Oh My CEO

By BabyB0oCute

161K 16.7K 837

"Jadilah kekasihku. Hanya di depan keluargaku." Humor, Romance More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
Tigabelas End

Lima

11.2K 1.1K 36
By BabyB0oCute

Jaejoong membuka matanya perlahan. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya membiasakan sinar yg masuk menembus tirai jendela di kamar itu. Jaejoong ingat kemarin ia disuruh menginap oleh Yunho dirumahnya dengan alasan ia mencemaskan Jaejoong jika tidur di apartemennya. Jaejoong sudah menolak namun Yunho mengancamnya lagi. Dengan terpaksa Jaejoong akhirnya mau menginap disana.

Jaejoong mengernyit, ia menajamkan telinganya. Sayup-sayup ia mendengar suara wanita yg sedang menangis, ia mengira itu adalah Umma Yunho.
Ia menoleh menatap jam weker yg ada di meja nakas. Matanya melebar sempurna melihat sekarang sudah jam 08.30 . Ia langsung terduduk di ranjang, tiba-tiba kepalanya pusing lagi ia menghempaskan tubuhnya kembali, tapi ia terbentur kepala ranjang.

"Aawwwww..." Jaejoong merasakan kepalanya panas dan perih, sepertinya akan benjol nanti.

Ceklek..

Pintu kamar terbuka, Ny.Jung menatap Jaejoong dengan pandangan khawatir. Dada Jaejoong seketika menghangat melihat wajah khawatir Ny.Jung, ini kali pertama ada yg mengkhawatirkannya selain suster kepala. Tapi Jaejoong sedikit heran karena mata Ny.Jung tidak sembab, ia berfikir siapa yg menangis tadi? Ia akhirnya berasumsi jika suara itu adalah suara tv di ruang tengah.
"Ada apa Joongie? Apa yg sakit?"

"Ahh.. Ahjumma, tadi saya hanya terbentur kepala ranjang. Saya mau mandi dan bekerja Ahjumma."

Ny.Jung menggoyang-goyangkan jari telunjuknya di depan wajah Jaejoong.
"No no no! Kau harus istirahat hari ini. Yunho tidak memperbolehkanmu bekerja hari ini."

"Tapi Ahjumma-"

"Tidak ada tapi-tapian Joongie. Ahjumma akan membawakan sarapanmu. Kau tunggu disini ya?" Ny.Jung berbalik tanpa menunggu jawaban Jaejoong.

Setelah kepergian Ny.Jung Jaejoong tersenyum. Baru kali ini ia merasakan kehangatan keluarga, walaupun mereka bukan keluarganya. Ia kembali mengingat bagaimana ia dulu di panti. Ia hanya merasakan daging hanya pada malam natal, hidupnya bertambah berat ketika ia memutuskan keluar dari panti dan mencoba mencari pekerjaan di kota besar ini.

Ceklek..

Pintu terbuka menghentikan lamunan Jaejoong, Ny.Jung datang membawa nampan yg berisi sarapan di tangannya. Ia tersenyum lembut pada Jaejoong.

"Joongie makan dulu, setelah itu minum obatnya." Ny.Jung menyerahkan nampan berisi sarapan itu pada Jaejoong.

Jaejoong menerimanya lalu tersenyum, tapi matanya masih memancarkan kesedihan. Ny.Jung tau pasti ada yg dipikirkan Jaejoong. Setelah menyerahkan nampan, ia mendekat dan mencium kening Jaejoong sayang.

"Habiskan sarapannya ya Joongie?" Setelah mengatakan itu Ny.Jung langsung pergi. Ia harus menemui sahabatnya di ruang tamu.

Jaejoong meneteskan airmatanya. Ia sangat bahagia, keluarga Yunho sangat baik padanya. Ia lalu mulai memakan sarapannya.

***

Suasana kantor begitu kelam. Khususnya para karyawati, mereka mengeluarkan aura yg sangat seram hari ini. Mereka seperti mengalami masa PMS secara bersamaan.
Apa penyebabnya?
Penyebabnya adalah Jaejoong tidak masuk kerja padahal mereka ingin mengintrogasinya. Mereka merasa kalah telak dengan seorang pria cantik. Padahal mereka sudah membeli barang-barang branded dan makeup yg mahal untuk menarik perhatian CEO tampan mereka. Dan hari ini bahkan CEO tidak keluar dari ruangannya.

"Ihh.. Aku sangat kesal dengan OB itu. Ia baru bekerja sekitar 8 hari, tapi sudah berani menggoda CEO." Ucap seorang karyawati. Ia sedang berada di toilet bersama temannya.

"Iya. Kau dengar bagaimana ia pertama kerja. Ia masuk lift yg sama dengan CEO. Pasti ia sengaja agar bisa menggoda CEO kita." Ucap temannya.

"Kau benar, atau mungkin saja mereka sudah saling mengenal sebelumnya. Mungkin ia menggoda CEO di luar kantor dengan tubuhnya?" Si karyawati menduga-duga

"Dasar licik. Mukanya polos tapi aku tidak menyangka ia seperti itu." Temannya mulai percaya.
Padahal mereka tidak tau apa yg sebenarnya terjadi.

Yunho saat ini sedang memeriksa sebuah berkas,namun ia tidak fokus samasekali. Sesekali ia melirik jam tangannya menunggu jam istirahat tiba. Ia menghela nafas panjang melihat sekarang baru jam 09:00
'Kenapa jam begitu lama hari ini?' Batinnya.
Ia ingin pulang melihat keadaan Jaejoong. Yunho tidak tahan, ia beranjak dari duduknya lalu keluar ruangan, tapi ia langsung dicegat sekertarisnya.
"Anda mau kemana tuan?" Tanyanya takut.

"Aku mau pulang sebentar."

"Tapi 15 menit lagi anda ada rapat penting."

Yunho menepuk jidatnya, ia lupa ada rapat hari ini dengat Tn.Han. Ia kemudian berbalik lagi, tidak jadi pulang.
Sekertarisnya menatap heran melihat tingkah Yunho yg tak biasa. Biasanya Yunho akan bekerja sampai lupa waktu, tapi sekarang ia seakan tidak ada niat untuk kerja.
Sekertarisnya hanya menggendikkan bahu acuh, ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

***

Jaejoong merasa bosan hanya diam di kamar tanpa melakukan apapun. Ia beranjak bangun, merasa dirinya sudah sedikit membaik dan pusingnya tidak seperti tadi. Ia kemudian berjalan keluar kamar. Menyusuri rumah Yunho yg besar bermaksud mencari Ny.Jung. Jaejoong malah nyasar di ruang makan, ia melihat para maid sibuk menyiapkan makan siang. Jaejoong jadi ingin membantu memasak. Ia berfikir itu cara yg tepat membalas kebaikan keluarga Jung. Jaejoong berjalan ke arah dapur. Ia langsung masuk membuat kepala pelayan bingung melihatnya disana.

"Tuan, kenapa anda disini? Anda seharusnya beristirahat."

Jaejoong tersenyum manis.
"Aku ingin membantu memasak Ahjumma."

"Jangan. Saya bisa dimarahi oleh Nyonya besar Tuan."

Jaejoong segera mengeluarkan puppy eyes andalannya agar kepala pelayan itu tidak menolak permintaannya.

Kepala pelayan menghela nafas kemudian mengangguk.

"Terima kasih Ahjumma." Jaejoong begitu senang. Ia mulai memasak sebisanya. Bahkan sekarang para maid yg tadinya memasak ia suruh untuk diam saja dan hanya mencicipi hasil masakannya.

Ny.Jung mengernyit melihat maid yg berkumpul diam di dapur. Tadi ia dari taman belakang mengobrol dengan sahabatnya,tapi sekarang sahabatnya sudah pulang. Ia mengalihkan pandangan melihat Jaejoong memasak sendirian. Senyum bahagia mengembang di bibir Ny.Jung.
'Yun, kau memang pintar memilih calon istri.' Batinnya.

Kepala pelayan dan maid yg sadar akan kedatangan Ny.Jung langsung membungkuk hormat. Secepat kilat Ny.Jung menaruh jari telunjuknya ke depan bibirnya menyuruh mereka diam. Ny.Jung kini menonton Jaejoong yg sedang memasak. Ia terlihat begitu telaten mengiris bawang merah, bawang putih dan cabai yg akan dimasaknya. Benar-benar ahli di bidang itu. Ia tertawa tanpa suara melihat Jaejoong yg mengernyit mencicipi hasil masakannya, setelah itu Jaejoong menaburkan sedikit garam lalu memberikan kepala pelayan untuk mencicipinya. Tak lupa ia juga menyuruh maid untuk mencicipinya. Jaejoong belum sadar jika disana ada Ny.Jung. Mereka terlihat memberikan dua jempol untuk Jaejoong. Jaejoong mematikan kompor dengan senyum puas.

"Ehemmm.." Ny.Jung berdehem keras.
Jaejoong menoleh dan terkejut melihat Ny.Jung ada disana.

"Ahjumma sejak kapan disana?" Tanya Jaejoong.
Bukannya menjawab Ny.Jung justru mendekat ke arah Jaejoong. Ia memincingkan matanya bermaksud menakuti Jaejoong.

"Joongie nakal ya? Ahjumma kan menyuruhmu istirahat. Kenapa malah disini?" Ny.Jung berpura-pura marah. Jaejoong langsung menunduk takut, maid yg ada disana saling berpandangan dan menahan tawa saat melihat kode dari Ny.Jung.

"Saya bosan hanya diam di kamar saja Ahjumma."

"Kalau Joongie seperti ini, Yunho bisa marah pada Ahjumma."
Ny.Jung memberikan kedipan pada Yunho, dan Yunho langsung mengerti jika Ummanya sedang mengerjai Jaejoong.

"Tidak mungkin. Ia kan sedang bekerja sekarang."

"Apa yg tidak mungkin?"

Jaejoong mendongak mendengar suara bass Yunho. Ia terkejut melihat Yunho ada disana.

"Tu-aishh.. Yunho kenapa kau ada disini?"
Hampir saja Jaejoong keceplosan memanggil Yunho dengan sebutan 'Tuan' ia ingat kemarin Yunho menyuruhnya memanggil namanya langsung.

"Aku tadi ngebut dari kantor agar tau keadaanmu,tapi kau ternyata.." Yunho mendekat ke arah Jaejoong. Ia memegang kedua lengan Jaejoong. Sedikit membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jaejoong dan menatap Jaejoong khawatir.
"Kau tau aku sangat mengkhawatirkanmu. Kenapa kau tidak istirahat saja? Kemarin kau pingsan karena kelelahan. Kau tau, aku tidak bisa tenang karena memikirkanmu." Tapi Yunho sedang tidak ingin mengerjai Jaejoong sekarang, ia kesal, tadi ia di kantor tidak bisa fokus pada rapat karena memikirkan Jaejoong apalagi Jaejoong sampai pingsan kemarin karena kelelahan, sekarang ia malah memasak sendirian dan tidak istirahat.

"Aku bosan diam di kamar itu Yun. Lagipula keadaanku sudah membaik.." Jaejoong membuat wajahnya sememelas mungkin agar Yunho tidak marah.

Yunho memejamkan matanya. Ohh.. ini sungguh membuatnya tak tahan. Ia tidak bisa marah jika melihat yg seperti ini.

"Kalian kenapa membiarkannya memasak sendirian?" Yunho membentak maid yg ada disana karena tidak tega memarahi Jaejoong, kepala pelayan langsung maju membungkuk di hadapan Yunho.

"Tuan Jaejoong yg ingin memasak Tuan muda."

"Yun,aku yg meminta mereka berhenti memasak dan menyerahkannya padaku. Tolong jangan marah." Entah kenapa Jaejoong tidak bisa melihat kemarahan Yunho, padahal ia hanya kekasih pura-puranya.

"Umma juga kenapa membiarkannya memasak begitu?" Ny.Jung malah tersenyum dibentak Yunho.

"Apa sebegitu khawatirnya kau pada Jaejoong Yun? Ahh.. manis sekali putraku." Ny.Jung kembali tersenyum.
"Cepatlah nikahi Jaejoong agar kau bisa mengawasinya terus. Hihihi." Ny.Jung berjalan ke arah Jaejoong.
"Kalian.." ia menunjuk para maid.
"Kalian tolong bawa masakan Jaejoong ke meja makan ya? Nanti keburu dingin." Ny.Jung menggiring Jaejoong menjauhi Yunho.
"Ayo Joongie kita ke ruang makan. Jangan pedulikan si beruang yg sedang mengamuk itu." Mereka meninggalkan Yunho yg kini bengong memikirkan dirinya.

'Ada apa denganku? Kenapa aku kesal karena ia tidak mendengarkan perkataanku? Kenapa aku mengkhawatirkannya? Ada apa dengan diriku?' Batinnya.

***

Saat baru duduk di kursi yg ada di meja makan, tiba-tiba ponsel Ny.Jung berdering. Ia segera mengambil benda itu lalu melihat siapa yg menelepon. Ternyata Tn.Jung yg video call, karena saat ini Tn.Jung sedang ada di tokyo, Ny.Jung menggeser tanda video yg ada di layar.

"Ada apa Yeobo?" Sapa Ny.Jung.

"Aku ingin melihat calon menantuku." Ny.Jung tersenyum, tau jika suaminya mencemaskan Jaejoong. Ia kemudian menyerahkan ponselnya kepada Jaejoong.

"Ahjussi ingin bicara denganmu Joongie." Bisiknya

Jaejoong menerima ponsel itu dan tersenyum menatap Tn.Jung yg terlihat di layar ponsel.

"Annyeong Ahjussi." Sapanya.

"Annyeong Joongie, bagaimana keadaanmu nak?"

"Saya sudah lebih baik Ahjussi."

"Baguslah. Beristirahat yg cukup ya? Jangan paksakan dirimu nak."
Jaejoong ingin menangis melihat begitu perhatiannya Tn.Jung pada dirinya.
'Andai ini sungguhan' batinnya.

"Iya Ahjussi. Terimakasih sudah mengkhawatirkan saya. Ahjussi juga jangan lupa makan ya?"

Terlihat Tn.Jung mengangguk di seberang.
"Kalau begitu serahkan ponselnya kepada Ahjumma Joongie."

Jaejoong langsung menyerahkan posel itu pada Ny.Jung.

"Ada apa Yeobo?"

"Kau pastikan Jaejoong istirahat ya? Dan kau jangan lupa makan Yeobo. Miss You."

Pip.

Telepon terputus sepihak sebelum Ny.Jung menjawab ucapan suaminya. Ia menggerutu pada ponselnya. Sementara itu Tn.Jung kini tertawa membayangkan wajah marah istrinya.

Yunho menyusul mereka ke ruang makan. Ia langsung duduk di samping Jaejoong. Maid masih mondar mandir meletakkan masakan Jaejoong di atas meja.

"Kenapa kau tumben pulang saat jam istirahat Yun?" Sebenarnya Ny.Jung sudah tau alasan Yunho pulang karena mengkhawatirkan Jaejoong, tapi ia ingin menggoda putranya.

"Aku sedang ingin makan masakan rumah Umma." Ny.Jung mencebilkan bibir mendengar perkataan Yunho. Sangat tau jika Yunho sedang berbohong terbukti sekarang ia menggaruk dagunya.

"Kau tidak pandai berbohong Yun. Bilang saja jika kau ingin melihat keadaan Jaejoong." Ny.Jung tersenyum melihat semburat merah di pipi putranya. Ia ingin tertawa melihat wajah malu-malu Yunho.

Yunho hanya diam, tidak bisa menjawab. Ia mulai mengambil nasi dan lauk yg ada di meja. Ny.Jung juga melakukan hal yg sama, namun ia mengambilkan makanan untuk Jaejoong terlebih dahulu, barulah dirinya.
Merekapun mulai makan, di tengah-tengah acara makan dalam diam itu, Ny.Jung tak sengaja melirik Jaejoong, ia baru sadar jika punggung tangan Jaejoong terlihat berisi tanda biru.

"Joongie, ada apa dengan tanganmu? Apa kau terbentur sesuatu? Tanganmu biru"

Yunho langsung menoleh menatap tangan Jaejoong. Ia segera menggenggam tangan Jaejoong melihat tanda biru di tangannya.

"Tidak Ahjumma. Ini tanda lahir saya." Jawab jaejoong.

Deg.

Ny.Jung teringat sesuatu yg sangat penting.
'Mungkinkah?' Batinnya.

Yunho menghela nafas lega.
"Syukurlah." Ucapnya kemudian.

***

Seorang pria memakai jas formal masuk ke sebuah ruangan. Di ruangan itu terlihat pria lain yg tengah sibuk membaca sesuatu.

"Bagaimana Detektif Lee?" Ucap pria yg tengah membaca itu.

Pria yg dipanggil detektif membungkuk hormat.
"Masih belum Tn.Han." sahutnya.

Tn.Han mengehela nafas panjang. Jika ia memberitahukan istrinya, sudah dipastikan istrinya akan menangis lagi.

Continue Reading

You'll Also Like

44.9K 5.6K 27
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
136K 12.4K 31
Kematian memang tidak bisa di hindari oleh semua makhluk hidup, termasuk para Vampir... Pada tahun 1978, keluarga Jung baru saja kehilangan sosok is...
78.7K 6.4K 37
Perceraiannya bersama Choi Minho, membawa Baekhyun mendekat pada seorang Presiden perusahaan Loey Company. Park Chanyeol, dia seorang presiden yang...