyunbin nyari filmnya musti masuk ke belasan folder , kenapa ada video yang gambar mbak-mbak ga pakek baju, kenapa ada yang iconnya tanda pentung sama nama foldernya XXBDSMXX dsb.

Hyunbin cuma ham hem ham hem dan akhirnya video yang dia inginkan ketemu.

"Ini nih tonton niel. Nggak bole diskip!"

Daniel merengut melihat durasi video yang mencapai 1 jam lebih.

Ini film ?

Film Marv*el ?

Iro*nman ?

"Oiya satu lagi ! Inget ! Nggak boleh bilang ke Kak Seongwu kalau kamu nonton film ini. Ntar bilangnya kalau udah dipraktekin aja !"

Hyunbin melihat anggukan polos Daniel dan segera memutar video itu.

Hening.

Daniel asyik menonton dibawah, sementara Hyunbin naik kekasur dan bermain game.

Mungkin sudah 40 menit, Daniel mulai ribet.

"Bin..bin... ini—kok filmnya ada ciumannya banyak sih ?"

"Bin...mereka beli apa sih itu ? Kok yang tinggi tanya ke yang pendek minta rasa strowberry apa pisang. Permen ? mereka beli permen ?"

"Bin, aduh .. Daniel malu lihatnya ~~"

"Bin... yang pendek—pantatnya bagus ya.."

"H-mbin...aduh..aku pengen pipis"

Hyunbin langsung merubah postur terlentangnya ke arah telungkup dengan kepala disamping Daniel yang sudah bersandar kekaki ranjang.

Muka dan telinga Daniel merah.

Okesip bosque.

"Bayangin kamu itu yang tinggi Niel, terus yang pendek kak Seongwu..." bisik Hyunbin pelan.

Daniel melenguh sambil merapatkan kakinya—bagian bawahnya bertambah ngilu saat dia membayangkan Seongwu-hyungnya membuka kaki selebar itu dan mendesah keras.

"Kamu ngaku deh niel... kamu sebenernya pengen pegang pantatnya kak Seongwu kan ?" Hyunbin mulai mengompori lagi.

Daniel mulai memegang bagian bawahnya.

Daniel pengen cium kak Seongwu...

Daniel pengen pegang pantat kak Seongwu...

Dengan terdengarnya desahan dan nama Seongwu keluar bak lenguhan dari mulut Daniel, Hyunbin menyeringai.

Tahap dua selesai ulululuulu – khb, ternista 2k18

.

.

.

Seongwu merasa aneh saat Daniel pulas sekali saat dia pulang. Makanan yang dia beli saat pulang kerja dia lupakan karena melihat Daniel tampak sangat kelelahan.

"Hngg, s—wu-hyungiehh~"

Seongwu menegakkan punggung—membatalkan acara mencari piyama dilemari Daniel.

Dia memicing melihat Daniel yang bergerak aneh diatas ranjang.

"Hyung—hh,buka kakinya lebih lebar hyuung~"

Seongwu merasa pipinya memerah panas,

Apa-apa an ini ?

Dia bukan anak sok polos yang tidak tahu arti dari igauan daniel tadi.

Kenapa badannya panas ?

Apa dia sungguh sudah tidak tahan ingin mengkalim Daniel?

Heleh sok kayak werewolf au – LSA, ngomong didepan laptop

"Hyunghh~ ah—"

Seongwu bergegas keluar kamar—takut hilang kendali.

"Maafin Seongwu ya Bunda...Seongwu buang anak dulu malem ini" ucap Seongwu sebelum masuk ke kamar mandi didekat dapur.

.

.

.

"Seongwuuu hyuuuungg~~"

Seongwu sengaja menunggu Daniel pulang kuliah hari ini—kangen pada pipi gembul Daniel alasannya.

Padahal yang dikangenin dada lebarnya—Seongwusedang butuh sandaran .

Daniel mendekat dengan style yang tidak Seongwu sangka. Ya memang tadi pagi Seongwu tidak bisa mengantar Daniel—kalau tidak salah ingat tadi pagi Daniel bilang dia berangkat dengan Hyunbin.

"Seongwuuuu~ kok Daniel dicuekin sih :'("

Daniel merengut lucu, kurang cocok dengan style nya hari ini.

Seongwu sendiri sedang mencoba meraup oksigen sebanyak yang dia bisa.

WOOIII RAMBUTNYA DANIEL GUE KENAPA ANJU KOK JIDATAN ANJU KOK BLONDE WOIIII SIAPA INI YANG JADI TERSANGKA—OH ANJIR KWON HYUNBIN SIALAN MINTA DISAMBELIN MUKANYA

"Hyung ?! EH ?! EH Seongwuuu hyuuung ~~ kok mukanya merah ?? Sakit ?? Sini-sini Daniel gendong ~"

Daniel mendekat, kedua tangannya dengan sigap memeluk Seongwu dan menggendongnya ala koala

Ada yang mau mengingatkan mereka kalau mereka masih didepan kampus ?

"D-dAniel..o-OI TURUNIN NIEL !"

"EH ? katanya sakit ..."

Daniel menyahut polos lalu menurunkan Seongwu pelan, wajah Seongwu makin merah saat melihat Daniel dari dekat.

Astaga jidatnya bikin lemah.

Seongwu butuh tabung oksigen buat nafas yorobun :'(

Eh...

Seme kok lemah—NGGAK ! NGGAK JADI YOROBUN AHAHAH SEONGWU KAN SEME MASA KALAH SAMA JIDATNYA DANIEL

OKE Seongwu kuat !

"Seongwu-hyung ~ hari ini Daniel ada tugas, jadi Daniel mau ngerjain dulu sama Hyunbin sama Haknyeon. Seongwu-hyung pulang duluan ok ? Nanti Daniel pulang ke rumahnya Seongwu-hyung kok ~"

ABORT

MISSION ABORT

NGGAK KUAT

SEONGWU SUDAH LUMER DITANAH

Daniel memeluk pinggang Seongwu dengan satu lengannya, tangan yang lain dengan tenangnya mengusap rambut Seongwu yang agak berantakan.

Setelah berucap tadi, Daniel menambahkan satu kecupan lama didahi. Daniel menjauhkan wajahnya dari Seongwu—meneliti ekspresi si kesayangan.

Merah

Merona

Manis

Aduduh...

Daniel menambahkan ciuman lagi dihidung dan 3 titik bintang.

"Daniel sayang Seongwu-hyung ~ Daniel belajar kelompok dulu ya ~ Da da Seongwu-hyung manis~" Daniel menjauh sambil melambaikan tangan. Anak bongsor itu segera memasuki mobil Hyunbin yang didalamnya sudah ada sipemilik dan Haknyeon.

Seongwu tidak bisa merespon.

Masih blank kena Daniel Manly Attack.

Pingsan sebentar boleh ?

Disisi lain, Daniel duduk disamping kemudi yang dikuasai Hyunbin.

Dia menatap polos dua temannya itu.

"Gimana tadi ? Daniel udah bagus belom gayanya ?" tanya Daniel sambil mulai mengulum satu yupi.

Haknyeon dan Hyunbin ngasih jempol.

"Bagus ! Lanjutkan ! Gas teros sampe kak Seongwu nyerah dan desah buat kamu" ini Haknyeon yang ngomong.

Daniel mengernyit bingung, "Desah buat Daniel ? Ohh ~ nanti Daniel pas ultah hadiahnya harus bobok an sama Seongwu-hyung yang kaya difilm kemarin ?"

Hyunbin dan haknyeon sekali lagi mengacungkan jempol.

"Ok, nanti Daniel pas udah dirumah latihan lagi buat ngegoda Seongwu-hyung." Putus Daniel sambil menikmati satu pack besar yupi hasil traktiran Hyunbin.

.

.

.

Seongwu_Ong Happy birthday for my love @Daniel_Ong. Aku sayang kamu kemarin, sekarang dan besok. Terima kasih udah selalu ada buat mewarnai hariku, terima kasih sudah menjadi motivasi dan inspirasiku. Kamu cintaku...selamanya.

♥ Liked by Daniel_Ong , Hyunbin_K , and 230 others.

Daniel_Ong Daniel juga sayang hyung ~~ Daniel sayang hyuungg banyak-banyak ♥♥♥♥

JisungYoon tahu dah ya yang taken, cintanya banyak-banyak, sayangnya banyak-banyak

Hyunbin_K asal keluarnya jangan banyak-banyak ya hyung, biar gak langsung ngisi :')

Jhaknyeon pakek sutra dong @Hyunbin_K biar nggak botjor meski keluar banyak :')

Seongwu_Ong hapus komentar kalian @Hyunbin_K @Jhaknyeon atau aku bikin nggak bisa pegang hp selamanya :)

Seongwu_Ong Sayangnya Seongwu nanti jangan lupa pestanya dirumah hyung ok ? @Daniel_Ong

Seongwu_Ong yang tua tida bole sirik :) @JisungYoon

Daniel_Ong @Jhaknyeon, nggak ah Daniel pengen coba yang ada rasa-rasanya. Kayanya enak, Seongwu-hyung suka strawberry deh kayanya. Nanti Daniel mau coba beli.

Seongwu_Ong deleted this post

Jantung Seongwu udah kaya beduk yang dipukul pas adzan maghrib bulan puasa.

Astaga

Astaga

Astaga

Ini postingan tadi jam 12.00 am dia bikin, pas dia tengokin agak siang kok udah ada 3 biji anak kecil bahas sutra-sutra an astaga...

Seongwu memijat pelipisnya.

Ini masalah.

Danielnya yang polos nan lucu menggemaskan sudah terkontaminasi.

"Wu—HOI SEONGWU !! DIPANGGILIN JUGA ! MAU PAKEK JAS YANG INI NGGAK ?!"

Seongwu hampir melempar ponselnya pas Jisung teriak-teriak dideket telinganya.

"Astaga Ji... sabar lah sabar. Iya sini-sini aku pakek."

Seongwu seharian ini memang libur kerja, dia menyiapkan pesta ulangtahun untuk kucing gembulnya.

Ya, pestanya dirumah Seongwu—nggak tahu kenapa.

"Daniel bakal sampe nih 15 menitan lagi, yuk di check buat yang terakhir kali." Jisung yang habis beberes dan ngambilin Jas Seongwu udah rapi juga.

Mereka ngecek makanan, kue dll buat tamu-tamu.

Nggak banyak kok, Daniel biasanya cuma ngundang 5-7 temennya. Dan Seongwu sendiri palingan cuma bawa si Jisung.

Seongwu sudah siap tampil menawan dideket pintu, sejenak sebelum dia meraba lehernya.

Ya, dia pakek Choker.

Nggak tahu motivasinya apa. Tapi gara-gara kemarin Rooney sama Peter punya choker-name baru, Seongwu ngiri. Dia akhirnya minta Jisung buat dibeliin choker.

Nggak berfaedah memang rasa irinya Seongwu ke duo Kucing.

Semoga Daniel suka...

Seongwu merasa pipinya panas lagi membayangkan Daniel mengendusi lehernya—seperti yang biasanya Daniel lakukan ke kucing-kucingnya.

Suara derum mobil dihalaman luar rumah membuat Seongwu semakin berdegup excited.

Daniel akan suka pestanya kan ?

Seongwu berdiri disisi pintu menyambut kekasihnya.

"Daniel, sayang—"

Seongwu merasa chokernya benar-benar menahan asupan oksigennya—membuatnya sesak dan panas secara bersamaan.

"Seongwu-hyung, kau indah..."

Suaranya berbeda—tidak maksud Seongwu nada bicaranya.

Tidak !

Danielnya tidak pernah berbicara dengan nada rendah seperti ini.

Seongwu tidak bisa bertahan dengan dua kakinya sendiri—tidak saat dua manik itu menatapnya lurus.

"S-selamat ulangtahun Daniel..." bisik Seongwu, Daniel berada didepannya—tanpa jarak.

Bibir tebal itu mendekati sepasang bibir miliknya.

Diluardugaan Seongwu, bukan hanya menempelkan bibir dan mengecup manis.

Daniel meraup bilah bibirnya, menyesapnya seperti permen favourite.

Diberi gigitan kecil, membuat kaki Seongwu melemah.

Cukup, dia sudah tidak tahan dengan aura dominant Daniel.

"Danh—" desahnya lolos saat tangan Daniel mengelus pinggangnya.

Ada apa ini ?

Kenapa kepala Seongwu pening ?

Kenapa sentuhan Daniel membuatnya panas ?

"Seongwu-hyung, aku mau hadiahku..." Daniel berbisik pelan, Seongwu mengangguk.

Merasa makin panas saat Daniel tak lagi menyebutkan dirinya dengan nama—melainkan kata AKU.

Seolah ingin memperingatkan Seongwu soal sisi dominant yang selama ini disembunyikan.

Dont judge book, by the cover.

"Tent—"

"Aku mau ini..."

Bongkahan sintalnya diremas pelan. Tak peduli bahkan saat mereka masih didepan pintu rumah—dijadikan tontonan beberapa pasang mata.

Oh, bolehkah Seongwu menyerah sekarang ?

Dia panas

Dia butuh Daniel menyentuhnya sekarang.

Dia butuh Daniel.

.

.

.

Apakah kalian perlu informasi soal pesta ulangtahun Daniel 3 hari lalu ?

Pestanya bisa dibilang...gagal.

Gagal karena Daniel memilih private-time dengan Seongwu.

Meninggalkan Jisung, Hyunbin, Haknyeon, dan beberapa teman Daniel diruang tamu memakan kue ulang tahun dan pulang mengambil paper bag berisi camilan yang sudah Seongwu siapkan. Jisung yang mengunci pintu ngomong-ngomong.

Sudah habis kalimat makian Jisung untuk Seongwu.

Yang paling hebat adalah, sejak hari itu pula tidak ada satu teman yang bisa menghubungi Daniel dan Seongwu.

Tidak ada yang tahu apa yang sejoli itu lakukan, atau dimana mereka sekarang.

Kalian penasaran ?

"Danh—ah ~"

"Masih pagi hyung, jangan mendesah lagi. Aku sudah lelah."

"Ini sudah pukul 10 bodoh !"

"Berkata kasar sekali lagi, aku tiduri lagi—"

"Daniel !! STOP !"

Seongwu mendesah lelah saat tubuhnya lagi-lagi dikungkung Daniel.

Mereka benar-benar seperti bom yang meledak.

Baik Seongwu maupun Daniel.

Mereka sedang dalam rasa ingin yang tinggi.

Selama 3 hari ini mereka mendekam dirumah.

Bercinta-mandi-makan-bercinta-tidur-bercinta-mandi- begitu seterusnya. Tidurpun tidak benar-benar tidur nyenyak.

Seongwu pernah terbangun ditengah malam saat merasa ada yang mengganjal dibagian pantatnya, Daniel pun pernah terjaga hingga 3 dini hari karena ada yang melompat-lompat diatas pangkuannya.

Mereka lelah.

Tapi mereka menikmatinya.

Hanya saja sepertinya mereka melupakan apa yang disebut Sekolah dan Kantor.

Berdoa saja Daniel tidak terkena skors dan Seongwu tidak diberi potong gaji.

.

.

.

Daniel menelungkupkan badan dimeja kelas—dia ingin tidur.

Semingguan ini Seongwu-hyungnya aneh, dia berulah terus. Kadang menangis, kadang marah-marah.

Kata Jisung, itu efek dari pekerjaan kantor yang sedang ada masalah.

Memang benar sih, beberapa hari ini Seongwu suka lembur dan berakhir Daniel menjemputnya hingga ke ruangannya.

"Niel ? Nggak mau beli makan siang ?"

Daniel menggeleng menjawab Hyunbin. Si tinggi itu peka akan keadaan dan duduk didekat Daniel.

"Kau bertengkar ya dengan Kak Seongwu ?"

Daniel menggeleng lagi.

"Terus ? Kok lemes gitu."

Daniel hela nafas lelah.

"Seongwu-hyung aneh bin. Kemarin dia minta eskrim jam 1 malem. Minta rasa mint campur blueberry plus madu." Beritahu Daniel.

Hyunbin memicing—wah wah ... jangan-jangan.

"Terus ada lagi yang aneh ?"

Daniel mengangguk, "Setiap pagi muntah-muntah... belom lagi kalau malem gitu selalu minta peluk—Daniel udah jarang tidur rumah mama."

Sudah jelas...

"Ntar pulang ngampus ajakin ke dokter aja Niel. Kata mama ku kalau keseringan muntah berarti sakit. Tanyain ke dokter dulu coba."

Ya, meski sudah berhasil melakukan hal senonoh ber-rating dewasa pada Seongwu nyatanya Daniel masih polos.

Kalau kata Hyunbin, "Kitten on the streets, Daddy on the sheets"

Sok nginggris dia.

"Seongwu-hyung sakit ?! KOK BISA SAKIT !??!"

Hyunbin memutar mata malas, "Namanya juga manusia, jelas bisa sakitlah."

Berbekal nasihat Hyunbin, Daniel segera pulang setelah kelas terakhirnya selesai.

"Danieellll ~ ~ ~"

BUG !

Daniel hampir terjengkang ke belakang karena tiba-tiba diterjang seseorang.

"Seong—mhn—"

Daniel membulat kaget saat orang yang menubruknya itu langsung melumat bibirnya—benar-benar dilumat sampai menimbulkan bunyi basah yang erotis.

Masalahnya...mereka masih digerbang Kampus.

"Danieelll ~~ cungwuu kangeenn ~~"

Manyun-manyun manja

Seongwu malah membuat Daniel gemas.

"Utututu Cungwunya nyell lutuuuuu ~~" Daniel menguyel pipi Seongwu yang makin berisi dengan gemas, membuat si empunya pipi terkikik geli dan menyembunyikan wajahnya didada Daniel.

"Uuu mayuuuu~~ mauuu pulaangg ~~"

Daniel tertawa hingga sekujur badan besarnya bergetar. Seongwu merona—entah kenapa tapi dia senang sekali.

Sekali lagi

SENANG SEKALI

Karena apa ?

Karena bisa memeluk Daniel.

Ya, entah kenapa sejak setelah makan siang tadi dia sangat ingin bertemu Daniel dan memeluk beruang besarnya itu.

"Ayo pulang~" Daniel melepaskan pelukan Seongwu dipinggangnya—tapi yang lebih tua menggeleng keras dan makin mengeratkan pelukannya.

"Nggak mau lepass~ Mau gendong~"

"Tadi katanya pulang ? Gimana bisa pulang kalau hyung mau gendong ?"

"Ya kan bisa digendong terus dibawa pulang nyel ~~~"

"Nanti kalau jatoh gimana ?"

"Nggak—nggak jatoh, kan cungwu nanti peluk Daniel erat kaya gini eheheh~"

Yang dimaksud 'kaya gini' adalah Seongwu melompat dan melingkarkan kakinya kepinggang Daniel, lalu tangannya mengalung erat dileher si beruang.

Sudah mirip koala.

Daniel merasa pipinya merona malu karena beberapa orang berbisik heboh sambil menunjuk-nunjuk kearahnya. Mau tak mau Daniel segera membenarkan posisi Seongwu, menyamankan tubuh yang makin berisi itu didepannya.

"Ututuuu Danyel punya dedek bayi lutuuu~~" goda Daniel sambil mengusap rambut Seongwu. Yang lebih tua bukannya malu malah tertawa senang seperti anak kecil.

Bahkan dia menyempatkan diri melambaikan tangan ke Hyunbin dan Haknyeon yang berdiri diam seperti patung didekat mobil Hyunbin.

"Dah Hyunbinn, Dah Haknyeoon ~~ baii baiii ~~ Cungwu sama nyel pulang duluan yaaa ~~"

Haknyeon mengangkat tangan tidak ikhlas—yang penting terlihat membalas lambaian tangan excited Seongwu barusan.

Setelah 2 oknum yang main gendong-gendongan itu masuk mobil, Haknyeon dan Hyunbin juga segera memasuki mobil.

"Nggak...aku nggak kenal sama mereka. Najisin banget apa-apan gendong-gendongan—anju ! INI GARA-GARA LU NIH ANJIRANLAH"

Haknyeon menggeplak Hyunbin, yang jadi korban geplakan terkekeh polos.

"Ya kan aku nggak tahu kalau benih Daniel se-joss itu. Baru 3 hari main, 3 minggu langsung jadi..."

.

.

.

"nyeelll ~ uhuhuhu sakit palanya cungwu sakiitt ~~"

Daniel terbangun dan langsung menatap ke jam dinding dikamar Seongwu.

Pukul 2 pagi.

"Nyell—mual lagii—uhk—"

Seongwu kembali berlari ke kamar mandi, entah sudah berapa kali—Daniel bahkan sampai ketiduran dideket ranjang karena harus bolak-balik mengantarkannya dan menepuk-nepuk punggung Seongwu agar lebih nyaman.

Tapi kini tersayangnya itu bersimpuh didekat kloset. Poninya lepek karena keringat dingin yang keluar dari sekujur tubuh, badannya dingin, nafasnya tersengal.

Daniel panik, dia gigit jari balik ke kamar tidur dan mencari ponsel Seongwu.

Tuuttt ~

Klik!

"Hoamm~ apasih wu—"

"KAK JISUNG !! GIMANA INI SEONGWU-HYUNG NGGAK BERENTI MUNTAH QAQ"

.

.

.

Terpujilah Jisung dan segala kebaikannya—

"Daniel ! kamu apain Seongwu hah ?! Masih kecil berani-beraninya main bobo-bobo an sampe Seongwu kayak gini !!"

—Terpujilah Kak Seulgi dan mulut pedasnya.

Kini dikoridor depan ruang rawat Seongwu ada jejeran keluarga besar Kang dan Ong.

Iya, jadi tadi setelah dapat telepon kaget dari Daniel, Jisung langsung nelfon orangtua Seongwu buat menjelaskan ini-itu. Dan ~ karena Mamanya Seongwu itu bestienya Mamanya Daniel akhirnya dua keluarga sepakat jam 2 pagi lebih 40 menit ini nongkrong di rumah sakit.

Seulgi yang masih pakek roll-rambut udah cerewet marahin Daniel yang udah kayak anjing dibuang. Dia jongkok dideket pintu ruang rawat—nggak mau duduk dikursi soalnya katanya ntar kalau dikursi kejauhan, nanti kalau Seongwu manggil dia nggak denger.

Iyakan.

"Heh ! Ditanyain kakak itu jawab !" Seulgi nyubit pipi Daniel—bikin Daniel makin sedih.

"Nggak usah sok melas deh dek, kamu pas begini aja melas—pas bobo-bobo an sama Seongwu kok berani ngegas ?!"

"Maaaa ~~ kak Seulgi suruh diem doong ~~" Daniel merengek sambil memukul kaki si kakak perempuan.

Bersamaan dengan itu Dokter keluar dari kamar rawat Seongwu—Dokter nya kita panggil Dokter Cantik aja ya.

"Eum, Orangtua pasien ?" Dokter Cantik menatap sekelompok manusia itu.

"Saya ! Saya Bundanya Seongwu. !!" Bunda Ong langsung unjuk tangan dan merangsek maju, Dokter Cantik tersenyum manis.

"Selamat Nyonya. Putra anda hamil—usia janin baru sekitar 2 minggu. Tapi karena tubuh putra anda kurang fit maka mual yang dialami menjadi lebih parah. Saya menyarankan istirahat total demi kesehatan dan keselamatan Janin beserta Ibunya."

Seusai Dokter Cantik berbicara, sekoridor hening.

"Daniel, sayang...kamu..."

Seulgi menepuk anarkis pundak sang ayah.

"YAH !! LIHAT TUH YAH !! ANAK BUNGSU AYAH UDAH BERANI NGEHAMILIN ORANG !! NIKAHIN LANGSUNG YAH !! NIKAHIN !!"

Selagi Seulgi menyulut keributan, Dongho—sulung di keluarga Kang berjongkok didepan Daniel yang maish clueless.

"Dan? Daniel ? Kamu nggak apa-apa ?"

"Anu kak... itu tadi Dokternya bilang Seongwu-hyung hamil ya ?"

"Iya, itu kamu yang bikin kak Seongwu hamil. Jadi kamu nggak boleh bantah lhoh ya..."

"Hamil itu artinya ada dedek bayi didalem perutnya Seongwu-hyung bukan ?"

"Iya, ada dedek bayinya. Kamu jadi nggak boleh nakal lagi."

"Heh ?! Kok gituuu ~ ~~ ?"

"Lah kak Seongwu harus bawa dedek bayi diperutnya sampe 9 bulan—ntar dedek bayinya juga tambah ndut terus. Kamu nggak kasihan sama kak Seongwu?"

"Kasihan :"("

"Makanya, Daniel harus janji sama kak Dongho, Kak Seulgi, Ayah Bunda, Papa Mama nya kak Seongwu kalau Daniel nggak bakal nakal, nggak nyusahin kak Seongwu, nggak manja, nggak bakal ninggalin Seongwu sama dedek Bayi sendirian."

"Janji !! Daniel janji !! Daniel sayang Seongwu-hyung, Daniel sayang dedek bayi !"

"Bagus ! Jagoannya kak Dongho nggak boleh ngelanggar janji lho ya !"

"Siap Kapten !"

Percakapan antara kakak Sulung dan adik paling bungsu itu mustahil luput dari telinga para manusia ribut. Orang tua Seongwu yang mendengar Daniel berbicara seperti itu langsung trenyuh.

Dari sudut pandang orang ke-tiga Daniel ini jelas masih butuh perhatian lebih. Dia masih manja dan suka bermain kesana-kesini tanpa memiliki masalah. Kesannya belom cocok jika harus jadi pihak yang bertanggung jawab atas satu nyawa suci diperut Seongwu.

Tapi mau bagaimana lagi ?

Seongwu sendiri yang suka—Seongwu sendiri sudah ikhlas.

Seongwu menerima Daniel sebagai kepala keluarganya kelak.

Seongwu menerima Daniel sebagai orang yang akan dipanggil Ayah oleh anaknya nanti.

Daniel pun begitu.

Dia rela kok jika harus berhenti makan jelly atau bermain kucing demi Seongwu-hyung tersayangnya dan dedek bayi.

—ya semoga saja kalimat diatas serius.

.

.

.

END

.

.

.

.

Pus's Note :

Hallo Silver-blood31 !

Ini hasil dari prompt yang kamu berikan kemarin. Semoga sesuai dengan ekspektasi semua readers.

Jujur ini kali pertama pus bikin M-PREG, aduh degdeg-an ! Semoga ngga failed dan out of plot TT

Once again, Terima kasih sudah ikut berpartisipasi dalam EVENT 1k Followers !!

Mari melayarkan Kapal Ongniel bersama !!

Salam sayang,

Istri Yoon Jisung ;)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Epilogue.

Trimester 1

"Nyeell ~~"

Seisi kelas Daniel yang saat itu sedang mengerjakan sebuah tugas Dosen otomatis menoleh kearah Pintu.

SIAGA 6 BUNG !!

Daniel langsung berdiri , dia kelihatan kaget luar biasa.

"Nyeell ~~ Mau gendoong ~~ hiks—nyell lama ~ ungwu kangen ~~ hiks"

Seongwu dengan sweater tosca dan celana selutut putih merengek—dan mulai terisak pelan. Tangan lentik itu mengusap matanya kasar, rambut hitam legamnya berantakan seakan dia baru bangun tidur.

"Seongwu-hyung, ngga boleh kesini... Daniel lagi belajar ~"

Daniel mendekat, tangannya meraih tangan Seongwu yang sejak tadi terulur—minta untuk segera dipeluk erat.

"Tapi ungwu mau digendong nyel, mau peluk !!"

"Tapi hyung ~ nanti kalau Daniel nggak belajar Daniel nggak bisa ngerjain ujian."

"Nyel ngga usah ujiaan, ujian jaat !"

"Ehh jangan gituuu ~~ kata pak siwon tadi ini ujiannya udah terakhir ~ habis ini udah selesai. Daniel udah nggak sekolah llagi."

"Nggak sekolah ?"

"Huum, yakan pak ?"

Pria paruh baya berpakaian formal yang kelasnya dipinjam untuk acara drama ala anak tk ini hanya bisa mengangguk pelan.

"Tuhkan ! Daniel ngga boong."

"YEYY !! Kalo nyel nggak sekolah berarti bisa dirumah sama ungwu !!"

Seongwu langsung menerjang Daniel—mengabaikan jika mereka berada dikelas.

Daniel sendiri cuma terkekeh pelan. Dia membawa Seongwu dalam gendongan dan kembali duduk dibangkunya yang berada baris depan.

"Hust, Seongwu-hyung nggak boleh rame nanti disuruh maju sama Pak Siwon..." Daniel berbisik lucu, Seongwu mengangguk dan menjawab dengan cara yang lebih lucu.

"lojel kapten danyell !"

.

.

.

Trimester ke 2

"Pagi dedek bayinya Daniel ~~ udah bangun ? Hari ini mau mamam apa ? nanti Daniel traktir ehehehehe ~"

Seongwu tertawa mendengar sapaan Daniel yang terdengar polos namun penuh rasa sayang dan ketulusan. Jemari Seongwu menyisir surai Daniel yang sudah kembali menjadi hitam gelap. Daniel masih asyik menciumi perutnya yang makin membesar.

"Nyel ~~" panggil Seongwu pelan—sedikit malu.

Daniel mendongak menatap Seongwu, "Ya hyung ? Mau sesuatu ?"

Seongwu mengangguk, dia meraih ponsel dan menunjukan suatu gambar ke Daniel.

"Mau inii ~~"

Daniel mengerjap.

"Hyung ~ ngga boleh. Kata Bunda kemaren nggak boleh makan yang pedes-pedes." Daniel merengut. Seongwu semakin mengerucutkan bibir.

"Tapi dedek bayi mau ini nieell ~~ buatkaan~~"

Daniel tetep menggeleng, dia sudah ditraining Bunda, Mama, sama Kak Seulgi buat nggak luluh sama Seongwu yang masih suka ngidam aneh-aneh meski sudah masuk trimester 2.

Demi kebaikan dedek bayi kata Bundanya. Jadi Daniel langsung berjanji untuk menjaga keseimbangan gizi makanan yang akan Seongwu makan.

"Nielll ~~"

"Ngga boleh hyung ~ ih sini-sini mana dedek bayinya—Papa Daniel mau ngomong sini~"

Seongwu tertawa keras saat tiba-tiba Daniel menempelkan erat pipinya ke perut buncit Seongwu.

"Hayoo ! sini kamu dedek ! ngomong sama papa ! ayo sini minta sendiri ke papa !" Daniel bergaya galak sambil menggigiti perut Seongwu—seakan menakuti janin didalamnya.

Seongwu menggeliat geli dan tertawa bersamaan.

Ah dia bahagia.

Daniel terlihat sangat menyayanginya dan anak mereka.

.

.

.

Trimester 3

Trimester ke-3 Seongwu sudah berjalan. Kini kelahiran bayi mereka semakin dekat—tinggal menghitung hari.

Seongwu menyadari jika Daniel semakin gugup—mengalahkan gugupnya.

"Niel, kemari ~" Seongwu sudah sembuh dari segala sindrom manja dan mengidam. Dia sudah normal seperti biasa. Kini dia disulitkan dengan semakin beratnya tubuhnya serta rasa nyeri yang terkadang datang tanpa kenal waktu.

"Ya hyung ? Kenapa ? Sakit lagi ? Mau Daniel elus-elus ?"

Seongwu tersenyum, Daniel benar-benar terlihat panik dan gugup padahal bukan dia yang akan melahirkan.

"Aku capek niel, aku mau minta peluk boleh ?"

Daniel langsung melompat duduk disamping Seongwu. Dia menata duduk Seongwu dengan sedemikian rupa hingga punggung ringkih itu bersandar ke dada bidangnya, lengan besarnya memeluk tubuh Seongwu, mengelus perut yang sudah sangat besar itu pelan.

"Hyung, sakit ya ? Kata Kak Seulgi dedek bayinya sudah mau keluar." Bisik Daniel. Seongwu mengangguk.

"Iya niel, sakit. Kadang dedek bayinya nendang-nendang gitu. Kalau nggak kaya gerak-gerak—udah persis kamu kalau lagi tidur. Ngga bisa diem ~" canda Seongwu diakhir, tapi Daniel masih memasang wajah serius.

"Andaikan aja dedek bayinya bisa dipindah ke perutku hyung. Badan Daniel kan gede jadi kalau bawa dedek bayinya nggak bakal kerasa berat." Celoteh Daniel lagi. Kini wajah gembilnya tenggelam dibahu Seongwu yang beraroma manis. Beda dari biasanya yang segar dan ala-ala lemon menthol.

Kalau kata Daniel sekarang baunya kaya strawberry cream.

"Nanti pas Seongwu-hyung mau ngeluarin dedek bayinya, Daniel mau ikut nemenin. Biar nanti yang pertama kali dedek bayinya lihat itu Daniel—papanya."

Seongwu menoleh kearah Daniel, "Kok gitu? Kenapa memangnya ?"

Daniel merengut, "Kemarin Daniel baca buku. Ada cerita gitu hyung, bayi singa, pas dia keluar dari perut mamanya, dia lihatnya gorila. Eh kok dia jadi nganggap gorilla itu papanya. Padahal bukan :'("

Seongwu hanya tertawa, dia senang Danielnya tak berubah.

Tetap polos dan manis.

"Iya iya sayang. Nanti kamu disampingku pas aku lahiran. Inget, kamu harus minjemin kekuatan beruangmu ke aku biar aku bisa keluarin dedek bayinya tanpa sakit." Ucap Seongwu sambil mengelus lengan Daniel diperutnya.

"Roger captain !! Jangankan kekuatan beruang, nanti Daniel juga mau pinjem kekuatan Avatar buat bantuin hyung ~"

Seongwu tertawa, mempertemukan bilah bibirnya dengan Daniel.

Dia bahagia.

Danielnya tetap seperti ini--manis dan polos.

Meski Daniel lah yang memberikannya bayi ini, tapi dihati Seongwu, Daniel tetaplah bayinya juga.

Bayi besar polos yang baik hati dan tulus.

Bayi besar ceria yang berjanji akan menjaga Seongwu sampai kapanpun.

Seongwu mendengar Daniel berbisik didepan bibir merekahnya.

"I love you baby wu"

.

.

.

FIN

Continue Reading

You'll Also Like

Abang! ✓ By Ran

Fanfiction

41K 4K 12
Haechan kedatangan tetangga baru, tidak terpikir olehnya akan ketempelan bayi seperti ini, insiden konyol yang terjadi malah membuatnya sedikit penas...
30.6K 3.3K 14
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
29.3K 2.8K 18
Plak!!! Lisa terdiam merasakan panas di pipinya, saat kekasihnya yang dia cintai menamparnya. Hatinya terasa begitu sakit. Apalagi, dia melihat sang...
101K 8.6K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...