My Rich Boyfriend [Kang Danie...

By OngKang7

42.6K 5.6K 248

The real kegabutanku dengan menjadikan Kang Daniel sebagai objek dari tulisan absurdku ehe. Baca aja dulu, s... More

Pertemuan
Pertemuan (2)
Tekad
Hal Gila
Nama
Kang Daniel
KDKD
Fact
Rencana
Langkah awal
Ajakan
Hyung~
Hujan
Cinta pertama
Cinta pertama (2)
Jealous?
Confused
Rindu
Bertemu

Moment

1.6K 227 2
By OngKang7


Katakan Kang Daniel itu gila.

Karena, tepat pukul 6 sore ia sudah berdiri didepan pintu Cafe dengan senyum lebarnya.

Kufikir dia hanya bercanda saat mengatakan akan menjemputku.

Jangmi keluar Cafe dengan pakaian sweater babyblue dengan jeans pendeknya, terlihat sangat manis.

"Kufikir kau hanya bercanda soal menjemputku pukul 6." komentar Jangmi.

Daniel tertawa, "Aku tidak pernah bercanda jika denganmu."

Jangmi mengedikan bahunya, ia berjalan mendahului Daniel.

Daniel tersenyum dibelakangnya, dengan langkah lebarnya ia mensejajarkan langkahnya dengan Jangmi.

"Ayo pergi ke Sungai Han." ajak Daniel.

"Kenapa kau sangat bersemangat?" tanya Jangmi heran.

Daniel tertawa kecil, mengedikkan bahu sebagai jawaban.

Hening. Baik Daniel maupun Jangmi diam tak bersuara.

"Kau yakin ingin ke Sungai Han?"tanya Jangmi memastikan.

Daniel mengangguk mantap, "Aku sangat bersemangat hari ini." jawabnya.

"Kenapa?"

"Karena aku akan menghabiskan waktu denganmu."

Jangmi merotasikan bola matanya bosan.

"Aku serius."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang disinilah Daniel dan Jangmi berdiri. Mereka berdiri ditepi Sungai Han.

Jangmi memejamkan matanya, ia menghirup udara malam musim semi, segar sekali. Jangmi tersenyum dengan mata yang masih terpejam.

Wanita dengan mata bulat itu tak menyadari jika Daniel sedari tadi memperhatikannya. Daniel tersenyum, aku benar-benar menyukainya.

"Aku lapar." ujar Jangmi membuka matanya.

Daniel tertawa.

"Kau ingin makan sesuatu?" tanya Jangmi.

"Kau yang lapar, kenapa bertanya padaku?" tanya Daniel geli.

"Aku orang baik yang tidak mungkin bisa makan sendirian saat bersama seseorang." jawab Jangmi.

Daniel mengangguk mengerti.
"Aku ingin makan ramyeon."

"Bagus. Aku juga ingin makan ramyeon." Komentar Jangmi dengan sedikit tawa.

"Aku akan membelinya." ujar Daniel.

"Tidak tidak. Kau tunggu disini, biar aku yang membelinya, oke? Kau tenang saja aku yang telaktir."

"Kau yakin?" tanya Daniel

Jangmi mengangguk. Ia segera menuju mesin pembuat ramyeon yang ada disekitar Sungai Han.

Daniel sendiri berkecamuk dengan fikirannya. Ia duduk ditepi Sungai Han. Obrolan dengan ayahnya tadi siang mengganggu fikirannya.

"Ayah, sudah menandatangani kontrak untuk pembukaan cabang perusahaan kita di Cina, Niel."

Daniel kaget tentu saja. Ayahnya tak pernah merundingkan ini dengannya.

"Ayah tak pernah berunding denganku sebelumnya!"

"Ini memang planning ayah, Daniel. Saat ayah melihat potensi di Cina untuk memperluas bisnis kita ayah fikir itu bagus."

Daniel mengerang frustasi, ayahnya memang keras kepala.

"Lalu siapa yang akan kau kirim ke Cina?" tanya Daniel

"Aku tidak akan mengirim siapapun. Ayah sendiri yang akan mengurus cabang di Cina."

"Ayah gila? Ayah sudah tua! Dan lagi, membuka cabang itu pasti membutuhkan waktu yang lama!"

"Hanya membutuhkan waktu 2tahun, Daniel. Jika kau merindukanku, kau hanya perlu memesan pesawat untuk terbang ke Cina, bukan?"

"Aku tak habis fikir dengan orangtua ini." erang Daniel.

Ayahnya tertawa.

"Lagipula ayah akan bekerja sama dengan sepupumu, Yongguk."

"Kapan ayah akan memulainya?"

"Kemungkinan bulan desember ayah terbang ke Cina."

"Daniel, Kang Daniel." panggilan dari Jangmi membuyarkan lamunanya.

Daniel menoleh saat Jangmi memberikan seporsi ramyeon miliknya.

"Terimakasih." ujar Daniel.

Jangmi duduk disamping Daniel.

"Apa yang kau fikirkan tadi?" tanya Jangmi.

"Tidak, hanya saja aku suka udara musim semi." jawab Daniel bohong.
Jangmi menjawab dengan gumaman dan langsung memakan ramyeonnya, tanpa mempedulikan Daniel yang sedari tadi terus menatapnya geli.

"Cepat makan ramyeonmu dan berhenti menatapku!" titah Jangmi tanpa menatap Daniel.

Daniel tertawa, "Baiklah."

Mereka mulai memakan ramyeon tampa obrolan sedikitpun.

"Aku selesai." Jangmi yang pertama menghabiskan porsi ramyeonnya. Dan tak berselang lama, Daniel juga menghabiskan ramyeonnya.

Hening.

"Terimakasih." itu Daniel.

"Kau sudah mengatakan itu tadi."

Daniel tertawa, lagi.

"Kang Daniel apa kau sangat suka tertawa?" tanya Jangmi.

"Kenapa?"

"Kau banyak sekali tertawa bahkan untuk hal-hal kecil."

Dan, cara tertawamu sedikit mengganguku. Mataku sulit ku kendalikan.

"Benarkah?" tanya Daniel dijawab anggukan oleh Jangmi.

"Aku boleh bertanya?"

"Selama pertanyaan yang bisa ku jawab kau boleh bertanya."

"Lee Woojin itu saudaramu?" tanya Daniel.

"Bukan. Woojin hanya tetanggaku. Dia sangat baik juga imut, aku menyukainya."

"Ku fikir dia adikmu."

"Kenapa?"

"Kau sangat perhatian padanya." komentar Daniel.

"Jika bukan aku lalu siapa lagi yang akan memberikan perhatian padanya." cicit Jangmi

"Dia punya keluarga?" tanya Daniel.

"Dia masih memiliki ibu. Tapi ibu nya sudah lama sakit."

"Benarkah? Sakit apa?"

"Kanker payudara. Stadium akhir."

Daniel terdiam cukup lama, hingga Jangmi menoleh padanya.

"Sama seperti mendiang ibuku." ujar Daniel.

"Apa?"

"Ibuku juga meninggal karena kanker payudara. Dia menolak untuk dirawat di rumahsakit. Ibu bilang lebih baik menghabiskan waktu denganku dan ayah dirumah daripada harus berbaring sepanjang hari di rumahsakit." cerita Daniel.

"Maafkan aku."

Daniel tersenyum.
"Kenapa minta maaf?"

"Karena aku kau jadi menceritakan mendiang ibumu."

"Bukankah teman memang seharusnya berbagi cerita?" tanya Daniel.

Daniel tersenyum tulus, sangat tulus. Ia kembali memandang air tenang Sungai Han, Ah aku rindu ibu.

"Daniel~" panggil Jangmi, Daniel hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya dari Sungai Han.

"Terimakasih." ujar Jangmi.

"Untuk?"

"Menjadi temanku."

Daniel menoleh dan saat itu Jangmi menatap Daniel dengan senyum tulusnya.

Malam itu, mereka habiskan untuk saling bertatap tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mereka. Biarlah hanya mata yang mengatakan semuanya, tanpa terkecuali.

Aku menyukaimu, Jeon Jangmi.


Aku tidak mungkin menyukaimu kan, Kang Daniel?











💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥💥

To: Shawol, i hope you will be strong:) #RIPKimJonghyun

Asli, tadinya part ini mau aku publish kemarin. Tp pas denger beritanya Jonghyun, asa bingung mau kaya apa, harus gimana.
Untuk Shawol, SHINee, keluarga, SMFamily kalian pasti kuat:))

Continue Reading

You'll Also Like

559K 57.1K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
788K 58.2K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
133K 13.3K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...
197K 24.5K 43
Sentuhan cinta, kasih sayang, dan kehangatan yang hanya untuknya. Dimohon untuk membaca season pertama dulu ya luv agar tidak bingung saat membaca s...