RERY.

By Anggirubbel10

44.5K 2.3K 80

Karena dingin adalah cara kita menyimpan beribu luka dan rasa kecewa. ~~~ Bagaimana jadinya jika dua manusia... More

Prolog
01
02
03
04
05
06
07
08
10
11
12
13
14
15
16

09

2.3K 134 0
By Anggirubbel10

Hari senin seluruh siswa-siswi kelas 11 SMA Citra Bangsa sudah masuk seperti biasa, mereka sudah istirahat selama dua hari kemarin. Saat ini semua murid sedang berada di lapangan upacara untuk melaksanakan upacara bendera seperti biasa.

Kepala sekolah sedang memberikan amanat di pertengahan upacara, namun Nata, wanita itu sudah tidak mendengarkan apa yang Kepala sekolahnya itu bicarakan. Kepalanya pusing karena tadi pagi ia terlambat bangun dan tidak sempat sarapan, Selen sudah menawarkan untuk mengundurkan diri dari barisan, namun Nata memang wanita kepala batu. Ia tidak mendengarkan apa yang Selen bilang. Sampai akhirnya Nata tumbang, beruntung Selen baris di belakangnya, jadi Nata tidak sampai jatuh ke lapangan.

"Eh! Ini mana si PMR? Woy! Cepetan." Selen berteriak cukup kencang kepada anggota PMR yang sedang sibuk mencari tandu, karena yang sedang jaga PMR kebetulan para wanita, maka itu mereka membutuhkan tandu agar mempermudah.

Teriakan Selen mengundang perhatian anak murid lain, tak terkecuali Rery. Ia terkejut melihat Selen jongkok dengan kepala Nata dipaha gadis itu. Awalnya Rery ragu, karena tidak ada yang membantu mereka, mungkin takut jika Nata sadar nanti ia akan marah karena tahu ada yang menyentuh dirinya dengan cara menggantung, nanti. Mengingat Nata begitu dingin. Pria mana yang berani mendekat? Sedangkan yang wanita, mereka cukup kapok karena rata-rata mereka semua sudah pernah kena bentak Nata.

Cukup lama ragu, Daylon menyenggol lengan Rery, kemudian Daylon menganggukan kepala seolah meyakinkan saudara nya itu untuk mengikuti kata hatinya. Tak menunggu lebih lama lagi, Rery lari dan menghampiri mereka.

"Ada yang pingsan bukannya di bantuin malah pada ngeliatin!" suara dingin bercampur marah terdengar jelas ditelinga saat Rery mengucapkan kalimat itu. Dan yang Rery ucapkan barusan mampu membuat mereka semua berbalik badan ke depan, berhubung Nata baris di belakang karena telat, maka murid yang lain pun menengok kebelakang untuk melihat.

Rery mengangkat tubuh Nata, membawanya ke UKS untuk meminta pertolongan. Saat di perjalanan menuju UKS, anggota PMR baru datang dan membawa tandu, ternyata tandu itu masih tertinggal di ruang UKS dan lupa dikeluarkan tadi.

"Rery, Nata nya taruh disini aja." Leia salah satu anggota PMR itu menyodorkan tandu yang ia dan teman-teman nya bawa kepada Rery.

Dan Rery hanya menatap Leia dengan tatapan datar dengan Nata yang masih ia gendong. Kemudian berjalan menuju UKS membiarkan mereka bengong dengan yang Rery lakukan. Rery mengabaikan mereka begitu saja.

"Cepet buka!" perintah dingin itu ia tujukan kepada Leia, karena ia yang berada dekat pintu setelah mengikuti Rery menuju UKS.

"I-iya," Leia hanya menuruti saja.

Setelah meletakkan Nata di atas kasur, kemudian mengambil kursi yang berada di dekat jendela lalu membawanya ke samping kasur Nata. Yang Rery lakukan hanya diam, menatap dari dekat gadis bermata elang yang sedang terpejam itu, manis. Sedangkan para anggota PMR tidak ada yang berani masuk, hanya siaga di depan pintu, mereka tidak mau kena semprot Rery.

***

Saat sadar dari pingsan nya, yang Nata lihat hanya si anggota PMR, Leia.

"Eh?" Rery masuk dengan membawa kantung plastik berisi makanan yang ia baru beli di kantin.

"Gue keluar dulu, ya?" Leia beranjak dari tempat duduk nya dan di balas Nata hanya dengan berdehem, Leia melewati Rery yang masih berdiri didekat pintu.

"Udah sadar?!" Rery melangkah maju.

"Kaya yang lo lihat." Nata mencoba bangun.

"Ini gue beliin roti sama susu." lalu Rery menyodorkan plastik yang ia pegang.

"Thanks" Nata tersenyum kecil, bahkan sangat kecil.

Nata memakan roti itu dalam keadaan hening, Rery tidak bersuara, apalagi dirinya. Lebih tepatnya Nata bingung apa yang harus ia bahas, Nata belum begitu mengenal Rery. Mereka hanya terlalu sering di pertemukan takdir, disetiap kesempatan. Sampai akhirnya ia mengingat apa yang tadi Leia bilang, bahwa..

"Oh ya, kata Leia, lo yang bawa gue tadi?" sedikit ragu, namun Nata memberanikan diri.

"Hm.. Abis mereka lelet, nyari tandu aja lama." ekspresi nya seperti tidak suka.

"Thanks ya," kali ini senyumnya sedikit lebar, ingat hanya sedikit.

"Thanks mulu." Nata hanya mengangkat bahunya acuh.

"Nanti balik gue anter." dari nada suaranya seperti bukan penawaran, lebih kepada perintah.

"Takut lo masih sakit." lanjutnya.

"Gue bawa mobil." jawab Nata.

"Gampang itu mah." Rery mengendikan bahunya.

***

Seperti yang Rery katakan tadi, ia benar-benar akan mengantarkan Nata pulang dengan mobil gadis itu, walau Rery bawa motor ia tidak mungkin membawa gadis itu dengan motornya, mengingat Nata sedang tidak begitu sehat.

"Kunci mobil lo mana?" tanya Rery. Keberadaan mereka berdua di parkiran mengundang rasa penasaran siswa-siswi yang akan pulang sekolah itu.

Seperti yang diketahui bahwa mereka berdua adalah orang yang paling sulit didekati, jangankan dekat sebagai kekasih, sebagai temanpun tidak ada yang bisa walau sudah mencoba. Rery dan Nata terlalu tertutup, dan tak ada yang mengetahui apa penyebabnya, mereka pikir karena sudah bawaan lahir.

Setelah tadi Selen pulang duluan karena sang supir menjemput, Nata memutuskan untuk langsung berjalan keparkiran untuk pulang. Nata tidak ada niat untuk menunggu Rery, karena bagi Nata semua pria sama saja, sulit menepati janji.

Namun dari kejauhan Nata melihat Rery sudah berdiri di depan mobilnya, dan pria itu menepati apa yang tadi pagi ia ucapkan. Ya setidaknya itu membuat sedikit penilaian Nata tentang pria yang selama ini ada di otaknya sedikit luntur.

"mereka liatin kita" gumam Nata, dan Rery mendengarnya.

"Biarin aja." ucap Rery tepat di dekat telinga Nata, dan itu mampu membuat aliran darah Nata berdesir hebat dalam waktu sekejap.

Nata hanya mengangguk dan mengikuti Rery yang sudah masuk ke dalam mobilnya. Keadaan kembali hening di dalam mobil, tapi tidak dengan keadaan di luar setelah mobil yang mereka tumpangi melewati kerubunan orang yang langsung membicarakan mereka.

"Terus motor lo, gimana?" Nata menatap Rery yang fokus mengendarai.

"Gampang."

"Gampang mulu." suara yang Nata keluarkan sangat kecil, seperti gumaman, dan Rery hanya tersenyum dengan mata yang fokus pada jalan raya didepannya.

***

Setelah menempuh perjalanan satu jam antara rumah Nata dan sekolah, akhirnya mereka sampai di rumah yang bernuansa Luxury Home itu. Nata turun di ikuti Rery.

"Ini kunci nya," Rery menyerahkan kunci dengan gantungan menara Eiffel itu.

"Yaudah gue balik." Rery hendak pergi namun tanpa sengaja Nata menarik lengan pria itu.

"Sorry, gak mau nunggu temen lo disitu aja?" Nata menunjuk kursi yang ada di teras rumah.

"Gak papa, gue tunggu depan perumahan lo aja."

"Itu lumayan jauh." nada Nata sedikit merasa tidak enak.

"Gak papa Anatasya, sekalian olahraga. Bye!" Rery berlari karena hari yang mulai menggelap yang disebabkan oleh hujan yang segera turun.

"Sorry Ta, gue bohong." sebenarnya tidak ada teman yang menjemput Rery seperti yang pria itu bilang tadi. Rery sengaja berbohong agar Nata tidak cemas, ya walau Rery tidak tahu Nata mencemaskan nya atau tidak.

Rery berlari menuju ke luar perumahan untuk menemukan angkutan umum yang tadi ia lihat sudah berjejer, niat awal Rery ingin memesan ojek online atau taksi online, tapi ia pikir itu akan membuatnya menunggu cukup lama. Jadi Rery memutuskan untuk berlari saja.

Ternyata yang Nata bilang tadi bahwa jarak perumahannya menuju jalan raya memang lumayan jauh, mungkin karena tadi naik mobil jadi tidak begitu terasa, tapi saat berlari seperti ini, hm jangan ditanya.

Sampai akhirnya ia menemukan angkutan umum yang melewati sekolahnya, Rery langsung menaiki. Dan setelah sampai, gerbang sekolah belum tertutup karena ada beberapa siswa yang sedang mengikuti eskstrakulikuler.

"Woy! Tumben masih disekolah? Ehh kok kaya capek banget gitu dah?" Daylon berlari menghampiri Rery yang sedang siap-siap memakai helm.

"Hm.. Ga balik?"

"Baru juga mulai, pada ngaret." fyi, Daylon memang mengikuti eskul band.

"Yaudah have fun." Rery menepuk bahu Daylon lalu melajukan motor hitam nya.

Harus gue tanyain tuh apa maksudnya nganterin anak orang pulang, sampe rela bulak balik. Batin Daylon dengan senyum miring, dan menggelengkan kepalanya.

#ReryNata

Continue Reading

You'll Also Like

841K 11.9K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
497K 37.6K 27
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.5M 108K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
2.6M 139K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...