HOSHI : THE PERVERT

By Kundekun

87.6K 8.4K 1K

Karena kesalah pahaman Hoshi dicap sebagai orang mesum oleh Leera. Dan ketika keduanya sudah saling membenci... More

One
Two
Three
Four
Five
SIX
SEVEN
EIGHT
Nine
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fifteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Twenty
Twenty One
Twenty Two
Twenty Three
Twenty Four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty Eight
Twenty Nine (FINAL)
(+) Epilog

Nineteen

2.3K 231 47
By Kundekun

WONWOO POV

Waktu gua masih duduk di bangku sekolah dasar. Gua udah terbiasa duduk di bangku paling belakang. Sendirian. Ketika anak-anak lain asyik bermain petak umpet dan lain sebagainya, gua lebih tertarik untuk berkutat pada buku-buku tebal yang sangat dihindari anak-anak seusia gua.

Dua kursi untuk satu meja. Satu kursi didudukin sama gua, dan satu kursi lainnya gua pake buat nyimpen ransel.

Dulu gua orang yang sangat introvert, susah bergaul, dan kurang disukai. Mereka bilang IQ gua ketinggian, untuk anak kecil seumuran gua. Tapi gua pikir bukan itu alasannya, gua pikir otak merekanya aja yang terlalu dangkal.

Karena pemikiran itulah, membuat gua susah cari temen.

Sampai akhirnya Hoshi mengulurkan tangannya, lalu mengajak gua untuk menjadi temannya. Dan sejak itulah Hoshi menjadi teman pertama dalam hidup gua.

***

Leera itu gadis yang menarik. Dia ga pernah meminta gua untuk tertarik ke dia. Tapi hati gua memilih dia.

Gadis itu gak pernah memakai make up berlapis-lapis ataupun parfum yang menyengat, seperti cewek-cewek lain yang berusaha memikat hati gua.

Leera hanya seperti gadis pada umumnya, sederhana dan murah senyum. Tapi itulah yang membuat dia istimewa di mata gua.

Sungguh, Leera itu satu-satunya gadis yang membuat gue tergila-gila.

Selama ini entah dia sadar atau engga, gua selalu memperhatikan dia dari kejauhan. Melihat dia yang tersenyum aja udah cukup ngebuat jantung gua berdebar ga karuan.

Dan sebetulnya udah sering kali gua ketangkap basah lagi ngeliatin dia, dan jujur, gua ga bisa menutupi rasa malu gua kala itu. Sehingga ke-saltingan gua malah membuat gelak tawa baginya.

Kalau aja kronologisnya berbeda, mungkin sekarang Leera udah duduk tepat di sebelah gua. Dan mungkin gua bisa memandang parasnya yang cantik itu dari jarak dekat. Tapi sayang, nasib berkata lain.

Kalau di suruh milih cinta atau persahabatan.... Gue masih ragu dengan jawaban yang bakal gue pilih. Karena menurut gue keduanya adalah hal yang penting. Jadi gua ga bisa milih sembarangan.

Tapi, kali ini kenyataannya berbeda. Gua dintutut untuk memilih salah satu dari mereka.

Setelah beberapa hari berlalu, keraguan gue selama ini akhirnya mendapatkan jawaban.Ya, selama ini gua udah punya firasat kalau Hoshi, mulai menyukai gadis yang gua suka. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Leera.

Awalnya gua merasa itu cuman akal-akalan otak gua aja yang terlanjur termakan api cemburu. Ya, cowo mana yang ga bakal cemburu kalau gadis idamannya dideketin cowo lain?

Dan orang mana yang ga bakal bingung kalau sahabatnya sendiri, suka sama gebetannya? Dan itulah kebingungan yang gua hadapi sekarang.

Di satu sisi hati gua memilih Leera, tapi di lain sisi otak gua memilih Hoshi.

Kalau gua milih Leera, gua bakal nyakitin perasaan Hoshi. Sedangkan kalau gua milih Hoshi, gua harus rela lepasin Leera. Jadi gua harus gimana?

***

HOSHI POV

"Ra, lu ada kegiatan ekskul, ya?" Tanya Gue yang melihat Leera beranjak dari bangkunya.

"Iya, emang kenapa?"

"Entar mau pulang bareng lagi, ga? Kebetulan hari ini gue bawa si jago merah, hehe."

"Wah! Boleh tuh! Oke nanti gue tunggu di parkiran aja, ya? Bye Bye!!"

"Bye!"

Gue memandang punggungnya yang semakin menjauh, kemudian langkahnya terhenti karena seorang lelaki yang berdiri tepat di ambang pintu itu tengah menunggunya. Mereka berdua pun saling melempar senyuman hangat.

Entah apa yang ada di benak gue, sehingga pemandangan yang sedang berlangsung di depan mata gue ini, berhasil membuat perasaan gue berkecamuk.

Apa mungkin gue cemburu? Hah! Mana mungkin gue cemburu. Lagian ngapain juga gue harus cemburu, ya ga?

Berusaha menepis pemikiran yang aneh itu, gue pun meraih handphone yang ada di saku celana. Lalu mengetik beberapa pesan untuk adik kelas kesayangan gue, Dino.

[LINE]
15.10

Hoshi: Din
Hoshi: Didin!!

Dino: Kenapa hyung? Ko tiba tiba ngepc didin?

Hoshi: Din, hyung ada urusan dulu sebentar. Mungkin agak telat ikutan latihannya. Suruh si Yerin aja yang mimpin latihannya ya.

Dino: Ha?! Hyung mau bolos lagi ya? Iihhh ga boleh bolos hyung!! Kali ini didin ga bakal ketipu!!!

Hoshi: Engga, Hyung ga bolos ko. Urusannya masih di lingkungan sekolah juga.

Dino: Hmph! Didin ga percaya!

Hoshi: Etdah buset ni bocah :v
Hoshi: Itu kepala apa batu sih? Keras amat

Dino: Kalau emang hyung ada urusan, emangnya urusan apa? Jelasin dulu sama didin!!

Hoshi: Hhh... Iya iya -_-
Hoshi: Hyung mau bantuin Dokyeom nembak cewe
Hoshi: Puas lu din?!

Dino: Wah?! Dokyeom hyung mau nembak cewe?
Dino: Siapa? Siapa???

Hoshi: Ga bakal dikasih tau soalnya didin orangnya ember :b

Dino: Ih! Hyung mah gitu!!

Hoshi: Yaudah percaya kan?
Hoshi: Hyung mau pergi dulu, bye bye~

Dino: IH HYUNG SIAPA CEWE YANG MAU DITEMBAK DOKYEOM HYUNG???
(Read)

Ih? Ko cuman di read doang?? Sebel!! -Dino

***

Gue sekarang udah di taman belakang sekolah, nemenin si Dokyeom yang mau nembak Yuju. Awalnya sih gue gaada niatan buat nemenin dia, tapi kalau si Dokyeom beneran gerogi terus sampe ngompol di celana, kan ga lucu.

Betewe gue ambil posisi di semak-semak belakang pohon, yang sekiranya emang gabakal keliatan sama si Yuju.

Sedangkan Dokyeom udah duduk gentle di kursi kayu, sambil menggendong gitar kesayangannya. Tapi keliatannya cowo mancung itu masih gerogi. Bisa keliatan dari tampangnya yang pucet, persis kayak lagi nahan boker.

Karena khawatir gue pun berdiri dan mendekat ke arahnya. "Woy! Santai aja kali, itu wajah pucet amat. Kaya lagi nahan boker tau ga?!! Rileks bro!! Rileekkss!!!"

"Setegang itu ya muka gue?" Dokyeom tertawa canggung, kemudian menyelidik pakaiannya kembali. "Betewe, tampilan gue udah rapih, kan?" Tanyanya.

"Udah, lu udah cakep, kok!" Ucap gue menghibur Dokyeom, sambil menepuk-nepuk bahunya yang lebar itu.

Indra pendengaran gue menangkap suara langkah kaki yang kian mendekat. Gue yang mengira itu Yuju, langsung bergegas kembali ke tempat persembunyian gue.

Dan tebakan gue ternyata benar, itu Yuju.

Pandangan mereka pun bertemu, Yuju menebar senyumannya terlebih dahulu. Tapi itu malah membuat Dokyeom semakin nervous. 

Pria itu mempersilahkan Yuju agar duduk di sampingnya. Yuju yang terlihat kebingunan pun, hanya menurut dan ikut duduk diatas kursi kayu yang menghadap ke arah Dokyeom. Yuju semakin bingung.

"Ada apa nih? Tumben pakaian lo rapi?" Tanya Yuju dengan nada curiga, sehingga membuat Dokyeom menggigit bibir bawahnya.

"Mmm... Gue ada hadiah buat lo."

"Hadiah? Buat gue?"

"Iya, lo... Cukup dengerin lagu yang gue nyanyiin, ya." Yuju mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.

Dokyeom menghela nafas yang panjang lalu tangannya mulai bermain diatas gitar, menghasilkan irama yang merdu. Alunan musik yang dibuatnya bahkan berhasil membuat dedaunan di atas pohon ikut berdayu-dayu.

Ia pun mulai menyanyikan bait pertama dari lagu Kesempurnaan Cinta, bahkan cowo tulen seperti gue pun langsung hanyut, terpesona dengan suara indah milik Dokyeom.

Dokyeom memang berbakat dalam bernyanyi sejak kecil, ia bahkan bercita-cita untuk menjadi penyanyi di masa depan.

Bahkan Yuju yang satu ekskul dengan Dokyeom di paduan suara, memang sudah mengakui bakat salah satu temannya itu. Bahkan sekarang ini, yuju merasa semakin takjub dibuatnya.

Beneran, kalau gue cewek, mungkin gue udah lemah aja sekarang. Langsung pengen jatuh aja dalam pelukan Dokyeom. Gakuku.

Tapi, wait... Inget gue cowo.

***

Lagu yang dinyanyikan Dokyeom pun selesai, rasanya pengen langsung standing applause aja si gue. Tapi untung ga khilaf. Kalau beneran gitu, gue paling langsung ditabok si Dokyeom  :v

"Ju, sebenernya.... Gue punya maksud tertentu nyanyiin lagu ini buat lo..."

Ayoooo gas bro!!! Gasss!!!!

"Hm? Maksud lo apa?"

".....Sebenernya gue"

"???"

"........Gue suka sama lo, Ju. Lo... Mau ga... Jadi... Pacar gue?"

Aju nice!!!  Mantep si kudaaa!!! Langsung tendangan melesat menghancurkan dinding pertahanan bung!! Oke sekarang balesan dari Yuju adalah....

Iya, Yuju terdiam tidak membalas apapun bung! Yuju cengo iyaaaaa yuju cuman cengoooo aja daritadi buunggg!!!! Tak mengeluarkan sepatah kata pun!

Suasana semakin mencekam, Dokyeom mulai berkeringat dingin! Si Dokyeom udah pengen ngompol aja, tapi Yuju masih tidak merespon.

Yuju terdiam!! Yuju menatap Dokyeom!! Pandangan mereka bertemu!! Yuju mulai membuka suara, dann.....

”Sorry, kyeom. Gue ga bisa."

DITOLAAAKKKK!!!!!! DOKYEOM TERNYATA DITOLAAAK BUNG!!!!! TSADISSSTTT!!!!! DISS!!! DISSSTTT!!!!

Eh bentar, ko ditolak?! ._.

"Ga bisa? Ga bisa kenapa?" tanya Dokyeom merintih. Tapi Yuju hanya menggelengkan kepalanya. "Lo... Udah suka sama cowo lain, ya?"

Yuju terdiam, kemudian hanya menundukkan kepalanya. Dokyeom menganggap itu sebagai tanda 'iya'.

"Siapa? Lo suka sama siapa, Ju?"

"......"

"Ju, jawab gue. Emangnya lo suka sana siapa?"

"......"

"CHOI YUJU!!! Gue cuman ga bisa nerima kalau lo cuman cari alasan biar nolak gue!! Jawab pertanyaan gue!! Siapa cowo yang lo suka?!!" Bentak Dokyeom yang rasa frustasinya sudah mulai memuncak.

.
.
.
.
.

"Hoshi. Gue suka sama Hoshi, kyeom."

Hah?!! Loh?? Ko gue??!! ._.

"Sejak kapan?" suara Dokyeom kini menjadi rendah. Sangat rendah. Tanda kekecewaan yang mendalam.

"Sejak kelas 11 semester satu, gue mulai suka sama Hoshi. Maafin gue, kyeom."

Hah??!! Loh?!! Ko bisa??!! ._.

Yuju masih tertunduk, tak kuasa untuk melihat wajah kecewa teman kecilnya itu. Inilah yang paling tidak diinginkan dari Yuju, dia paling tidak suka melihat seseorang terluka karena dirinya.

"Gue udah suka sama lo selama 8 tahun, tapi Hoshi cukup 1 tahun buat dapetin hati lo." Dokyeom terkekeh, mengukir senyuman pahit yang tak bisa di artikan dengan kata-kata. Matanya sembab, hatinya hancur, tapi amarahnya  makin menggebu-gebu.

"Maaf. Dan makasih udah suka sama gue, tapi gue pengen kita sekedar temen aja."

"Yaudah, kalau itu kemauan lo." rintih Dokyeom pasrah. Ia menundukkan kepalanya dengan sangat kecewa.

"Maafin gue, kyeom." Lirih Yuju yang lantas pergi meninggalkan Dokyeom. Air mata yang ia bendung akhirnya membasahi pipinya. Ia merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

Gue keluar dari tempat persembunyian gue. Dan jujur, gue sekarang bingung harus bilang apa sama si Dokyeom. Mau nyemangatin  salah, mau ngeolok-olok lebih salah.

"Kyeom, sorry gua---"

"Lo udah denger semuanya, kan?" ucap Dokyeom memotong perkataan gue. Gue hanya mengangguk sebagai balasan. Serius. Dokyeom serem banget sekarang.

"Hebat ya, lo. Belajar nikung darimana lo?"

"Kyeom, bentar kayaknya lu salah paham---" Sela gue berusaha menenanglan Dokyeom. Tapi amarahnya makin menjadi.

"Ga, semuanya udah jelas. Dan kalau bisa, lo jangan deket-deket gue. Kalau deket, bisa bisa gue ngehajar muka lo."

"Kyeom, dengerin gue dulu--"

"BACOT LU! GUE GA PERLU PENJELASAN LU!! Dan awas aja lu kalau berani kasih tau soal masalah ini ke yang lain. Jangan salah, gue bukannya mau ngelindungin lo. Gue cuman ga mau Yuju jadi bahan gosip anak-anak." Sungutnya kesal.

Dokyeom pergi, tanpa niatan melihat ke arah gue sedikit pun. Sedangkan gue? Gue cuman bisa terdiam. Dan ga tau harus gimana biar Dokyeom maafin gua.

***

Leera kembali dengan tangannya yang masih basah, sehabis membersihkan pallet yang ia gunakan untuk melukis di canvas tadi.

"Ah! Akhirnya kakak balik juga, tadi dicari kak Wonu--- kak?? Kakak kenapa? Kok muka nya pucet gitu?" tanya Sofia panik.

Sedangkan yang ditanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha tersenyum.

"Iih?? Kam Leera kenapa?? Kak Wonuu!!! Kak!! Sini cepetan!!" Wonwoo yang merasa namanya terpanggil, segera datang menghampiri Sofia.

"Kenapa dek? Ko teriak-teriak gitu?!" tanya Wonwoo.

"Ini liat Kak Leera! Mukanya pucet gitu!"

Wonwoo beralih memandang Leera. Dan ia tak kalah kaget seperti sofia. "Ra? Leera? Lo kenapa?"

Leera geleng-geleng. "Ga kenapa-napa, ko. Cuman kecapean aja kayaknya." Ia terdiam, memikirkan sesuatu. "Won, lo bisa nemenin gue pulang, ga?"

"Oh? Oke. Lo mau pulang sekarang? Yaudah gue siap-siap dulu. Soal izin serahin gue aja, ntar gue yang bilang ke Joenghan-hyung."

"Makasi, Won." ucap Leera.

[LINE]

17.53

Leera: Hosh, sorry gue pulang duluan sama Wonu.
Leera: Lo ga usah nunggu gue.

Hoshi: Huh? Oh, oke. Hati-hati.

TO BE CONTINUE

"Gue baru tau. Ditikung temen sendiri itu, ternyata sesakit ini."
-Lee Dokyeom

Continue Reading

You'll Also Like

12.5K 876 9
Mengisahkan tentang keluarga Jeno yang hidup dalam serba kekurangan, karna biaya hidup yang pas pas an sang istri, Jaemin sampai turun tangan menafk...
160K 17.6K 60
Bagaimana rasanya tinggal satu apartemen dengan Hong Joshua?
212K 25.2K 48
( ๐™ ๐™– ๐™ฃ ๐™› ๐™ž ๐™˜ ๐™ฉ ๐™ž ๐™ค ๐™ฃ ) ( ๐™… ๐™š ๐™ค ๐™ฃ ๐™’ ๐™ค ๐™ฃ ๐™ฌ ๐™ค ๐™ค ) โ€ข โ€ข "๐˜’๐˜ข๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ฐ ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฐ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ค๐˜ข๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฌ ๐˜จ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ, ๏ฟฝ...
78.2K 7.5K 42
setiap yang kulakukan pasti ada sesuatu kesalahan, dan pertama, kesalahanku adalah melepaskan kekasihku, tetapi tak apa, sesekali aku akan belajar me...