Grey Shadow (HopeV) [End]

By VHope48

33.3K 4.1K 844

Diriku hanyalah sebuah bayangan. Bayangan yang muncul saat sinar datang di dalam kegelapan... Aku akan menghi... More

1. Dream
2. Dream Again?
3. Who are you?
4. Black and White part 1
5. Black and White part 2
6. Why?
7. Am I Jealous? [M]
8. Last Day
9. Meet Again
10. Jeon Brothers
11. Love
12. I Want To Know
13. I Want You [M]
14. Kim Yoongi
15. Plan A
Sekuel: Like a Drama

16. Plan B [End]

1.7K 210 142
By VHope48

.

.

.

.

.

Taehyung POV

Aku menangis tanpa henti, mencoba menutup mata ku agar tak melihat Hoseok hyung yg sedang bercumbu mesra dengan Yoongi. Ini terlalu menyakitkan untuk dilihat. Aku ingin berteriak dan menghentikan kegiatan mereka, namun hanya isakan yg mampu keluar dari mulutku.

"Hiks... Hentikan.... Hiks..." isakku.

"Seokie... Perlukah kita berpindah ruangan? Emmhh..." tanya Yoongi di sela2 ciuman mereka.

"Tak usah manis... Biarkan saja..." jawab Hoseok.

'Sialan! Kau brengsek Jeon Hoseok!' teriakku dalam hati. Untuk mengumpat-pun aku tak sanggup. Sial memang.

"Baiklah... Seokie, dia menegang..." sahut Yoongi manja.

"Lepaskan manis... Aku juga ingin menyentuhmu..." sahut Hoseok. Yoongi dengan tergesa-gesa membuka tali pengikat di tangan Hoseok. Setelah tali itu terlepas, Hoseok hyung langsung menyentuh bagian selatan tubuh Yoongi.

"Wow, hanya dengan ciuman dirimu sudah sangat basah Yoon..." sahut Hoseok sambil menyeringai.

"Ashhh, sentuh Seok... Aku merindukanmu..." desah Yoongi tertahan. Hoseok hyung dengan sigap menarik Yoongi ke pangkuannya dan mulai mencumbunya lagi.

"Ya! J-jika kalian ingin me-melakukannya... Pindah saja ke ruangan yg lain!" teriakku dengan segela emosi dan sisa tenaga yg ku miliki.

"Dia bersik sekalihh... Argghh, Seokiehh..." desah Yoongi saat Hoseok hyung mulai menjilat tengkuk lehernya. Sungguh aku tak ingin melihat ini. Aku berusaha untuk menutup mata ku, namun desahan yg keluar dari mulut sialan Yoongi sangat menggangguku.

"Nikmati saja manis... Anggap dia tak ada di ruangan ini..." sahut Hoseok sambil terus mengecup tengkuk leher Yoongi.

"Brengsek!" teriakku. Aku sungguh marah dan ingin membunuh mereka berdua. Beberapa saat kemudian, desahan Yoongi semakin menjadi-jadi. Karena aku penasaran, aku melihat apa yg di lakukan oleh mereka berdua.

'Shit!' seketika aku mengumpat dalam hati.

Yoongi memainkan kedua belah pantatnya di pangkuan Hoseok hyung dengan gerakan sensual. Sedangkan tangan kanan Hoseok hyung semakin menekan kepala Yoongi untuk memperdalam ciuman mereka. Walaupun aku sudah berhenti terisak, air mataku masih saja mengalir melihat kelakuan bejat mereka berdua. Entah mengapa aku lebih memilih mati daripada melihat Hoseok hyung bercumbu dengan orang lain. Itu sangat menyakitkan untuk ku.

Namun setelah aku mengamati kembali gerakan Hoseok hyung, aku menemukan sesuatu yg mengganjal. Tangan kirinya masuk ke lengan baju sebelah kanan dan seperti mencari sesuatu di dalamnya. Seketika aku berhenti menangis dan mengamati gerakan tangan Hoseok hyung. Aku pun teringat kata2 Jungkook sebelum pergi kesini.

"Apa pun yg Hoseok hyung lakukan, percayalah kepadanya Tae... Aku yakin, otak gilanya masih bekerja dengan baik..." tutur Jungkook kala itu.

'Otak gila? Apa ada rencana tak terduga? Plan B yg hanya diketahui oleh Hoseok?' batinku.

Aku masih setia mengamatinya dalam diam, sedangkan Yoongi masih terbuai akan cumbuan Hoseok hyung. Sesaat kemudian, Hoseok hyung mengeluarkan jarum suntik kecil dari dalam lengannya. Ia kemudian dengan perlahan menyuntikkannya ke punggung Yoongi.

"Ashh... Apa ini Seokie?" rintih Yoongi.

"Maaf manis... Tapi aku harus membuatmu tertidur untuk beberapa jam kemudian..." jawab Hoseok sambil menyeringai penuh kemenangan.

"K-kau... K-kau memang breng---sek..." sahut Yoongi, setelah itu ia pingsan tak sadarkan diri. Hoseok langsung berdiri, ia lalu menyandarkan Yoongi di kursi sambil mengikat tangan dan kakinya. Setelah selesai dengan Yoongi, Hoseok hyung menghampiri ku dan melepaskan semua ikatan ku.

"Apa semua ini rencanamu?" tanyaku.

"Begitulah..." jawabnya.

"Kau menyuntikkan apa hyung?" tanyaku penasaran.

"Obat bius dosis tinggi..." jawan Hoseok sambil membuka tali temali yg ada di tubuh ku.

"Kenapa kau bisa membawa itu? Aku sama sekali tak menyangka... Jelaskan semua rencanamu hyung, aku sungguh penasaran..." titahku.

"Aku sengaja tak membawa senjata api, itu akan mudah diketahui dan sangat brisik saat digunakan... Aku membuat suntikan kecil dan menjahit kantong tersembunyi di dalam lengan ku untuk mengelabui para bodyguard Yoongi... Lebih efektif untuk membuat Yoongi tidur daripada menembaknya, itu akan mencuri perhatian para bodyguard yg berjaga di luar sana..." jelas Hoseok.

"Wow, tak kusangka kau memikirkan cara seperti itu... Walaupun aku sangat sakit hati tadi..." sindirku.

"Maaf... Oke, kita akan keluar dari sini dan mencari ruangan kerja Yoongi, ada satu pekerjaan lagi yg harus aku laksanakan... Pegang pisau ini untuk jaga2, kau masih ingat saat aku megajarimu di Rusia dulu kan?" tanyanya dan aku mengangguk.

"Baiklah... Ayo..." ajaknya sambil menggandeng tanganku.

"Tunggu..." sahutku.

"Apa lagi Tae?" tanyanya.

"Kau tadi cuma akting kan? Kau tak benar2 mencintainya kan?" tanyaku memastikan. Ia bergeming sejenak, lalu tersenyum hangat ke arahku. Ia mendekatiku kemudian mencium bibirku lembut.

"Hanya dirimu, percayalah..." sahut Hoseok hyung sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya, entah mengapa pipi ku memanas dan aku merasa sangat bahagia. Walaupun ia tak mengucapkan kata cinta secara langsung.

.

.

.

.

.

Aku baru menyadari bahwa kita sedang berada di sebuah kapal pesiar berukuran sedang. Hoseok hyung menyusri setiap ruangan di kapal ini dengan hati2. Aku hanya berjalan di belakangnya sambil menggenggam erat pisau Yoongi yg kami ambil. Beberapa kali kami bertemu dengan bodyguard Yoongi yg berjaga. Namun Hoseok hyung hanya membuat mereka pingsan dengan memberikan pukulan di leher. Ia sepertinya tak ingin membuat keributan, walaupun ia juga sempat mengambil senjata api milik bodyguard Yoongi untuk berjaga-jaga.

Aku tak tau Hoseok hyung mencari ruang kerja yg seperti apa, ia selalu mengecek setiap pintu ruangan yg kita lewati. Hingga akhirnya kita tiba di lantai atas, terlihat sebuah pintu berukuran besar yg nampak mewah dan indah. Kami pun memasukinya, dan saat itu juga Hoseok tersenyum penuh arti. Aku tau, ia menemukan apa yg ia cari. Ia pun langsung berlari ke arah meja kerja Yoongi dan mengutak-atik komputer milik Yoongi.

"Apa yg kau lakukan hyung?" tanyaku.

"Bekerja..." jawabnya singkat.

"Boleh aku bertanya sesuatu?" tanyaku.

"Ya..." jawabnya sambil sibuk mengetik sesuatu di komputer Yoongi.

"Bagaimana kita bisa melarikan diri kalau kita berda di tengah laut seperti ini? Haruskah kita berenang hyung?" tanyaku penasaran.

"Tak perlu, aku sudah menempelkan alat pelacak di bawah sepatu ku... Dan saat ini aku sedang mengirimkan sinyal bantuan dan kepada Jungkook, mungkin 20 menit lagi ia akan datang dengan tim penyelamat..." jelasnya, dan aku hanya mengangguk paham. Pria ini sungguh luar biasa, sepertinya aku akan jatuh semakin dalam karenanya.

Beberapa menit kemudian, tiba2 pintu terbuka dan menampakkan seseorang lelaki berparas tampan. Jika ku lihat2, ia tak seperti bodyguard yg ada di luar sana. Oh ya, dia punya bekas luka yg sama dengan Hoseok hyung, mungkin itu ulah Yoongi juga. Hoseok hyung pun berdiri, mereka berdua saling memandang dan menyeringai di waktu yg bersamaan.

"Lama tak berjumpa, Hoseok..." sahutnya.

"Kau terlalu sibuk di Hongkong, Zhoumi..." sahut Hoseok.

"Cih, harusnya aku tetap di sisi Yoongi dan tak mempercayakannya kepada mata2 seperti mu..." sindir Zhoumi. Hoseok dengan perlahan berjalan ke arahku dan menyembunyikan diriku di belakangnya.

"Ya, harusnya dulu kau lebih berhati-hati..." sahut Hoseok. Ia kemudian memasukkan tangan kanannya ke saku. Aku tau, ia sedang bersiap dengan senjata api di dalamnya.

"Oh, kau belum mengenalkan pria manis yg ada di belakang mu... Bolehkah aku berkenalan dengannya?" tanya Zhoumi, dan aku tau ia memiliki maksud terselubung. Badan Hoseok hyung semakin menutupiku dan melindungiku saat Zhoumi melangkah mendekati kami. Kami pun mundur perlahan, aku tau dari gelagatnya, Zhoumi bukanlah orang yg bisa di remehkan.

"Ayolah Hoseok... Jangan pelit2..." sahut Zhoumi. Beberapa detik kemudian, tanpa banyak bicara, Hoseok hyung langsung mengeluarkan senjata apinya dan menembak Zhoumi.

Dorrr...

"Sialan kau Jung Hoseok!" teriak Zhoumi. Ia masih bisa bergerak, walaupun tembakan Hoseok hyung mengenai perutnya.

Dorrr...

Itu tadi adalah suara tembakan dari Zhoumi. Hoseok hyung melindungiku dan membawaku bersembunyi di balik sofa. Saat ia memelukku, aku sadar, lengannya telah tertembak. Darah segar mengalir dari sana.

"Kau tak apa hyung?" tanyaku khawatir.

"Tak apa, kau sembunyi disini... Aku yakin Jungkook akan datang sebentar lagi... Aku hanya perlu mengulur waktu..." sahutnya.

Dorrr.... Dorrr...

Sura tembakan dari Zhoumi menggema ke seluruh ruangan. Sedangkan Hoseok hyung masih setia melindungiku dalam pelukannya sambil memberikan tembakan balasan ke arah Zhoumi. Baku tembak terus terjadi, sampai Hoseok lupa kalau perlunya telah habis. Tembakan terakhir dari Zhoumi pun tak bisa Hoseok hyung balas.

"Kenapa Seok? Senjata api curian mu sudah kehabisan peluru?" tanyanya menyindir.

"Sial, aku lupa memperhitungkannya..." umpat Hoseok hyung.

Tanpa kami sadari, Zhoumi sudah berada di samping kami. Ia siap menembakkan pelurunya ke arah kami. Dengan sigap, Hoseok hyung mengurung tubuh ku di dekapannya. Tubuhku tiba2 bergetar, dan tangan ku mencengkram kuat baju Hoseok hyung.

"H-hyungg... H-hyung..." gumamku dengan nada yg ikut bergetar. Aku takut, sungguh. Apalagi mendapati kenyataan bahwa Hoseok sedang melindungiku, aku sungguh tak ingin terjadi sesuatu yg buruk terhadapnya.

"Bersiaplah menemui ajal-mu Jung.Ho.Seok." sahut Zhoumi penuh penekanan.

"Hyungggg... Hiks... Hyungg..." Aku pun mulai terisak saat Zhoumi mulai mengancam. Sedangkan Hoseok hyung masih setia mendekap dan melindungiku.

"Tak apa... Aku akan melindungimu..." sahut Hoseok sambil mengeratkan pelukannya.

"Wow... Ku tak menyangka kau ingin menukar nyawa mu dengan pria manis itu... Tapi asal kau tau Jung Hoseok, walaupun kau mati duluan... Aku akan tetap membunuh pria manis itu... Karena kalian berdua telah menyakiti hati Yoongi!" teriaknya dan tubuhku semakin gemetar mendengarnya.

"Bersiaplah...." sahutnya. Dan beberapa detik kemudian....

Dorrr!

Satu peluru mengenai punggung Hoseok hyung, aku bisa mendengar rintihan yg keluar dari mulutnya. Dan aku juga merasakan tubuhnya mulai melemas.

"Hyungg... Hiks... K-kau b-baik2 s-saja?" tanyaku sambil terisak dan masih saja gemetar.

"Ne... Uhuk..." suaranya melemas.

"Wah, apa agent NIS dilatih untuk kebal dari peluru? Dua tembakan masih belum bisa membuatmu mati... Hmm, sepertinya aku perlu menembak kepala mu..." sahutnya.

"J-j-jangan... K-k-kumo-mohon... Hiks..." sahutku memohon.

"Cih, tak ada gunanya kau memohon..." sahut Zhoumi. Dan beberapa detik kemudian.

Dorrr!!!

"Tiidaaakk!" teriakku. Dan saat aku berteriak, aku langsung merasakan ada cairan kental membasahi punggungku. Dan suara batuk Hoseok hyung semakin jelas terdengar. Aku melepas pelukannya, dan ternyata Hoseok memuntahkan darahnya.

"Hiks... Hyunggggg..." isakku.

"B-b-bantuan d-da-datang..." sahutnya lirih, kemudian tubuhnya terjatuh di pelukanku.

"Hyung!" sahutku kaget.

Aku pun segera menyadari bahwa peluru Zhoumi meleset ke pundak Hoseok hyung. Dan ternyata suara tembakan tadi tak hanya milik Zhoumi, namun suara tembakan milik Jungkook juga. Jungkook mengarahkan tembakannya ke tangan Zhoumi sehingga bidikannya meleset. Agent NIS lainnya akhirnya datang dan mengamankan Zhoumi. Jungkook pun datang menghampiri kami, ia terlihat khawatir dengan Hoseok yg terbaring lemah di pangkuanku.

"Hyung... Kau tak apa?" aku bisa merasakan kekhawatiran di setiap kata2 Jungkook, dan aku bisa melihatnya matanya mulai berkaca-kaca.

"A-aku... T-tak, apa-apa..." jawab Hoseok.

"Jangan bergerak hyung, aku sudah memanggil pihak medis ke sini..." sahut Jungkook sambil menggenggam tangan Hoseok.

"K-kook... K-katakan kepada kapten C-choi aku t-tak dapat m-melaksanakan tu-tugasnya d-dengan s-sempurna.. Ta-tapi aku su-sudah mengirim s-semua data yg Y-yoongi punya ke-ke e-mail nya..." jelas Hoseok.

"Hiks... Jangan banyak bicara h-hyung... Da-darah mu mengalir se-semakin b-banyak..." sahutku. Aku semakin gemetar melihat banyaknya darah yg keluar dari tubuh Hoseok hyung.

"Hyunggg..." air mata Jungkook pun mulai keluar.

"K-kau me-memang gila!" sahut Jungkook tak kuasa membendung tangisnya.

"M-maafkan aku Bunny... A-aku su-sungguh... Me-menyayangimu... Uhuk..." sahut Hoseok hyung. Nada bicaranya semakin lirih. Aku dan Jungkook hanya mampu terisak sambil menggenggam ke dua tangan Hoseok hyung.

"T-tae... Ma-maafkan a-aku ju-juga... Uhuk... A-aku...." kata2 Hoseok hyung tiba2 terputus. Matanya terpejam, tubuhnya melemas, dan genggaman tangannya pun terlepas...

"Hyung... Buka mata mu!" sahutku.

"Hyung... Jangan bercanda!" sahut Jungkook.

"Hyung..."

"Hoseok hyung..."

"Hyung!"

"Bangun!"

Sekeras apa pun aku dan Jungkook memanggil, namun Hoseok tak kunjung membuka matanya atau pun membalas sahutan kami...

.

.

.

.

.

.

.

-END-

Terima kasih buat semuanya, yg udah baca dan dukung cerita ini dari awal sampai akhir... Love you 😘

Please, jangan hujat aku setelah ini... Wkwk 😂

Oh ya, nanti masih ada chapter tambahan... Judulnya 'Sekuel: Like a Drama' 😁

Silahkan yg mau vomment 😊 maaf kalau ada typo 😂

Strong power thank you 😘

BGM: K.Will - Dream (Ost. A Love to Kill)

Continue Reading

You'll Also Like

213K 23.4K 55
Summary: Jimin sudah sejak dulu merasa hidupnya aneh, tidak normal dan jauh dari kata biasa-biasa saja. Semuanya semakin rumit saat ia tiba-tiba saja...
117K 21.7K 56
Yoongi adalah penyihir yang diusir dari Wizd Land, tempat di mana para penyihir sepertinya berada. Kekuatan es yang dimilikinya dianggap kutukan oleh...
1.2K 126 13
#GANTI CERITA " DIMULAI : 1" *Masih dengan cast yang sama One-shoot kisah horor yang di perankan oleh idol hybe Just story! Imajinasi sendiri dan be...
183K 17.1K 30
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...