MOZACHIKO

By PoppiPertiwi

16.6M 1.3M 644K

[SEGERA SERIES MOZACHIKO DI WETV] [SUDAH TERBIT OLEH penerbit Loveable] [Tersedia di seluruh Gramedia Indones... More

MOZACHIKO
2. KEJADIAN (1)
2. KEJADIAN (2)
3. SEDIKIT MENGENAL
4. TAMAN BACA
5. PARASIT
6. SADAR DIRI
7. LEGENDA
8. PERUSAK
9. PADMA AIR
10. BIANGLALA
11. MASA LALUNYA
12. PESTA TRAGIS
13. DUA BEDA
14. PERISTIWA MADING
15. SELALU MENGALAH
16. TITIK NADIR
17. MULAI PEDULI?
18. BENTENG PERTAHANAN
19. JANJI MANIS
20. TEKA-TEKINYA [PRIVATE]
21. CENGKRAMAN UTAMA [PRIVATE]
22. CEWEK BODOH
23. KHAWATIR
24. LUKA DAN BUNGA
25. PUTRI SEKOLAH
TRAILER, VISUAL QNA MOZACHIKO
26. KASIH SEMU
27. JATUH CINTA
28. KITA PUTUS!
29. JEJAK KEHILANGANNYA
30. RATU SEKOLAH, MOZA ADISTI
31. THE MOLANA
32. MOZA DRACO JADIAN
33. CHIKO ATAU DRACO
34. LALAT BERJUBAH KUPU-KUPU
35. INTUISI [PRIVATE]
36. YANG SELALU SIA-SIA
37. KITA SAUDARA [PRIVATE]
38.1 SESUATU YANG HANCUR
38.2 HANCUR
VOTE KOVER NOVEL MOZACHIKO
39. KEPERGIAN MOZA [Selesai + Order Novel Mozachiko]

1. CHIKO GADANGGA

746K 41.7K 7.4K
By PoppiPertiwi

     Namanya Chiko Gadangga. Berambut cokelat, tinggi dan putih. Di hari pertama masuk sekolah dan menyandang status sebagai murid SMA Rajawali, cowok itu sudah terlibat masalah dengan salah satu seniornya, Draco. Bukan karena Chiko yang cari gara-gara duluan tapi emang karena tuh Kakak kelas songong banget! Dan Chiko gak mau ditindas-tindas. Sebagai laki-laki. Chiko tidak bisa diam saja diperlakukan semena-mena.

     "CHIKO! CHIKO! CHIKO! CHIKOOO!!" teriakan melengking itu membuat Chiko yang sedang berdiri di koridor sekolah sambil bersender di pintu besi berjengit kaget. Saat menoleh cowok itu menemukan seorang perempuan yang rambutnya diikat dua polos dengan pita oranye yang langsung menghampirinya.

     Chiko membuang muka. Malas bertatap muka dengannya. "Apa?" balas Chiko jutek membuat Moza cengengesan di sebelahnya.

     "Jutek banget sih!" Moza mendekat padanya namun Chiko langsung bergeser ke samping.

     "Eh iya makanan yang gue titip ke Ganang udah lo makan nggak tadi pagi? Kalau belum yuk makan bareng gue!" katanya membuat Chiko menoleh dengan pandangan risi.

     "Muka lo kaya gitu gue tebak pasti lo belum makan kan? Ah ya udah yuk makan bareng sama gue. Kebetulan juga gue laper belum sempet sarapan tadi pagi," lanjut Moza sambil cengengesan.

      Chiko menoleh. Cowok itu diam beberapa detik. "Lo mau tau jawabannya?" tanya Chiko ketus. "Udah gue buang. Sekalian juga sama kotaknya."

      "IIIIHHH KOK LO BUAANGGGGG???!!" teriak Moza makin melengking membuat Chiko langsung menutup telinga kirinya. "Gue buatnya dari jam 5 pagi tau! Ck! Lo ah!"

      "Gue gak pernah nyuruh lo buat kaya gituan. Lo pikir gue anak kecil dikasi bekel makanan terus?" Chiko membalas semakin ketus. Jengah dengan sikap Moza. "Tuh lo cek aja di tong sampah kelas gue. Masih ada di sana."

      Moza menatap tak percaya cowok yang ada di sampingnya. Mengenal Chiko seminggu ini membuatnya tahu bahwa Chiko adalah cowok dengan watak menyebalkannya. Sayangnya ganteng. Udah nyebelin, jutek, ngomongnya bikin sakit hati lagi! Untung Moza tahan.

      Dengan wajah misuh-misuh Moza berjalan ke depan dan menuju ke kelas Chiko. Di pojok dekat papan tulis perempuan itu merunduk dan mengambil kotak makanan yang ia punya dari tong sampah.

     "Jahat banget sih," gerutu Moza sambil berjalan keluar kelas.

     "Gak usah sok cantik. Muka pas-pasan juga ngarep banget buat dapetin gue. Mimpi lo ketinggian!" semprot Chiko dari jauh sanggup membuat semua orang yang menonton mereka jadi terpaku pada keduanya. Cowok itu lalu menjauh dari Moza. Meninggalkan perempuan yang sedang menatapnya dengan tatapan nanar itu.

      Seumur-umur. Baru kali ini Chiko menyesal menolong seseorang.

****

      "Ya ampun Za! Itu kotak makanan lo kenapa bisa kaya gitu?" tanya Zetta kebingungan. Perempuan berjam tangan merah itu melihat Moza masuk ke dalam kelas dengan wajah malas. Ini sih belum apa-apa udah ditolak sama Chiko!

      "Bukannya tadi pagi lo ngasih itu ke Ganang?" tanya Zetta.

     "Iya. Niat gue kan ngasi ke Chiko cuman gue harus piket kelas jadinya cepet-cepet. Y udah gue kasi ke Ganang biar dia yang ngasih ke Chiko."

    "Trus itu kenapa bisa kaya gitu?"

     "Dibuang."

     "Sama siapa?"

     "Chiko," balas Moza malas. "Belum juga apa-apa udah ditolak." Moza duduk dengan lesu di sebelah Zetta.

     "Ya ampun Za. Suka banget emangnya lo sama tuh cowok?" tanya Zetta. "Chiko? Duuuh Za. Kaya nggak ada yang lain aja deh! Cowok masih banyak, Za." Zetta memperhatikan Moza dari samping.

     "Justru itu!" Moza menoleh. "Nggak ada yang kaya Chiko."

     "Gila lo ya. Suka kok sama cowok model Chiko. Gue tuh temennya Chiko pas SMP, Za. Chiko tuh nakal banget, nget, nget! Mulutnya itu loh. Lo tau sendiri kan mulutnya dia kalau ngomong emang suka nyakitin orang?"

     "Iya gue tau. Udah deh. Gue mau ke kantin. Laper. Lo ikut nggak?" tanya Moza sambil memasukkan kotak makanan yang dia bawa tadi ke kolong bangku. Moza sudah mencucinya di wastafel sekolah.

     Zetta tidak memberikan respons membuat Moza meninggalkannya. Setelah perempuan itu pergi dari dalam kelas. Barulah Zetta tersadar bahwa Moza mengajaknya ke kantin.

     "YAH MOZA! Kenapa lo ninggalin gue?? Ikuttttt!"

****

     "WOI, BRADAR!" sapa Ganang.

     "BROTHER, GEBLEK!" protes Ergo.

     Ganang lalu tertawa hingga bahunya berguncang. "Iya-iya. Itu maksud gue. Lo mah nggak gaul banget, Go! Biar kaya kids jaman now dong!" katanya pada Ergo. Chiko yang disapa tidak menjawab. Cowok itu masuk ke dalam kantin dengan wajah ingin memakan manusia hidup-hidup.

     "Kenapa muka lo kusut banget? Si Moza lagi?" tanya Ganang padanya.

     "Biasa," jawab Chiko dengan tampang jutek.

     "Moza nggak cantik sih. Tapi manis. Yakin lo nggak mau sama dia, Ko?" tanya Ganang. Teman dekat Chiko setelah Ergo. Bisa dibilang mereka baru bersahabat sejak MOS kemarin. "Kalau nggak mau mending buat gue aja deh. Lumayan buat nambah daftar mantan gue."

     Ergo menoleh padanya. "Gila lo ye. Mantan aja lo bikinin daftar?"

    "Ya kaga sih. Maksudnya kan lumayan buat gue si Moza daripada dia ngincer Chiko terus Go," kata Ganang.

     Chiko menghela napas. Menutup mata sejenak. Bukannya dia tidak senang dengan ucapan Ganang namun pembahasan tentang Moza selalu membuatnya naik darah karena Chiko sekalinya tidak suka pada orang akan terus berlanjut sampai nanti.

     Moza Adisti. Cewek barbar kelas X IPA 4. Overdosis dalam hal gembira. Tertawa tidak pernah terkontrol. Sangat lincah dan yang paling mengesalkan adalah tingkah cewek itu terhadapnya. Hanya karena Chiko menolongnya. Moza suka padanya. Konyol. Bahkan sudah ditolak pun Moza masih tetap berusaha mendapatkannya.

     Cowok itu mencopot dasi sekolahnya yang terasa mencekik leher. Kawasan kantin cukup ramai. Kebanyakan sudah selesai makan dan pergi. Ada yang nongkrong dekat lapangan. Dan ada juga yang langsung ke kelas.

    "MOZA! MOZA! CHIKO TUH!" teriak teman-teman lelaki yang sekelas dengan cewek itu. Chiko menoleh dan menemukan Moza. Chiko heran. Teman-teman perempuan itu malah mencomblangkannya dengan Moza karena tahu bahwa cewek itu suka padanya.

     "MANA-MANA MANAA??!" Moza yang baru akan masuk kantin dengan terburu-buru mengedarkan pandang. "Oh iya. Itu dia. Makasi yaaa."

     Kuat juga mental nih cewek, batin Chiko. Cowok itu masih memperhatikan Moza yang sedang berinteraksi dengan cowok-cowok yang berdiri di koridor depannya. Chiko tidak buta. Cowok itu tahu banyak pandangan memuja dari laki-laki yang ada di depan Moza. Namun sayangnya itu tidak berlaku pada Chiko.

     Setelah menemukan Chiko di tempatnya. Perempuan itu langsung menghampiri. Cewek itu mengambil kursi yang ada di meja belakang dan duduk di samping Chiko.

     "Siapa yang nyuruh lo duduk di sini?" tanya Chiko. Lebih ketus dari yang tadi.

     "Loh emangnya kenapa? Gak boleh? Kan nih kantin bukan punya lo. Jadi boleh-boleh aja doonnggg??" mendengar balasan Moza langsung membuat Chiko bungkam membuat Ganang dan Ergo menahan tawa. Sementara Chiko tidak begitu. Cowok itu semakin tidak suka saat Moza duduk di sampingnya.

     "Udah sana lo duduk di tempat lain aja. Jangan di samping gue. Gue mau makan. Jangan ganggu."

     "IIIHHH!! KENAPA??!" Moza cemberut. "Kan gue maunya duduk di samping lo! Temen-temen lo aja nggak protes kok," kilah Moza. "Eh Ganang. Ergo. Gue boleh kan duduk di sini?" tanya Moza membuat Ganang dan Ergo membalas dengan baik.

     "Oooohh boleh dong, Za!" selorong Ganang menggoda Chiko. "Sekalian kipasin nih si Chiko katanya kepanasan. Dateng-dateng mukanya jutek banget tuh!" Ganang langsung mendapat delikan tajam dari Chiko yang membuat Ganang langsung cengengesan di tempatnya.

     "Iya tuh Za! Tuh liat sampe si Chiko ngelepas dasinya!" tambah Ergo sambil menyeringai membuat Chiko berdecak karena teman-temannya malah berada di pihak Moza. "Kasian kayanya dia butuh Aqua dingin."

     "Awas aja lo berdua," gumam Chiko dengan bibirnya membuat Ganang dan Ergo makin terkekeh.

     "Udahlah Ko. Mending lo makan dulu. Mau gue pesenin nggak?" tanya Ergo. Menawari namun Chiko tidak menjawab.

     Chiko tiba-tiba berdiri. Keinginannya untuk makan tenang pupus karena Moza. Cowok itu mendorong kursi yang tadi ia duduki ke depan lalu berjalan meninggalkan Moza, Ganang dan Ergo yang tidak mengerti dengan jalan pikiran cowok itu. Sejenak ketiganya terdiam melihat Chiko yang hendak pergi.

     "CHIKOOOO!! MAUU KE MANAAAA??!" teriak Moza benar-benar sanggup membuat Chiko malu bukan main. Cowok itu bahkan tidak menoleh ke belakang sedikitpun. Mengabaikan Moza yang sedang berusaha untuk mengejarnya.

     "Ke laut!"

     "KAN DI SEKOLAH NGGAK ADA LAUT KO??! GIMANA SIIH?!"

     "Bodo amat, anjeng."

     "CHIKOOO!! TUNGGUIN GUE DONGGSSS!!" Moza berlari mengejarnya.

     "CHIKO! AWAS PAK SAMSUDI SAMA ANAKNYA MAU LEWATT!"

     Chiko yang semula tidak mendengarkannya langsung berhenti mendadak karena melihat Pak Samsudi ternyata benar ingin lewat namun sudah terlambat. Cowok itu tidak sengaja menabrak Pak Samsudi yang sedang membawa mangkuk mie ayam di tangannya.

     Tabrakan itu terjadi membuat baju seragam Chiko yang putih langsung terkena noda kuah. Keadaan hening seketika namun beberapa detiknya kemudian terdengar gelak tawa dari kedua temannya yang ada di belakang.

      "HAHAHAHAHAHA MAMAM NOH KO!"

     Sialan. Bukannya bantuin malah ketawa. Awas aja lo berdua nanti.

     "Tuhkan! Kualat sama Moza! Makanya jadi cowok tuh jangan jutek-jutek! Ntar jodohnya diambil orang!" teriak Moza sambil menghampirinya yang membuat Chiko menghela napas. Kapan cewek itu berhenti bersikap seperti ini padanya?

     Tapi cowok itu tidak meminta maaf dan langsung kabur begitu saja dari hadapan Pak Samsudi yang masih shock di tempatnya. Lagi-lagi meninggalkan Moza.

     "IH CHIKO KOK PERGI LAGI?!"

     "Chiko tungguin Moza dong!"

     "CHIKO AWAS NABRAK LAGI! MAKANYA JANGAN MIKIRIN MOZA TERUS!"

     "Berisik!"

*****

AN: IIIH GILA, GILA, GILA GUE CINTA BANGET SAMA COWOK KAYA CHIKO!

Lanjutt gak nih? Spam next di sini dong buat lanjut dongg??

Jangan lupa vote, komen dan share! Akan diprivate setelah PART 20 ke atas. Jadi follow dulu baru bisa baca yaaa!!

#Team Moza / Chiko?

Follow Instagram:
Poppipertiwi
Wattpadpi
Chikogadangga
Mozaadisti


Ini Moza

Loveeee, Poppi Gadangga<333

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 112K 59
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
2.6M 260K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
220K 9.4K 17
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓵𝓲𝓼𝓪𝓷�...
1.2M 87.2K 41
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...