ALASKA

By nisaafatm

34M 2M 190K

[SUDAH TERBIT DI COCONUTBOOKS (Bintang Media)] Alaska Tahta Wardana, cowok jangkung berwajah tampan, pandai d... More

prologue
alaska; 1
alaska; 2
alaska; 3
alaska; 4
alaska; 5
alaska; 6
alaska; 7
alaska; 8
alaska; 9
alaska; 10
alaska; 11
alaska; 12
alaska; 13
alaska; 14
alaska; 15
alaska; 16
alaska; 17
alaska; 18
alaska; 19
alaska; 20
alaska; 21
alaska; 22
alaska; 23
alaska; 24
alaska; 25
alaska; 26
alaska; 27
alaska; 28
alaska; 29
alaska; 30
alaska; 31
alaska; 33
alaska; 34
alaska; 35
alaska; 36
alaska; 37
alaska; 38
alaska; 39
alaska; 40
alaska; 41
alaska; 42
alaska; 43
alaska; 44
alaska; 45
alaska; 46
QnA
alaska; 47
alaska; 48
alaska; 49
alaska; 50
QnA with Alana
alaska; 51
alaska; 52
alaska; 53
alaska; 54
alaska; 55
alaska; 56
alaska; 57
alaska; 58
alaska; 59
alaska; 60
alaska; 61
alaska; 62
alaska; 63
alaska; 64
ALASKA EPILOG
extra chapter
VOTE COVER
VOTE COVER LAGI
Finishing Cover & Giveaway
OPEN PREORDER
Alaska Spesial 30 Juta Pembaca
Alaska Goes To Movie

alaska; 32

489K 32.4K 2.7K
By nisaafatm

Chapter ini gak sy edit. Jadi, maaf kalo ada kesalahan tulisan :)

-

PAGI-pagi sekali Alana sudah duduk rapi di bangkunya, kelasnya masih sangat sepi, hanya ada dia saja yang ada di ruangan ini. Kaca di sampingnya nampak buram akibat embun pagi yang menempel, Alana beranjak untuk menghampus jejak embun yang ada di kaca itu.

Kelasnya yang berada di lantai dua membuat ia bisa melihat aktivitas yang terjadi di lapangan basket dan tak sengaja ia melihat Gilden yang tengah berlari ke arah seorang cewek yang tak lain adalah kakak kandung Gandhi, Jean Gladisha. Cowok tinggi itu merangkul bahu Jean yang langsung membuat cewek itu kaget. Jean nampak berusaha melepaskan diri dari kukungan cowok itu namun parahnya Gilden malah tak mau melepaskannya dan malah mempererat rangkulannya.

Alana memang sudah tau kalau seorang Gilbert Daniendra itu cowok yang tengah tergila-gila dengan seorang Jean, cewek IPA 3 yang tak pernah ia lihat memiliki teman. Jean juga memiliki kebiasaan menaruh pulpen yang sudah ia pasangi gantungan ke lehernya. Sejauh ini, selama mengetahui tentang cewek itu, katanya Jean itu pintar, cuek, pendendam, dan tidak mau tersaingi dalam hal pelajaran.

Sedangkan untuk Gilden, Alana sudah lumayan kenal dengan cowok itu terhitung sebelum Gilden pindah ke sekolah barunya, dulu. Sudah tidak bisa ia tepis lagi kalau Gilden itu tampan. Jujur, anak-anak Batalyon itu banyak yang oke kalau di pandang secara fisik namun Alana hanya kepincut dengan Alaska. Oke kembali ke topik, selain itu katanya Gilden itu lumayan pintar dan sekarang ia satu kelas dengan Jean dan malah sebangku dengan cewek itu. Alana tau saat mendengar cerita dari anak-anak Batalyon.

Gilden, Gilden, dan Gilden, cowok yang tak jauh dari kata mesum juga. Katanya, sebelas duabelasan Chandra dan katanya juga Gilden ini awal tertarik dengan Jean karena cewek itu memiliki bibir yang oke punya, yah, begitulah penglihatan Gilden terhadap Jean.

Sebenarnya, Alana tau sih kalau Gilden itu mesum namun ia tidak pernah melihat langsung kebenarannya tapi sekarang ia sudah yakin dengan kata teman-temannya. Terbukti dengan Gilden yang tengah mencium Jean sembarangan sekarang dan setelah itu memeluk cewek itu erat-erat agar Jean tidak memukulnya.

Alana mendengus melihat dua orang itu, ia yakin kalau Gilden datang sekolah sepagi ini dengan alasan itu. Tidak bisa ia bayangkan apa yang terjadi jika Alaska semesum itu. Tapi, kalau dia dengan Alaska yang ada malah sebaliknya. Membicarakan Alaska membuat Alana rindu saja dengan cowok itu.

Setelah dirasa cukup kala melihat kacanya bersih mengkilap ia memilih untuk duduk kembali mengabaikan dua orang yang berada di lapangan basket itu. Alana tidak mau melihat hal seperti itu, rasanya ia tambah ngenes juga iri.

Memilih kembali duduk dan menatap ke layar ponselnya. Membuka aplikasi Instagram, Line, Snapchat, dan terakhir beralih ke Whatshap. Ide jahil muncul begitu saja di benaknya kala melihat kontak Alaska yang sengaja ia pakaikan pin hingga nama tersebut menjadi nama pertama yang ia lihat sekaligus baca.

Mine

Cepat sembuh, mas aska ku :b

Alana terkikik setelah mengirimkan itu sebab sekarang fotonya telah tersimpan di ponsel Alaska.

Tak membutuhkan waktu lama kini Alaska membaca pesannya dan sekarang tengah mengetikkan sesuatu pada Alana.

Mine

Jgn kirim foto kayak
gitu bisa gak sih?

Berarti kalo yang fotonya
gak seksi boleh dong?

Gak.

Mau kirim lagi ah

Lo kirim, gue blok.

Yahh mas askanya
gak asik nih


Gak usah pnggil
pake mas sgla
enek gue bacanya

Latian, biar gak susah
lagi ngomongnya pas
udah nikah :*

Serah.

-oOo-


Rasanya hari ini kembali buruk bagi Alana sebab moodboaster-nya tidak datang ke sekolah hari ini. Di pojokan kantin hanya terlihat teman-teman Alaska saja yang membuat Alana menghela nafas. Padahal, jikalau hari biasanya Alana akan modus mendekati Alaska dan izin saat jam pelajaran ke wc hanya untuk melewati kelas cowok itu.

Didampingi dua teman kelas lelakinya Alana berjalan layaknya seorang bos memasuki kantin, juga tak lupa bersama Renata. Viona jangan ditanya, ia sudah lebih awal datang mengantri sebab saking laparnya ia sejak pelajaran matematika tadi.

Kalau Alana datang ke kantin biasanya anak-anak cowok maupun cewek melempar pandangan ke arahnya, entah dengan niat mencuci mata, menilai, atau menggosipi cekiber¹ sekolah itu. Seragam ketat, rok di atas lutut dan rambut diwarnai, siapa yang srek dengan penampilan seperti itu?

“Duh, Nin, lo udah jenguk Alaska, gak?”cewek yang ditanyai itu menggeleng.

“Emangnya dia kenapa?”

“Ciee ..., nanyain, dia lagi sakit." gadis itu menyedot es setelah memberitahukan hal tersebut. “ikut gue yuk jenguk dia, sehabis pulang sekolah soalnya gue belum jenguk juga sih padahal temen-temen kelas gue yang lain udah. Lumayankan, buat ngelepas rindu lo juga.”

Cewek yang sedari tadi diam itu memukul sebal bahu temannya namun semburat merah di pipinya tak bisa ia sembunyikan, “apaan sih, ngaco banget deh."

Duk

Seketika dua cewek itu tercengang kala Alana dan tiga teman jalannya melewati meja mereka, tak lupa Alana yang menendang bangku mereka dengan keras. Kanin dan Tia terkejut, sangat terkejut, namun Tia kelihatan kesal dengan kelakuan Alana yang tidak sopan tadi pada mereka.

“Maksud lo apa nendang-nendang bangku gue? Gak punya sopan santun yah lo?!” teriak Tia keras yang membuat Alana dan teman-temannya mendengar penuturan Tia.

Bukan Alana namanya kalau menyerah begitu saja. Mendengar perkataan Tia tadi, benar-benar membakar emosinya apalagi setelah mendengar percakapan dua cewek tadi. Rasanya Alana muak.

Tanpa ketakutan Alana, Renata dan dua teman lelakinya berjalan memutar kembali ke arah Tia dan Kanin. Dengan wajah merah padam menahan emosi Alana mempercepat langkahnya untuk menghampiri Tia yang kini memasang muka remeh kepadanya.

Tanpa berfikir dua kali, Alana langsung menjambak rambut Tia dengan keras. “APA LO BERANI?”Tia mencoba melepaskan diri namun kesusahan. “GUE BILANGIN YAH, JANGAN SOK NGERASA BERKUASA!”Kanin yang melihat kejadian ini panik ia mencoba melerai dan memberitahu siswa lain untuk membantunya melerai dua orang itu. Namun, menonton sepertinya lebih asik daripada melerai kegiatan itu.

“Lo yang sok berkuasa!”balas Tia. Alana tertawa remeh, “emang gue salah kalau ngelakuin itu, kalau gue mau menyombongkan diri gue berhak kok ngelakuin hal yang lo maksud tadi. Lagian, gue gak kayak lo, sok baik, sok jagoan, dan sok ngurusin hidup orang.”dengan keras Alana menghepaskan jambakannya pada rambut Tia. Kemudian, berganti menatap Kanin dalam-dalam, “gue orangnya egois, jadi gue harap lo menger apa maksud dari ucapan gue.”perkataan Alana tidak bisa dibilang tenang karena terdapat nada lain di sana.

“ALANA! Ngelakuin apa lagi kamu?!"

Cewek yang dipanggil itu, memutar bola matanya kala mendengar suara guru BK-nya. “Bosan”

-oOo-

Awan hitam di atas sana membuat Alana kesal setengah mati. Niatnya hari ini pulang bersama Adrian dan singgah ke rumah sakit guna menemui Alaska, lagi. Namun, dengan kondisi cuaca seperti ini membuat rencana Alana terkandas saja.

Sebenarnya, Alana tidak ingin merepotkan Adrian hari ini karena ia tau bahwa cowok itu pasti kecapean sehabis ekskul basket. Mau meminta diantar Viona, cewek itu sudah menghilang lebih dulu karena ada janji dengan teman-teman komunitasnya. Renata, tidak membawa kendaraan hari ini dan dijemput oleh ayahnya. Menelpon taksi atau memesan grab, ponselnya sudah lebih dulu habis batrei. Jadi, terpaksalah Alana meminta tolong kepada Adrian yang selalu berbaik hati pada dirinya ini.

Setelah lama menunggu Adrian di parkiran akhirnya cowok yang sudah ia anggap kakak sendiri itu memunculkan batang hidungnya. “Nunggunya lama banget yak?”

“Banget, tapi sans aja masalah nunggu gue jago kok.”

Adrian terkekeh saja mendengar penuturan cewek itu. Namun, jujur Adrian merasa kisah asmara Alana saat ini.

Saat sedang mengenakan helm, ponsel milik Adrian berdering yang membuat cowok itu bergerak mengambil ponselnya yang ada pada saku celana. Alana sedikit kepo namun tidak berusaha untuk mencari tahu.

“Kenapa? Kok mukanya rada beda gitu?”

“Stepi minta dijemput di rumah temennya, tapi gue bilang mau nganterin lo ke rumah sakit dulu buat jenguk Alaska.”

“Oalah, ya udah kamu jemput Stephany aja, gue gampang kok kalau masalah perginya."

“Gak, Lan. Ini mendung lo mau tinggal di sekolah sendirian karena kekurung ujan?”

“Dan lo mau buat nunggu cewek lu hanya karena mau nganterin cewek lain?”Adrian terdiam. “Makanya udah sana pergi, jemput Stephany. Gue gampang kok perginya. Tenang aja."

Bohong

Tentu saja Alana berbohong akan hal ini. Satu-satunya cara yang lebih mudah untuk sekarang, ke rumah sakit adalah ikut pada Adrian. Namun, ia juga tidak mau menyusahkan cowok itu apalagi saat ini Stephany yang tidak lain pacar Adrian meminta jemput pada cowoknya.

“Tapi, Lan. Gue an-”

“Udah-udah sana, gue bisa ke sana kok sendiri, tenang aja.”

“Bener yah gue tinggalin, tapi janji kalau udah sampe kabarin, gue gak enak nih.”

“Emang lo gak enak, emang lo makanan?”

“Sialan.”

“Udah sana pergi!”

Setelah bercekcok panjang akhirnya dengan berat hati Adrian meninggalkan Alana sendiri.

Alana berdiri cukup lama setelah Adrian meninggalkannya. Bukan, bukan karena ia menyesal dengan keputusannya tapi ia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk bisa menemui Alaska.

Uang masih ada jikalau dipakai untuk naik bus ke rumah sakit tapi masalahnya dari rumah sakit pulang ke rumahnya yang harus ia pikirkan. Dapat uang dari mana untuk bisa kembali ke rumah.

Persetan dengan semuanya Alana berlari kecil menerobos rintik hujan menuju minimarket terdekat guna membeli sesuatu untuk dibawa ke rumah sakit. Yang ini memang uang yang sudah ia sisipkan memang untuk membeli sesuatu untuk Alaska namun Alana lupa menyisipkan uang untuk biaya perjalanannya ke sana.

Setelah berbelanja Alana memilih keluar dari minimarket tersebut namun rintik hujan beberapa menit lalu kini berubah menjadi hujan lebat. Ia mengumpat dalam hati dan lebih mungumpat lagi kala melihat jam di tangannya yang hampir malam. Sepertinya tidak ada cara lain selain menerobos hujan. Ini memang terdengar gila namun ia masih memikirkan keadaan Mamanya di rumah.

Dengan kesiapan penuh layaknya prajurit yang akan pergi berperang Alana bersiap menerobos hujan. Setelah menghitung dalam hati pada hitungan ke tiga Alana berlari seorang diri di bawah hujan lebat yang membasahi pakaian dan tubuhnya. Ia tau kalau orang-orang yang tengah berteduh sekarang pasti tengah menatap heran ke arahnya yang dengan bodohnya menerobos hujan.

-oOo-

Keadaan basah kuyup kala Alana sampai di rumah sakit. Mengabaikan pandangan orang lain kini ia berjalan menuju ruang rawat Alaska.

Saat sampai di depan pintu cokelat ruang rawat, Alana mengernyit kala mendapati Cakra yang tengah bermain ponsel dengan serius di kursi tunggu depan ruangan.

“Hai, Cakra!"

Bocah SMP itu menoleh ke arah Alana. Ia terkejut melihat keadaaan cewek itu sekarang. Basah kuyup dengan hidung memerah.

“Lo kok gak masuk di dalem temenin kakak lo? Kan, kasian dia lagi sakit,”ujar Alana to the point.

“Males ah, di dalem temennya banyak.”

“Ha seriusan? Cowok?”

“Iya, terus sama dua cewek juga.”

Whatt?  Yang cewek namanya siapa?”

“Gak tau, kalau yang cowok gue hapal semua.”

“Masa sih lo gak tau namanya?”

“Gak tau tapi kalo disuruh nebak-nebak kalo gak salah Kikan deh eh Kanin apa Kinan yah?”

“Apa?! Kanin!”seketika semangat Alana yang berkobar untuk menemui Alaska runtuh meluruh begitu saja. Jadi, sia-sia saja perjuangannya untuk datang ke sini.“Ya udah deh, gue pulang aja. Jangan lupa kasihin ini buat Alaska yah, bilang aja dari temennya tapi gak usah bilang dari gue.”

“Serius mau pulang? Baru juga sampai, malah basah kuyub lagi.”

“Gak papa kok. Lagian kasian juga kakak lo kalo ketemu gue mulu takutnya dia malah gak sembuh-sembuh. Ya udah gue pulang yah,”ujar Alana

“dan mungkin, kedatangan Kanin lebih baik dari gue.”lanjut Alana dalam hati.

-oOo-

“Ada titipan nih,”ujar Cakra seraya memperlihatkan kantung kresek putih yang sedikit basah.

“Wihh ..., dari siapa tuh Cak?”Chandra bertanya seraya memperbaiki tatanan rambutnya.

“Dari temennya tuh manusia,”jawab Cakra seraya menunjuk Alaska dengan dagunya.

“Temen gue yang mana, Cak?”

“Gue gak tau namanya, tapi dia bilang dari temen lo.”

“Kenapa lo gak tanya namanya?”

“Gue lupa.”

Setelah mengatakan hal tersebut Cakra kembali keluar dari ruangan sedangkan Alaska fokus pada ponselnya yang baru saja memunculkan pesan.

Adrian Bahri

Ska, Alana udah sampai
di sana belum?

Emang dia ksini?

Loh dia belum sampai?
soalnya tadi gue coba
hubungin tapi hpnya mati.
terus, rencana ke sana bareng
gue tapi karena gue ada urusan
jadi Alana terpaksa gue tinggal.
kalo dia udah nyampe di sana
kabarin gue yah, rada kasian
juga gue tadi ama dia soalnya
gue tinggal sendiri di parkiran sekolah mana mendung lagi.

Setelah membaca pesan panjang dari Adrian kini tatapan Alaska berpindah pada kantung kresek putih yang dibawa oleh Cakra tadi.







TBC.

*cekiber = cewek kita bersama

'Curcol panjang, di bawah ada visual Kanin'

Okedeh, vote dan komennya yah gengs, bikos itu moodboaster nulis kalo lagi mager banget.

Jujur, aku tuh suka nyiduk silent reader yang komen tapi gak vote, minta follback bilang cerita sy bagus tapi gak sy temuin sedikit pun jejak apresiasi di cerita sy. WKWKWK.

Btw, ini Kanin yah gengs. Cantik yah? Iyalah cantik. Kalo ada yang nanya kenapa gak ini aja yang di jadiin Alana? Alana itu kepribadiannya gak cocok sama yang di foto ini, wkwkwk. Tapi Alana gak kalah cantik kok. Visual Alana itu sudah sy pikirin baik-baik sampai obrak abrik instagram ama pins.

Oke see you




nisaafatm.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 120K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
36.6K 3.2K 35
Aku tak pernah merasakan diperhatikan seperti ini sebelumnya. semua orang menganggap kita adalah kakak yang manjaga adiknya. tapi perasaan dan jantun...
504K 18.9K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
31.5K 67 150
Rekomendasi wattpad • Geng motor • Osis • Misteri • Perjodohan • Perselingkuhan • Obsesi • Psychopath • Mature 🔞 Yang lagi bingung cari bacaan bisa...