I Love You_My Stupid Boy (COM...

By Desofie

847K 51.8K 6.1K

18+ Aku akan mendapatkan cintamu. _Sandra Amillia Dian_ Tidak mungkin ada cinta di antara kita, kau bahkan ti... More

MSB // 1
MSB // 2
MSB // 3
MSB // 4
MSB // 5
MSB // 6
MSB // 7
MSB // 8
MSB // 9
MSB // 10
MSB // 11
MSB //12
MSB // 13
MSB // 14
MSB // 15
MSB // 16
MSB // 17
MSB // 18
MSB // 19
MSB // 20
MSB // 21
MSB // 22
MSB // 23
MSB // 24
MSB // 25
MSB // 26
27 - Pesta Ulang Tahun
MSB // 28
MSB // 29
MSB // 30
MSB // 31
MSB // 33
MSB // 34
MSB // 35
MSB // 36
MSB // 37
INFO INFO 😍
OPEN PO

MSB // 32

13.2K 1.3K 209
By Desofie

Jangan lupa vomentnya ya man temans😘😘😘
.
.
.
.
.

"Halo,"

"Kamu di mana San?"

"Aku...sedang berada di kampus." jawab Sandra.

"Aku di depan kampusmu, bisa keluar?"

Sandra terkejut, ia bingung harus menjawab apa. Sebenarnya Sandra belum siap untuk bertemu Ario. Oa malu karena membalas ciuman Ario waktu itu. Sofia dan Dion bertanya melalui tatapan mereka. Namun Sandra menggeleng pelan.

"A...aku sedang di fakultas hukum. Kau...bisa kemari?" tanya Sandra gugup.

"Tentu saja, aku ke sana." kata Ario menutup panggilannya.

"Siapa?" Dion bertanya.

"Keenan." ucap Sandra.

"Pria yang di kenalkan Restu waktu di Bali?" tanya Dion.

"Iya." kata Sandra.

"Jadi...dia pria yang lo maksud tadi?" tanya Sofia penasaran.

"Mmm...entahlah." Sandra mengedikkan bahunya dengan raut wajah lemah.

"Entahlah?" ulang Sofia tak mengerti.

Ponsel Sandra kembali berdering.

"Halo,"

"Aku sudah di depan gerbang."

"Ok. Tunggu sebentar." ucap Sandra. Sandra memasukkan ponselnya ke dalam tas. "Sorry, Keenan udah di depan. Gue cabut dulu." kata Sandra mencium pipi Sofia.

"Bye Nyuk." ucap Sandra pada Dion dengan menepuk punggung Dion.

"Nyuk...kunyuk maksud lo?" teriak Dion kesal.

"Hahaha." Sandra tertawa dan menjauh dari Dion. "Nanti gue telpon lo Fi."

"Sip." kata Sofia mengacungkan jempolnya.

"Gue nggak tahu, Sandra masih deket sama temennya Restu itu." kata Dion pada Sofia.

"Gue kenal nggak ya?" tanya Sofia.

"Mana gue tahu." jawab Dion.

Sofia terdiam, bukannya Sandra cinta sama Alan. Lalu siapa Keenan? Seberapa jauh hubungan mereka?

"Malah bengong. Udah yuk, temenin gue ke bagian akademik." ajak Dion.

"Gue kan baru dari sana Di." ucap Sofia.

"Temenin aja kali, bentar doang. Nanti gue traktir makan. Suami lo itu nggak resek kan?" kata Dion selama mereka berjalan menuju bagian akademik. Sofia tersenyum dalam hati, Dion memang sahabat terbaiknya.

Sementara itu Sandra sudah bersama Ario di dalam mobil. Ario mengajak Sandra makan siang. Ario bilang lokasi meetingnya tidak jauh dari kampus Sandra, karena itulah ia mengajak Sandra untuk makan siang bersama.

Ario mengajak Sandra makan siang di Rose Cafe. Cafe tempat Sofia dulu bekerja sebelum menikah dengan Adrian.

"Selamat siang." sapa Ria pada Sandra dan Ario.

"Siang Ri, pa kabar?" tanya Sandra.

"Baik. Mari silahkan duduk." ucap Ria mempersilahkan Sandra dan Ario duduk di sebuah kursi yang tifak jauh dari pintu masuk.

"Pesenannya?" tanya Ria yang sudah siap memegang bolpoinnya.

"Aku nasi goreng seafood dan orange juice. Kamu mau makan apa?" tanya Sandra pada Ario.

"Samain aja sama kamu. Aku tambah kopi susu." ucap Ario.

"Saya ulangi pesananannya ya mbak, mas, Nasi goreng sea food 2, orange juice 2, dan kopi susu 1." ucap Ria.

"Iya." kata Sandra.

"Mohon menunggu, permisi." ucap Ria.

"Kamu kenal sama pelayan itu?" tanya Ario.

"Iya. Dulu temanku kerja di sini." kata Sandra.

"Teman kuliah?" tanya Ario.

"Sahabatku, tapi dia di fakultas hukum aku ambil sastra." kata Sandra.

"Kamu memang menyukai sastra ya? biasanya gadis-gadis seperti kalian akan mengambil jurusan ekonomi." ucap Ario.

"Ya...begitulah." kata Sandra.

Percakapan mereka terhenti ketika pelayan datang dan meletakkan pesanan mereka.

"Kamu masih ada jadwal kuliah?" tanya Ario ketika mereka sedang menikmati makan siangnya.

"Udah nggak ada." ucap Sandra sembari menyuap nasi gorengnya.

"Oh ya, sekarang sahabatmu masih bekerja di sini tidak?" tanya Ario.

"Tidak. Dia sudah menikah?" kata Sandra.

"Menikah? dan dia masih kuliah?" tanya Ario penasaran.

"Sahabatku itu namanya Sofia Aruna Widjaya. Pernikahan yang kita hadiri di Bali waktu itu." terang Sandra sambil tertawa pelan.

Hah. Ario terkejut mendengar penjelasan Sandra. Apalagi sekarang Sandra mengangguk untuk meyakinkannya.

"Bagaimana bisa?" tanya Ario. Tentu saja Ario heran, putri tunggal seorang pengusaha kaya bekerja di cafe sambil kuliah.

Sandra mengedikkan bahu. "Banyak hal yang terjadi dalam hidup, dan kebanyakan itu di luar kuasa kita." kata Sandra sambil meminum orange juicenya.

Sandra berhenti menyuap nasi gorengnya karena merasa sedang di perhatikan. "Ada apa?" tanyanya mendapati Ario sedang memperhatikannya.

"Kata-katamu bagus sekali." kata Ario dengan senyum di wajahnya.

Sandra menjadi salah tingkah di perhatikan seperti itu. Dan  Sandra yakin Ario menertawakannya.

"Jangan tertawa." protes Sandra.

"Iya maaf. Kamu lucu kalau lagi salah tingkah seperti itu." kata Ario.

"Makan tuh nasinya, ntar udangnya idup lagi kelamaan kamu anggurin." kata Sandra.

"Hahaha iya, ne aku makan udangnya." kata Ario menyendok udangnya dan mengangkat sendoknya tinggi agar terlihat oleh Sandra.

"Alhamdulillah kenyang." ucap Sandra memegang perutnya.

"Tidak mau nambah lagi?" tanya Ario.

"Tidak." ucap Sandra sembari menggelengkan kepalanya.

"Coklat hangat mungkin?" tanya Ario.

Coklat hangat.

Sandra menatap Ario dengan pandangan menyelidik, Ario yang di tatap seperti itu hanya diam dan tersenyum.

"Jangan bilang kalau kamu...." ucap Sandra menggantung kalimatnya.

"Kalau aku..." ucap Ario.

Sandra menggelengkan kepalanya, "Pasti bukan kamu kan?" ucapnya lagi.

Ario terkekeh melihat ekspresi Sandra yang terlihat menggemaskan. "Kalau aku yang memesankanmu coklat hangat di green cafe, ya kadang-kadang kentang goreng?" ucap Ario melanjutkan kata-kata yang ia yakin akan di tanyakan Sandra.

"Ya Tuhan." ucap Sandra menutup mulutnya dengan kedua tangannya, ia tidak percaya ini.

"Kenapa?" tanya Ario.

"Itu bener-bener kamu? tapi kenapa? bukankah itu berarti....waktu itu kita belum saling mengenal?" tanya Sandra beruntun.

"Aku harus jawab yang mana dulu?" tanya Ario sesaat setelah menyeruput kopinya.

"Terserah kamu." jawab Sandra tidak peduli mengenai urutan yang mana dari pertanyaannya yang harus di jawab Ario. Yang penting semua terjawab.

"Baiklah. Yang memesankanmu coklat hangat itu...aku. Dan mungkin bagimu waktu itu aku belum mengenalmu, tapi bagiku aku sudah cukup mengenalmu.

Dan kalau kamu tanya kenapa aku melakukan semua itu...karena waktu itu kau sangat menarik, apalagi setelah aku mengenalmu lebih jauh, aku yakin kalau aku mencintaimu." ucap Ario.

"Kee, maaf tapi aku....aku tidak bisa membalas perasaanmu." ucap Sandra dengan suara pelan.

".........."

"Aku...mencintai orang lain." kata Sandra jujur dengan perasaannya.
Sandra menatap Ario dengan perasaan bersalah. Tapi ini lebih baik, Sandra tidak mau memberi harapan pada Ario.

Ario sangat baik, tampan dan perhatian. Tapi sayangnya perasaannya hanya untuk Alan.

"Apa pria itu juga mencintaimu?" tanya Ario.

".........."

***

"Al, kayaknya dari tadi kita muter-muter deh. Memangnya kamu mau kemana?" tanya Melany.

Melany pikir Alan akan mengajaknya makan siang atau sekedar makan es krim. Tapi Alan justru hanya mengajaknya berputar-putar tanpa arah.

"Oh, itu...aku mau ngajak kamu makan es krim." kata Alan cepat dan terkesan gugup.

"Kamu lagi mikirin apa Al? Kayaknya kamu nggak fokus deh. Apa kamu sakit?" tanya Melanyi khawatir.

Alan menggeleng cepat. "Aku baik-baik saja." ucap Alan cepat.

"Kamu ada masalah di kantor? Cerita sama aku." ucap Melany dengan suara lembut, berbeda dengan suara Sandra yang walaupun mengatakan hal-hal sinis namun terdengar manja di telinganya.

Ah tidak-tidak apa yang lo pikirin Al batinnya.

"Baiklah, tapi kayaknya kamu harus memutar mobilmu kembali. Kedai es krimnya sudah kita lewati tadi." ucap Melany.

Alan mengangguk kemudian memutar arah mobilnya, kali ini ia memfokuskan dirinya pada jalanan di depannya. Alan menepi setelah kedai es krim yang di tuju ada di depannya.

Mereka masuk ke dalam kedai sambil bergandengan tangan.

"Tunggu di sini, aku saja yang pesan." ucap Melany.

"Huft." Alan menghembuskan napasnya perlahan, sepanjang perjalanan tadi ia tidak bisa bernaoas dengan baik? Alan bingung, bagaimana harus menyampaikannya pada Melany.

Tidak mungkin Alan memutuskan hubungan mereka secara sepihak tanpa ada masalah besar sebelumnya. Apalagi selama ini Melany sangat baik padanya.

Alan baru ingat kalau ia sudah berjanji untuk tidak meninggalkan Melany. Ingatannya kembali ketika ia menyelamatkan Melany dari percobaan bunuh diri waktu itu.

"Ah...sial." geramnya frustasi.

Meski begitu, ia juga tidak bisa mengabaikan perasaannya pada Sandra. Ia tidak bisa membiarkan Sandra bersama pria lain. Ia tidak bisa membiarkan Sandra di cium pria lain seperti waktu itu.

Tidak boleh. Sandra miliknya. Hanya miliknya. Tapi Melany.....

"Ini esnya." Melany menyerahkan semangkuk es krim rasa vanilla dan strobery pada Alan.

"Terima kasih." ucap Alan.

"Rasanya selalu nikmat, ya kan?" ucap Melany.

"Iya." ucap Alan sembari menyuap ea krimnya.

Hening.

Mereka tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing. Alan sudah pasti memikirkan bagaimana cara menyelesaikan hubungannya dengan Melany. Sedangkan Melany bertanya-tanya dalam hati kenapa sikap Alan tidak seperti biasanya?

"Mel, aku ingin membicarakan sesuatu." ucap Alan akhirnya.

"Bicara apa?" tanya Melany.

"Aku..."

"Hai,"

Ucapan Alan terpotong ketika seseorang menyapa mereka.

"Laura, sedang apa kau di sini?" seru Melany kaget.

"Aku sedang ingin makan es krim, anak-anak di toko juga nitip, jadi ya aku di sini." kata Laura.

"Hai kak Alan." sapa Laura.

"Hai," balas Alan singkat.

"Oh ya kak, kau sudah bilang kak Alan belum?" tanya Laura.

"Bilang apa?" tanya Alan.

"Eh, itu...aku baru mau mengatakannya kok." kata Melany malu.

"Mengatakan apa?" desak Alan. Jantung Alan langsung berdetak kencang. Melany tidak mungkin hamil. Ia selalu memakai pengaman setiap mereka melakukannya.

"Kakak kelamaan deh." kata Laura mendelik kesal pada Melany. "Mama mengundang kak Alan makan malam. Mama nanya, kapan kalian akan menikah?" lanjut Laura.

"Uhuk uhuk uhuk." Alan tersedak es krim yang di makannya.

"Kamu nggak papa?" tanya Melany sembari menepuk-nepuk pelan punggung Alan.

"Aku baik-baik saja." kata Alan kemudian.

"Jadi, kapan kakak bisa ke rumah?" tanya Laura.

"................."

🐄🐄🐄

Sore genks, di sini hujan dan gelap, pengen banget di peluk bang Al 😁😁

Maafkan typo ya

Luph u pul😘
















Continue Reading

You'll Also Like

96.1K 9.7K 26
©copyright 2019 by piyows "trust me, I'll be back. Just for you."• Jisoo dan Sehun adalah 2 orang idol yang paling terkenal di korea. Namun bagaimana...
24.7K 1.1K 84
Sebuah Tulisan Yang Tak Pernah Kamu Baca dari Seseorang Yang Setia Menunggumu.
9.5K 1.7K 34
Manusia hidup di dalam lingkarannya masing-masing. Yang biasa mereka lakukan terhadap orang lain adalah sawang-sinawang, atau biasa disebut dengan me...
2.3M 19K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...