Oh My CEO

By BabyB0oCute

161K 16.7K 837

"Jadilah kekasihku. Hanya di depan keluargaku." Humor, Romance More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
Tigabelas End

Empat

11.9K 1.1K 92
By BabyB0oCute

"Jangan menangis Yeobo." Tn.Jung berkata pada istrinya. Namun Ny.Jung malah mendelik ke arah sang suami.
'Ia bahkan sudah sesegukan sekarang.' Batin Ny.Jung.
Ia kembali menatap Jaejoong. Pandangan kasihan sangat jelas terpancar dari wajah ketiga orang yg ada disana.

Jaejoong hanya menatap mereka heran.
'Kenapa mereka menangis? Aku bahkan biasa saja menjalani hidupku.' Batinnya.
Ia menatap Yunho. Yunho terlihat menahan air matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya cepat agar air matanya tak menetes.

Grakk..

Ny.Jung beranjak dari duduknya. Berjalan mengelilingi meja untuk menghampiri Jaejoong.

"Tenang saja nak Jaejoong. Sekarang nak Jaejoong punya kami yg akan menjadi orang tuamu." Ny.Jung berkata sambil menatap mata Jaejoong lembut.

Jaejoong mengira jika ia akan diadopsi oleh keluarga Jung. Ia tersenyum lebar.
"Apa anda akan mengadopsi saya?"

Ny.Jung terkejut begitu juga Tn.Jung. Sedangkan Yunho berdoa dalam hati agar mereka tidak ketahuan.
"Tentu saja tidak Jae. Bukankah kau akan menjadi menantu kami? Itu berarti kau juga akan menjadi anak kami." Ucap Tn.Jung.

Kali ini giliran Yunho dan Jaejoong yg terkejut. Sungguh Yunho tidak mengira jika akan seperti ini jadinya. Apalagi sekarang Jaejoong tengah dipeluk oleh Ummanya.

"Kapan kalian akan menikah?" Ny.Jung berkata sambil berjalan kembali ke kursinya.

"Kami belum memikirkannya Umma. Iya kan sayang?" Yunho menoleh dan tersenyum pada Jaejoong. Jaejoong hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Cepatlah. Umma ingin menggendong cucu." Ny.Jung mengedip pada Jaejoong.

"Iya. Tahun ini aku pasti akan menikahinya Umma."

Jaejoong langsung menatap Yunho tajam.


Ia menggertakkan gigi marah lalu menginjak keras kaki Yunho dibawah meja.

"Aaawwwwww..." Yunho menjerit kesakitan. Jaejoong hanya tersenyum mengerikan, puas melihat wajah kesakitan Yunho.

"Ada apa Yun?" Ny.Jung panik karena tiba-tiba Yunho menjerit.

"Tidak Umma. Tadi aku digigit nyamuk."

Jaejoong tertawa dalam hati mandengar alasan Yunho.
'Dasar bodoh.' Batinnya.

***

"Aku tidak mau menikah denganmu Yunho-ssi. Kau hanya mengatakan jika aku hanya harus menjadi kekasih pura-puramu." Jaejoong menatap Yunho marah. Sekarang mereka tengah ada di depan apartemen Jaejoong. Jaejoong masih di dalam mobil Yunho. Ia tidak bisa menahan kemarahan yg ia tahan daritadi.

"Aku harus bagaimana jika tanggapan Umma seperti itu?" Yunho memijit kepalanya pening. Ia juga bingung jika kenyataannya ternyata berbanding terbalik dari apa yg diharapkan.

"Aku akan mengatakan pada Ny.Jung semuanya. Tentang kau yg memintaku menjadi kekasih bohonganmu." Jaejoong akan keluar dari mobil Yunho namun tangannya dicekal Yunho.

Yunho menatap Jaejoong tajam. Jaejoong sedikit takut dengan tatapan Yunho. Apalagi cekalan tangannya sungguh kuat.

"Jika kau mengatakannya, aku benar-benar akan memecatmu dan memastikan kau tidak mendapatkan pekerjaan bahkan sebagai buruh serabutan sekalipun." Yunho menggertakkan giginya.

Jaejoong diam. Ini yg paling ia benci dari Yunho. Yunho selalu memaksa dan mengancamnya. Sekarang Jaejoong merasa sangat menyesal menyanggupi Yunho. Bahkan ia menyesal menolong Yunho waktu mabuk dan ia juga menyesal bekerja di perusahaan milik Yunho.

Jaejoong menatap Yunho marah. Sekarang ia tidak takut dengan atasannya ini.
"Kau ingin aku bagaimana Yunho?" Tidak ada panggilan formal dan rasa hormat untuk orang seperti Yunho. Begitulah pemikiran Jaejoong.

"Kau ikuti saja semuanya." Yunho juga sebenarnya agak ragu dengan ucapanya. Tapi jika Jaejoong mengatakan yg sebenarnya pada Ummanya bisa-bisa ia di cekik sampai mati. Yunho merinding membayangkan hal itu.

Jaejoong tercengang tidak percaya dengan ucapan Yunho. Dengan seenaknya ia bilang ikuti semuanya?
"Hei Tuan Jung. Aku masih bisa membedakan yg mana dada berisi dan yg mana dada datar. Maaf saja, aku masih normal dan menyukai dada wanita yg berisi." Mendengar ucapan Jaejoong, Yunho mengepalkan tangannya erat. Entah kenapa ia kesal mendengarnya.

"Benarkah kau masih normal Kim Jaejoong?" Suara Yunho terdengar marah.

Jaejoong mengangguk sebagai jawaban.
"Tentu saj-mmmmpppphhhhh." Yunho segera menarik leher belakang Jaejoong. Ia mencium bibir semerah cherry yg begitu menggoda. Hanya sekedar menempelkan saja.

Sedangkan Jaejoong terkejut dengan apa yg Yunho lakukan. Yunho mulai menggerakkan bibirnya. Menghisap bergantian bibir atas dan bibir bawah Jaejoong lembut, sangat lembut. Jaejoong masih loading dengan keadaan saat ini. Setelah tersadar, ia langsung mendorong dada Yunho sekuat tenang. Yunho melepas ciumannya. Ada sebersit perasaan tidak rela ketika tautan bibir mereka terlepas.

"Dasar brengsek."

Plakkk...

Satu tamparan mendarat di pipi Yunho. Jaejoong segera keluar dari mobil Yunho. Ia langsung masuk ke dalam gedung apartemennya tanpa memperdulikan Yunho.
Yunho? Ia saat ini sedang bengong memikirkan dirinya
'Apa yg aku lakukan tadi? Aku menciumnya? Aku pasti sudah gila.' Batinnya. Ia menggetok-getok kepalanya dengan tangan.
'Umma bibirnya manis sekali.' Batinnya lagi.

Jaejoong menutup pintu agak keras. Dia benar-benar marah saat ini.
'Ia tidak pernah membuat aku tenang. Dia bahkan mencuri ciuman pertamaku.' Jaejoong ingin menangis menyadari nasibnya. Ia berlari ke arah kamar mandi. Mengambil air lalu menggosok bibirnya.
'Dia tidak boleh membekas disini.' Batin Jaejoong.

Malam itu mereka sama-sama tidak bisa tidur memikirkan bagaimana mereka ke depannya.

***

Jaejoong bangun dengan mata pandanya. Ia baru bisa terlelap jam 4 pagi tadi. Ia merasa masih ingin tidur lagi,namun tidak bisa karena ia harus bekerja. Ia tidak mau dipecat oleh Yunho. Sebelum berangkat kerja, Jaejoong berdoa dan menyemangati dirinya.

'Fighting Jae, aku hanya harus menghindarinya hari ini.' Batin Jaejoong.

Yunho tidak jauh berbeda dengan Jaejoong. Ia baru terlelap 3 jam yg lalu, namun harus bangun karena jam wekernya sudah menjerit. Rasanya Yunho ingin tidur seharian hari ini, tapi ia takut pada Appa'nya yg akan sangat menyeramkan jika marah.

Yunho memasuki kantor dengan wajah lesu, tapi seketika hilang ketika melihat pria yg saat ini sedang menunggu lift, ia sangat tau postur tubuh yg berbalut pakaian OB itu. Siapa lagi kalau bukan Jaejoong.

Yunho segera berjalan cepat ke arah Jaejoong tak menghiraukan sapaan dari karyawannya yg lain. Ia berhenti di samping Jaejoong, Jaejoong yg merasa ada orang di sampingnya menoleh. Seketika terkejut setelah tau jika orang itu adalah Yunho.

'Sial. Bagaimana menghindarinya jika seperti ini?' Batin Jaejoong.

Jaejoong menenangkan dirinya, tiba-tiba sekelebat bayangan kemarin ketika Yunho menciumnya berputar di otaknya. Ia kemudian membungkuk pada Yunho.

"Selamat pagi Tuan." Walaupun sesuatu telah terjadi diantara mereka, Jaejoong masih harus tetap bersikap hormat pada Yunho.

"Hmm" Yunho berdehem sebagai jawaban. Dan itu membuat karyawan yg ada di sekitar mereka kaget mendengarnya. Daridulu Yunho tidak pernah sekalipun membalas sapaan mereka. Dan sekarang ia membalas sapaan Jaejoong yg masih berstatus karyawan baru. Yg paling tidak bisa dipercaya adalah Jaejoong itu seorang OB. Karyawan Yunho yg mendengar balasan sapaan Yunho tadi dengan kompak mengorek telinga mereka untuk memastikan jika pemdengaran mereka masih baik-baik saja.

Ting.

Pintu lift terbuka. Jaejoong segera mempersilahkan Yunho masuk. Jaejoong sekarang sudah tau jika Yunho tidak suka satu lift dengan siapapun. Dan ia juga ingin jauh-jauh dari Yunho.

"Silahkan Tuan." Ucap Jaejoong lembut.

Yunho melangkah masuk. Setelah sampai di dalam ia berbalik menghadap Jaejoong. Dan tanpa diduga Yunho mengulurkan tangan menarik tangan Jaejoong memasuki lift yg sama dengannya. Kejadian itu begitu cepat, Jaejoong yg tidak siap hampir saja terjatuh ,namun segera ditahan Yunho dengan melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jaejoong. Jaejoong masih kaget dengan kejadian itu. Ia mengerjap menatap wajah Yunho yg begitu dekat dengan wajahnya. Dan semua kejadian itu tak luput dari pandangan seluruh karyawan yg ada di lantai satu.

Ting.

Pintu lift tertutup. Karyawan Yunho yg melihat YunJae moment menjadi heboh. Mereka membicarakan fenomena langka yg terjadi tadi. Gosip mulai menyebar dan berita terhangat adalah 'ada hubungan apa antara CEO Jung dan OB Kim?'. Para karyawati yg melihat kemesraan YunJae tadi menangis seketika. Mereka tidak rela di kalahkan oleh OB yg baru bekerja seminggu yg lalu.

Bagaimanakah pasangan yg masih ada di dalam lift?
Saat ini mereka berdiri dengan jarak yg cukup jauh, tidak ada yg memulai pembicaraan. Mereka masih betah diam saja.

"Humm.. Jae, aku mau meminta maaf padamu soal yg kemarin." Rupanya Yunho tidak bisa berdiam-diam'an apalagi yg mendiamkannya dia adalah Jaejoong.

"Yg mana Tuan?" Sebenarnya Jaejoong tau arah pembicaraan Yunho, tapi sekarang ia tidak ingin membahasnya.

"Yg itu Jae. Hummm..." Yunho ragu untuk mengatakannya.

Ting.

"Saya permisi Tuan." Jaejoong membungkuk kemudian keluar dari lift itu.

Setelah kepergian Jaejoong, Yunho mengumpat.
"Sialan. Kenapa jadi seperti ini?" Ia kesal karena sepertinya Jaejoong menghindarinya.

Yunho merasa tidak bisa fokus bekerja, selain karena mengantuk, ia juga terus memikirkan Jaejoong. Ia merasa bersalah karena kemarin mencium Jaejoong dan sekarang Jaejoong menghindarinya. Terbukti saat ia meminta kopi, OB lain yg mengantarkannya. Ketika ia bertanya dimana Jaejoong pada OB itu. Ia menjawab jika Jaejoong melayani karyawan lain.
Yunho merasa tidak kuat menahan kantuknya. Ia berdiri kemudian berjalan ke arah kamar pribadinya. Sebelumnya ia sudah menelepon sekertarisnya agar tidak membiarkan siapapun masuk ke ruangannya.
Yunho ingin tidur sejenak.

Gosip antara Jaejoong dan Yunho telah menyebar ke seluruh kantor. Dan bisa ditebak karyawati yg menyukai Yunho mulai membenci Jaejoong. Bahkan membullynya dengan memberikan segudang pekerjaan. Mereka dengan sengaja menumpahkan minuman di lantai agar Jaejoong mengepel kembali lantainya. Dan sengaja menyenggol tempat sampah agar isinya berhamburan dan harus Jaejoong yg membersihkannya. Bukan hanya itu mereka juga memberikan tugas Jaejoong untuk membeli makanan yg sulit di dapat di sekitar kantor.

Junsu menatap Jaejoong kasihan. Sekarang Jaejoong tengah merebahkan kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya. Sangat jelas jika Jaejoong kelelahan dilihat dari wajahnya.
"Kau tidak makan Jae?" Junsu jadi khawatir karena Jaejoong tidak makan apapun daritadi. Jaejoong hanya menggeleng, ia merasa matanya sedikit berkunang mungkin karena efek begadang kemarin.

"Kim Jaejoong, kau dipanggil oleh CEO Jung." Jaejoong menghembuskan nafas panjang, ia tau jika ia tidak bisa menghindari Yunho terus apalagi kantor ini miliknya. Tapi ia benar-benar tidak ingin bertemu Yunho.

"Aku tidak mau bertemu dengannya." Ucap Jaejoong dengan mata yg masih terpejam.

"Kenapa kau tidak mau bertemu denganku?"

Jaejoong langsung membuka matanya begitu mendengar suara bass yg sangat ia hafal. Ia melotot kaget melihat Yunho ada di depannya.

"Kenapa kau kesini?" Jaejoong mengangkat kepalanya secara tiba-tiba membuat matanya kembali berkunang-kunang.

"Kenapa aku tidak boleh kesini?" Yunho menjawab cuek.

Junsu yg melihat itu mengernyit heran, ia penasaran ada hubungan apa antara Yunho dan Jaejoong melihat kata-kata yg keluar dari bibir Jaejoong adalah bahasa informal. Ia juga heran melihat Yunho yg tidak marah walaupun Jaejoong tidak hormat padanya.

"Kenapa kau menghindariku Jae?"

"Ak-aku tidak menghindarimu." Jaejoong merasa kepalanya berdenyut sakit. Matanya masih berkunang hingga ia memejamkan mata. Ia merasa kesadarannya mulai menipis, terakhir yg ia dengar adalah jeritan Junsu dan Yunho dan semuanya gelap.

Yunho terkejut melihat Jaejoong pingsan. Untung saja ia dengan cepat menangkap tubuh Jaejoong. Jika tidak bisa dipastikan Jaejoong akan mencium lantai.
Tanpa mengatakan apapun Yunho langsung menggendong Jaejoong. Yunho terlihat sangat cemas melihat keadaan Jaejoong. Wajah Jaejoong sangat pucat, beruntung tubuh Jaejoong ringan jadi Yunho bisa dengan cepat membawa Jaejoong keluar dari kantor. Ia akan membawa Jaejoong ke rumah sakit.

Sepanjang jalan ketika Yunho akan membawa Jaejoong keluar kantor, seluruh karyawan menatap Yunho yg tengah menggendong Jaejoong. Mereka menganga tak percaya ketika melihat ekspresi wajah Yunho yg terlihat begitu cemas. Daridulu mereka hanya melihat wajah dingin Yunho saja. Kantor kembali heboh melihat YunJae moment.

***

"Dia hanya kelelahan Tn.Jung."

Yunho menghembuskan nafas lega mendengar ucapan dokter. Ia tadi mengira jika Jaejoong mempunyai penyakit yg parah.

"Dia juga kurang tidur. Anda bisa membawanya pulang setelah ia sadar nanti."

Tambah sang dokter. Yunho tersenyum lega.
"Terima kasih dok."

Yunho memasuki kamar rawat Jaejoong. Ia melihat wajah damai Jaejoong. Ia kemudian duduk di kursi samping ranjang rumah sakit itu. Yunho menatap lekat wajah Jaejoong. Ia baru menyadari Jaejoong benar-benar cantik jika dilihat dari dekat. Perlahan tangan Yunho terulur menyentuh pipi Jaejoong yg sedikit pucat.

"Jae, kau membuatku hampir menangis karena mencemaskanmu. Cepatlah sadar."

Yunho mendekatkan wajahnya lalu mencium kening Jaejoong.

Baru bangun.
Ide ngalir bagai air sungai.
Langsung ngetik deh.

Bonus pict Jaejoong untuk Yunho.

Continue Reading

You'll Also Like

941K 41K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
373K 38.9K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
4.6K 727 22
[TEENFICTION] "Lo udah gila ya?!" bentak seseorang yang berlari ke arahnya . "Lo tau nggak?! Di kuburan sana masih banyak orang yang ingin hidup lagi...
59K 6.4K 26
"bisakah kau menyembuhkan hatiku dengan memberikanku kebahagiaan? Jika kau mampu aku akan dengan senang hati memberikanmu hatiku seutuhnya" ~ Kim Jae...