ALASKA

Von nisaafatm

34M 2M 190K

[SUDAH TERBIT DI COCONUTBOOKS (Bintang Media)] Alaska Tahta Wardana, cowok jangkung berwajah tampan, pandai d... Mehr

prologue
alaska; 1
alaska; 2
alaska; 3
alaska; 4
alaska; 5
alaska; 6
alaska; 7
alaska; 8
alaska; 9
alaska; 10
alaska; 11
alaska; 12
alaska; 13
alaska; 14
alaska; 15
alaska; 16
alaska; 17
alaska; 18
alaska; 19
alaska; 20
alaska; 21
alaska; 23
alaska; 24
alaska; 25
alaska; 26
alaska; 27
alaska; 28
alaska; 29
alaska; 30
alaska; 31
alaska; 32
alaska; 33
alaska; 34
alaska; 35
alaska; 36
alaska; 37
alaska; 38
alaska; 39
alaska; 40
alaska; 41
alaska; 42
alaska; 43
alaska; 44
alaska; 45
alaska; 46
QnA
alaska; 47
alaska; 48
alaska; 49
alaska; 50
QnA with Alana
alaska; 51
alaska; 52
alaska; 53
alaska; 54
alaska; 55
alaska; 56
alaska; 57
alaska; 58
alaska; 59
alaska; 60
alaska; 61
alaska; 62
alaska; 63
alaska; 64
ALASKA EPILOG
extra chapter
VOTE COVER
VOTE COVER LAGI
Finishing Cover & Giveaway
OPEN PREORDER
Alaska Spesial 30 Juta Pembaca
Alaska Goes To Movie

alaska; 22

453K 30.6K 815
Von nisaafatm

"TADI di kelas kalian lagi pada ceritain apa sih? Kayaknya heboh banget, sampe si curut mukul meja gitu?"

Mobil putih yang memuat dua orang gadis itu melaju cepat membelah jalanan kota yang nampak lenggang. Seraya menyetir dengan fokus masih di jalanan Stephany bertanya kepada cewek di sampingnya ini. Ia sesekali menoleh agar dapat melihat ekspresi Alana.

Serius, tadi saat ia akan masuk ke kelas Alana ia melihat cewek ini tengah berbincang dengan dua sahabat kampretnya di kelas. Hanya tersisa mereka bertiga di kelas itu. Anak-anak lain sudah lenyap kembali ke habitat masing-masing.

Viona dengan ekspresi melototnya, Renata yang memukul meja histeris dan Alana yang duduk dengan kaki dinaikkan di atas meja. Ia bercerita dengan senyuman bangga tak lupa ciri khasnya yang memegang kipas saat sedang berhasil melakukan sesuatu.

"Kalo gue cerita lo gak bakal percaya, steph."

"Aelah, cerita aja keles, kepo nih gue." Stephany memutar stir mobilnya kemudian sekilas menoleh ke arah Alana.

Cewek yang tengah memperbaiki poninya di kaca mini itu berbalik ke arah Stephany dengan antusias. "Kalo gue ceritain ini, lo janji gak ngumbar, gak ngerem mendadak, dan gak kaget."

"Sip."

"Tapi entar aja deh, gue takut nyawa gue melayang."

"Sialan lo, bangsat!"

Alana terkekeh mendengar itu. Astaga, apakah rasa keingin tahuan Stephany sebesar itu? Ia ingin tertawa namun tak jadi saat mengingat ada sebuah kripik pedas di dalam tasnya. Astaga, Alana suka itu. Jadi, ia memilih untuk segera menghabiskan makanan itu terlebih dahulu sembari menunggu mobil Stephany terparkir rapi di parkiran supermarket.

Lagu milik Dua Lipa yang sedang naik daun mengalun, mendominasi suasana di mobil ini. Sesekali Stephany ikut bernyanyi dan sedikit berjoget saat reff lagu. Alana memukul kepala cewek itu. Ia sempat berfikir, bagaimana kondisi Adrian setelah berpacaran dengan cewek ini.

"Jangan mandang gue kayak gitu, kampret."

"Idih merasa amat gue perhatiin."

"Pret, padahal beneran."

Kedua orang itu tertawa bersama. Walau saat ini Alana sedang dirundung masalah dengan keluarganya setidaknya bersama teman-temannya Alana dapat merasakan kebahagian.

"Gak lama lagi gue 2 tahunan sama Adrian," papar Stephany.

"Waw! Gila, tumbenan banget hubungan lo bisa panjang kayak gitu."

"Sialan, minta dibacok nih anak."

"Lo udah mau 2 tahun sedangkan gue ngerebut hatinya aja belum."

"Makanya nyari cowok tuh jangan yang es batu," Stephany berujar seraya memarkirkan mobilnya. Setelah itu ia keluar dari mobil disusul oleh Alana yang tengah menggerutu.

Hari ini Alana pulang bersama Stephany. Niat awal dari rumah memang tidak ingin membawa mobil agar bisa meminta tebengan sama Alaska namun na'asnya ban motor cowok itu kempes lagipula kalaupun tidak kempes Alaska tidak akan mau memberinya tumpangan dengan alasan seperti itu.

Dan pada akhirnya, Alana ikut dengan Stephany yang saat itu sedang berada di parkiran bersama Adrian. Adrian membawa mobil juga hari ini jadi Alaska ikut dengan cowok itu bersama teman-temannya yang lain, yang motornya kempes juga. Alana berasumsi ini pasti kerjaan kakak kelas mereka lagi.

Mungkin, besok akan terjadi peperangan lagi di sekolahnya.

Saat sedang berjalan mengitari rak makanan Alana mengambil beberapa snack pedas setelah itu kembali mengekori Stephany yang berjalan ke area rak pembalut.

"Cepetan ceritain ke gue, soal yang tadi."

Mendengus, Alana yang sedang berdiri itu mendekat ke arah Stephany. "Gue abis diajak ke rumah Alaska, dan yang ngajak nyokapnya dia."

"Apa?!" pembalut yang sedang Stephany pegang jatuh begitu saja dan dengan gerakan cepat ia  memeluk Alana hingga sesak. Mungkin ia terlalu terkejut bercampur senang mendengar hal ini.

Demi apapun, melihat kelakuan Alaska terhadap Alana cukup membuat Stephany berfikir bahwa apa yang dilakukan sahabatnya itu selama ini pasti akan berakhir sia-sia namun jika sudah begini ceritanya. Akankan Alana masih mendapatkan kesempatan?

Akibat gerakan refleks Stephany, Alana jadi limbung ke samping hingga tanpa sengaja ia menyenggol seseorang hingga orang itu memekik kesal, kontan hal itu membuat Alana maupun Stephany berbalik ke sumber suara itu.

Stephany memandang orang itu biasa saja sekalipun yang mereka senggol adalah ibu-ibu. Namun, berbeda dengan Alana yang melongo saat tau orang yang baru saja ia buat memekik adalah istri kedua Papanya. Orang yang tidak secara langsung membuat keluarganya berantakan dan yang membuat Mamanya depresi.

-oOo-

Alaska berkali-kali memukul-mukul pahanya, tidak keras namun kepalan tangannya yang mengeras hingga menonjolkan urat-uratnya mampu membuat orang tau kalau ia sedang marah.

Saat ini ia berada di mobil Adrian. Duduk di samping kemudi dengan amarah yang mengepul. Di kursi belakang ada teman-temannya yang lain.

Ini kedua kalinya, kakak kelas sialan itu membuat motornya dan teman-temannya kempes. Mungkin, serangan pada hari itu tidak membuat mereka kapok.

"Besok, harus besok. Kasian motor gue digituin terus untung si ini ada," ujar Adrian sembari memukul stir mobilnya.

"Eh-eh, Yan, awas ya lo kalo sampe gak ngasih kita pajak anniv dua tahunan," Virgo yang duduk di kursi paling belakang berseru. Setelah ia mengatakan itu yang lain riuh meminta agar Adrian tidak pelit untuk tahun ini.

"Tahun lalu lo janji palsu njing, tahun ini lo gak akan lolos."

"Aelah mau lo pada di mana sih? Bilang sekarang, gue jabanin."

"Sial, so modal lu padahal tiap hari majak adek kelas," sambar Regan yang langsung membuat Adrian meliriknya tajam, "awas ya lu,gue cekek."

"Gan, saran gue nih ya ajak deh si nenek sihir balikan kasian gue liat lo merana. Diem-diem gitu juga lo masih suka kan sama dia?"

"Sembarangan amat lo ngomongnya, sat." Chandra mengikuti perkataan Regan yang mengelak dengan nada di jelek-jelekkan, tak lupa dengan wajahnya yang tidak bisa dikondisikan.

"Sok banget padahal ke pesta ka Furqon bareng di-"

"Chandra diem, bentar-bentar deh itu mobil cewek gue kenapa berenti di jalan, terus ada apa dengan Si Cello?" Adrian akan segera turun namun di tahan oleh Alaska.

"Lo bisa diem dulu, gak? Biar mereka selesain masalah mereka sendiri dulu kalau Si Cello apa-apain cewek lo baru lo maju," Adrian menghela nafas, "lagian kedatangan lo ke sana bukannya meredahi masalah tapi memperpanjang masalah." Yang dikatakan Alaska memang ada benarnya juga. Adrian datang ke sana pasti akan terjadi keributan karena ia tidak akan segan-segan langsung menonjok Cello.

"Palingan masalahnya sama Alana bukan sama cewek lo," tebak Regan.

"Pinggirin mobil lo," titah Alaska dan langsung dikerjakan Adrian.

Kedelapan cowok yang ada di mobil itu terus mengamati Cello yang berdiri di samping mobil Stephany seraya memukul-mukul kaca mobil itu. Beralih dari cowok-cowok ini. Alana, sekarang tengah kesal dengan adanya Cello yang membuat keributan.

Sedari tadi ia sudah ingin turun tetapi Stephany melarangnya. Cewek itu sebenarnya sudah ingin menancap gas untuk pergi namun mobil Cello menghalangi aksesnya.

"Biar gue turun, Steph kalo gini mulu kita gak akan bisa pulang."

"Jangan, Lan. Si Cel-" tanpa mendengar lanjutan perkataan Stephany Alana langsung membuka pintu mobil. Ia keluar dan langsung di hadapkan oleh Cello.

Demi apapun, cowok ini tidak ada capek-capeknya mengganggu hidupnya. Meminta balikan berkali-kali dengan janji ini-itu. Alana kesal, ia tidak mau, karena yang ia mau hanya Alaska bukan orang lain.

"Lo kenapa sih?"

"Ikut gue, lo pulang bareng gue."

"Gue gak mau, lepasin gue, Cello!"

"Gue tetap gak bakal lepasin lo."

Tangan Alana ditarik keras oleh Cello. Namun, Alana berontak tak mau ikut dengan orang itu. Stephany ikut turun dari mobilnya hendak membantu namun Alana memintanya untuk tidak ikut campur, ia takut kalau-kalau Cello nekat berlaku kasar pada cewek itu. Cukup dia saja yang selalu dikasari oleh Cello jangan orang lain juga.

"Cel pliss lepasin gue, hidup lo jangan drama banget."

Kontan hal itu membuat Cello melepaskan cekalan tangannya namun menatap tajam ke arah Alana. Mata cowok itu seperti ingin keluar dan ingin memakan Alana hidup-hidup.

"Ikut gue!" perintahnya dan langsung menarik Alana. Sakit, adalah hal yang cewek itu rasakan saat kulit-kulitnya diremas. Saking, kesakitannya ia sampai menginjak kaki cowok itu hingga cekalan Cello terlepas namun dengan spontan ia berbalik dengan menampar pipi Alana hingga bibirnya robek.

Sial, ini salah satu hal yang membuat Alana tidak tahan menjalin hubungan dengan Cello.

Adrian yang melihat itu langsung memilih keluar dari mobilnya diikuti dengan Alaska dan yang lain. Alana  memang bukan siapa-siapanya namun cewek itu sudah ia anggap layaknya adiknya sendiri.

Cowok itu datang melayangkan tinjunya ke sudut bibir Cello. Seakan membalaskan perbuatan yang dilakukan Cello terhadap Alana tadi. Teman-teman Adrian mencoba menehan cowok itu begitupun dengan Stephany.

"Adrian berenti, Adrian," ujar Alana dengan bibir yang masih mengeluarkan darah, membuat Adrian yang melihat itu benar-benar ingin menghabisi Cello.

Cello terkekeh, ia langsung menarik Alana untuk ikut dengannya.

"Ska," Alaska melirik sebentar ke arah Adrian yang tengah di tenangkan Stephany. Ia tau apa maksud cowok itu terlebih saat ekor matanya melirik Alana.

Ia terpaksa berlari menuju Alana yang sedang digiring Cello.

Menarik tangan Alana yang lain kemudian mendorong Cello menjauh. "Dia pulang sama gue."

"Maksud lo apaan njing?" Cello tak terima.

"Lo gak budek, dan gue rasa lo dengar itu."

Sekali tarikan Alaska membawa Alana pergi dari radar Cello. Tidak terima ia berjalan hendak memukul Alaska namun Alaska dapat menebak pergerakannya hingga ia merosot jatuh saat mendapat tendangan tiba-tiba.

"Yan, lempar kunci." dengan cepat Adrian melemparkan kunci mobilnya yang ditangkap dengan baik oleh Alaska.








TBC.
Komen buat part penuh drama ini dong :v






nisaafatm

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

MARSELANA Von kiaa

Jugendliteratur

1.5M 20.2K 8
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
6.7M 285K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
496K 18.7K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
36.6K 3.2K 35
Aku tak pernah merasakan diperhatikan seperti ini sebelumnya. semua orang menganggap kita adalah kakak yang manjaga adiknya. tapi perasaan dan jantun...