When The Jerk Falling in Love

By ara_raara

170K 7.9K 563

"Aku maunya sama kamu sayang" sahut Rio. Ify tersenyum sinis yang membuat kening Rio bertaut bingung. "Dasar... More

1. The Jerk
2. Laki-Laki Menyebalkan
3. Red Rose
5. Calon Istri
6. First Kiss
7. Posesif?
8. Lunch with Jerk
9. Ada apa
10. Menarik Perhatian Camer
11. Lampu Hijau
12. Ancaman
13. Licik
14. Cemburu?
15. Kesepakatan
16. Pertemuan Keluarga
17. Berusaha Menyangkal
18. Benarkah Jatuh Cinta
19. Tercyduk
20. Mulai Ada Rasa
21. Bertemu Mantan
22. Tulus?
23. Drama Calon Mertua
24. Reuni SMA
25. Karma Berlaku
26. Kecewa
EBOOK READY AGAIN

4. You're Mine!

9.3K 483 45
By ara_raara

Keesokan harinya, Rio kembali mengunjungi tempat wanita yang sudah berhasil membuatnya penasaran itu bekerja. Tidak lain dan tidak bukan untuk melancarkan aksi pendekatannya. Diotak tampannya itu sudah tersusun rencana licik agar dia bisa menjadikan Ify kekasihnya.

Rio melihat penampilannya melalui kaca yang ada di dalam mobilnya. Dia juga merapikan rambutnya agar terlihat semakin gagah. Dia tersenyum menyadari betapa tampan dirinya.

"Kali ini gue gak bakal biarin lo lepas lagi" gumam Rio. Dia mengambil bunga mawar merah yang tadi sempat dibelinya lalu dia cium aromanya.

"Lihat aja, sebentar lagi lo pasti jadi milik gue. Dan saat itu tiba gue akan putusin lo sama seperti pacar-pacar gue yang lain" ujar Rio tersenyum sinis. Dia merasa ada kepuasaan tersendiri kalau dirinya bisa membuat wanita manapun bertekuk lutut kepadanya.

Rio langsung turun dari mobil begitu dia melihat wanita incarannya itu turun dari taksi. Dia melebarkan langkah kakinya agar segera menyamai langkah kaki Ify. Ditahannya pergelangan tangan Ify saat dia telah berhasil menyamai langkahnya.

Ify langsung menghentikan langkahnya begitu merasakan tangannya ditahan seseorang. Dengan gerakan slow motion dia membalikkan badannya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Rio ada di hadapannya kini.

"Anda?" Kaget Ify. Dia melengos begitu tahu itu Rio. Dia juga segera melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki brengsek itu.

"Jangan galak-galak. Ntar cantiknya hilang loh" goda Rio. Dia berniat menyentuh pipi Ify namun langsung ditepis kasar oleh Ify.

"Jangan coba macem-macem sama saya ya!" ancam Ify. Dia menatap tajam laki-laki kurang ajar yang bahkan sudah berani menyentuh tangannya tadi.

"Gak macem-macem kok sayang. Aku cuma mau satu macem aja. simple, itu kamu" ujar Rio lagi. Dia bahkan tersenyum begitu manis yang harusnya membuat semua wanita bertekuk lutut kepadanya hanya karena dia senyumi. Namun sepertinya tidak mempan ke Ify. Buktinya wanita itu semakin menatapnya garang.

"Anda jangan kurang ajar ke saya. Atau saya teriak panggil satpam" Ujar Ify mulai kehabisan kendali menghadapi laki-laki itu. Emosinya selalu tersulut begitu melihat wajah sok kecakepan Rio itu.

"Panggil penghulu aja aku mau kok" sahut Rio lagi dengan percaya dirinya.

"Dasar sinting. Gak waras! Gilaaa!" Umpat Ify. Dia membalikkan badannya berniat meninggalkan Rio dengan kegilaannya.

"Aku gila karena kamu sayang...." sahut Rio lagi namun tak dihiraukan oleh Ify.

"Mimpi apa gue semalem sampai bisa ketemu orang gak waras kayak gitu" Gumam Ify ke dirinya sendiri.

Dia membuang mukanya ketika Rio tak berhenti mengikutinya. Laki-laki itu bahkan kini sudah berada di depannya, menghalangi jalannya.

"Mau apa lagi sih?" Tanya Ify kesal.

"Cuma mau kasih kamu ini" ujar Rio tanpa dosa. Diserahkannya bunga mawar itu kepada Ify.

Ify menatap Rio dan bunganya bergantian. Kemudian dia meraih bunga itu dari tangan Rio. Lalu dia memanggil Via yang kebetulan melewati mereka.

"Ini buat kamu aja" ujar Ify seraya menyerahkan buket bunga itu kepada Via lalu dia melanjutkan langkahnya. Sementara Rio yang melihat itu semua melototkan matanya. Tadi dia sudah merasa senang karena Ify menerima bunganya. Tapi ternyata bunga itu dia berikan lagi kepada orang lain.

Rio langsung mengejar Ify begitu sadar wanita itu telah melarikan diri darinya. Dia tidak terima bunga yang sengaja dia beli khusus untuk Ify, malah diberikan kepada wanita lain. Ditariknya pergelangan tangan Ify hingga Ify tertarik ke belakang dan membantur dadanya. Dia langsung melingkarkan tangannya ke pinggang ramping Ify.

"You're mine" bisik Rio ditelinga Ify. Dia menundukkan wajahnya berniat mencium bibir Ify selagi Ify terlihat masih belum sadar dengan posisinya yang berada dalam pelukan Rio.

Ify mengerjapkan matanya beberapa kali begitu melihat Rio yang semakin mendekatkan wajahnya. Dia langsung mendorong dada Rio begitu menyadari dirinya dalam bahaya.

"Dasar playboy mesum!" umpat Ify. Dengan sekuat tenaga dia menginjak kaki Rio sehingga dia bisa terbebas dari laki-laki brengsek itu. Lalu dia langsung berlari meninggalkan tempat itu.

"Argghhs Sial" umpat Rio. Dia memegangi kakinya yang terasa sakit. Betapa sialnya dia hari ini. Bukannya dapat ciuman dari Ify tetapi malah dapat siksaan. Kasihan sekali kamu Rio.

******

Ify menggerutu sepanjang perjalanan menuju ruangannya. Hampir saja bibirnya ternoda. Tapi syukurlah hal buruk itu tidak terjadi. Dia tidak bisa membayangkan kalau tadi itu Rio benar-benar mencium bibirnya.

"Dasar gak tau diri. Playboy mesum. Cabul!" gerutu Ify. Dia mendudukkan dirinya di kursi.

"Siapa yang cabul Fy?" Tanya Alvin yang langsung masuk ke dalam ruangan Ify. Dia mengernyitkan keningnya saat samar-samar mendengar Ify menggerutu seperti tadi.

"Eee itu anu-, bukan siapa-siapa kok" ujar Ify mencoba tersenyum.

"Beneran?" Tanya Alvin lagi.

"Iya. Oh iya ngapain ke sini?" Tanya Ify.

"Laporan yang kemarin udah selesai? Aku udah tunggu kamu dari tadi" ujar Alvin.

Ify menepuk jidanya pelan begitu menyadari kecerobohannya itu. Ini semua gara-gara Rio yang pagi-pagi sudah mengganggunya. Sehingga dia lupa menyerahkan laporan yang diminta Alvin kemarin.

"Jangan nyakitin diri sendiri"ujar Alvin. Dia mengusap dahi Ify yang bahkan tidak sakit itu. Ify mendongakkan wajahnya menatap wajah Alvin yang begitu dekat dengan wajahnya. Hingga dia merasakan kalau pipinya mulai memanas.

******

Ify menggerutu kesal karena sudah cukup lama dia menunggu namun tidak ada taksi yang lewat. Semua ini tidak akan terjadi kalau saja mobilnya tidak mogok. Dia juga tidak memiliki aplikasi gojek sehingga dia harus menunggu seperti ini.

"Mana sih ni taksi? Kebiasaan deh kalau lagi dibutuhin gini gak ada. Coba aja pas gue lagi bawa mobil banyak banget taksi yang lewat" gerutu Ify. Sesekali dia melirik jam di pergelangan tangannya.

Kalau seperti ini jadinya, dia menyesal telah menolak tawaran Alvin untuk pulang bersama laki-laki itu.

Ify menyipitkan matanya begitu melihat sebuah mobil asing berhenti di depannya. Perasaannya menjadi was-was takut yang ada di dalam mobil itu adalah orang jahat. Namun setelah melihat orang itu keluar dari dalam mobil, dia malah melengos tak suka.

"Ayo masuk. Biar aku anterin pulang" ujar Rio yang entah bagaimana ceritanya sudah berada di depan Ify.

"Gak usah, saya bisa pulang sendiri naik taksi" Tolak Ify. Mulai saat ini dia harus jaga jarak dari Rio. Takut laki-laki itu akan berbuat kurang ajar lagi kepadanya.

"Kamu mau nginap disini sampai malam? Soalnya tadi aku ngeliat para sopir taksi lagi demo di alun-alun" bohong Rio asal. Mana dia tahu kalau lagi ada demo.

"Anda membohongi saya kan?" Tanya Ify tak percaya

"Kalau kamu gak percaya sih juga gak papa. Paling kamu yang bakalan terjebak di sini sendirian. Apalagi katanya kalau malam-malam tempat ini angker" ujar Rio mengedikkan bahunya seolah-seolah menambah kesan dramatis dari perkataannya barusan.

Rio tersenyum dalam hati begitu melihat Ify yang terdiam. Akhirnya umpannya kena juga.

"Jadi gimana? Mau ikut aku atau tetap disini?" Tanya Rio lagi.

Ify masih menimbang-nimbang. Dia masih enggan untuk ikut bersama Rio karena dia akan berada dalam bahaya kalau bersama laki-laki itu. Namun dia juga tidak ingin tinggal di sana sendirian.

"Gimana? Kalau gak mau aku tinggal nih" ujar Rio begitu melihat Ify yang tak bergeming.

"Iya saya ikut." Ujar Ify yang membuat Rio tersenyum senang. "Tapi awas kalau Anda macam-macam" ancam Ify.

"Tenang aja. Paling gak kita ke hotel dulu sebelum nganter kamu pulang" jawab Rio enteng yang membuat Ify melototkan matanya. Dengan refleks dia menyilangkan tangannya di depan dada.

"Apa?" Kaget Ify.

"Aku cuma becanda kok sayang. Tapi kalau kamu mau ayo aja" ujar Rio seraya mengerlingkan matanya kepada Ify.

"Najis!. Jangan panggil saya sayang segala. Saya bukan sayangnya kamu" sahut Ify lagi.

"Memang bukan tapi akan" ujar Rio enteng.

Rio sesekali melirik Ify yang berada di sampingnya. Perlu perjuangan yang besar sehingga dia bisa mengajak Ify pulang bersamanya seperti ini. Termasuk perdebatan alot mereka.

"Kamu bohongin saya ya? Dasar hidung belang!"

Rio mengernyitkan keningnya heran begitu mendengar Ify kembali memarahi dirinya. Padahal baru beberapa saat yang lalu Ify diam.

"Maksud kamu?" Bingung Rio.

"Anda tadi bilang para sopir taksi lagi demo tapi mana buktinya? Dasar pembohong!" Maki Ify. Dia memukul Rio menggunakan tas tangannya.

"Aww... stop Fy. Nanti kita bisa nabrak" ujar Rio yang hilang konsentrasi nyetir.

"Biarin aja. Biar situ mati terus ke neraka sekalian" sahut Ify berapi-api.

"Kalau aku mati nanti siapa yang bakal nikahin kamu? Aku kan calon suami masa depan kamu"

"Amit-amit!"

******

Ify langsung masuk ke dalam apartemennya meninggalkan Rio yang bahkan masih berada di depan. Dia terlanjur amat sangat kesal kepada Rio karena sudah membohonginya.

"Kenapa coba gue bisa berurusan sama dia lagi?" Rutuk Ify. Betapa tentramnya hidupnya jika saja Rio tidak muncul dan merusak hari-hari indahnya.

Drrt drttt

Ify menoleh begitu merasakan getaran ponselnya. Diapun meraih tasnya untuk melihat ponselnya. Senyum terukir di bibirnya begitu melihat nama Alvin tertera sebagai pengirim pesan.

Udah sampe apart?

Tanpa menunggu lama. Ifypun langsung mengetikkan balasan untuk Alvin.

Udah kok.

Tak lama kemudian ponsel Ify kembali bergetar tanda ada pesan masuk lagi.

God night sweety, have a nice dream. Jangan lupa mimpiin aku. I love you honey

Ify mendengus begitu membaca pesan dari Rio itu. Dia tak berniat membalas pesan tersebut. Lebih baik dia membalas pesan dari Alvin kan?

******

Ify mendumel kesal begitu mendengar bel pintu apartemennya dibunyikan. Dia merutuki siapapun yang pagi-pagi seperti ini sudah mengganggunya. Padahal hari ini dia berniat bermalas-malasan karena hari ini memang hari libur.

"Siapa sih?" Ketus Ify. Dibukanya pintu apartemennya dengan malas-malasan.

"So sexy" Gumam Rio tanpa sadar begitu melihat Ify membuka pintu apartemennya hanya dengan menggunakan tank top dan hot pants pendek membalut tubuh seksinya itu. Pandangan mata Rio bahkan tidak beralih dari makhluk Tuhan paling cantik juga seksi yang ada di hadapannya saat ini. Apalagi dia seakan berlama-lama memandangi dada Ify.

Ify melotot begitu melihat Rio yang merupakan tamu tak pentingnya. Dia mengernyitkan keningnya begitu melihat Rio yang malah begong seperti orang tak waras. Diikutinya arah pandangan mata Rio. Dan setelah tersadar kemana pandangan laki-laki itu. Dia pun langsung menyikut perut Rio hingga Rio mengaduh kesakitan.

"Rasain tuh. Siapa suruh tuh mata jelalatan" semprot Ify. Setelah itu Ify pun masuk kembali dan menutup pintu apartemennya tanpa menghiraukan keberadaan Rio yang bahkan masih berada di depan apartemennya.

"Fyyyy...."

"Ify buka pintunya Fy"

"Fy...."

"Berisik!"

"Kalau kamu gak buka pintunya juga. Aku dobrak nih" ujar Rio tak menyerah. Dia sengaja datang ke apartemen Ify hanya untuk bertemu wanita itu. Tapi apa yang dia dapatkan. Lagi-lagi penyiksaan.

"Mau lo apa sih?" Kesal Ify. Dia membuka pintu kembali lalu menatap Rio garang. Cukup sudah dia berbaik hati kepada Rio. Dia bahkan sudah tidak peduli karena telah berkata kasar kepada client perusahaan tempatnya bekerja. Lagipula Rio juga pantas mendapatkan itu semua darinya setelah apa yang dia lakukan.

"Mau aku simple. Kamu tinggal pilih antara jalan sama aku atau lo jadi pacar aku" sahut Rio.

"Ogah!"

"Kalau gitu berarti aku nemenin kamu di sini aja. Lagian tempat lo juga sepi. Gak bakalan ada yang ganggu kayaknya" Sahut Rio seenaknya. Dia bahkan mendorong Ify pelan sehingga dia bisa masuk.

"Lo rese banget sih? Lagian kenapa lo jadi gangguin gue coba? Mending sana lo jalan sama pacar-pacar lo itu" Kesal Ify.

"Aku maunya sama kamu sayang" sahut Rio.

Ify tersenyum sinis yang membuat kening Rio bertaut bingung. "Dasar yang namanya brengsek ya tetap aja brengsek." Sindir Ify.

Rio menggertakkan giginya mendengar ucapan Ify itu. Oke dia memang playboy yang suka mematahkan perasaan perempuan. Namun dia tidak seberengsek itu. Dia tidak pernah meninggalkan wanitanya dalam keadaan telanjang di sebuah kamar hotel atau bahkan dalam keadaan hamil. Jadi dia tidak bisa dikatakan brengsek kan seharusnya?

Rio mendorong Ify hingga tersandar di pintu. Dia mengunci pergerakan Ify dengan tubuhnya sendiri. Dia juga menatap tepat ke arah bola mata Ify.

"Aku emang brengsek. Tapi aku gak sebrengsek yang kamu pikirkan" bisik Rio di telinga Ify. Dia bisa merasakan kalau wanita yang kini berada dalam kurungannya itu memejamkan matanya karena takut.

"Tapi aku dengan senang hati akan menunjukkan kebrengsekkan aku itu ke kamu sekarang" tambah Rio lagi. Dia membelai pipi Ify dengan jarinya seiring dengan wajahnya yang semakin dia dekatkan ke wajah Ify.

Ify merinding begitu melihat tatapan penuh intimidasi dari Rio.

"Ja-ng-an ma-cem-ma-cem!" Kata Ify terbata begitu Rio semakin mendekatkan wajahnya.

"Kenapa kamu takut?" Tanya Rio lagi. Seulas senyum terukir di bibirnya.

Ify menggenggam pergelangan tangannya dengan erat. Perasaan takut dan cemas Rio benar-benar akan melakakukan apa yang dia ucapkan itu tiba-tiba muncul. Apalagi Rio semakin mempertipis jarak di antara mereka. Dia bahkan hampir-hampir menahan napasnya karena wajah Rio yang begitu dekat dengan wajahnya. Hingga kemudian dia refleks menutup matanya begitu melihat Rio semakin mempertipis jarak diantara mereka.

Rio sangat amat ingin mencium bibir penuh yang begitu menggodanya itu. Namun sebisa mungkin dia menekan keinginannya itu. Hubungannya dengan Ify masih jauh dari kata baik dan dia tidak ingin semakin memperburuk suasana. Ada saatnya nanti dia bisa merasakannya tanpa harus memintanya terlebih dahulu. Dan dia akan pastikan saat itu akan tiba.

Rio memundurkan wajahnya begitu Ify menutup matanya. Dia mengusap pipi Ify dengan lembut. Lalu dikecupnya lumayan lama.

"Aku harap kamu gak kecewa karena aku cuma cium pipi kamu. Bukan di bibir" bisik Rio yang membuat Ify mengepalkan tangannya. Dia merasa malu karena sudah dipermainkan oleh Rio. Dia juga malu karena dia seolah-olah menginginkan ciuman dari Rio dengan dia memejamkan matanya tadi.

"Gue malah kecewa pipi gue udah gak perawan karena bibir sialan lo itu" sahut Ify.

"Hati-hati sama perkataan kamu sayang. Jangan sampai kamu aku buat gak perawan beneran" sahut Rio lagi.

"Awas aja kalau berani macam-macam. Sana pergi!" Usir Ify.

Rio menatap Ify. Tekadnya untuk menaklukan Ify semakin bertambah kuat. Apalagi dia sudah mendikte Ify adalah miliknya. Dan apapun yang sudah menjadi miliknya tidak akan dia biarkan dimiliki orang lain.

Repost

07-01-2021

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 274K 54
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
57.5K 1.8K 26
WARNING⚠ PLAGIAT🚫 ''Hai.. Aku Rey Aan Siregar, kalian bisa memanggilku Rey. Kalau kalian membaca nama belakangku itu artinya kalian tahu siapa ayah...
3.1K 132 13
She is mine. -Kaiser michael 1 RB reader wleowleowleo? πŸ”₯🌾
4.7M 175K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...