Nowhere ; na jaemin ✔ [revisi]

By pinkishdelight

5M 920K 186K

was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫no... More

☁ preface ☁
01. 9th months
02. fresh trace
03. birthday surprise
04. lie
05. S hotel no. 721
06. na jaeyoon
My Na Jaeyoon
07. the lost soul
08. the lost soul (2)
09. sleepover
10. scandal
11. dispatch
12. seo herin
13. sm ent
14. sm ent (2)
15. pain
16. runaway
17. change
18. ji hansol
19. one week
20. surprise?
CARA MEMBUKA CHAPTER PRIVATED
21. hi, again
22. escape
23. warning sign
24. astral projection
25. l?
26. incheon
27. chaotic
28. hospital
29. black byun... ward?
30. stuck
31. full moon
33. lucifer
34. black byuns
35. plan
36. closer
37. salvation
38. double trouble
39. double twin
40. fate
41. life and death
42. remember? [END]
✨GRAND GIVEAWAY AND ANNOUNCEMENT✨
ㅡepilogue
NOWHERE BOOK VERSION
💗 BUKU FISIK + PEMENANG GIVEAWAY 💗
ㅡgot tagged

32. further

72.4K 17.3K 2.8K
By pinkishdelight

Saat aku membuka mata, perasaanku sulit dijelaskan.

Yang jelas, aku merasa sangat tenang, ringan, dan baru.





Tapi ini semua hampa ㅡkedamaian yang mengerikan.






Ruangan tempatku berbaring sekarang interiornya jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Ini lebih kecil, lebih bersih, dan lebih banyak benda-benda yang ditempelkan ke tubuhku.
Kurasa ini ruang ICU.

Aku duduk sambil melihat ke sekeliling, kenapa aku dipindahkan ke ICU padahal aku merasa sangat sehat?

Tapi ini agak aneh ㅡdi dalam sini seperti berkabut, tapi tidak ada asap.

Apa di luar ada kebakaran?


Dengan hati-hati aku turun dari tempat tidur, takut belum bisa menyeimbangkan tubuh untuk berjalan. Tapi ternyata aku memang sudah jauh lebih sehat ㅡall is well.








Tunggu.







Ini aneh.






Ekor mataku menangkap masih ada sesorang yang berbaring di tempat aku berbaring tadi.

Jantungku berdebar sangat kencang.
Aku mencoba berpikir itu mungkin hantu jahil yang ingin menggangguku... tapi perasaanku tetap tidak enak.






Kurasa...

...itu aku.






Aku memberanikan diri menoleh ke belakang, ke tempat tidur.






Tidak salah lagi...

walaupun wajahku dipasangi selang oksigen, tapi aku yakin ㅡitu aku.





Aku menutup mulut dengan telapak tangan untuk menahan teriakan, tapi toh ternyata aku terlalu shock untuk berteriak. Ini adalah hal paling mengerikan yang pernah kulihat ㅡdiriku sendiri, terbaring tak berdaya.





Lalu aku ini apa?

Apa aku sudah mati?






Setelah menghela nafas dalam-dalam, aku mencoba berpikir rasional. Aku tidak boleh panik.

Pertama, aku jelas masih hidup.
Aku melihat dada Alice yang sedang terbaring naik turun dengan normal ㅡdia bernafas.

Kedua, sekarang mungkin arwahku keluar dari tubuh bukan tanpa alasan. Mungkin ini bisa kumanfaatkan untuk mencari Na Jaemin.

Hatiku sakit mengingat namanya.

Beraninya dia berbuat seperti ini, kalau aku tidak bisa menemukannya aku tidak akan sanggup memaafkan diriku sendiri.





Aku tidak mau membuang waktu. Segera aku berlari ke pintu, dan untuk pertama kalinya aku merasakan menembus benda padat.
Jangan tanya bagaimana rasanya ㅡkujamin kau tidak mau mengalaminya.






"Alice Kim!"

Aku terperanjat kaget saat seseorang memanggilku di samping kusen pintu.

Aku melihat seorang perempuan muda yang sangat cantik. Dia tampak seperti manusia normal, tapi matanya berwarna kombinasi merah dan hitam yang aneh. Aku tidak mengenalnya.

Siapa dia?




"Mau kemana kamu?" tanyanya.

"Saya... mm... Anda siapa?"

"Aku penjemput arwah," ujarnya. "Kenapa kamu keluar dari ragamu?"

"Eh?" tanyaku bingung. "Saya nggak tau, tiba-tiba saya bangun dalam keadaan begini."

Dia mendekat padaku ㅡmata merahnya yang indah menatapku galak.

"Kamu harus kembali, belum waktunya kamu mati," ucapnya. "Ini bahaya untuk diri kamu sendiri!"

Aku menatapnya takut.

Aku tentu saja tidak mau mati sekarang, tapi aku harus mencari Jaemin selagi aku bisa!

"Ada yang harus saya lakukan, ini penting," ucapku padanya.

"Lebih penting dari hidupmu?" tanyanya ketus.

Aku ragu.

Tentu saja ini sama pentingnya.

"Apa saya nggak bisa ada di luar sebentar lagi?" tanyaku nekat.

"Dasar keras kepala," dia berdecak kesal. "Kamu mau menanggung resikonya?"

"Apa resikonya?"

"Kamu ikut saya selamanya."

Jantungku berdebar-debar.

Aku takut.

Tidak ㅡaku harus yakin pada kemampuanku sendiri. Sejauh ini aku tidak pernah mengecewakan diriku sendiri.
Aku selalu bisa diandalkan.


"Berapa lama waktu yang saya punya?" tanyaku tanpa basa-basi.

"Seratus tiga belas menit," kata perempuan itu dingin.

Secara ajaib, di kulit pergelangan tanganku muncul gambar hourglass  yang pasirnya bergerak-gerak pelan.

"Kembali ke sini seratus menit lagi dari sekarang, atau kamu tidak akan bisa kembali selamanya."

Tanpa berlama-lama, aku segera berlari ke ujung koridor setelah mendengar akhir dari kalimatnya.

Sambil berpikir kira-kira Jaemin ada dimana, yang harus kulakukan pertama kali adalah mengetahui aku ada dimana sekarang. Dan itu bisa kuketahui di denah rumah sakit yang pasti terpasang di dekat lift.

Ternyata begini rasanya jadi arwah, berlari pun tidak melelahkan sedikit pun ㅡtapi aku tidak mau jadi arwah lebih dari seratus menit.






Sekarang aku ada di lantai 3 rupanya, ruang opname lamaku di lantai 9.

Oke, mari berasumsi Na Jaemin menyesali perbuatannya, lalu ia kembali ke kamar rawat inapku.
Aku menunggu lift sampai, dan aku masuk.


Sial ㅡbanyak hantu disini.

Tatapan mereka mengintimidasi sekali dan aku harus bersabar sampai lift berhenti di lantai 9.

Aku keluar menembus pintu lift dan segera berlari di seluruh lantai 9 sambil sesekali melihat sisa waktu yang kupunya.




"Jaemin! Na Jaemin!" aku berteriak-teriak memanggilnya dengan putus asa.




Tapi dia tidak ada.




Dengan gusar aku mulai kehilangan akal sehat dan turun ke lantai paling dasar. Dalam estimasi 5 menit pencarian di setiap lantai, aku mulai berlarian liar lantai demi lantai.





Aku memanggil-manggil nama Jaemin dengan putus asa ㅡtidak peduli dengan arwah-arwah lain yang menatapku mengerikan.





Jaemin tidak meninggalkan rumah sakit ini kan?





Terlalu berbahaya kalau aku pergi terlalu jauh dari tubuhku.




Aku tersenyum getir saat ingat sebelumnya hal ini pernah terjadi saat aku mencari flat Hansol sekitar seminggu yang lalu. Kenapa hal menyebalkan ini harus terulang?





"Na Jaemiiiiiin!" aku berteriak sekali lagi di ujung lantai 12 setelah selesai menjelajahinya tadi.
Suara hantuku bergaung aneh, lalu muncul hantu-hantu lain yang yang berbicara padaku.

Tapi aku mengabaikan mereka, aku berlari ke tangga darurat untuk naik ke lantai selanjutnya.
Waktuku tinggal sekitar 30 menit lagi.




Ada yang aneh.

Harusnya setelah lantai 12 itu lantai 13 kan?
Tapi bangsal ini tidak ditandai dengan nomor apapun. Selain itu, desain interiornya juga aneh ㅡmerah tua, bukan putih dan hijau pastel seperti bangsal lain.

Secara naluriah aku mengendap-endap.
Instingku mengatakan supaya aku jangan gegabah berteriak. Disini sepi sekali ㅡbahkan aku tidak melihat arwah lain.

Ada dua suster di counter jaga, mereka asyik mengecat kuku.

Aku melewati mereka menuju kamar-kamar yang berjajar di sepanjang koridor. Ada sekitar 6 kamar, dua diantaranya lampunya menyala redup.

Tiba-tiba aku ingat pembicaraan ayahku dengan rekan detektifnya... Byun Daesik, si anggota gangster itu kabarnya dirawat di bangsal khusus.




Inikah bangsal Black Byun itu?




Perutku terasa mual karena excited dan ketakutan di saat yang bersamaan.

Dengan hati-hati aku mengintip ke kamar pertama yang lampunya menyala.

Terdengar suara orang mengobrol sambil tertawa cekikikan dari salah satu kamar. Walaupun sekarang aku hantu, tapi tetap saja instingku mengatakan untuk tetap waspada saat mengendap-ngendap untuk mengitip isi kamar.

Aku berjengit kaget melihat seorang pria yang usianya sekitar 30 tahun dan perempuan muda yang sedang bermersaraan di atas tempat tidur pasien. Ini kamar rawat inap atau motel sih?

Ruangan ini tidak seperti ruangan orang sakit, berbagai benda elektronik memenuhi sudut-sudut ruangan ㅡkalau boleh kuduga, pasti inilah si Byun Daesik itu.

Aku segera keluar dari ruangan itu untuk melihat kamar yang satunya lagi.

Tak bisa kusembunyikan harapan yang memenuhi dadaku ㅡkuharap Jaemin ada di kamar itu.
Jantungku berdebar-debar seiring langkah kakiku memasuki ruangan itu lebih dalam...





Aku menutup mulut yang terbuka lebar dengan telapak tangan saat merasakan deja vu yang begitu nyata.

Tidak ㅡini bukan deja vu.

Aku pernah melihat semua ini dari cerita Jaemin.





Ruangan dengan wallpaper dan perabotan berwarna lavender, dan inisial L besar di langit-langit yang seperti mengolok-olokku.





Dan tentu saja, Na Jaemin.





Na Jaemin yang sedang tertidur pulas di tempat tidur dengan selang-selang infus menancap di tubuhnya.




Aku terhuyung menghapiri tubuh Jaemin. Air mataku bercucuran walaupun menghilang tanpa bekas saat jatuh ke tanah.

"Na Jaemin..." panggilku pada tubuh yang tertidur pulas itu walaupun aku tahu dia tidak akan menjawabku.

Aku tersenyum dalam isakanku sambil mendengar bunyi alat-alat yang menunjukkan dia masih hidup. Ini benar-benar melegakan sekaligus menyakitkan.

Bagaimana aku membawa Jaemin keluar dari sini?







"Hei."





Aku membeku di tempat mendengar suara dingin yang berdesir di pojokan yang gelap.





"Hey, siapa kamu?" tanya suara itu.





Aku berbalik perlahan, takut luar biasa.

Perlahan seseorang atau hantu yang tadi memanggilku melangkah maju dan aku bisa melihatnya lebih jelas.

Dia arwah. Seorang anak laki-laki kecil yang mungkin usianya 10 tahun.
Penampilannya tidak mengerikan ㅡtapi sorot matanya penuh kebencian.





"Siapa kamu?" tanyanya sekali lagi.

Aku beringsut mundur tanpa menjawab pertanyaannya.

"Beraninya kamu mendekati milikku," ucapnya dingin dengan mata terarah pada tubuh Na Jaemin.





Aku merinding mendengar perkataannya.







Apa dia bilang tadi?







Miliknya?
.
.
.
.
.
ㅡtbc

Continue Reading

You'll Also Like

419K 33.6K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
507K 96.7K 56
When I hate you, aku cuman aktingㅡcinderèyna, 2O2O
67.7K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
202K 57.5K 25
[side story #1 of perche series] bisikan-bisikan itu benar-benar mengganggu. +lowercase © tteobokjin, 2018